“Balik semua karpet di sisi ini, tutupi jejak kaki kita saat melewati sini sebelumnya. Pastikan hantu ini tidak menginjak jejak kita saat melintas.”
“Ruangan sementara tidak perlu diurus. Hantu ini sepertinya bukan tipe yang suka berkeliaran di kamar. Tapi demi pertimbangan keamanan, benda ini sama sekali tidak boleh dilepas dari hotel. Kalau sampai berkeliaran di luar, setiap langkahnya bisa menginjak jejak kaki orang. Siapa tahu berapa orang yang akan dibunuhnya dalam sehari.”
Yang Jian mulai memerintahkan Luo Suyi dan Lin Luomei untuk membalik karpet, menghapus jejak kaki mereka.
Hantu yang begitu mengerikan, serangannya bisa menghabiskan hampir satu lilin hantu utuh untuk menangkalnya, ternyata aturan membunuhnya begitu sederhana.
Sederhana seperti permainan anak kecil.
Menginjak jejak kaki.
“Tapi semakin sederhana justru semakin menakutkan, tak ada yang bisa memastikan kapan hantu ini akan menginjak jejak kaki yang ditinggalkan di masa lalu, lalu membunuh kita.”
“Apa seperti ini sudah cukup?” Setelah menyelesaikan semuanya, Luo Suyi masih terlihat waspada.
Yang Jian melirik: “Selama tidak mendekati hantu ini seharusnya tidak masalah. Begitu dekat, saya khawatir hantu ini akan menunjukkan keanehan lain. Saat ini dia berkeliaran di hotel masih bisa ditolerir. Kalau sampai keluar dan berkeliaran di dalam hotel, akan sulit bagi kita untuk membersihkan jejak kaki yang sudah ditinggalkan dalam waktu singkat.”
“Barang itu masih mendekati sisi ini, cepat ikut saya masuk ke kamar.”
Dia menengok ke kamar nomor 31 di sebelah.
Hantu yang memanipulasi memori itu hampir pasti ada di dalam sini. Sebelumnya tidak membuka pintu karena khawatir menghadapi dua ancaman sekaligus. Sekarang seharusnya tidak masalah.
Dirinya bisa fokus menghadapi barang itu.
“Apa tidak ada bahaya di dalam kamar?” Luo Suyi bertanya dengan hati-hati.
“Lebih berbahaya mana dibanding di luar? Bagaimanapun kita harus menghindar dulu. Setidaknya sampai hantu itu pergi dari koridor ini baru kita bisa keluar.” Yang Jian tidak mau buang waktu lagi, dia membuka paksa pintu kamar 30.
Pintu terbuka sedikit membentuk retak, cahaya lampu menyorot keluar.
Sinar kekuningan yang redup menerangi koridor yang gelap.
Wajah Yang Jian berubah muram. Dia tak peduli lagi, langsung menerobos masuk.
Tidak bisa menghadapi hantu di luar, masa tidak bisa mengatasi hantu di dalam?
Melihat dia masuk, Xiong Wenwen juga buru-buru mengikutinya. Luo Suyi dan Lin Luomei tak berani berlama-lama di luar koridor, mengingat hantu tadi sedang berjalan mendekat dari kejauhan. Siapa tahu setelah mendekat, hantu itu akan mengubah aturan membunuhnya dan langsung menyerang mereka.
Tidak boleh mempermainkan nyawa sendiri.
"Berbeda dengan ruangan nomor 13 tadi." Tatapan Yang Jian menjadi tajam.
Setelah masuk, baru menyadari ruangan ini sangat luas dan tidak redup. Sebaliknya, lentera di sini sangat terang, bahkan orang normal pun bisa melihat situasi dalam ruangan.
Tapi saat dia menyapu pandangan serius ke sekeliling dinding, tubuhnya sedikit gemetar.
Dinding ruangan dipenuhi koran-koran usang berlumuran bekas darah. Di tengah setiap koran tergantung wajah orang yang terpejam dengan fitur lengkap, sangat hidup.
Wajah-wajah ini ada pria dan wanita, anak-anak, orang tua... segala jenis orang tersedia.
Sekedar perkiraan kasar, setidaknya ada dua hingga tiga ratus wajah. Dari tingkat kekeringan darah di koran, wajah-wajah ini mungkin belum terlalu lama disimpan di sini, paling sekitar sepuluh hari.
“Hantu itu menempatkan tubuh korban di kamar nomor 13 dan wajah di kamar nomor 31. Kedua ruangan ini tidak berbahaya, sumber bahaya bukan di dalam kamar melainkan di luar. Untuk menemukan hantu ini, aku harus menyelami Hotel Caesar. Untuk menemukannya, aku harus datang ke tempat ini. Begitu menginjakkan kaki di sini, cepat atau lambat jejakku akan terinjak lalu aku dibunuh.”
