Pukul 8 pagi hari kedua, Yang Jian berangkat tepat waktu.
Kegagalan hari pertama tidak menyurutkan semangatnya. Setelah merencanakan ulang semuanya, dia mempersiapkan aksi kedua. Peristiwa di Kota Zhongshan belum berakhir. Semakin lama ditunda, dampaknya akan semakin besar - bukan hanya bagi masyarakat, tapi juga sangat merugikan dirinya sendiri.
Jalan-jalan sekitar diblokir. Sebuah truk pick-up melaju tanpa hambatan menuju arah Hotel Caesar.
"Seberapa besar keyakinanmu dalam aksi ini?" Di dalam mobil, Luo Suyi yang selama ini diam akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
"Pertanyaan itu sulit kujawab. Dalam peristiwa supranatural, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Situasi hotel itu sangat rumit - bukan sekadar masalah satu hantu. Pasti ada alasan mengapa 'barang itu' memilih tempat itu untuk menghadapiku. Tapi kalian tak perlu takut. Jika benar-benar menghadapi bahaya, asal kalian tidak main-main, aku bisa membawa kalian keluar dengan selamat."
Yang Jian menyetir sambil berkata dengan wajah tenang.
Tidak terlihat sedikit pun rasa panik atau ketakutan padanya. Mental baja ini terbentuk dari banyaknya pengalaman menghadapi peristiwa supranatural.
Ketenangan seperti ini biasanya akan menular ke orang-orang di sekitarnya, membuat mereka merasa semua masalah akan teratasi selama dia ada.
“Jika benar-benar menghadapi bahaya, bisakah kau menyelamatkannya terlebih dahulu.” Luo Suyi melirik Lin Luomei yang tidak bisa berbicara di sebelahnya.
Lin Luomei yang berusia sekitar dua puluh tahun seharusnya penuh semangat muda dan vitalitas, namun karena menjadi Pengendali Hantu, dia terlihat muram dan dingin, membuat orang meragukan kondisi mentalnya.
Yang Jian menjawab: “Dalam hal prioritas, Xiong Wenwen lebih tinggi dari kalian. Jika benar harus memilih, aku hanya akan menyelamatkan orang yang bisa diselamatkan. Tapi kau tak perlu pesimis, barang itu tidak serumit perkiraannya. Lagipula kita bukan orang biasa, tidak terlalu rapuh. Setidaknya tunjukkan sedikit keyakinan.”
“Soal-soal seperti ini cepat atau lambat harus dihadapi.”
Sudut bibir Luo Suyi berkedut halus: Alasan kau percaya diri seperti ini karena kau adalah Polisi Mata Hantu yang pernah menyelesaikan peristiwa gaib Tingkat S, sementara aku hanya ikan asin. Bagaimana mungkin tidak merasa takut?
“Pengecut! Aku saja tidak takut, kalian orang dewasa malah ketakutan. Kalau mati pun tidak akan sendirian.” Xiong Wenwen meliriknya dengan sinis, menganggap Luo Suyi sangat pengecut.
Yang Jian tidak berbicara lagi. Dia tahu operasi kali ini telah menggunakan semua sumber daya yang tersedia. Jika gagal, situasi akan memburuk ke tingkat yang tak terbayangkan.
Karena itu wajib berhasil.
Baik Xiong Wenwen maupun Lin Luomei, keduanya diperkirakan tidak akan tahan dengan perjalanan sekacau ini. Terutama Xiong Wenwen yang frekuensi penggunaan kemampuannya sangat berharga. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, ini akan menjadi pemborosan besar.
"Halo, Yang Jian, kau tidak merasa hotel di depan itu agak berbeda dibanding kemarin?" Saat mobil mendekat, Xiong Wenwen di kursi penumpang depan tiba-tiba membelalakkan matanya, menggenggam lengan Yang Jian dan menggoyang-goyangkannya.
"Ada apa?" Luo Suyi dan Lin Luomei di jok belakang penasaran mengeluarkan kepala dari jendela mobil untuk melihat ke luar.
Hotel Caesar masih tetap berdiri kokoh di tempat yang sama seperti kemarin, posisi dan kondisinya tidak mengalami perubahan sama sekali. Satu-satunya yang mengkhawatirkan adalah... hotel ini diselimuti kabut.
Kabut pekat menyelubungi seluruh bangunan hotel. Dari kejauhan hanya terlihat lekuk bangunannya saja, sedangkan detail seperti jendela, dekorasi tembok luar semuanya tertutup kabut hingga mustahil dikenali.
"Ini sangat tidak biasa. Kalian perhatikan tidak, cuma hotel ini yang berkabut. Begitu keluar dari area hotel, sama sekali tidak ada kabut di tempat lain." Wajah Luo Suyi berubah pucat: "Ini pertanda buruk. Jika kita nekat masuk, pasti akan menghadapi bahaya."
"Kalau tidak berbahaya, ngapain kita ke sini?" Yang Jian juga memperhatikan kabut ganjil ini. Hal yang sedemikian jelas mustahil terlewatkan.
Tapi yang lebih membuatnya resah adalah hakikat kabut ini sendiri.
Karena dari arsip yang pernah ditelitinya - terutama arsip Feng Quan dan Guo Fan - kode nama Feng Quan adalah "Hantu Kabut".
Hantu Kabut Feng Quan.
Itulah nama yang tercantum dalam arsipnya.
"Dulu dalam peristiwa Desa Huanggang, Yang Jian pernah melihat kemampuan seperti ini. Hanya saja Feng Quan tidak pernah menggunakan secara berlebihan. Area yang dicakup kabut hantu juga hanya seluas satu ruangan, tidak terlalu besar."
