Tatapan Yang Jian pada Guo Fan dan Feng Quan yang sudah menunggu di depan menunjukkan ketidaksenangan.
Ia tidak mempersoalkan motif tersembunyi mereka. Yang mengganjal di hatinya adalah: Jika keduanya sengaja menunggu di sini, apakah ini pertanda mereka sudah diserang hantu itu dan memorinya dimanipulasi?
Perlu diketahui, orang tidak akan menyadari jika memorinya sudah diubah. Hantu bisa mengubahmu menjadi orang baik, atau tiba-tiba menjadikanmu penjahat.
Kepribadian bisa diubah sewaktu-waktu.
Dari catatan Zhao Lei, Yang Jian sudah memahami beberapa pola yang belum terpecahkan.
Jadi mustahil mendeteksi kelemahan orang yang memorinya sudah dimanipulasi. Setidaknya Yang Jian yakin dirinya tidak mampu.
Oleh karena itu cara terbaik adalah memindahkan mereka, baru bisa tega melepas setelah peristiwa supranatural ini berakhir.
"Kalian seharusnya tidak kemari." Suara Yang Jian berat, penuh kewaspadaan.
“Sepertinya kami tidak memerlukan persetujuanmu untuk datang ke sini. Situasi ini tidak bisa kau tangani sendirian, sekalipun kau pernah menyelesaikan Peristiwa Kota Dachang. Jika tidak, markas tidak akan mengirim kami untuk memberikan dukungan.”
Guo Fan membuka mulut dengan wajah tidak senang.
“Ini menyangkut permusuhan pribadiku. Kuharap kalian tidak ikut campur,” kata Yang Jian.
“Yang Jian, aku tahu kekhawatiranmu. Tim Zhao sudah memperingatkanku sebelumnya. Di hotel ini masih ada seekor hantu, mantan teman SMA-mu yang ingatannya sudah dimanipulasi. Kini dia menjadi budak hantu dan saat ini sedang berdiam diri di sini.”
Feng Quan mendekat sambil membuang puntung rokoknya.
“Dan aku juga tahu apa yang kau khawatirkan. Sekarang bisa kujelaskan dengan pasti: ingatanku tidak diubah, juga tidak diserang. Jika kita membentuk tim, hanya ada manfaat tanpa kerugian.”
Yang Jian menatapnya: “Bagaimana kau tahu ingatanmu belum dimanipulasi? Bahkan jika saat ini kau merasa ingatanmu normal, bagaimana jika hantu itu baru akan mengubahnya nanti? Siapa yang bisa memastikan?”
“Pada dasarnya kau tetap mencurigai kami.”
Feng Quan berkata: “Pemikiranmu memang wajar, tapi sikapmu terlalu menyakiti orang. Jika bukan karena aku gagal dalam Peristiwa Desa Huanggang dulu yang menghabiskan banyak sumber daya untuk menyelamatkanku, kali ini aku tidak akan secara aktif mengajukan diri.”
Karena melakukan kesalahan, wajar jika harus diperbaiki. Menyelesaikan satu peristiwa supranatural adalah cara terbaik untuk menebusnya.
“Tapi pernahkah kau pikirkan, jika seseorang bermasalah, saya bisa dijebak sampai mati, Xiong Wenwen juga akan mati di sini bersama, peristiwa supranatural Kota Z akan benar-benar tak terkendali, setidaknya tiga atau empat Pengendali Hantu akan mengubah memori... Seberapa parah konsekuensinya menurutmu?”
Yang Jian mengungkapkan skenario terburuk.
Feng Quan seketika mengerutkan alutnya.
Menurut Yang Jian, jika peristiwa supranatural ini tidak terselesaikan, bisa memicu konsekuensi yang sangat serius.
"Yang Jian, apapun argumenmu, saya pasti akan ikut dalam peristiwa ini. Jika kau tidak tega melepas, kau bisa kembali ke Kota Dachang dan menunggu beberapa hari. Jika kami gagal menyelesaikannya dengan mulus, baru kau turun tangan, setuju?"
Meski Guo Fan tidak ramah pada Yang Jian, tapi sebagai rekan kerja, dia menawarkan solusi kompromi.
Suara dingin Yang Jian: "Jika kalian gagal setelah beberapa hari, saya tidak akan datang ke Kota Z lagi. Hantu itu mengawasi saya. Saya tidak akan memberi waktu bagi makhluk itu untuk berkembang. Jika sampai tak bisa diselesaikan, siapa yang akan saya mintai pertanggungjawaban?"
Kasus Zhao Kaiming cukup terjadi sekali, mutlak tidak boleh terulang kedua kalinya.
"Ini tidak bisa, itu tidak bisa, apa maumu? Sudah saya beri menghargai posisimu. Memang kau punya kemampuan, tapi di sini bukan tempatmu berkuasa. Semua harus mengutamakan kepentingan nasional." Guo Fan mulai kesal.
"Sederhana saja. Serahkan ini pada saya, akan saya tangani." Yang Jian mengajukan permintaannya.
"Berarti tidak ada ruang diskusi lagi?"
Guo Fan mendengus kecil, tidak ingin berdebat lebih jauh dengannya, lalu menoleh ke arah Feng Quan dan berkata: "Feng Quan, anggota tim yang satu ini sepertinya tidak bisa terlalu diharapkan. Mari kita berdua saja membentuk tim."
Alasan dia bersama Feng Quan di sini adalah ingin menunggu Yang Jian untuk bekerja sama, lagipula semakin banyak orang semakin tinggi keyakinan, ditambah kemampuan Yang Jian memang sangat kuat.
Tak disangka Yang Jian justru sangat menolak kehadiran mereka berdua.
