Zhang Wei merasa kesempatan untuk menunjukkan kemampuan telah tiba.
Dia tak bisa terus diam. Hari ini dia akan membuktikan pada semua orang bahwa tidak ada yang tak bisa dia lakukan - kecuali berurusan dengan makhluk-makhluk hantu itu.
Maka, Zhang Wei pun bangkit.
"Hei Bos-bos, kalian cuma akan rugi sendiri kalau terus mengacau. Kalau Kakak Kaki mulai bertindak, batasannya tidak jelas. Bisa-bisa sengketa ekonomi berubah jadi kasus pidana. Besok keluarga kalian mungkin hanya bisa melihat wajah kalian di koran. Jadi beri saya Zhang Wei sedikit kehormatan, lupakan saja masalah ini. Ambil barang-barang dan pergilah sekarang. Anggap semua ini tidak pernah terjadi."
Dia berbicara dengan sangat serius dan tulus.
Kemudian di depan kerumunan orang itu, dia menarik bajunya ke atas.
Sebuah pisau buah kecil yang mengilap terlihat terselip.
“He.” Liu Chi di sebelah terkekeh sinis: “Bulu aja belum tumbuh berani ikut-ikutan main di masyarakat, pikir kalian kami datang tanpa persiapan sama sekali?”
Setelah berkata demikian, dia memberi isyarat dengan matanya.
Beberapa anak buah di sampingnya langsung menarik baju, mengeluarkan pedang, tongkat bisbol, dan sebagainya. Rupanya mereka sudah merencanakan untuk membuat keributan.
Sial, persiapan mereka lengkap sekali?
Zhang Wei membelalakkan matanya sejenak, lalu berkata dengan suara berat: “Awalnya aku ingin menyelesaikan ini secara damai, tapi sekarang tampaknya aku harus mengungkapkan statusku.”
Setelah itu, diam-diam dia mengeluarkan pistol emas berat dari saku.
Pistol?
Kelopak mata Liu Chi berkedut, refleks mundur beberapa langkah.
“Zhang Wei, kembali, serahkan ini pada Yang Jian.” Zhang Xiangui merasa anak ini pasti takkan bisa mengatasi mereka.
Karena dia memperhatikan bahwa orang-orang ini tidak seperti staf perusahaan resmi. Sebelumnya, Shangtong Technology Co., Ltd. adalah kekuatan jahat asing yang bersembunyi di lokal. Perusahaan yang bisa beroperasi di sini pasti punya latar belakang tak bersih, mungkin terlibat dalam hal-hal ilegal.
“Ayah, tenang saja, ini akan selesai segera.” Zhang Wei memberi gestur OK sambil menoleh.
Dia yakin setelah pistol dikeluarkan, gerombolan ini takkan berani macam-macam.
Tapi harapan indahnya tak sesuai kenyataan.
“Sialan! Berani menakut-nakuti aku? Bawa pistol mau usir kami? Aku tak punya waktu buang-buang dengan anak kecil seperti kalian! Kalau hari ini uang tak diberikan, kantor ini akan kuhancurkan. Pikir kami mudah ditindas? Beranilah kau tembak!”
"Liu Chi yang itu, melihat Zhang Wei memegang pistol di tangannya, merasa telah mendapatkan bukti kompromi, semakin seenaknya. Dia langsung mengangkat kaki dan menendang Zhang Wei.
Tak peduli apakah barang di tangannya asli atau palsu.
Kalau masalah ini jadi besar, pasti tidak ada kerugian buat dirinya sendiri.
Lagipula kalau tidak dibuat besar, bagaimana bisa dapat ganti rugi?
"Sial, kau ini tidak menepati janji, diam-diam menyerang dari belakang!" Zhang Wei nyaris terjatuh karena kehilangan keseimbangan, langsung memaki kasar.
Sebagai orang yang belum pernah menang dalam berkelahi, hari ini dia kembali kalah.
Tapi Yang Jian yang belum pernah kalah berkelahi berdiri dengan wajah dingin: "Sepertinya di mata Bos Liu ini, uang lebih berharga daripada nyawa."
"Apa maksudmu?" Liu Chi berkata: "Masalah ganti rugi belum selesai, hari ini kita belum berakhir. Jangan kira aku tidak tahu apa yang ada di tangan si bocah itu. Berani tidak aku laporkan ke polisi sampai perusahaanmu disegel..."
Tapi sebelum selesai bicara, Yang Jian sudah menendang perut gemuknya dengan kekuatan begitu dahsyat sampai kakinya seperti terbenam dalam lemak itu.
Braak~!
