Sejak pertama kali Yang Jian mendapatkan lilin hantu ini, hanya pernah digunakan sekali saja.
Saat di bus gaib waktu itu tidak membawanya, jadi tidak sempat dipakai.
Satu-satunya kali penggunaan hanya di lantai dua hotel, itupun tidak banyak menghabiskannya, sehingga lilin ini masih utuh.
Namun meski begitu.
"Baru saja menahan satu kali serangan hantu gentayangan, Lilin Hantu utuh ini hampir habis terbakar. Cahaya api yang meledak seperti bola api tadi sepertinya telah menghabiskan seluruh energi lilin, hanya menyisakan sepotong kecil terakhir."
"Ah～！"
Kejadian ini terlalu mendadak. Setelah cahaya Lilin Hantu meledak, Lin Luomei yang memegang lilin itu tidak bisa menahan jeritan histerisnya. Meski suaranya mengandung keanehan yang tak terdeskripsikan, hal itu sama sekali tidak bisa menutupi ketakutan dan rasa takut yang menyelimuti hatinya.
Sisa kecil Lilin Hantu yang masih menyala dengan nyala api hijau terlepas dan jatuh dari genggamannya.
Jatuh di atas karpet di bawah kaki lalu padam dengan suara 'plok'.
Pencahayaan di sekitar kembali menjadi redup.
Aura kematian tiba-tiba menyembul dari dasar hati setiap orang, membuat mereka diliputi keputusasaan dan kehancuran mental.
Lilin Hantu telah padam. Satu-satunya benda yang bisa menjamin keamanan orang banyak pun tak lagi ada.
Lagipula hantu itu sudah berada di depan mata, sekaligus memblokir jalan mundur.
Situasi langsung berubah sangat buruk. Meski Xiong Wenwen masih hidup, jika terus seperti ini waktu kematian yang diantisipasi untuk yang lain akan segera tiba, dan saat itu hantu gentayangan akan melakukan serangan mengerikan lagi.
Kali berikutnya, Lilin Hantu takkan sanggup lagi menahan serangan hantu ini.
"Ikut aku, jauhi hantu ini!"
Yang Jian memungut lilin hantu yang jatuh di tanah dan hanya tersisa satu bagian kecil, lalu merintih dengan panik.
Rintihan rendahnya baru menyadarkan kerumunan yang masih bingung dan linglung.
Kerumunan mulai mundur, mengikuti Yang Jian yang memilih untuk memasuki hotel aneh ini lebih dalam.
Saat mereka mundur, mayat menyeramkan bertubuh tinggi di koridor tetap membeku di tempatnya, persis seperti saat berada di persimpangan koridor sebelumnya - gerakan dan posisi yang identik, satu-satunya perbedaan adalah sekarang hantu itu menghadap ke arah mereka.
Sambil mundur, Yang Jian berpikir cepat, mencoba menganalisis aturan pembunuhan hantu ini.
"Mengapa hantu tiba-tiba berhenti dan membunuh? Apakah dia melihat kita? Tidak, pasti bukan itu. Ataukah karena menghadap ke arah kita, lalu memilih korban secara acak? Tidak juga. Xiong Wenwen sudah memprediksi kematiannya sendiri saat masih di dalam ruangan."
"Artinya, dilihat atau dihadapani hantu bukanlah faktor utamanya. Mekanisme pembunuhannya bukan berdasarkan penguncian persepsi, tapi cara yang lebih rumit."
Tapi apa sebenarnya aturan membunuh ini?
Meskipun semua informasi sudah ada di depan mata, hampir mustahil mempertimbangkan setiap detail dalam waktu singkat.
Tanpa data pendukung yang cukup, bahkan orang ber-IQ tinggi seperti Wang Xiaoming pun tak bisa menganalisisnya.
“Yang, Yang Jian, selanjutnya giliranku, ya? Apakah aku akan segera mati.” Saat itu, Luo Suyi wajah pucat, keringat dingin bercucuran, memandangi Yang Jian dengan panik.
Karena hasil ramalan Xiong Wenwen menunjukkan dia akan terbunuh oleh hantu pada pukul 2:15.
Sekarang sudah pukul 2:11.
Dengan kata lain, dia masih punya waktu aman 4 menit. Begitu waktu itu habis, dia mungkin akan mati mengenaskan di tempat sesuai ramalan.
