"Ada apa dengan kalian? Aku cuma pergi sebentar, kok tempat ini seperti baru saja terjadi baku tembak."
Saat Yang Jian kembali ke gedung tinggi itu, ia melihat Zhang Hua terbaring di lantai dengan darah mengucur, napasnya tersengal-sengal dan wajahnya pucat.
Di sebelah pintu pengaman terlihat genangan-genangan bekas darah. Pintu yang susah payah dibuka ternyata dipaksa ditutup kembali, seolah sengaja diblokir.
"Itu tentara bayaran! Ada dua tentara bayaran Paul di dalam. Begitu pintu dibuka mereka langsung menembak. Komandan Zhang tidak sengaja kena peluru. Untung rekan-rekan lain cepat bereaksi langsung menutup pintu. Ambulans sudah dipanggil, dan pasukan polisi bersenjata juga sudah dimintai bantuan," kata seorang staf sipil yang masih belum pulih dari teror.
Dia staf administratif, tidak bisa menangani kasus pidana seperti ini.
Wajah Yang Jian berubah muram: "Banyak yang terluka?"
"Tidak, hanya Komandan Zhang yang di depan kena dua tembakan," jawab seseorang.
Yang Jian mendekat dan jongkok di samping Zhang Hua: "Dengan volume darah yang kau kehilangan ini, mungkin kau tidak akan bertahan sampai ambulans tiba."
"M-maaf... sudah merepotkanmu," Zhang Hua memaksakan senyum tipis dari wajah pucatnya. "Jika aku mati, akan ada orang ketiga yang menggantikan kerjasamaku denganmu. Tidak... tidak akan mempengaruhimu. Keamanan Kota Dachang tidak boleh bermasalah. Beberapa orang di dalam itu... kuserahkan padamu. Tidak perlu izin, langsung saja tembak mati."
“Tidak usah buru-buru, cuma beberapa tentara bayaran. Sebentar lagi akan diselesaikan. Tapi kalau kau sampai mengorbankan diri seperti ini, orang pasti akan bilang saya kejam pada anak buah. Nanti reputasiku jadi jelek kalau tersebar. Aku akan operasi dulu untuk menyelamatkanmu.”
Yang Jian memberi isyarat pada orang yang sedang menutupi lukanya di sebelah untuk mundur.
"Kalau tidak menahan luka, darah akan mengalir lebih cepat," kata orang di sebelahnya dengan khawatir.
Yang Jian tidak bicara. Lagipula cara operasinya agak ekstrim, orang biasa pasti sulit diterima.
Dia hanya mengulurkan telapak tangan yang diselimuti bayangan hitam, lalu langsung mencolok masuk ke dalam luka Zhang Hua.
Segera.
Seluruh tubuh Zhang Hua gemetar. Ia merasakan telapak tangan dingin bergerak-gerak gila di dalam tubuhnya. Perasaan aneh ini membuat bulu kuduknya merinding.
"Ketemu." Dengan cepat Yang Jian menarik kembali tangannya. Tidak ada bekas darah di tangannya, hanya sebiji peluru yang dikeluarkannya.
Sebutir peluru berhasil dikeluarkan dengan mudah. Pendarahan pun berhenti, hanya menyisakan retakan kecil di luka yang hampir tak terlihat kecuali diamati dengan serius.
Ini adalah salah satu kemampuan Bayangan Hantu yang bisa menyambung mayat, tentu juga bisa menyambung luka manusia.
Cara penggunaan seperti ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya pernah digunakan untuk mengeluarkan bayi hantu dari kandungan Zhang Liqin.
Dengan metode yang sama, peluru kedua juga berhasil dikeluarkan dari tubuh Zhang Hua. Lukanya langsung disambung rapi.
"Selesai, pulanglah untuk transfusi darah, makan suplemen penambah darah untuk memulihkan diri, hati-hati nanti kurang darah." Yang Jian dengan santai memberikan dua butir peluru kepada seorang petugas di sebelah: "Ini bukti, simpan baik-baik."
