“Lapangan di pinggiran kota sangat sepi, hanya sesekali terdengar suara serangga di antara rerumputan.”
Luo Suyi dan Huang Fei yang sudah meninggalkan vila di pinggiran kota duduk menguap di depan panggangan barbekyu, dengan lesu mengaduk bara arang menggunakan ranting pohon yang mereka pungut.
Melihat waktu.
Sudah pukul tiga pagi.
Mereka tidak sebanding dengan sosok unik seperti Yang Jian. Meski sudah menjadi Pengendali Hantu, mereka tetap perlu istirahat. Terutama Luo Suyi dan Lin Luomei yang pergi ke hotel namun sampai sekarang belum bisa beristirahat. Rencana awal mereka adalah makan kenyang lalu tidur nyenyak, siapa sangka Yang Jian malah bermain-main dengan hantu di rumahnya.
Siapa yang tahan begini?
“Pak~!”
Luo Suyi tiba-tiba menampar.
“Kau ngapain?” Huang Fei di sebelahnya menatapnya sambil bertanya.
“Ada nyamuk.” jawab Luo Suyi.
Huang Fei membentak: “Kalau ada nyamuk ya pukul nyamuknya, ngapain mukul aku?”
“Bukan, tadi ada nyamuk di wajahmu, aku cuma mau bantu memukulnya.” kata Luo Suyi.
Huang Fei menyahut; “Di sebelah Yang Jian juga ada nyamuk, kenapa tidak kau pukul?”
“Hubunganku dengannya kurang baik. Soal begini mending diabaikan. Tadi aku lihat kau hampir tertidur, jadi mau membangkitkan semangatmu. Lagipula siapa tahu nanti kita harus kabur lagi kapan-kapan.” Luo Suyi berpura-pura bermaksud baik.
Huang Fei memandangnya dengan ekspresi aneh; “Kalau kau terus begini, aku akan balas dendam.”
“Tak apa. Jika kau lihat aku mulai ngantuk, tampar saja aku. Jangan tinggalkan aku sendirian di pedalaman terpencil begini, ini tidak aman.”
Luo Suyi selesai bicara lalu beralih bertanya; "Yang Jian, bagaimana situasi di sana? Apakah berhasil? Aku harus pulang tidur."
Yang Jian juga tidak terus-menerus mengamati kondisi rumah di kejauhan. Saat ini dia sedang asyik menonton film di ponsel.
Pakai kuota internet dari ponsel positioning satelit, enak banget.
"Kondisi Tong Qian tidak akan bertahan lama. Soalnya dua hantu wajah itu kekuatannya seimbang, jadi hasilnya akan cepat terlihat. Tenang, aku sudah hitung semuanya. Aku terus pantau kok." Kata Yang Jian iseng.
"Sebulan lalu kau juga bilang begitu. Lagian kau sama sekali tidak mengawasi, main ponsel terus!"
Yang Jian berkata; "Oh iya? Soalnya sebulan lalu filmku belum selesai ditonton."
Sambil berkata demikian, dia menengadah memandang kondisi vila di kejauhan.
Tiba-tiba dia sadar lampu luar vila sudah padam entah sejak kapan. Kejauhan gelap gulita, tak terlihat apapun.
"Rumahmu kena pemadaman? Apa belum bayar listrik?" Tanya Yang Jian.
"Aku baru bayar dua hari lalu! Mana mungkin mati lampu. Pasti ada masalah. Sekarang uruslah sendiri, jangan libatkan aku." Luo Suyi langsung menjauhkan diri.
"Aku cek dulu."
Kulit di alut Yang Jian tiba-tiba meregang. Sebuah mata merah darah yang ganjil mencuat.
Mata hantu itu memancarkan cahaya merah yang menyapu seluruh area sekitar, mengecat segalanya dengan lapisan merah darah seolah cairan tubuh mengalir di permukaan.
Tak lama kemudian, cahaya merah mengental menjadi seutas benang bagai lampu sorot yang merambat ke arah vila Luo Suyi.
Melalui mata hantu, pandangan Yang Jian langsung sampai ke dalam ruangan.
Kegelapan di dalam tak mampu menghalangi penglihatan mata hantu.
Ia melihat di lobi vila, seseorang berdiri secara tiba-tiba. Di depan orang itu terdapat lemari alkohol, di pintu kaca lemari itu terpantul tiga sosok wajah manusia.
Sangat jelas.
Tong Qian di dalam ruangan telah bangkit dan keluar.
