“Aku datang menyelamatkanmu, kau sekarang di mana?” Yang Jian menembus kabut hantu dan kembali ke hotel yang kosong melompong.
Dia berada di dalam wilayah hantunya sendiri, memastikan keamanan dirinya.
Suara Feng Quan segera terdengar dari ponsel: "Di lantai empat, ruangan nomor 5. Kau seharusnya melewati area ini sebelumnya, aku mendengar langkah kaki kalian. Saat itu aku tidak yakin itu kau jadi memilih tidak meminta bantuan."
"Keberuntunganmu benar-benar buruk. Tunggu, aku segera datang." Kata Yang Jian dengan tenang.
Memang keberuntungan Feng Quan sedang buruk. Jika sebelumnya saat masuk dia meminta bantuan ketika Yang Jian masih dalam status terhubung, dengan perintah markas yang turun, mau tidak mau harus diselamatkan.
Tapi sekarang berbeda. Setelah menyelami hotel dan mendapatkan koran aneh ini yang bisa memanipulasi memori manusia, Feng Quan yang dalam kondisi lemah justru menjadi objek eksperimen sempurna. Jika berhasil, ini akan membuktikan kebenaran tulisan di kertas kulit manusia, sekaligus membuktikan metode mengendalikan dua wajah hantu di atasnya memang bisa dilakukan.
Hanya saja targetnya sama sekali tidak boleh Tong Qian.
Tak lama kemudian.
Yang Jian tiba di ruangan nomor 005 lantai empat hotel.
Ini area normal. Secara teknis seharusnya tidak ada bahaya di sini, dengan syarat hantu yang berkeliaran di hotel ini tidak muncul di sekitarnya.
Untuk berjaga-jaga, wilayah hantu Yang Jian langsung menembus tembok, menutupi pintu gerbang masuk ke dalam.
Segala situasi di dalam ruangan langsung terpampang jelas di hadapannya.
Feng Quan saat ini berbaring di atas ranjang, memegang ponsel positioning satelitnya. Dia tidak menyalakan lentera, dalam kegelapan bahkan napasnya diredam hingga minimal, mempertahankan kesunyian layaknya mayat, menghindari gerakan tak perlu yang mungkin mengganggu makhluk gaib mengerikan yang mondar-mandir di hotel ini.
Hanya saja, kondisi Feng Quan tidak baik.
Tubuhnya hanya tersisa separuh.
Yang Jian tidak salah melihat. Seluruh tubuh Feng Quan terpotong di pinggang, hanya menyisakan separuh badan. Namun luka terpotongnya tidak mengeluarkan darah, juga tak terlihat organ dalam, seolah ditutupi lapisan lumpur tebal.
"Kemampuan hantu kedua membuat Feng Quan ini tidak mati?" Mata Yang Jian berkedip halus. "Tapi melihat lukanya, pasti dia tak sengaja menginjak jejak kaki hantu yang berkeliaran di hotel, lalu dipotong jadi dua dengan sekali tebas pedang."
"Kondisimu jauh lebih parah dari terakhir kali. Dulu masih ada peti mati hantu untuk tidur, sekarang cuma bisa menunggu mati di ranjang."
Dia masuk ke dalam ruangan. Ruangan redup itu seketika terang benderang.
Cahaya merah ganjil menyelimuti sekitarnya.
Feng Quan melirik sekeliling, berkata: "Penggunaan wilayah hantumu seperti ini tidak masalah? Hanya naik ke lantai empat saja sudah pakai kemampuan hantu gentayangan. Frekuensi penggunaan kekuatan hantu seperti ini, bahkan pengendali dua hantu pun takkan bertahan lama."
"Sekarang masih ada waktu mengkhawatirkan masalah kebangkitan hantuku? Lebih baik kau urusi dirimu sendiri." Yang Jian tersenyum, lalu melangkah mendekat.
“Bawa saya pergi dari sini ke kabut hantu di luar, bagian bawah tubuh saya diambil hantu dari kabut itu. Dengan kemampuanmu, kau bisa mencarinya untukku, membatasi kembali, dan membantu menyusun tubuh saya.” Feng Quan berkata.
