Tentu saja keajaiban yang dimaksud tidak mungkin terjadi.
Satu-satunya penjelasan adalah gerakan biasa Yang Jian tadi telah melanggar aturan membunuh hantu itu, membuat Luo Suyi yang seharusnya menjadi target pembunuhan pada pukul 2:15 berhasil lolos dari target hantu gentayangan.
Aturan telah terpecahkan.
Tapi apa penyebabnya?
Metode apa yang digunakan hantu itu untuk memilih target? Apakah hanya dengan menggeser karpet bisa mengubah segalanya?
Jika benar demikian, artinya aturan membunuh hantu ini sebenarnya sangat sederhana - sesederhana yang bisa dilakukan siapa pun.
"Posisi karpet berubah, lalu Luo Suyi selamat. Hantu itu tidak berhenti dan mulai membunuh seperti sebelumnya... Karpet adalah kuncinya? Tidak, bukan karpetnya. Jejak kaki hantu di karpet itulah kuncinya."
Di lorong redup, mayat pria tinggi yang penuh aura kematian ini masih berkeliaran dengan gerakan ganjil.
Langkah beratnya meninggalkan jejak-jejak kaki berbau busuk di belakangnya.
Jejak kaki tidak begitu jelas, hanya ada sedikit lekuk hitam. Baru setelah beberapa hari, ketika cairan mayat yang tertinggal di jejak kaki membusuk dan rusak, barulah terlihat jelas. Sama seperti yang dilihat Yang Jian sebelumnya saat pertama kali memasuki hotel - tanda-tanda hitam yang membusuk itu sangat mencolok.
"Jejak kaki hantu ini tertinggal di karpet, jadi ada yang mati? Tidak, tidak juga. Sekarang hantu ini masih berkeliaran, jejak kaki masih terus muncul, tapi tidak ada kematian di sekitar. Artinya jejak kaki hantu hanyalah salah satu syarat, syarat lainnya adalah kunci utamanya."
Tatapan Yang Jian berkelip-kelip. Ia tahu dirinya sudah sangat dekat dengan kebenaran.
Keberhasilan Luo Suyi bertahan hidup kali ini memberinya pencerahan besar. Langsung memangkas berbagai pemikiran yang tidak relevan, menyisakan hanya satu syarat yang mendekati kebenaran.
"Memainkan kembali kejadian kita di koridor sebelumnya mungkin akan mengungkap yang sebenarnya." Secara samar ia merasa, alasan mereka diawasi hantu ini sebagian karena semua pernah melewati koridor itu.
Karena sejak mulai membunuh, hantu ini terus mondar-mandir di koridor yang baru saja mereka lewati.
Jika kedua hal ini tidak berkaitan, lebih baik ditembak mati saja daripada percaya.
Kalau tidak, mengapa saat hantu ini berkeliaran di tempat lain, Xiong Wenwen tidak bisa meramalkan kematian mereka?
Aturannya ada di sini.
"Yang Jian, yang berikutnya mati tetap aku!" Tiba-tiba, Xiong Wenwen yang meramal masa depan itu membuka mata penuh ketakutan. Sekali lagi ia meramalkan hasil yang sangat buruk.
"Masih sama seperti sebelumnya, saya tidak bisa melihat prosesnya. Aturan hantu ini tidak terlihat oleh saya. Saya hanya melihat tubuh saya retak menjadi dua bagian, berbaring di lantai mengeluarkan darah..."
"Tidak mungkin, kau diawasi lagi oleh hantu itu?" Luo Suyi yang baru saja selamat dari maut belum sempat merayakan, langsung terbelalak mendengar perkataan Xiong Wenwen.
"Aku... aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Kau pikir aku mau diawasi hantu itu?" Xiong Wenwen sudah sampai menangis karena panik.
Luo Suyi pun mulai panik. Dia tahu Xiong Wenwen tidak boleh mati. Jika anak ini mati, tidak akan ada lagi yang bisa memprediksi kematian orang lain di sini. Saat itu terjadi, kematian sejati tidak bisa dihindari, bukan lagi pura-pura mati dalam prediksi masa depan.
"Yang Jian, bagaimana kalau kita menarik karpet lagi? Mungkin keajaiban akan muncul lagi."
"Tidak, tidak perlu. Saya sudah hampir memahami aturan membunuh hantu ini. Hanya tinggal satu titik terakhir yang belum jelas. Saya ingin mengulang adegan ketika kita masuk tadi. Beri saya waktu. Ngomong-ngomong, Xiong Wenwen, kapan kau akan mati berikutnya?" Yang Jian langsung bertanya.
"Dua menit kemudian." Xiong Wenwen menjawab dengan gemetar.
"Masih ada sedikit waktu, seharusnya cukup."
Yang Jian menarik napas dalam-dalam, lalu kembali mengaktifkan wilayah hantu. Kali ini jangkauannya tidak besar, hanya mata hantu pertama yang menutupi area tiga meter di depannya.
Wilayah hantu tidak disembunyikan, melainkan diproyeksikan berwarna merah di hadapan kerumunan seperti layar hologram.
“Aku menggunakan Wilayah Hantu untuk menciptakan ilusi, mensimulasikan semua yang terjadi di koridor tadi. Lihat, ini penampilan kita saat pertama kali masuk ke sini.” Yang Jian mengontrol Wilayah Hantu, seketika koridor berkarpet muncul dalam wilayah merah itu.
“Ini rute pergerakan Hantu. Jalannya sangat presisi, aku melihat jejak kaki yang ditinggalkannya.”
