Menerima telepon dari Feng Quan membuat perasaan Yang Jian sangat berat.
Karena baik dia maupun Guo Fan yang sebelumnya mengirimkan sinyal minta bantu, keduanya mungkin bermasalah. Setidaknya sudah tidak layak dipercaya lagi. Hanya saja apakah mereka bermasalah atau tidak, Yang Jian sendiri tidak tahu dan tidak bisa mengetahuinya. Lagipula masalah manipulasi memori tidak bisa diverifikasi.
"Seharusnya kau sudah mati." Yang Jian menerima telepon sambil mengantar orang-orang ke aula lantai satu.
Untuk sementara, tempat ini aman.
Sedangkan karpet dan ubin yang mungkin meninggalkan jejak kakinya, sudah dikuburkan ratusan meter di bawah tanah menggunakan Wilayah Hantu.
Tidak perlu dikubur terlalu dalam, asal terhindar dari injakan hantu itu saja sudah cukup.
Suara Feng Quan kembali terdengar: "Aku memang hampir mati, tapi berhasil selamat secara kebetulan. Sebelumnya aku sudah memantau positioning-mu. Ketika muncul di hotel, aku langsung meneleponmu. Tapi sialnya, kamu masuk ke tempat tanpa sinyal itu. Kukira kamu terjebak di dalam seperti kami."
"Kau juga pernah ke sana?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah: "Pernah lihat hantu itu?"
"Kalau tidak melihat, mana mungkin sampai begini keadaannya. Kuyakin tempat ini adalah jebakan. Ada sesuatu yang memancing para Pengendali Hantu seperti kita untuk datang dan mati sia-sia di sini. Mayat pria tinggi besar itu berkeliaran di hotel ini. Begitu aturan membunuhnya terpicu, tak ada yang bisa bertahan - termasuk kau." Suara Feng Quan menampakkan getaran ketakutan.
Dia termasuk angkatan pertama Pengendali Hantu, bahkan lebih senior daripada Zhou Zheng yang sudah tewas. Saat Yang Jian masih bersekolah dengan naifnya, Feng Quan sudah menangani peristiwa supranatural.
Dari nada bicaranya terlihat ekspresi ketakutan, cukup membuktikan betapa mengerikannya mayat pria tinggi besar yang memegang kapak kayu itu.
Yang Jian bertanya dengan serius: "Menurutmu kamu berhasil bertahan dari serangan hantu itu sekali?"
"Bisa dibilang begitu, tapi pengorbanannya sangat besar. Jika kau tidak mau membawaku pergi dari sini, aku akan segera mati. Kabut hantu di luar pasti sudah kau lihat, kan?" Feng Quan berkata: "Saat masuk dan keluar, pasti kau juga terganggu kabut hantu. Tapi sekarang barang itu belum sepenuhnya bangkit, kalau tidak area yang diselimuti kabut hantu pasti jauh lebih luas."
"Kalau belum sepenuhnya bangkit, berarti kabut hantu itu dipaksa keluar dari tubuhmu, bukan kabur setelah bangkit?" Yang Jian langsung menebak kondisi Feng Quan saat ini.
Pasti ada bagian tubuh yang hilang.
Terkena tebasan pedang hantu itu, sehingga menyebabkan kabut hantu lepas kendali.
"Benar, apa yang kau katakan tidak salah," kata Feng Quan.
Saat Yang Jian hendak bertanya lebih lanjut, tiba-tiba suara lain menyela dari ponselnya - Zhao Jianguo dari markas: "Yang Jian, saya Zhao Jianguo. Sekarang segera bawa Feng Quan mundur. Kasus balon kepala manusia di Kota Zhongshan sudah selesai. Sejak kau masuk hotel sampai sekarang tidak ada lagi kasus kematian baru."
"Kali ini kau memberikan kontribusi besar, saya harus berterima kasih padamu."
Apa?
Kasus balon kepala manusia sudah selesai?
Yang Jian tertegun mendengarnya. Dirinya belum sempat menanganinya, kok sudah selesai? Jangan-jangan ada kesalahan.
Atau mungkin Zhao JianGuo yang salah informasi.
"Masalah di Kota Zhongshan sebagian sudah kuselesaikan, tapi belum sepenuhnya berakhir. Sekarang kau bicara ini terlalu dini," balas Yang Jian.
"Aku tahu situasinya rumit, tapi justru karena itu kami harus menjamin keselamatan kalian semua. Saat ini kau satu-satunya yang masih bisa bergerak aktif. Kuharap kau tidak menolak penyelamatan Feng Quan hanya karena permusuhan pribadi dengannya," jelas Zhao Jianguo melalui telepon, jelas khawatir Yang Jian akan bersikap acuh dan membiarkan Feng Quan tewas di Hotel Caesar.
Meski kemampuan Yang Jian sangat mumpuni dalam menangani peristiwa supranatural, Zhao Jianguo menyadari ada cacat dalam diri pemuda itu yang selalu menjadi ganjalan di hatinya.
"Selamatkan Feng Quan, akan kuhitung sebagai jasa bagimu."