"Tidak jelas. Meski cara membunuh hantu ini sederhana dan kasar, aturan membunuhnya sangat unik. Xiong Wenwen belum mati. Aku tidak tahu apakah hantu akan melewati target ini ke target berikutnya, atau terus mengejar target pertama sampai mati. Kalau iya, serangan kedua juga akan menarget Xiong Wenwen, bukan kau."
Sambil berbicara, Yang Jian berjalan cepat. Meski memanggul mayat Zhao Lei, perhatiannya tetap fokus. Dia terus mengamati situasi sekitar sambil mencari ruangan nomor 31.
Jalan mundur sudah tertutup, hanya bisa maju menerobos.
Sekalipun harus menderita kerugian besar, setidaknya hantu pengubah memori ini harus dihabisi. Jika memilih kabur sekarang, semua pengorbanan akan sia-sia.
Hantu itu sudah mulai membunuh. Kabur dari hotel pun mungkin tidak berguna.
"Apa? Masih mungkin menyerangku? Aku pasti mati kali ini!" Xiong Wenwen gemetaran ketakutan, matanya berkaca-kaca.
“Lilin Hantu itu, bukankah kau masih punya? Cepat keluarkan! Aku tidak ingin mati di sini. Kau sudah berjanji pada Zhao Jianguo untuk membawaku hidup-hidup kembali ke Kota Dajing. Kau tidak boleh mengingkari janji... Asalkan kau membawa aku keluar dari sini dan menyelamatkanku, aku akan memperkenalkanmu pada Ibuku, setuju?”
Yang Jian mengabaikan omong kosong si anak bandel itu, lalu berkata dengan suara berat: “Hanya ada satu Lilin Hantu di tanganku. Untuk menahan serangan tadi, lilin itu hampir habis terbakar. Tinggal tersisa sepotong kecil. Sebanyak itu mustahil bisa menahan serangan berikutnya. Jadi kita tidak bisa lagi mengandalkan Lilin Hantu untuk menyelamatkan nyawa.”
“Dalam lima menit ke depan, jika tidak ada titik balik, orang berikutnya yang diawasi hantu itu pasti mati tanpa ampun.”
Meski kejam, Yang Jian tidak menyembunyikan informasi apapun saat ini. Ia harus menyampaikan situasi nyata kepada mereka.
“Jujur saja, ini pertama kalinya aku melihat situasi seperti ini. Lilin Hantu terbakar begitu dahsyat. Bahkan saat berhadapan dengan mayat hidup yang kelaparan dulu tidak separah ini. Mulai sekarang, kalian harus siap mental untuk mati di sini. Tentu saja aku akan berusaha sekuat tenaga menjamin keamanan kalian.”
“Hanya saja, aku tidak tahu nanti apakah aku bisa bertahan atau tidak.”
Wajah Yang Jian terlihat sangat muram. Lilin Hantu yang hampir habis terbakar dalam sekejap membuatnya sendiri merasa ciut hati melihatnya.
Ia sangat paham, dalam situasi seperti ini, sekalipun dirinya yang diawasi hantu itu, mungkin juga sulit lolos dari kematian.
"Bukankah ini sudah tamat?" suara Luo Suyi gemetar.
"Tidak, belum tentu. Masih ada titik balik. Asal kita bisa mengungkap aturan membunuh hantu itu dan menetralisirnya, kita akan selamat. Sebenarnya pola hantu tidak rumit, hanya sulit dipastikan dalam waktu singkat. Jika benar-benar dipahami, bahkan orang biasa pun bisa bertahan hidup, apalagi kita Pengendali Hantu," kata Yang Jian.
Dalam peristiwa supranatural, orang biasa yang terlibat belum tentu mati. Kecuali terjebak di Wilayah Hantu, kebanyakan situasi masih memungkinkan bertahan hidup dengan kekuatan sendiri.
Contohnya kasus Bayangan Hantu Tanpa Kepala yang dialami Yang Jian. Selama tidak membelakangi budak hantu, serangan bisa dihindari lalu mencari cara kabur.
Bahkan dalam Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan Tingkat S, orang biasa tetap bisa hidup asal tidak terlihat, terdengar, atau tersentuh bayi hantu.
"Tapi hanya tersisa tiga menit lebih. Bagaimana mungkin kita mengungkap aturan membunuh hantu dalam waktu sesingkat ini? Ini mustahil!" protes Luo Suyi putus asa.
Dia tidak salah.
Saat diserang hantu, ketakutan sudah melumpuhkan kemampuan analisis pola serangannya.
Jadi meski terlihat mungkin bertahan, rasa takut orang biasa sebenarnya telah memadamkan harapan terakhir mereka.