Sebagai salah satu dari sedikit yang pernah berinteraksi dengan Yang Jian, dia mengetahui kemampuan hantu lain milik Yang Jian.
“Ini akan dibicarakan nanti. Apa ini di tubuhmu?” Yang Jian menunjuk bagian luka di tubuh bagian bawahnya: 'Lumpur?'
Tatapan Feng Quan bergetar lemah: "Bisakah kita tidak membahas soal ini?"
“Jika kau tidak menjelaskan, saya sulit mempercayaimu. Arsipmu hanya mendeskripsikan Hantu Kabut, tidak menyebut benda ini. Bagaimana jika benda ini berbahaya? Saya harus waspada.” Yang Jian berkata.
Situasi lebih kuat dari keinginan pribadi. Meski Feng Quan sangat ingin menyembunyikan informasinya, kini terpaksa menjelaskan: “Ini tanah makam, benda ganjil yang bisa menekan kebangkitan Hantu Kabut saya, mencegah hantu di dalam kabut itu mengambil bentuk. Tapi benda ini juga sangat berbahaya, perlahan mengikis tubuh saya.”
Setelah berkata demikian, dia mengangkat sebuah tangannya.
Tangan itu hampir tak berbentuk lagi, telah berubah menjadi gumpalan tanah coklat tua.
“Saya bisa merasakan tanah makam ini akan semakin banyak seiring waktu, akhirnya membentuk gundukan makam yang akan mengubur saya. Tanpa batasan dari hantu lain, kecepatan erosi ini melebihi perkiraan saya.” Feng Quan membuka mulut.
“Hantu yang bagus, setidaknya setelah mati ada sebuah makam.” Yang Jian berkata.
Feng Quan menatap Yang Jian: “Apa pantas kau mengobrol denganku dalam keadaan mempertahankan Wilayah Hantu seperti ini? Kau orang paling boros kemampuan yang pernah kulihat. Orang macam ini biasanya tak panjang umur.”
“Makanya aku berbeda.” Yang Jian menyeringai. Ia mendekati ujung kepala ranjang Feng Quan, lalu langsung menyita ponsel positioning satelit di tangannya.
Dengan satu tekan, komunikasi langsung terputus.
“Hm?” Wajah Feng Quan berubah: “Apa maksudmu?”
Yang Jian juga memutus sambungan ponselnya sendiri: “Coba eksperimen kecil. Sebagai imbalan untuk menyelamatkanmu, kau pasti takkan menolak. Lagipula aku tak percaya padamu. Entah nanti kita bakal jadi musuh atau teman saat kubebaskan. Tapi demi memastikan kita berteman, perlu kuberi jaminan kecil.”
“Tenang, ini takkan berpengaruh apa-apa.”
“Yang Jian, jangan main-main! Kematianku di sini tak menguntungkanmu. Markas pasti curiga. Meski kau selesaikan Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan di Kota Dachang, menjerat rekan sejawat termasuk kejahatan berat. Saat ini Rencana Komandan Tim sedang berjalan. Salah langkah sekarang berarti kau kehilangan hak jadi komandan tim!” Feng Quan langsung membentak.
Meski tak tahu rencana Yang Jian, pastilah ini bukan perbuatan baik.
“Siapa bilang aku mau menjeratmu? Aku sedang membantumu.” Kata Yang Jian dengan sungguh-sungguh: “Dalam kondisimu sekarang, kau akan cepat mati di luar. Kalau mau bertahan hidup, jangan melawan. Ini demi kebaikan kita semua.”
Usai bicara, tanpa peduli persetujuan Feng Quan, eksperimen ini tetap dilaksanakan.
“Yang Jian, kau akan menyesal melakukan ini.” Wajah Feng Quan terlihat garang.
Yang Jian berkata: "Kau bahkan tak tahu apa yang akan kulakukan, bagaimana bisa yakin aku akan menyesal? Cukup omong kosong. Intinya, jika kau kooperatif, kau bisa bertahan hidup. Jangan menganggapku terlalu kejam."
Usai bicara, bayangan hantu tanpa kepala di kakinya perlahan bangkit.
Karena ini eksperimen, harus mengendalikan hantu lain di tubuh Feng Quan. Maka Bayangan Hantu harus meretas masuk ke tubuhnya.