“Hantu ini awalnya berjalan mundur dari persimpangan ini, meninggalkan jejak kaki sepanjang jalan. Perhatikan posisi jejak kakinya, lalu di sisi ini adalah penampilan kita saat masuk.”
Dalam Wilayah Hantu, muncul kembali rekaman Yang Jian, Luo Suyi dan anggota lainnya yang sedang berjalan masuk – persis seperti kejadian aslinya.
“Saat berjalan mundur, Hantu tidak membunuh.”
Di dalam wilayah itu, Hantu buatan dan replika Yang Jian beserta kawanannya berpapasan di koridor, namun situasi tetap damai.
“Masalah mulai muncul ketika Hantu ini berbalik badan.” Mata hantu Yang Jian berkedip, mengubah ilusi di wilayahnya. Hantu itu mulai berbalik, persis seperti saat berpapasan tadi.
“Gerakan Hantu sangat lambat. Perhatikan waktunya – pembunuhan pertama terjadi pukul dua sepuluh, saat Xiong Wenwen pertama kali diserang.”
“Tidak terlihat ada yang tidak beres.” Luo Suyi membelalakkan matanya, berusaha menemukan trik tersembunyi, namun gagal menemukan apapun.
Yang Jian berkata dengan tenang: “Informasinya sudah jelas. Akan kusimulasikan ulang momen kita masuk.”
Seketika, siluet mereka kembali muncul di Wilayah Hantu.
Saat ini, di mata kerumunan, Hantu dan mereka bersama-sama berjalan menyusuri lorong.
Namun pada momen tertentu, sebuah situasi yang sangat patut diperhatikan terjadi.
Di Wilayah Hantu, tepat pukul dua lewat sepuluh menit, jejak kaki Hantu dan jejak Xiong Wenwen di lorong tumpang tindih.
Lebih tepatnya, Hantu tersebut menutupi jejak kaki Xiong Wenwen yang tertinggal di karpet.
Gambaran di Wilayah Hantu terhenti.
Yang Jian sengaja menghentikannya, memicingkan mata: "Lihatlah, pukul dua lewat sepuluh saat Hantu berbalik di koridor, jejak hantunya tepat menimpa jejak Xiong Wenwen yang ada sebelumnya, lalu makhluk ini berhenti dan mendekat untuk mulai membunuh - Xiong Wenwen diserang."
"Perhatikan posisi pedang Hantu ini, sebelumnya sudah kuperhatikan - posisi tebasan tepat di leher Xiong Wenwen, karena itu kepalanya terpenggal."
"Tapi yang ditebas Hantu ini bukan Xiong Wenwen sekarang, melainkan Xiong Wenwen saat meninggalkan jejak kaki."
Adegan di dalam Wilayah Hantu kembali bergerak.
Hantu itu mengangkat pedang kayu bakar berkarat, lalu menebas.
Xiong Wenwen yang membeku di tempat meninggalkan jejak terkena tebasan pedang, kepalanya terpental.
"Ini persis seperti gambaran kematian yang kulihat dalam ramalan." Teriak Xiong Wenwen ketakutan menyaksikan adegan ini.
"Ya Tuhan, rupanya begini! Hantu ini akan mulai membunuh begitu menginjak jejak kaki orang lain!" Luo Suyi hampir melompat kaget.
Xiong Wenwen saat itu melihat adegan simulasi di dalam Wilayah Hantu menarik lengan Yang Jian sambil berteriak: "Cepat, waktu hampir habis, hantu ini akan menginjak jejak kakiku lagi."
"Tidak, menginjak jejak kaki bukanlah masalah utama. Bukankah jejak yang diinjak hantu ini saat melewati koridor sudah sedikit? Untuk benar-benar memenuhi syarat, jejak kaki hantu ini harus sepenuhnya menutupi jejak kita. Saat itulah hantu akan mulai membunuh." Yang Jian langsung meraih karpet di bawah kakinya dan membaliknya.
Jejak kaki semua orang yang tertinggal di karpet sebelumnya sekarang berada di bagian belakang.
Dua menit berlalu, Xiong Wenwen sekali lagi baik-baik saja.
Hantu masih berkeliaran di koridor.
Melihat pemandangan ini, Yang Jian langsung menghela napas lega.
Penilaiannya benar: aturan membunuh hantu ini dimulai dengan menginjak jejak kaki orang lain.
Dengan demikian pantas saja saat pertama kali bertemu hantu ini, dia dan Xiong Wenwen tidak apa-apa. Hanya ketika Wilayah Hantu hampir hancur oleh Senyuman Hantu, Xiong Wenwen baru bisa memprediksi adegan kematian mereka berdua.
Wilayah Hantu hilang, jejak kaki pun terlihat. Hantu yang berkeliaran di ruang makan lantai dua itu dengan mudah menginjak jejak mereka.
“Sialan, ini, aturan yang mudah ditemukan ini hampir membunuh kita semua. Pantas saja Yang Jian kamu tidak pernah diserang, karena sejak masuk kamu selalu berjalan menempel dinding, jejak kaki ada di samping, tidak di tengah. Hantu itu berjalan di tengah, mana mungkin menginjak jejak kakimu.”
Luo Suyi entah dari mana mengeluarkan sebatang rokok, dia menggigitnya tapi tak kunjung menemukan korek api untuk menyalakannya.
“Dari rekonstruksi kejadian tadi, memang begitu keadaannya.” Kata Yang Jian.
