"Saya Tong Qian, saat ini sudah masuk ke Hotel Caesar. Menurut informasi terbaru yang saya dapatkan, peristiwa balon kepala manusia pertama di Kota Zhongshan terjadi di atas hotel ini. Saya pribadi berpendapat hotel ini menyimpan beberapa masalah..."
"Saya tiba di lantai dua hotel, di sini cukup banyak tamu yang datang, semuanya terlihat normal... Sudah larut malam, saya berencana menginap di hotel dulu dan melanjutkan penyelidikan secara diam-diam. Tapi demi pertimbangan keamanan, saya merasa lebih baik menutup hotel ini terlebih dahulu. Namun saya tidak melakukannya karena saat ini belum ada bukti. Menutup hotel secara gegabah bisa menyebabkan kepanikan yang disebabkan oleh manusia."
"Setelah terbangun dari tidur, ketika keluar dari ruangan saya menyadari diri saya tersesat. Ada masalah di lantai tiga hotel ini, sepertinya berubah menjadi labirin. Banyak ruangan tambahan yang sama sekali tidak ada sebelumnya, agak mirip dengan... Wilayah Hantu."
"Sinyal telepon terputus. Ini bukan karena hal gaib, melainkan akibat alat pengganggu sinyal yang sengaja dipasang manusia. Saat ini saya hanya bisa menyimpan informasi melalui rekaman suara."
Yang Jian menyetir sambil mendengarkan rekaman dari ponsel positioning satelit milik Tong Qian di sebelahnya.
"Bzzz..."
Namun ketika terus mendengarkan, tiba-tiba muncul suara gangguan elektronik yang menusuk dari ponsel. Suara desis ini terus berlangsung lama, menggantikan konten rekaman aslinya.
Konten kunci di bagian belakang sepertinya telah dihapus.
"Ini tidak mungkin. Ponsel ini diambil dari kandungan Tong Qian. Seharusnya tidak ada yang menyentuhnya selama ini. Bagaimana rekamannya bisa terhapus? Atau jangan-jangan rekaman ini pernah jatuh ke tangan hantu itu setelah Tong Qian menjadi korban?" Yang Jian mengerutkan alut, lalu menutup ponselnya.
Awalnya dia mengira bisa menemukan petunjuk melalui rekaman ponsel ini. Tapi sekarang situasinya ternyata lebih buruk dari perkiraannya.
Semua informasi telah terhapuskan.
Semua rahasia itu disimpan di dalam Hotel Caesar.
"Yang Jian, ada kabar buruk untukmu." Tiba-tiba, suara Operator Qin Meirou terdengar dari ponsel positioning satelit-nya.
"Bicara, saya sedang mendengarkan." Yang Jian berkata.
Qin Meirou menjawab: "Guo Fan mengirimkan sinyal darurat. Ada masalah di pihaknya dan meminta bantuanmu. Saat ini dia terjebak di ruangan nomor 31 di lantai tiga Hotel Caesar. Situasinya sangat genting. Jika kau menggunakan Wilayah Hantu untuk bergegas, kau bisa tiba dalam tiga puluh detik. Kami harap kau segera bertindak."
Ruangan 31?
Wajah Yang Jian berubah drastis mendengar angka ini. Ini adalah petunjuk yang ditinggalkan Zhao Lei sebelum mati - katanya hantu itu berada tepat di ruangan ini.
Tapi sinyal dari Lemari Hantu justru menunjukkan ruangan 13.
"Bagaimana dengan Feng Quan?" Yang Jian tidak langsung menjawab, malah bertanya.
"Dia kehilangan kontak. Situasinya mungkin juga tidak baik." Jawab Qin Meirou.
"Kalau begitu saya menolak memberikan bantuan."
Setelah merenung sejenak, Yang Jian langsung menolak dengan suara dingin.
"Mengapa ini?"
Qin Meirou terkejut. Secara logika, dalam situasi seperti ini Yang Jian seharusnya langsung bertindak, sekalipun dia memiliki masalah pribadi dengan Guo Fan dan Feng Quan.
"Mungkinkah kau ingin duduk diam melihat mereka dikorbankan di hotel? Yang Jian, jangan sampai kau melakukan hal seperti ini! Ini bukan saatnya untuk masalah pribadi!"
Yang Jian berkata: "Peristiwa supranatural ini tidak sesederhana yang kau pikirkan. Aku yakin sinyal SOS ini pasti jebakan yang ditujukan khusus padaku. Entah Guo Fan benar-benar meminta pertolongan atau palsu, mustahil dia mengirim sinyal jika benar-benar sekarat. Sebelumnya aku sudah tahu sesuatu dari rekaman ponsel Tong Qian."
"Di hotel ada alat pengganggu sinyal. Jika Guo Fan bisa mengirim sinyal SOS, berarti hantu mengizinkannya. Apa artinya ini? Sekali pun kau bodoh, seharusnya bisa menebak."
"Pengepungan dan serangan balik?" Qin Meirou terkejut mengucapkan empat kata itu.
Yang Jian menjawab: "Kurang lebih seperti itu. Sebelumnya sudah kukatakan, kali ini kita bukan berhadapan dengan hantu biasa. Hantu ini bisa mengontrol memori manusia, mengubah orang menjadi budaknya. Jadi dalam situasi ini, musuh sebenarnya bukan hantu itu, melainkan sekelompok manusia - itupun yang punya kecerdasan tinggi."
"Selain itu, hotel ini sangat berbahaya. Ada lebih dari satu hantu di sini. Barang itu memilih tempat ini untuk memasang jebakan pasti ada alasannya."