Tatapan Yang Jian bergetar halus. Setelah merenung sejenak, ia berkata: "Kalau kau sudah bicara sampai segini, memang tak pantas jika aku menolak menyelamatkannya. Tapi sebelum menolongnya, aku harus mengantar Xiong Wenwen keluar dulu untuk memastikan keselamatannya."
"Itu keputusanmu. Kau lebih memahami kondisi di lapangan, aku tak akan ikut campur dalam keputusan spontanmu," jawab Zhao Jianguo di seberang sana dengan sedikit lega.
Selama Yang Jian mau turun tangan, semua masalah bisa diatasi.
Meski terkadang orang ini berbahaya, satu kelebihannya adalah bisa dipercaya - tidak seperti para pengingkar di luar sana yang hanya bisa bicara omong kosong.
"Baik, aku mulai bergerak. Putuskan sambunganmu," kata Yang Jian.
Zhao Jianguo segera memutuskan jaringan komunikasi.
Pada saat ini Feng Quan yang berada di sana juga mendengar percakapan mereka, dia berkata: "Zhao Jianguo tidak tega melihat seorang yang bisa mengendalikan dua hantu terperangkap di sini, Yang Jian, jika kau menolongku, kau tidak akan dirugikan. Lagipula kita bisa dibilang kenalan lama."
"Kenalan lama? Kejadian di Desa Huanggang dulu hampir membuatku mati karena peringatanmu yang sembarangan. Kalau bukan karena khawatir tidak bisa menangani kebangkitan hantumu, seharusnya kau sudah mati." Yang Jian menyeringai dingin: "Tunggu saja, nanti aku akan kembali menyelamatkanmu."
Setelah berkata demikian, dia terlebih dahulu mengantar Xiong Wenwen, Lin Luomei, dan Luo Suyi keluar dari Kabut Hantu.
"Untuk sementara jangan pergi dari sini, Kota Zhongshan saat ini tidak aman. Nanti aku masih punya satu misi lagi yang membutuhkan bantuan kalian." Yang Jian melirik Luo Suyi dan Lin Luomei.
Luo Suyi dengan wajah memelas berkata: "Bisa menolak tidak ya?"
"Setelah urusan ini selesai, aku akan memberikan kuotaku untuk mengendalikan hantu kedua kepada Lin Luomei, ini sebagai imbalan yang sudah kujanjikan." Yang Jian menjelaskan: "Kau boleh tidak membantu, tapi bukankah kau bilang ingin melindungi Lin Luomei? Kalau sekarang kau menarik diri, aku tidak akan memaksa. Silakan pertimbangkan sendiri."
Dia bisa melihat bahwa Luo Suyi punya perasaan terhadap Lin Luomei, tapi apakah itu cinta sejati tidak jadi urusannya.
"Janjimu bisa dipercaya?" Luo Suyi buru-buru bertanya: "Benar mau memberikan kuota itu kepada Lin Luomei?"
"Tentu saja, kuota ini tidak berguna bagiku. Lagipula mungkin di masa depan aku masih butuh bantuan kalian. Aku tidak ingin melihat Pengendali Hantu yang cukup handal seperti ini mati, nanti mau cari penggantinya di mana?" Yang Jian dengan jujur mengungkapkan pemikirannya.
Tidak perlu menyembunyikan hal ini.
Karena permintaan mereka sendiri, tidak bisa menolak.
"Baik, aku akan membantumu sekali lagi." Luo Suyi mengatupkan gigi dengan tegas: "Demi masa depan adik."
Lin Luomei di sebelah yang tidak bisa bicara langsung terharu, dia menggunakan pemutar suara: "Kau memang membuatku terharu, tapi kadang tidak bisa membantu apa-apa. Saat kritis hanya bisa berteriak, jauh kalah dibanding Yang Jian."
"......" Luo Suyi.
"Jaga baik-baik Xiong Wenwen. Tunggu di sini dan waspadai semua orang yang muncul sebelum aku datang. Identitas hantu mungkin adalah Tong Qian dari rumah sakit. Infiltrasi hantu ke Zhongshan lebih dalam dari perkiraanku. Selain itu, rawat mayat ini - ini teman sekelasku. Jangan sampai mati."
Yang Jian mengingatkan, lalu mengusap kepala Xiong Wenwen untuk menghibur. Meletakkan jenazah Zhao Lei yang digendongnya, ia berbalik masuk ke dalam Hantu Kabut.
Setelah masuk ke kabut, tangannya tanpa sadar menggenggam erat koran berlumuran darah yang aneh itu.
Menurut Kertas Kulit Manusia, benda ini bisa memanipulasi memori orang. Sekarang saatnya mencoba.
Lagipula aku tidak percaya pada Feng Quan. Dia akan jadi objek percobaan yang bagus. Jika berhasil, skema mengendalikan dua wajah hantu akan layak. Selain itu akan dapat anak buah baru.
Jika gagal, tidak ada kerugian.
Zhao Jianguo menyuruhku menyelamatkan orang, tapi tidak memberi tahu caranya.
Yang penting hasil akhirnya Feng Quan tetap hidup.