Hanya saja kondisi dirinya saat ini masih belum bisa dipastikan seperti apa oleh Yang Jian.
"Bagaimana situasi di dalam?" tanya Luo Suyi penuh rasa ingin tahu.
Yang Jian merenung sejenak: "Seharusnya berhasil, tapi aku tak yakin. Lagipula ini hanya penglihatan mata, jadi aku harus memastikan. Ngomong-ngomong, kalian ikut?"
"Tidak, tidak. Kau urus saja urusanmu. Kalau sudah aman telepon aku." Luo Suyi tak berani bergabung dengan Yang Jian.
Permainan orang ini melibatkan bahaya yang melebihi imajinasinya, nyawa bisa melayang kalau tak hati-hati.
"Kalau begitu aku harus memastikan sendiri." Kata Yang Jian sambil langsung berdiri, bersiap kembali untuk konfirmasi.
Pada momen ini.
Di ruang tamu vila.
Tong Qian berdiri bagai patung dengan ekspresi mati rasa.
Meski ruangan redup tanpa penerangan, cahaya dari luar yang masuk memungkinkannya melihat jelas pantulan wajahnya di kaca.
Aneh, asing, seperti hantu gentayangan yang baru bangkit, membuat bulu kuduk merinding.
“Mengapa saya hidup kembali？Di mana ini？Bukankah saya seharusnya sudah mati di Hotel Caesar？”Berbagai pertanyaan memenuhi kepala Tong Qian.
Tapi dibandingkan dengan kondisi dirinya saat ini, beberapa pertanyaan itu sama sekali tidak sebanding.
Dia hanya tahu bahwa dirinya sepertinya telah hidup kembali.
Mengenai alasan kebangkitannya, dia tidak tahu. Saat ini dia hanya melihat bayangannya di cermin memiliki tiga wajah manusia yang ganjil.
Satu wajah hantu dengan senyuman aneh.
Wajah ini sangat familiar baginya.
Namun di sisi lain, wajah hantu serupa membuatnya merasa asing dan cemas - sebuah wajah menangis yang berpasangan dengan wajah tersenyum.
Di antara kedua wajah itu, terdapat wajah aslinya sendiri.
Meski kulitnya pucat, tetap cantik dan sempurna. Hanya ekspresinya yang terlihat seperti setengah tersenyum sekaligus setengah menangis, menimbulkan kesan ganjil - sepertinya efek samping dari proses kebangkitan ini.
“Dan tubuh ini sepertinya juga bukan milikku.”Tong Qian merasakan tubuhnya lebih tinggi dan lebih kuat dari sebelumnya.
Yang paling penting, ciri-ciri tubuh ini jelas milik pria, bukan tubuh aslinya yang dulu.
“Apa yang sebenarnya terjadi dengan semua ini……”
Tong Qian bergumam pada diri sendiri. Tapi dia tidak merasakan panik, hanya kebingungan, tanpa kecemasan.
Sepertinya ada emosi tertentu yang hilang.
“Creek～！”
Saat itu, suara arus listrik kecil mulai terdengar di sekeliling. Kemudian lampu ruang tamu tiba-tiba menyala terang, menerangi aula yang redup dalam sekejap.
Yang Jian saat itu menggulung selembar koran usang bernoda darah di tangannya, keluar dari sebuah ruangan di sekitarnya.
"Siapa?"
Tong Qian segera menyadarinya, kepalanya berputar dengan gerakan ganjil, menampakkan wajah menangis yang menghadap ke arahnya.
Anehnya, melalui wajah menangis ini dia justru bisa melihat segala sesuatu di depannya.
"Ini aku. Kenapa? Setelah sekian lama tak bertemu, kau sudah lupa padaku?" Yang Jian menyimpan koran bernoda darah itu, sementara kain penutup wajah sudah rusak sepenuhnya tak berguna.
Kain penutup wajah bukan benda gaib, hanya perwujudan wajah menangis, tidak memiliki kemampuan khusus.
"Yang Jian?" Tong Qian perlahan berbalik badan, menggunakan wajah aslinya yang sekarang menghadap ke dirinya.
"Jelaskan padaku, sebenarnya apa yang terjadi dengan semua ini?"
Yang Jian berkata: "Beberapa hari lalu aku menerima pemberitahuan dari Zhao Jianguo bahwa kau hilang saat menangani peristiwa supranatural di Kota Zhongshan. Belakangan aku datang membantu, bersama Feng Quan, Xiong Wenwen dan beberapa Pengendali Hantu lainnya menyelesaikan kasus ini. Sesederhana itu."