“Sebelumnya aku menghadapi bahaya di lantai dua karena hantu penginjak jejak ada di sana. Makanya hantu korban surat kabar membuat keributan untuk memancingku ke ruang makan. Ia tak perlu menghadapiku langsung, cukup membatasi Wilayah Hantuku.”
“Pantas saja hantu korban surat kabar memilih tempat ini setelah mengontrol Zhao Lei. Bagi hantu, tempat ini adalah jebakan sempurna. Siapa pun yang datang pasti mati.”
Yang Jian memandangi deretan wajah manusia di dinding, akhirnya memahami sepenuhnya jebakan yang dipasang hantu ini.
Hantu itu tak perlu berbuat apa-apa, cukup menunggu di sini sampai korbannya datang sendiri.
“Tidak, ada pertanyaan di sini. Aku tahu keberadaan kamar 13 dan 31 dari informasi lemari hantu dan pesan Zhao Lei sebelum mati. Setiba di Kota Zhongshan, aku hampir menghindari semua orang dan langsung menuju Hotel Caesar. Bagaimana hantu itu yakin aku pasti datang ke sini?”
Tempat ini jelas bukan pilihan yang bisa ditentukan dalam satu dua hari. Pasti sudah direncanakan jauh-jauh hari.
Ini adalah jebakan yang telah diatur sejak lama.
Yang Jian mulai merenung, namun tidak bisa menemukan petunjuk. Mungkin karena Zhao Lei dikendalikan, atau karena pemahamannya terhadap diri sendiri.
Ia menarik kembali pikiran-pikiran itu.
Dia melanjutkan pencarian di ruangan ini.
Namun hasilnya mengecewakan Yang Jian. Tidak ditemukan jejak hantu tersebut. Meski pernah berada di sini, jelas sekarang sudah tidak ada.
"Yang Jian, cepat lihat sini! Lihat wajah ini!" Tiba-tiba suara terkejut dan ketakutan Xiong Wenwen terdengar.
Tangannya menunjuk ke wajah manusia yang tergantung pada koran usang bernoda darah di dinding.
Itu adalah wajah wanita dengan fitur proporsional dan pipi kemerahan, seolah sedang tertidur.
Tapi wajah itu terlihat familiar.
Ini... wajah Tong Qian.
"Tidak mungkin! Mengapa wajah Tong Qian ada di sini?" Yang Jian yang awalnya berencana mencari wajah Zhao Lei untuk menyelamatkannya, terpaku melihat penemuan Xiong Wenwen.
Jika wajah Tong Qian ada di sini, lalu siapa yang dikirimnya ke rumah sakit sebelumnya?
Dua wajah identik?
Ekspresi Yang Jian berubah-ubah. Meski enggan mempercayainya, saat melihat wajah Tong Qian itu, hatinya mulai menyadari kebenaran.
Tong Qian yang dikirimnya ke rumah sakit kemungkinan adalah hantu sejati.
Makhluk itu telah mengambil alih tubuh dan wajah Tong Qian.
Tapi ini tidak mungkin terjadi!
"Jika hantu itu menggunakan status Tong Qian, lalu di mana wajah hantu yang ada pada tubuh Tong Qian?"
Hantu bisa membuang wajah orang lain, tapi mustahil membuang wajah hantu itu.
Sebelumnya Yang Jian sudah menduga hantu ini terus mencari wajah hantu, sedangkan orang-orang lain hanyalah korban tak bersalah yang terseret dalam peristiwa ini.
"Yang Jian, apakah Tong Qian di rumah sakit bermasalah?" Xiong Wenwen si gadis kecil ini saja merasa ada yang tidak beres.
Yang Jian tentu tahu Tong Qian bermasalah, tapi di otaknya terus memikirkan di mana letak wajah hantu itu?
Menemukan wajah hantu berarti menemukan sumber masalah.
Namun saat mengingat pertama kali masuk ke hotel, Tong Qian yang berpura-pura menjadi resepsionis tetap tersenyum dari awal sampai akhir, hawa dingin perlahan merambat di hati Yang Jian.
Apa yang membuatnya berpikir bahwa setelah hantu mengambil kembali senyuman, ia harus terus mempertahankan ekspresi tersenyum?
Mungkin hantu yang sudah menguasai wajah hantu itu tidak perlu lagi tersenyum.
Setelah memahami semua ini, sekarang hanya ada satu jawaban.
Tong Qian adalah hantu.
Tong Qian asli hanya menyisakan wajah manusia di dinding ini.
