Yang Jian baru saja membuka pintu rumah yang terkunci rapat menggunakan Bayangan Hantu. Seluruh perhatiannya tertuju pada apa yang ada di belakang pintu, sementara situasi di sekitarnya kurang diperhatikan. Tentu saja, ini karena ia yakin beberapa orang di sekitarnya bisa menjaga kewaspadaan.
Teriakan panik Luo Suyi tiba-tiba membuat hatinya berdebar kencang.
Secara naluriah, ia langsung menyadari ada yang tidak beres di sekitar.
Beberapa mata hantu langsung terbuka, memindahkan fokusnya ke area sekitarnya.
Seketika bola mata Yang Jian menyempit.
Di lorong redup yang baru saja mereka lewati, tepat di persimpangan yang dipenuhi jejak kaki hitam, berdiri tegak seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah kehitaman. Bau mayat busuk menyengat menyelimuti tubuh kaku yang menghadap ke depan ini, memperlihatkan profil sampingnya pada kerumunan.
Luo Suyi yang pertama menemukan pria ini kini gemetar memegang senter. Seluruh tubuhnya bergetar, matanya dipenuhi ketakutan.
Meski Luo Suyi juga seorang Pengendali Hantu, pengalamannya menangani peristiwa supranatural masih sangat minim. Ketika menghadapi situasi seperti ini, ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa.
Bagaimanapun juga, hantu tak bisa dibunuh.
“Apakah itu hantu yang disebut Lin Luomei sebelumnya?” Wajah Yang Jian sangat muram, tidak menyangka makhluk hantu ini muncul di saat yang paling tidak seharusnya.
Keberuntungan benar-benar sial.
Tunggu, tidak.
Mengapa hantu itu tidak melakukan tindakan apapun?
Meskipun jaraknya hanya sekitar sepuluh meter, baik dia maupun Luo Suyi yang pertama menemukan hantu ini tidak diserang. Fakta bahwa kami berempat masih hidup berarti saat ini kerumunan belum memicu aturan membunuh hantu ini.
Xiong Wenwen yang melihat hantu itu berdiri di koridor langsung mengkerutkan leher ketakutan dan bersembunyi di belakang Yang Jian. Lin Luomei di sampingnya refleks menutup mulut dengan tangan dan mundur seperti ingin kabur.
Jika bukan karena ketenangan Yang Jian yang tetap berdiri di sini, kedua orang ini mungkin sudah kabur entah ke mana.
“Yang, Yang Jian, se-sekarang harus bagaimana?”
Luo Suyi gemetar sambil mundur, berusaha menjauh dari benda itu meski hanya satu meter.
“Tenang, hantu itu mungkin hanya mondar-mandir di sekitar sini, belum tentu menjadikan kita target. Dari pengamatan saya saat ini, hantu di hotel ini tidak memiliki karakteristik pembunuhan acak. Jika tidak, korban di Kota Zhongshan pasti tidak akan segini jumlahnya.”
Yang Jian terus menatap intens hantu di kejauhan sambil berbisik, meminta mereka tetap tenang dan tidak melakukan hal aneh.
“Untuk sementara tak perlu dihiraukan, ikut aku masuk ke ruangan. Mungkin ini bisa menghindarkan kita sementara dari barang ini. Saat ini kita tak punya kemampuan menangani dua peristiwa supranatural sekaligus, hanya bisa memilih satu.”
Hantu yang muncul sebenarnya tidak menakutkan, asalkan sering melihatnya, hati kita lama-lama bisa sedikit beradaptasi.
Yang benar-benar mengerikan adalah saat hantu itu mulai mengawasimu.
Saat ini barang itu belum bergerak, artinya situasi belum terlalu buruk.
“Grrrk...”
Di tengah situasi mengerikan ini, Yang Jian tetap membuka pintu ruangan nomor 13, membuat pilihannya sendiri.
Pintu terbuka, tak ada lampu listrik di dalam, gelap gulita. Bau apek barang yang sudah lama disimpan menyengat hidung, sepertinya ruangan ini sudah sangat lama tak berpenghuni.
“Ikut aku masuk.”
Dengan mata hantunya, Yang Jian memindai bagian dalam. Dekorasi ruangan terlihat usang tapi tak ada keanehan, baik jejak hantu maupun Zhao Lei tak ditemukan. Namun beberapa sudut ruangan belum diperiksa secara menyeluruh, mungkin keanehan belum terungkap.
