Xiong Wenwen meramalkan kematiannya sendiri.
Di dalam kamar ini, mayatnya tergeletak di kamar tidur dalam dengan kepala jatuh ke lantai dan darah menyembur.
Tapi hasil seperti ini seharusnya mustahil terjadi bagi Yang Jian.
Orang-orang di dalam memang tidak memiliki fitur wajah, itu hal normal.
Mungkin salah satu orang tak berwajah itu adalah hantu, tapi hantu yang bisa memanipulasi memori seharusnya tidak punya metode pembunuhan seperti ini. Cara serangan hantu itu adalah dengan menutupi wajah seseorang menggunakan koran berlumuran darah, lalu mengambil wajahnya dan memanipulasi memori untuk mengubah orang menjadi budak hantu yang dikendalikan.
"Cara pembunuhannya terlalu lembut, tidak mungkin sekeras ini."
"Jangan-jangan saya keliru, mungkin ada hantu lain di ruangan ini?"
Ekspresi wajah Yang Jian terus berubah, dia mencoba menganalisa petunjuk dari sedikit informasi yang ada.
Sayangnya data yang tersedia terlalu minim. Xiong Wenwen toh masih seorang anak, proses Meramal Masa Depannya pasti tidak komprehensif sehingga hasilnya terbatas. Andai tidak, pasti bisa mengungkap seluruh rangkaian peristiwa.
"Ayo pergi dari sini! Kau masih punya Lilin Hantu. Kita pasti bisa selamat. Aku tak mau mati di sini. Menurut firasatku, selama masih di ruangan ini kita semua akan tewas!" Xiong Wenwen menarik tangan Yang Jian sambil merintih ketakutan.
"Tenang, selama ada aku kau takkan mati. Sekarang katakan: kira-kira jam berapa kau mati? Adakah hal lain di ruangan ini? Coba ramal lagi situasi di luar ruangan dari sudut pandang berbeda. Lihat apakah hasilnya tetap sama," kata Yang Jian.
Dengan mencoba beberapa kali, mungkin hasilnya bisa berubah.
Lagipula kemampuan Xiong Wenwen sudah aktif dalam status ramalan. Sayang kalau hanya melihat satu hasil saja.
"Kalau begitu... aku coba lagi?" suara Xiong Wenwen masih gemetar.
"Jika situasi belum berubah, aku akan segera membawamu pergi. Aku jamin kau takkan mati di sini," janji Yang Jian.
Xiong Wenwen mengangguk lalu memejamkan mata untuk meramal kembali.
Kali ini, gambaran peristiwa masa depan kembali muncul di pikirannya.
"Dia di masa depan tetap mati, kepala jatuh ke tanah, mayat tergeletak di samping."
Tapi ini tidak menghalanginya untuk terus menggunakan kemampuannya. Meski dirinya di masa depan sudah mati, Xiong Wenwen yang sekarang masih hidup. Selama masih hidup, dia bisa terus mengetahui kejadian selanjutnya.
Saat ini, Xiong Wenwen bagai hantu dengan kepala tergeletak di tanah, matanya terbuka memandangi sekeliling.
Tiba-tiba dia melihat Yang Jian dari masa depan mengambil kepalanya dan menyambungkannya kembali ke leher.
Namun sia-sia.
Meski melihat kepalanya berhasil dipasang di leher, tubuhnya tak kunjung hidup. Situasi jelas tidak membaik.
Tapi Xiong Wenwen melihat waktu di jam tangan yang melekat di mayatnya: pukul dua lewat sepuluh menit.
Artinya, waktu kematiannya adalah sepuluh menit lagi.
"Aku mati pukul dua sepuluh." Xiong Wenwen panik mengungkap informasi kunci ini.
"Lanjutkan, apa lagi yang kau lihat?" Yang Jian segera mencatat peristiwa itu, bersiap mengambil langkah pencegahan agar Xiong Wenwen tidak dibunuh.
"Kulihat si sampah itu juga mati, tubuhnya terbelah." Dalam proses meramal, Xiong Wenwen mendadak melihat Luo Suyi di sampingnya ambruk tanpa gejala. Tubuh pria itu patah menjadi dua di bagian pinggang.
Darah kembali menyembur, kematian yang mengenaskan di tempat.
"Apa? Aku juga mati?" Wajah Luo Suyi memucat ketakutan.
Tadinya dikira si anak bandel ini hanya meramal kematiannya sendiri, ternyata juga meramal kematian orang lain.
Yang Jian berwajah muram: "Kapan waktu pastinya?"
"Pukul dua lewat lima belas menit."
Xiong Wenwen membuka mulut, namun sebelum kalimatnya selesai, dengan mata masih terpejam ia berteriak ketakutan: "Lin Luomei juga mati, tubuhnya langsung retak dari tengah, matinya sangat mengerikan..."
Lin Luomei yang berdiri di samping langsung membelalakkan matanya mendengar ini.
Bagaimana bisa terjadi begini?
Sepuluh menit kemudian mereka akan mulai mati satu per satu, sebenarnya apa yang sedang terjadi?
"Hantunya? Apa ada yang melihat kemunculan hantu?" tanya Yang Jian.