"Yang kutanyakan bukan itu, tapi mengapa aku bisa berubah seperti ini?" tanya Tong Qian.
Yang Jian menjelaskan: "Kau mati, dibunuh hantu, hanya menyisakan secarik wajah manusia. Aku menggunakan metode khusus untuk membangkitkanmu, sekaligus membantumu mengendalikan dua wajah hantu. Sesederhana itu."
"Ini bukan tubuhku." Tong Qian mengamati tangannya sendiri.
Tangan yang sedikit kasar itu terasa sangat asing.
“Tubuhmu telah diinvasi Hantu, sekarang seharusnya berada di Feng Quan. Jika ingin melihat, saya tidak keberatan. Tapi untuk membangkitkanmu, kita tidak bisa menggunakan tubuh aslimu. Harus mencari tubuh lain. Ini satu-satunya tubuh yang cocok denganmu yang bisa saya temukan saat ini. Tentu saja, saya juga sudah mempertimbangkan bahwa kau mungkin tidak terlalu puas.”
“Kecuali kau ingin saya membunuh seorang gadis tak bersalah untuk mendapatkan tubuh segar yang cocok untukmu.”
“Tidak, tidak perlu. Tidak boleh menghidupkan saya dengan cara membunuh orang lain dan merebut tubuh mereka. Untung kau tidak melakukannya, kalau tidak saya tidak akan memaafkanmu.”
Tong Qian memotong langsung ucapannya, menolak cara kejam ini.
Yang Jian berkata; “Saya juga berpikir begitu, makanya tidak saya lakukan. Hanya saja tidak tahu apakah kau bisa menerima penampilanmu yang sekarang ini?”
Tong Qian tidak menjawab, malah bertanya: “Tubuh yang saya pakai sekarang ini milik siapa?”
“Teman SMA saya. Namanya Zhao Lei, diserang Hantu. Wajah aslinya tidak bisa ditemukan, hanya tubuh ini yang masih hidup. Kalau saya tidak memberikannya padamu, paling dalam dua tiga hari tubuh ini akan mati. Saya tidak punya pilihan.” Kata Yang Jian dengan tenang.
“Kita semua tidak punya pilihan... Ini cukup baik.”
Tong Qian menatap cermin kaca di depannya, terus memeriksa wajah barunya.
Membutuhkan waktu untuk menerima penampilan seperti ini.
“Tenanglah dulu.” Yang Jian tidak mengganggu Tong Qian, lalu berbalik pergi.
“Yang Jian, tunggu.” Tiba-tiba Tong Qian menoleh memandanginya.
“Ada apa lagi?”
Tong Qian berkata; “Saya sangat lapar, ingin menyantap sesuatu... Selain itu, terima kasih. Terima kasih telah melakukan banyak hal untuk saya.”
“Tidak apa, yang penting tetap hidup, bukan?” Yang Jian tersenyum ringan.
Namun saat itu kepala Tong Qian tiba-tiba miring ke samping, Senyuman yang ganjil mengawasinya, sekaligus dengan tak percaya mulai berbicara: "Jangan tertawa, jangan pernah tertawa di hadapanku setelah ini. Aku belum bisa beradaptasi dengan kondisiku ini, takut nanti tanpa sengaja membunuhmu."
Suara yang dikeluarkan Senyuman saat berbicara ini menyeramkan dan aneh, seperti hantu gentayangan yang memberi peringatan, membuat orang merinding.
Begitu selesai bicara, kepala Tong Qian berputar, wajah indah miliknya yang asli kini memandanginya dengan khawatir.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Dari kalimat ini, dia bisa menyimpulkan bahwa begitu dirinya tertawa, Senyuman Tong Qian akan menghadap ke arahnya.
Lalu dirinya mungkin akan mati... bahkan tanpa perlu ada suara tawa yang keluar.
Ini adalah jenis keganjilan baru.
Demikian juga, menangis tentu juga tidak diperbolehkan.
Tapi yang tak disangkanya, setelah Tong Qian berhasil mengendalikan dua Hantu wajah dengan sempurna, ternyata bisa mengontrol Hantu wajah untuk berbicara, seolah juga bisa mengendalikan Hantu wajah untuk melihat dirinya, setara dengan benar-benar memiliki tiga wajah.
"Kau harus cepat beradaptasi, ini kemampuan yang sangat mengerikan dan berbahaya." Yang Jian berkata.
"Aku coba saja." Tong Qian berkata dengan serius.
Yang Jian berkata: "Di kulkas ada makanan, akan kuambilkan untukmu."