Tak ada waktu lagi untuk merenung, prioritas utama sekarang adalah masuk ke ruangan untuk menghindari hantu yang berkeliaran di luar.
Dia punya firasat: jika hantu luar itu mengawasi mereka, kematian mengerikan pasti terjadi.
"Melihat Yang Jian langsung masuk ke ruangan, Xiong Wenwen yang menggenggam baju di belakangnya pun langsung terbawa masuk. Lin Luomei yang panik segera menyusul, sama sekali tidak mempertimbangkan keamanan di dalam sana. Asal ada yang memimpin jalan, dia mau pergi ke mana saja, asal jangan berdiri di sini menunggu mati."
"Masuk begitu saja? Bagaimana kalau ada bahaya di dalam? Bagaimana kalau kita pertimbangkan lagi..."
Luo Suyi ingin mengucapkan kalimat itu, tapi sebelum selesai bicara, yang lain sudah semua masuk. Sudah terlambat untuk mencegah.
Melihat situasi ini, dia pun tak bisa berbuat apa-apa. Sekarang terpaksa harus ikut masuk, mana mungkin tinggal di sini bersama hantu itu.
Dengan tergesa-gesa, dia menerobos masuk ke ruangan dan segera mengunci pintu, khawatir benda itu di luar ikut menyusul.
Dalam kegelapan ruangan, hanya cahaya dari lentera di tangan beberapa orang yang menyala. Kondisi sekitar samar-samar, jika ada sesuatu yang bersembunyi di sini, mereka benar-benar tak punya jalan kabur.
Tapi mengingat masih ada hantu di luar, yang bisa dilakukan Luo Suyi hanya menahan pintu dengan sekuat tenaga sambil berdoa agar benda itu jangan sampai menerobos masuk.
"Untuk sementara ruangan ini aman."
Setelah mengamati sekeliling beberapa kali, Yang Jian akhirnya menyimpulkan: "Tapi pasti ada yang aneh di ruangan ini. Jangan sampai lengah."
“Lalu, lalu bagaimana selanjutnya? Jangan lupa masih ada Hantu di luar.” Luo Suyi menahan pintu rumah, dahinya dipenuhi keringat dingin: “Jarak yang begitu dekat tadi, pasti barang itu sudah menemukan kita. Haruskah kau memerhatikan situasi di luar dulu?”
Dia merasa Yang Jian terlalu santai, padahal sudah jelas bertemu dengan seorang hantu, tapi masih saja tidak membahasnya.
Yang Jian tetap tidak menanggapi, malah memandangi Xiong Wenwen.
“Lihat aku kenapa?” Xiong Wenwen membelalakkan kacamatanya.
“Ramalkan masa depan. Aku perlu tahu apakah hantu di luar akan menyerang kita, juga memahami situasi di ruangan ini. Dalam kondisi kita sekarang, mencari risiko dengan detail terlalu berbahaya. Mengetahui hasil sebelumnya adalah cara terbaik. Kalau menunggu sampai kejadian terjadi, sudah terlambat.” Yang Jian berbicara dengan serius.
Saat ini adalah waktu terbaik untuk menggunakan kemampuan Xiong Wenwen.
Bahaya dan sumbernya ada di sekitar. Asalkan hasil ramalan bagus, tujuan Yang Jian kali ini bisa tercapai.
“Baik, baiklah.” Xiong Wenwen ragu sejenak akhirnya menyetujui.
Dia juga takut, ingin tahu apa yang akan terjadi dalam lingkungan berbahaya ini nanti.
“Cepat ramalkan! Kondisi kita sekarang sangat berisiko. Aku dan Lin Luomei tidak mau menemani kalian mati di sini.” Luo Suyi mendesak dengan panik.
“Diam.” Yang Jian melotot dingin padanya: “Paling sebel sama orang sepertimu yang tidak bisa membantu tapi malah merusak suasana. Seharusnya aku tidak mengizinkanmu ikut. Kau takut? Setidaknya kau sudah dewasa, dia cuma anak 10 tahun, tapi tekanan yang dia tanggung tidak kalah darimu.”
“Jika kau terus mengucapkan hal-hal yang merusak semangat tim, aku akan langsung melemparkanmu keluar. Dalam peristiwa supranatural yang pernah kualami, setidaknya belasan Pengendali Hantu sepertimu sudah mati. Hari ini tak masalah menambah satu lagi.”