"Tapi sekarang kabut hantu ini menyelimuti seluruh hotel."
"Ini bukanlah hal yang bisa dengan mudah dilakukan oleh orang seperti Feng Quan yang bisa mengendalikan dua hantu."
"Mungkinkah Feng Quan sudah mati, dan kebangkitan kabut hantu menyebabkan situasi ini?" Alut Yang Jian berkerut. Dia menginjak rem, menghentikan mobil di depan Hotel Caesar.
"Dari jarak dekat mengamati kabut pekat ini, ternyata kabut ini sama sekali berbeda dengan kabut biasa."
"Kabut biasa terbentuk dari pengembunan uap air. Tapi kabut ini lebih mirip asap tebal yang dingin dan menyeramkan. Setelah masuk, bagian dalamnya terlihat kelabu, bukan kabut putih murni seperti yang terlihat dari luar. Pandangan dan pendengaran pun sangat terbatas, seolah masuk ke dalam kabut berarti terisolasi dari dunia luar."
"Suara dan pandangan sudah tidak jelas, bahkan arah pun hilang."
"Yang Jian, kalian akhirnya datang juga." Dari pos penjagaan yang bertanggung jawab atas pengawasan, Zhang Gao yang sudah menunggu sejak tadi buru-buru keluar. Matanya dipenuhi darah, jelas-jelas tidak tidur semalaman.
"Situasi terkini bagaimana?" tanya Yang Jian membuka dialog.
"Meski sejak kemarin malam dia meninggalkan tempat ini dan tidak kembali, pengawasan dan CCTV di sekitar hotel tidak pernah terputus. Hanya saja tidak ada yang berani masuk."
"Sekitar tengah malam pukul 1:40, suara minta tolong tiba-tiba terdengar dari dalam hotel. Ini adalah rekaman kejadian sebenarnya. Suara minta tolong ini terus berlanjut hingga pukul 2 pagi sebelum berhenti. Setelah itu, semua penerangan di lantai dua, tiga, dan empat hotel tiba-tiba menyala. Terlihat siluet orang berdiri di dekat jendela sedang memandang ke arah sini. Keadaan ini berlangsung selama sekitar dua jam."
"Sekitar pukul empat pagi, kabut tiba-tiba menyelimuti hotel seperti yang Anda lihat sekarang - kabut yang sangat ganjil. Atasan sudah mengeluarkan perintah untuk mundur ke batas kedua sambil menetapkan batas kelima. Sebelumnya dalam perjalanan ke sini, Anda mungkin sudah memperhatikan bahwa seluruh jalan sekitar sudah diblokir, bahkan beberapa kompleks perumahan terdekat juga dievakuasi darurat."
"Suara minta tolong sekitar pukul 1:40 pagi?" Yang Jian mengingat-ingat.
Ini adalah situasi yang disampaikan operator Qin Meirou saat memberitahunya untuk melakukan penyelamatan di hotel kemarin. Meskipun ada sedikit perbedaan waktu, seharusnya tidak terlalu jauh.
Namun permintaan tolong itu ditolak oleh Yang Jian.
Berdasarkan pengalamannya, dia menganggap permintaan bantuan semalam adalah jebakan, sehingga tidak dihiraukan.
"Kabut ini terus bertahan dari pukul empat pagi hingga sekarang tanpa menghilang. Area kabut terus menunjukkan kecenderungan meluas. Dari kecepatan perluasan ini, hanya butuh 24 jam untuk melewati batas kedua dan ketiga. Jika tidak bisa dihentikan dan diselesaikan secara efektif, jangkauannya dikhawatirkan akan semakin besar."
Zhang Gao dengan cepat menyusun laporan, menyampaikan semua kesimpulan dan situasi yang diamatinya secara lengkap dan jujur kepada Yang Jian.
“Saya mengerti, serahkan situasi di sini padaku. Jika kali ini aku tidak bisa menyelesaikan peristiwa ini, kalian di sana harus bersiap menghadapi skenario terburuk.” Yang Jian menatap Hotel Caesar yang tersembunyi dalam kabut tebal, berkata dengan sangat serius.
Peristiwa kali ini sebenarnya bukan masalah besar, namun ketika semua faktor ini berkumpul, gangguan yang ditimbulkannya justru membuatnya sangat pusing.
Kehilangan Hantu Julur Lidah sudah membuat Yang Jian merugi. Jika Feng Quan juga jatuh dan Kabut Hantu bangkit kembali, ini akan menjadi masalah baru.
“Baik, kami mempercayakan semuanya padamu.”
Setelah menyelesaikan laporannya, Zhang Gao tidak berlama-lama. Dengan khidmat dia berkata sambil membawa dua pengawal terakhir untuk mundur dari lokasi, menyelesaikan tugas terakhirnya.
“Yang Jian, situasi ini berkembang lebih buruk dari perkiraan. Aku tahu kau punya kemampuan, tapi dalam kondisi seperti ini seorang diri takkan sanggup. Mundurlah, atau kita semua bisa terperangkap di dalam.” Luo Suyi kembali mengusulkan untuk mundur.
Dia semakin yakin keputusan sebelumnya untuk menjauhi peristiwa Kota Zhongshan adalah benar. Terlibat dalam hal ini mungkin akan menghabiskan nyawanya.
Yang Jian berdiri di tepi kabut tebal itu dengan tatapan tajam, tenggelam dalam perenungan.
Situasi yang berbeda dari rencana membuatnya harus lebih berhati-hati dengan kemunculan Kabut Hantu ini.
Mengenai mundur, itu sama sekali tidak dipertimbangkan untuk saat ini.