Feng Quan merenung sejenak lalu berkata: "Yang Jian, peristiwa supranatural bukan lelucon. Siapa pun bisa terjebak di sini. Berebut tak ada gunanya. Kalau kau tidak percaya pada kami, begini saja: setelah sampai di hotel, kita jelajahi area masing-masing, tidak perlu kontak langsung, jaga jarak tertentu. Tapi jika kau butuh bantuan, teriak saja. Mengingat pertemanan kita dulu, aku akan membantumu."
"Sudah, kata-kataku sampai di sini. Silakan lanjutkan. Guo Fan, kita pergi."
Usai bicara, dia langsung berbalik badan bersama Guo Fan menuju Hotel Caesar tanpa melanjutkan komunikasi dengan Yang Jian.
Yang Jian menyaksikan kedua orang itu memasuki hotel, sadar situasi akan menjadi semakin rumit, tapi dia juga tidak bisa menghentikan Feng Quan dan Guo Fan dengan paksa.
Kasus supranatural belum terselesaikan, malah bertarung dengan Pengendali Hantu lain, jelas tidak worth it.
Lagipula keduanya sepertinya adalah pengendali dua hantu, bukan anggota Trio Lemah itu.
Kalau benar-benar bertarung, mungkin Yang Jian bisa menang, tapi kerugiannya akan sangat besar.
“Tidak ada cara lagi, aku hanya bisa membiarkan mereka. Kedua orang ini nekad bertahan, tidak bisa dibiarkan begitu saja terjebak di hotel. Kalau tidak, situasi ini akan sepenuhnya tak terkendali.” Yang Jian tiba-tiba merasa sangat lelah secara mental.
Untungnya Feng Quan menemukan solusi kompromi.
Masing-masing mengerjakan urusannya sendiri, kedua pihak tidak melakukan kontak. Dengan cara ini keamanan bisa terjamin sementara.
Namun jika ada yang melakukan tindakan mencurigakan, statusnya akan langsung dianggap patut dipertanyakan.
“Dua orang yang merepotkan ini pasti akan menimbulkan masalah.”
Xiong Wenwen juga tidak puas dengan sikap mereka. Tapi karena keduanya terlihat ganas, dia tidak berani protes sebelumnya. Baru setelah mereka pergi, dia mendengus kesal.
“Kau bisa memprediksi masa depan?” Yang Jian meliriknya.
Xiong Wenwen berkata; “Perlu prediksi? Dua orang bodoh ini sama sekali tidak mempersiapkan apapun. Masuk hotel dengan tangan kosong begitu saja. Apa mereka meremehkan kita, atau meremehkan hantu-hantu di sini?”
“Makanya aku curiga kedua orang ini bermasalah. Kedatangan mereka terlalu mendadak dan terkesan asal-asalan.”
Yang Jian menggelengkan kepala; “Tapi kita tidak bisa sembarangan menguji mereka. Ini masih sebatas kecurigaan. Bagaimana jika salah sangka malah memicu masalah? Meski aku tidak takut pada mereka, ini bisa mengganggu rencana kita selanjutnya.”
“Sudah, mari masuk hotel. Ingat, jangan sembarangan menggunakan kemampuanmu kecuali aku yang menyuruh. Beberapa hantu sangat merepotkan, hati-hati dengan jebakan bahaya palsu yang mereka pasang untuk menguras tenagamu dan memaksa Hantu Gentayangan-mu bangkit kembali.”
“Aku paham.” Xiong Wenwen menjawab dengan patuh.
Yang Jian mengangguk, lalu membawanya masuk ke hotel bersama.
Lobi hotel ini sangat besar.
Megah berkilauan dengan pencahayaan gemerlap, menunjukkan kemewahan yang tak tertandingi, sama sekali tidak terlihat ada hal ganjil di sini, benar-benar seperti hotel besar yang beroperasi normal.
Namun menurut Yang Jian, hotel ini sudah diblokir dan berhenti beroperasi untuk renovasi sejak Tong Qian hilang kontak.
Dengan kata lain, hotel ini seharusnya tidak mungkin membuka pintu secara normal lagi, bahkan listrik pun tidak mungkin menyala.
Tapi sekarang...
Sorot mata Yang Jian tajam menatap ke arah meja resepsionis di depan.
Seorang resepsionis wanita berbaju seragam dengan rambut dikepang rapat dan tubuh ramping berdiri di sana, tersenyum profesional ke arah mereka.
"Ada yang bisa saya bantu untuk kalian?" Suaranya lembut dan merdu, menyenangkan telinga.
Kalau hotel normal punya resepsionis seperti ini, pasti bisnisnya akan ramai.
Masalahnya, tempat ini sudah lama diblokir, mustahil masih ada karyawan.
Sebelumnya sempat berpikir lebih jauh.
Guo Fan yang masuk lebih dulu sudah bersiap bertindak: "Apapun makhluk hantu itu, aku akan uji coba dulu."
Resepsionis itu masih tersenyum profesional tanpa ekspresi.
Feng Quan menghentikannya: "Jangan main-main. Musuh tak bergerak, kita pun tak perlu."
Setelah mengalami peristiwa Desa Huanggang, dia dan Yang Jian sama-sama punya kesadaran: dalam situasi supranatural yang sementara aman, meski tahu ada yang salah, jangan sembrono bertindak.
Siapa tahu bisa merusak keseimbangan dan memperburuk keadaan.
Guo Fan dihalangi, tidak jadi nekat menguji, hanya mengerutkan alis menatapi resepsionis itu.
"Dua Tuan, ada yang bisa kami bantu?" Resepsionis wanita itu masih menunjukkan senyum profesionalnya, mengeluarkan suara mekanis.
Suara itu bergema di aula utama yang sepi, menimbulkan hawa dingin yang tak bisa dijelaskan.