"Coba beberapa kali pasti ketemu. Selanjutnya mungkin giliranmu mati. Mau mencoba?" tatap Yang Jian tajam.
"Tentu saja mau," jawab Luo Suyi.
Langkah Yang Jian berhenti di depan sebuah ruangan lain.
Kamar nomor 31.
"Ini adalah petunjuk penting yang ditinggalkan Zhao Lei sebelum mati. Tanpa petunjuk ini, Yang Jian sama sekali tidak akan tahu bahwa ruangan nomor 31 ini terkait dengan hantu yang memanipulasi memori."
"Xiong Wenwen, ramalkan masa depan sekali lagi. Kita tidak punya waktu untuk mencari tahu aturan membunuh hantu itu. Satu-satunya cara adalah dengan mencoba berbagai kemungkinan dalam waktu singkat melalui ramalan masa depanmu. Ini kesempatan satu-satunya kita untuk bertahan hidup."
Yang Jian meletakkan mayat Zhao Lei, lalu berjongkok memandangi Xiong Wenwen.
"Kali ini harus berhasil. Tidak boleh gagal."
"Aku... aku akan coba." Xiong Wenwen merintih sambil memeluk lengan Yang Jian, ketakutan sampai tidak berani melepaskan genggamannya.
"Bagus. Sekarang semuanya tergantung padamu. Temukan aturan membunuh hantu itu dalam ramalan masa depan. Aku yakin kau bisa. Apapun yang terjadi, aku akan melindungmu. Kau pasti aman seperti tadi." Yang Jian menyemangatinya dengan penuh keyakinan.
Saat ini mungkin nyawa semua orang bergantung padanya.
Xiong Wenwen harus menggunakan kemampuan Meramal Masa Depannya dalam kondisi yang relatif baik.
Xiong Wenwen mengangguk. Perlahan tubuhnya menjadi dingin, wajahnya berubah pucat seperti mayat, aura kehidupannya pelan-pelan menghilang... Seolah gadis hidup itu tiba-tiba berubah menjadi mayat dingin yang ganjil.
Sejak masuk ke Kota Zhongshan, ini sudah kali ketiga dia menggunakan kemampuan Meramal Masa Depan.
Frekuensi penggunaannya terlalu sering. Sebelumnya di ruangan, Yang Jian sudah memperhatikan ada yang tidak beres padanya saat menggunakan kemampuan ini.
Saat menggunakan kemampuan meramal, Xiong Wenwen akan diintervensi oleh hantu dalam tubuhnya.
Hantu itu perlahan mulai terbangun.
Ini adalah tanda kebangkitan hantu gentayangan.
"Beri tahu saya, siapa berikutnya yang mati? Kau, Luo Suyi, atau Lin Luomei?" Yang Jian membuka mulut dan bertanya.
Urutan kematian sangat krusial.
Dia ingin mencari tahu apakah hantu itu akan melewatkan target ini setelah gagal menyerang Xiong Wenwen.
Xiong Wenwen menutup matanya, wajah kecilnya dipenuhi ekspresi berjuang. Dia seperti terperangkap dalam mimpi buruk mengerikan yang tidak bisa dibangunkan, merasakan teror tak terbayangkan di dunia mimpi itu.
"Aku... aku tidak mati. Luo Suyi, dia... dia mati. Waktunya masih sama seperti sebelumnya, pukul dua lewat lima belas menit."
Mendengar kalimat ini.
Ekspresi Yang Jian berubah.
Jelas terlihat, setelah gagal menyerang Xiong Wenwen, hantu itu melewatkan target ini dan memilih target berikutnya.
Justru ini menjadi hal yang baik.
Ini membuktikan hantu ini tidak harus membunuh orang tertentu, hanya kebetulan target memenuhi aturannya. Dan setelah satu kali serangan, baik berhasil maupun gagal, tidak akan menyerang lagi kecuali... target itu kembali memenuhi aturan.
"Sekarang? Apakah Luo Suyi sudah mati?" Yang Jian langsung membuka Wilayah Hantu, menyelimuti Luo Suyi di dalamnya.
Xiong Wenwen tetap menutup mata sambil meramal masa depan, dengan susah payah dia berkata: "Dia tetap mati, tewas di dalam Wilayah Hantumu."
Dari hasil ramalan, Wilayah Hantu tidak bisa menyelamatkan Luo Suyi.
Ini adalah pembunuhan mengerikan yang pasti, tidak bisa dicegah hanya dengan menutupi wilayah hantu.