Bayangan Hantu Tanpa Kepala mengulurkan telapak tangan menggenggam pergelangan tangan Feng Quan. Bayangan hitam pekat itu mengalir seperti air, menyusup masuk melalui pergelangan tangannya.
Feng Quan merasakan aura dingin yang menyeramkan menyusup ke lengannya. Area yang terkena aura itu langsung mati rasa, seolah bukan lagi bagian dari tubuhnya sendiri.
"Yang Jian, sejak awal kau berniat jahat padaku! Zhao Lei benar, kau pantas mati!" Tiba-tiba kegilaan memancar dari matanya.
Tanah coklat tua di tubuhnya bergerak-gerak gila layak hidup, mulai berkembang pesat dengan kecepatan di luar perkiraan.
Tanah makam coklat tua merambat dari pinggang Feng Quan, menyambung ke kedua kakinya. Tak lama kemudian terbentuklah sepasang kaki.
Sepasang kaki yang terbentuk dari kumpulan tanah.
Feng Quan tiba-tiba melompat bangkit dari ranjang, langsung merangkul Yang Jian.
Tanah makam di tubuhnya terus menempel padanya, tidak bisa dihilangkan, dan jumlahnya semakin banyak. Pada akhirnya, Yang Jian seperti terperangkap di rawa, mulai tertutup dengan cepat oleh tanah makam yang menelannya.
"Mati bersama!" teriak Feng Quan dengan gila-gilaan.
Tanah makam bagaikan hantu gentayangan yang bangkit, menutupi tubuh Yang Jian sekaligus menelan tubuh Feng Quan. Seluruh proses dari awal hingga akhir hanya memakan waktu sekitar lima detik.
Terlalu cepat hingga orang sama sekali tidak sempat bereaksi.
Saat semuanya berakhir, ruangan langsung diselimuti kesunyian bagaikan kematian.
Sebuah gundukan makam berukuran sedang berdiri dengan ganjil di sana.
Di puncak gundukan makam itu terlihat sebuah kepala.
Itu adalah kepala Feng Quan.
Sementara Yang Jian sepenuhnya tertutup tanah makam, terkubur dalam tanah aneh ini.
"Berhasil?" Feng Quan tersenyum lebar. Hanya kepalanya yang terlihat itu tampak bersukacita, seolah dendamnya terbalas.
Tapi konsekuensinya juga buruk baginya.
Kepala satu-satunya yang muncul itu perlahan tenggelam, segera terbenam ke dalam gundukan makam baru ini, menjadi mayat di dalamnya.
"Kau ternyata mengenal Zhao Lei... Jadi benar, kau pernah diserang hantu. Memorimu telah dimanipulasi." Namun sebelum Feng Quan terlalu lama bersukacita, suara Yang Jian tiba-tiba kembali terdengar di ruangan.
Tidak ada orang di sekitar, tapi suara itu tetap muncul.
Munculnya suara ini membuat wajah Feng Quan langsung membeku.
“Tidak mungkin.” Dia membelalakkan mata, memandang sekeliling dengan ekspresi terkejut dan ketakutan, berusaha mencari posisi Yang Jian.
“Tidak ada yang mustahil. Aku pasti sudah mempersiapkan diri sebelum menyerangmu. Kalau tidak, mengapa aku terus mempertahankan Wilayah Hantu ini? Aku bisa kabur dalam sekejap. Menurutmu rencanamu akan berhasil?” Bentuk Yang Jian perlahan muncul kembali.
Dia masih berdiri di sebelah ujung ranjang.
Hanya saja di sisi seberang.
“Aku jelas-jelas melihat bayangan di belakangmu tadi... Kau tidak mungkin kabur menggunakan Wilayah Hantu.” Feng Quan menggeretakkan giginya.
“Perhitunganmu cukup matang, tapi waktu yang kau butuhkan untuk menyerang terlalu lama. Bahkan lima detik pun cukup bagiku untuk bereaksi. Lalu untuk apa mata-mata ini?” Yang Jian menunjuk mata merah darah mengerikan di kepalanya.
Seluruh situasi di Wilayah Hantu bisa dia pantau tanpa ada area buta.