"Tapi kita tidak boleh melihat orang mati tanpa menolong. Sekali pun ini konspirasi, kita harus memberanikan diri, bukan? Jika Guo Fan dan Feng Quan tewas di dalam, situasi akan semakin rumit dan peristiwa ini semakin sulit diakhiri." Qin Meirou terdiam sejenak sebelum berbicara.
Yang Jian berkata dengan kesal: "Makanya saya benci rekan babi. Sebelumnya sudah minta Zhao Jianguo memerintahkan kedua orang itu meninggalkan hotel, tapi mereka malah nekat masuk ke dalam. Bahkan saya tidak bisa memastikan apakah Guo Fan dan Feng Quan sudah diubah memorinya oleh hantu. Ditambah lagi wajah hantu Tong Qian direbut, sumber peristiwa balon kepala manusia belum terungkap. Semua ini sudah di luar kendali."
"Kalau saya berangkat membantu, bisa-bisa mati di tangan Guo Fan itu. Kau bisa jamin dia masih normal? Bagaimana jika dia sudah jadi korban dan bersekongkol dengan hantu untuk mencela saya? Jika saya mati, peristiwa pasti tak terkendali. Nanti Kota Zhongshan runtuh, ini akan menjadi peristiwa gaib Tingkat S lagi."
Mendengar analisa ini, Qin Meirou pun tercengang.
Sebagai operator, dia sama sekali tidak mempertimbangkan hal sebanyak itu. Tugasnya hanya menyampaikan informasi. Tapi setelah dijelaskan secara rinci oleh Yang Jian, seluruh tubuhnya merasakan hawa dingin yang tak terduga.
Hantu, ternyata begitu mengerikan.
Awalnya mengira peristiwa gaib Tingkat A di Zhongshan bisa diselesaikan dengan cepat dan mulus oleh trio Guo Fan, Feng Quan, dan Yang Jian.
Tapi baru sehari kemudian, situasi langsung berubah drastis.
Guo Fan minta tolong, Feng Quan hilang kontak, aksi Yang Jian juga terhambat sehingga terpaksa keluar dari Hotel Caesar untuk menyelidiki petunjuk.
Satu-satunya kabar baik adalah Tong Qian berhasil diselamatkan, tapi itu sudah tidak berguna lagi.
Qin Meirou tidak bodoh. Perlahan ia menyadari kekhawatiran Yang Jian ternyata menjadi kenyataan. Semua ini terjadi terlalu cepat, mungkin memang benar-benar jebakan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Kalau tidak, mengapa situasi bisa memburuk secepat ini?
“Lalu sekarang bagaimana？”Dia kini sudah tidak panik lagi.
“Beri tahu Zhao Jianguo, kalian cukup bekerja sama denganku, jangan sembarangan memberi perintah. Aku punya caraku sendiri dalam bertindak. Siapa yang ingin ikut campur, suruh dia datang ke Kota Zhongshan. Sekali lagi kukatakan, aku tidak akan menyelamatkan Guo Fan. Bukan berarti aku tega melihat orang mati, tapi demi kepentingan nasional. Jika kalian mengira ini masalah permusuhan pribadi, silakan kirim Pengendali Hantu lain untuk membantu. Aku tidak keberatan.”
Setelah berkata demikian, Yang Jian langsung memutuskan komunikasi.
“Situasi semakin di luar kendali sejak Tong Qian hilang kontak... Harus segera menemukan titik terobosan, sebelum hantu itu datang mencariku. Kalau tidak, aku benar-benar hancur.”
Saat ini, hantu itu masih mengumpulkan kekuatan, menambah jumlah orang yang dikendalikannya, belum sampai tahap mengambil inisiatif bertindak.
Yang Jian menginjak rem, menghentikan mobil tepat di depan lampu merah.
“Aku ingat, trio cupet itu juga ada di kota ini. Di antara tiga orang itu, ada seorang perempuan yang bisa menggunakan suara hantu untuk melacak orang. Mungkin kemampuan itu bisa dimanfaatkan untuk menemukan orang kunci...” Tiba-tiba, dia teringat pada sekutu penting lainnya.
“Benar, carilah dia. Dengan dia dan Xiong Wenwen, bisa membentuk tim eksplorasi terkuat yang membantuku menemukan target secara akurat.”
Setelah menyadari hal itu, Yang Jian segera bersiap untuk berangkat.
Namun tepat saat dia hendak menginjak gas, tiba-tiba sebuah mobil di jalur sebelah melakukan rem mendadak dan berhenti di sisi kanan.
Jendela mobil terbuka, seorang pria berbaju jas melirik ke arah Yang Jian dengan senyum mengerikan yang terlihat kaku di wajahnya.
"Senyuman ini terasa sangat familiar, ekspresinya hampir identik dengan wajah menyeringai hantu itu."
Wajah Yang Jian berubah, refleks langsung mengambil pistol dan mengarahkannya ke senyuman mengerikan ini.
Pria berjas itu seolah tak melihat peringatan maupun bahaya dari Yang Jian, tetap tersenyum lebar.
"Apa dia juga korban manipulasi memori? Membunuhnya percuma, selama akar masalah belum diselesaikan, korban akan terus berjatuhan."
Pada akhirnya Yang Jian tak menembak. Dengan cepat diinjaknya pedal gas, mobil seketika diselimuti cahaya merah lalu lenyap dari jalanan.
Pria berjas itu tetap tersenyum sambil terus mengemudi tenang, tak peduli lampu merah di depannya.