Petugas wanita itu kini terdiam, hanya mengulurkan tangan dengan mati rasa menerima dua peluru.
Ini... apakah ini bisa dilakukan manusia? Persis seperti membaca kisah misteri, langsung memasukkan tangan ke dalam tubuh orang lain dan mengeluarkan peluru.
Kalau bisa mengeluarkan peluru, tentu juga bisa mengeluarkan usus atau jantung manusia.
Legenda bahwa hantu jahat bisa mencabut usus dan mengorek jantung ternyata bukan isapan jempol.
"Buka pintu ruang brankas, selanjutnya saya yang tangani. Kalian cukup berdiri di samping dan mencatat. Dalam hal berantem, Zhang Wei tak pernah menang, saya tak pernah kalah." Yang Jian memamerkan rekam jejaknya.
Zhang Hua saat ini meski merasakan sakit luar biasa di lukanya, tapi sudah tidak terlalu berpengaruh. Kini dia bahkan bisa bangun sendiri: "Yang Jian, jangan lengah. Sebelumnya saya sempat melihat sekilas, di dalam ada beberapa barang khusus. Hati-hati dengan tentara bayaran yang mungkin mengacau dengan barang itu, selain itu ada beberapa sandera."
"Barang khusus?" Yang Jian menoleh memandang.
"Beberapa koper emas. Kau pasti bisa menebak isinya." Kata Zhang Hua.
Koper yang terbuat dari emas selain untuk menyimpan hantu tidak ada gunanya lagi. Tak ada yang rela menghabiskan puluhan juta hanya untuk pajangan koper emas.
"Mengerti. Akan kuhabisi mereka dalam sekejap, takkan kuberi kesempatan mengacau." Yang Jian mengangguk mantap.
Jika benar ada barang itu, berarti untung besar.
"Hantu yang dibatasi di pasar gelap selalu bernilai tinggi, bahkan negara-negara pun terus melakukan akuisisi, dan harganya semakin naik setiap hari."
Memikirkan ini, dia perlahan mulai memahami intensi sejati perusahaan Paul.
"Orang ini jelas bukan mencari untung dari tentara bayaran, tapi mengumpulkan Hantu Asia untuk kekuatan di baliknya."
"Bisa buka pintu sekarang." Yang Jian sudah siap, memberi isyarat.
"Hati-hati," anggota di sebelahnya berbisik mengingatkan, baru kemudian membuka kembali pintu ruang brankas.
Begitu terbuka, suara tembakan langsung bergema dari dalam.
"Sial, baru buka pintu langsung tembak sembarangan! Kalian sama sekali tidak punya sopan santun! Tidak bisakah teriak slogan dulu, ngobrol sebentar, baru mulai berantem?" bentak Yang Jian sambil masuk.
Peluru menembus tubuhnya tanpa memberi pengaruh apapun.
Dengan mengaktifkan Wilayah Hantu, bahkan peluru emas pun tidak bisa mengenainya.
Ruang brankas cukup luas, sekitar 50 meter persegi, dindingnya dilapisi kertas emas yang berkilauan.
Tiga tentara bayaran asing (dua pria satu wanita) mengarahkan senjata khusus ke setiap orang yang masuk - siapa pun selain Paul dianggap layak dimusnahkan.
"Tempat ini bagus, mirip bunker bawah tanah kecil. Pantas saja Paul bisa melewati Peristiwa Kota Dachang," komentar Yang Jian sambil masuk menghadapi cahaya api.
Seketika tembakan berhenti.
Ketiga tentara bayaran langsung kejang-kejang hebat, menjerit kesakitan sebelum terjatuh ke lantai. Setelah beberapa kali meronta, napas mereka terhenti.
Tidak menggunakan strategi kejam, hanya menambahkan "sesuatu" di otak mereka.