"Tidak, tidak ada. Orang-orang tanpa wajah di ruangan itu diam saja. Aku tidak melihat hantu lain masuk ke ruangan. Gimana ini? Sekarang harus gimana?" Xiong Wenwen kembali panik: "Tunggu, aku melihatmu. Kau membuka pintu dan kabur. Kau menghilang, keluar dari sini hidup-hidup."
Mendengar ini, Luo Suyi memandanginya dengan ekspresi aneh.
Tak disangka ketiga orang mereka yang mati, sementara Yang Jian selamat.
Namun dengan wajah dingin ia berkata: "Ini mustahil. Jika benar sampai saat itu, aku pasti akan menyalakan Lilin Hantu dulu untuk menyelamatkan nyawa, tak akan membiarkan situasi memburuk. Prediksimu melenceng, cepat hentikan!"
Yang Jian menduga kemampuan prediksi Xiong Wenwen telah dibelokkan oleh sesuatu, atau pengaruh hantu gentayangan pada dirinya semakin dalam, hingga tak bisa lagi memilih hasil prediksi secara mandiri.
Mulai kehilangan akurasi secara bertahap.
Apapun penyebabnya, ini jelas bukan kabar baik.
Xiong Wenwen sangat patuh pada perintah Yang Jian. Ia segera menghentikan prediksi dan keluar dari kondisi penggunaan kemampuan.
"Yang Jian, lebih baik kita pergi. Saat ini sama seperti terakhir kali kita masuk ke hotel. Jika terus tinggal di sini, pasti akan mati. Hanya dengan meninggalkan tempat ini kita bisa mengubah hasil masa depan dan bertahan hidup dengan aman." Xiong Wenwen menarik tangannya sambil terus memohon agar dia pergi.
Memang, dari hasil ramalan, mengabaikan aksi kali ini adalah keputusan paling bijaksana.
"Jangan terburu-buru. Jika benar-benar mundur, bukan hanya sekarang. Setidaknya saat ini kita masih punya lima menit, tidak, empat menit waktu aksi." Yang Jian berkata tenang: "Kau mati pukul dua lewat sepuluh menit, berarti sekarang kau pasti belum mati. Karena belum mati, artinya diri kita masih aman."
"Luo Suyi, kau bertugas memantau gerakan hantu di luar. Lihat apa yang dilakukan barang itu? Segera laporkan setiap gerak-geriknya padaku. Kalian berdua tetap di sini. Aku akan memeriksa ruangan itu. Jika ada bahaya, segera nyalakan Lilin Hantu."
Yang Jian menyerahkan Lilin Hantu dan korek api ke Lin Luomei: "Jaga Xiong Wenwen, dia masih anak-anak."
Meski panik dan ketakutan, Lin Luomei tetap cukup tenang. Tangannya erat menggenggam lilin merah itu sambil mengangguk cepat.
"Ingat, jika tidak ada kejadian tak terduga, nyalakan Lilin Hantu tiga menit lagi." Setelah memberi instruksi terakhir, Yang Jian segera bertindak.
"Yang Jian, permintaanmu terlalu berat. Tugasku hanya melindungi Lin Luomei. Mengapa kau menyuruhku memantau hantu itu?" protes Luo Suyi.
“Jika kau tidak ingin mati dalam seperempat jam, lakukan sesuai perkataanku. Bahaya bukan berasal dari ruangan, kemungkinan besar dari Hantu di luar ruangan. Aku pernah bersentuhan dengan Hantu di sini, level bahayanya tidak tinggi. Tingkat bahayanya terletak pada kemampuan mengubah memori manusia, bukan membunuh. Jadi yang bertindak pasti Hantu lain. Seluruh hotel ini sudah kutangani sebelumnya, tingkat bahayanya sudah turun ke level terendah.”
“Jika benar ada bahaya, hanya barang itu di luar.” Yang Jian menatapnya berkata: “Gali aturan barang itu, temukan cara untuk bertahan hidup. Selain itu tidak ada metode lain.”
“Ketahuilah, kalian sudah diawasi.”
Setelah berkata demikian, dia tidak lagi mempedulikan apakah Luo Suyi mau melakukan hal berbahaya ini - mengawasi pergerakan seekor Hantu. Yang harus dilakukannya sekarang adalah memasuki ruangan itu selama masa aman, menemukan Hantu sumber, dan membatasinya.
Jika gagal, wajib menggunakan Lilin Hantu untuk kabur dari sini.
Segera, Yang Jian langsung menuju kamar tidur di dalam.
Di ambang kematian, Luo Suyi juga menunjukkan keberanian luar biasa. Dia menggigit gigi, gemetar membuka pintu kamar tamu, lalu mengulurkan kepalanya untuk melihat apa yang sedang dilakukan Hantu di luar?
Apakah kematian anggota kelompok mereka terkait dengan barang itu.
Aksi dimulai.
Berkat prediksi Xiong Wenwen, banyak jalan memutar bisa dihindari. Waktu kematian setiap orang juga bisa dikuasai secara akurat untuk mempersiapkan diri sesuai.
Tanpa prediksi ini, seperti dikatakan Xiong Wenwen, kemungkinan besar ketiga mereka akan mati sambung-menyambung di tempat ini.