Luo Suyi langsung terdiam setelah dibentak, tidak berani berbicara apalagi menatap langsung wajah Yang Jian.
Dalam situasi berbahaya ini, dia sadar beberapa ucapannya tidak pantas dilontarkan karena bisa meningkatkan tekanan psikologis anggota lain. Namun terkadang sulit ditahan.
Tak lama kemudian.
Xiong Wenwen mengaktifkan kemampuannya. Dia mulai Meramal Masa Depan.
Wajah kecilnya semakin pucat, aura dingin di sekujur tubuhnya mengental. Sekelilingnya seolah dililit energi misterius dan ganjil, membuat semua orang merasa ada sesuatu yang mengintai dari bayang-bayang.
Pengintaian ini menembus masuk tanpa halangan. Siapapun merasa tidak nyaman, seolah semua rahasia mereka terbongkar di bawah tatapan tak kasat mata ini.
Xiong Wenwen memejamkan mata, namun gambaran lain muncul di otaknya.
Dia dan Yang Jian melakukan penelusuran bersama di dalam ruangan ini.
Pertama mereka membuka pintu toilet. Tidak ada apa-apa kecuali kloset duduk model lama, bahkan sepotong cermin pun tidak ada.
Kemudian dalam ramalan masa depan, mereka bersama-sama membuka pintu kamar tidur.
Saat itu, wajah pucat Xiong Wenwen terlihat kaget, dia melihat seseorang di dalam ruangan.
Satu per satu tubuh yang kaku, duduk di ranjang, duduk di meja rias, berdiri di dalam ruangan - semua orang ini sama sekali tidak memiliki fitur wajah, permukaan wajah mereka rata dan terlihat sangat ganjil.
Ingin melanjutkan prediksi hasil, namun masa depan dalam otak Xiong Wenwen justru menampilkan hasil yang mengerikan.
Tiba-tiba tubuhnya terjatuh ke bumi, lalu kepalanya dengan ganjil terlepas dari leher seolah dipotong sesuatu, darah menyembur, mati dengan mata tak mau terpejam karena dendam.
Dalam hasil prediksi masa depan, Xiong Wenwen mati.
Setelah memprediksi hasil ini, Xiong Wenwen langsung berteriak ketakutan.
"Bagaimana? Apa yang terjadi selanjutnya?" Yang Jian langsung memegang tangannya dan terus mengejar.
Xiong Wenwen gemetar ketakutan, air mata berkilau di matanya: "Aku... aku akan mati, Yang Jian. Selamatkan aku! Aku akan mati di sini. Aku tidak mau mati, hu hu..."
Melihat kematiannya sendiri, dia tidak tahan menahan tekanan ini dan langsung menangis tersedu-sedu.
"Jangan takut, tenang. Waktu lalu kau juga memprediksi kematianmu sendiri, tapi akhirnya baik-baik saja kan? Ceritakan detail prediksi barusan." Yang Jian terus bertanya.
Hanya dengan mengetahui proses kematian Xiong Wenwen, dia bisa mendeteksi bahaya lebih awal dan mencegahnya.
"Sekalian tanya apakah ada yang meramalkan kematian orang lain, jangan sampai..." Luo Suyi tidak bisa menahan diri berbicara lagi, namun baru saja membuka mulut langsung ditatap tajam oleh Yang Jian hingga mengurungkan niat.
Xiong Wenwen dengan ketakutan dan merintih menceritakan secara detail hasil ramalan yang dilihat sebelumnya.
Mendengar itu, alut Yang Jian langsung berkerut dalam-dalam.
Di dalam ruangan terdapat banyak orang tanpa wajah.
Setelah membuka pintu kamar, kepala Xiong Wenwen jatuh ke lantai. Dia mati.
Kemudian ramalan masa depan itu terhenti.
Proses dan hasilnya sangat sederhana.
"Hanya ini? Tidak ada hantu lain yang muncul dalam ramalan?" Yang Jian langsung bertanya.
Sebelumnya Xiong Wenwen juga memperkirakan gambaran kematian diri sendiri dan dia, tapi waktu itu karena hantu mendekat. Kali ini tidak ada hantu tapi dirinya malah mati.
Situasinya berbeda dengan sebelumnya karena kematian ini sangat aneh.