"Kalian benar, nyawa manusia memang sangat rapuh." Yang Jian menghela napas, di mata orang biasa dirinya mungkin sudah dianggap sebagai hantu jahat.
Dia berjalan mendekat, mengabaikan mayat itu, dan langsung menyentuh lembut koper berisi hantu di depannya.
Total ada lima koper: dua kosong, tiga lainnya berisi barang.
"Tiga hantu? Barang untuk transaksi dengan lemari hantu sudah terkumpul." Tatapan Yang Jian bergetar lemah, teringat permintaan lemari hantu sebelumnya.
Itu memintanya menukar informasi Zhao Lei dengan seekor hantu.
Tadinya masih bingung mencari hantu, sekarang langsung dapat.
"Jangan... jangan bunuh kami."
Dua cewek berbikini bertubuh molek di sebelah berbicara dengan gemetaran, tampak ketakutan.
Yang Jian melirik: "Kalian sandera? Kayaknya lebih cocok disebut simpanan Paul. Dasar beruntung! Orang lain mempertaruhkan nyawa menyelesaikan peristiwa supranatural, dia malah pesta pora dikelilingi cewek cantik dan alkohol. Masih kurang puas sampai harus menyabotase juga. Barusan terlalu murah menghabisinya, kecoak seperti itu harusnya langsung diinjak mati. Kalian... tenang, aku polisi kriminal internasional Kota Dachang yang bertugas menangani kejadian khusus. Kalian sudah aman."
"Ah... sayur segar malah dimakan anjing bule." Sambil menggelengkan kepala, dia membawa tiga koper dan berbalik keluar.
“Masalah sudah diselesaikan, tiga tentara bayaran di dalam sudah kuhabisi. Sisanya serahkan pada Tim Zhang. Dari sepuluh karyawan perusahaan ini, sembilan tidak bersih. Lebih baik ditangkap semua, diinterogasi sampai tuntas. Aku tidak mau perusahaan semacam ini muncul lagi. Di tempat lain aku tidak peduli, tapi setidaknya di wilayah tanggung jawabku, keberadaan seperti ini mutlak tidak boleh ada. Jika ada perusahaan serupa yang muncul, beri tahu aku. Aku yang akan bertanggung jawab memberantasnya. Selain itu, barang ini kubawa, tidak perlu dicatat.”
Yang Jian langsung membuka pembicaraan.
“Barang khusus secara alami menjadi tanggung jawabmu. Kali ini kami sangat berterima kasih.” Zhang Hua menghela napas lega melihat masalah terselesaikan.
Untung tidak ada korban jiwa atau kasus khusus yang terjadi, kalau tidak dia pasti akan dimintai pertanggungjawaban.
Yang Jian menunjuk ke dalam: “Terima kasih tidak perlu. Aku ingin tahu apakah bukti di dalam sudah cukup?”
“Tentu! Menyembunyikan penjahat, membawa senjata melukai orang, plus menyimpan persenjataan ilegal – salah satu dari ini saja sudah cukup untuk menyegel perusahaan ini.” Zhang Hua menjawab.
“Bagus. Gedung ini biarkan tetap ada. Nanti akan kugunakan untuk kantor. Paul susah payah membangun ruang brankas, tidak boleh disia-siakan. Akan kumanfaatkan dengan baik.” Yang Jian mengangguk puas.
“Untuk sementara sampai di sini. Aku kembali ke Kompleks Guanjiang dulu. Jika ada keadaan darurat, hubungi lewat ponsel. Aku akan segera datang.”
Setelah berkata demikian, dia langsung pergi tanpa peduli hasil penyelesaian kasus selanjutnya.
Karena itu bukan tanggung jawabnya.
Tapi hasil perjalanan kali ini melebihi perkiraannya.
Tiga hantu.
Kini ada modal untuk bertransaksi dengan Lemari Hantu.