Liu Chi menjerit kesakitan dan terlempar sampai menghancurkan pintu kayu di belakangnya, terguling-guling ke koridor luar.
Sial!
Bos Su di sebelah dan karyawan lain serta anak buahnya nyaris melompat ketakutan.
Ini masih manusia biasa?
Sekali tendang sampai bisa melempar orang terbang.
"Wa..." Liu Chi meringkuk di lantai seperti seekor babi, berbagai isi perutnya menyembur keluar bersama bekas darah, wajahnya seketika berubah merah keunguan dengan ekspresi kesakitan yang hebat.
"Masih ada tenaga untuk muntah, rupanya timbunan lemak di perutmu bukan tanpa guna sama sekali." Yang Jian melirik dingin, lalu menatap bos-bos lainnya.
Mereka berkeringat dingin bercucuran, merasa seperti diawasi binatang buas sehingga tak berani bergerak.
"Tendangan yang bagus! Si botak tua ini pantas diperlakukan begitu. Biarlah dia menderita karena sebelumnya terus menatap kaki indahku dengan mata mesum." Jiang Yan berseru girang, tapi kemudian buru-buru menambahkan, "Yang Jian, kau harus hati-hati!"
"Sial, berani menyakiti bos kami? Kau cari mati!" Beberapa orang nekat menyerbu ke depan.
Tanpa menoleh sedikitpun, seolah memiliki mata tak kasat mata yang mengawasi situasi sekitar, Yang Jian mengangkat pistol dingin dan menempelkannya ke dahi orang terdepan: "Langkah lagi, kuboraki kau."
Seketika para penyerang itu membeku ketakutan.
"Tuan, tenanglah... Ini tindakan ilegal..." Bos Su di sebelah berkata dengan gemetaran.
Berani benar membawa pistol.
Yang Jian melihatnya, lalu mengeluarkan surat izin senjata: "Pemerasan, menyerang penanggung jawab Kota Dachang. Tahukah kau bahwa saya bisa langsung menembakmu? Apakah para bos ini ingin menyelesaikan secara damai atau melalui prosedur resmi? Jika damai, ganti rugi sesuai harga yang kalian sebutkan tadi, termasuk kompensasi kerugian spiritual pribadi saya dan biaya pengobatan karyawan. Kau dua miliar, dia satu miliar. Yang tergeletak di situ kasusnya lebih rumit."
"Kau, ini perampokan."
Bos Su itu membelalakkan mata, campur takut dan ngeri. Di hatinya, dia tahu telah mengganggu pejabat tinggi yang luar biasa.
"Kalau begitu jalani prosedur resmi. Dari nilai pemerasan dan tindak pidana lanjutan, perkiraan saya hukuman minimal seumur hidup tanpa pengurangan. Tapi saat itu sudah bukan wewenang saya lagi. Kapten Zhang Hua akan datang dengan timnya dalam sepuluh menit. Pertimbangkan baik-baik."
"Oh iya, kalian yang di belakang coba bujuk bos kalian. Kalian juga terlibat. Begitu Kapten Zhang datang, tak ada yang bisa kabur. Semua akan masuk berita."
Setelah berkata demikian, Yang Jian berbalik dan duduk kembali di sofa.
"Hancur."
Beberapa bos langsung roboh duduk di lantai, wajah pucat ketakutan, panik tak karuan.
"Tuan, ini bukan urusan kami! Kami hanya diajak untuk nambah jumlah orang. Lepaskan kami!" Karyawan lain yang ikut datang tak bisa menahan tangis.
Siapa sangka mereka terlibat dalam situasi serius secara tak jelas begini.
Yang Jian melirik: "Kalian boleh pergi setelah membersihkan lantai belakang. Yang tadi bersiap bertindak, tinggallah di sini."
“Terima kasih banyak, Bos.” Yang lain langsung lega, buru-buru kabur seperti dikejar, membersihkan lantai sampai kinclong lalu menghilang.
Zhang Wei menghela napas dan berkata: “Barusan kan sudah kubilang beri aku sedikit kehormatan. Lihat, ini akibatnya kalau tidak menghargai posisiku.”
“Dasar anak-anak sial.” Zhang Han hanya menggedikkan sudut bibir, sudah terbiasa melihat kelakuan mereka.
Dulu sekelompok orang dari klub itu mencoba memeras Yang Jian, tapi malah dilenyapkan sekaligus olehnya. Sekarang di kalangan Pengendali Hantu, hampir tidak ada yang berani langsung menantangnya. Lagipula, dia ini berani membunuh bahkan Wang Xiaoqiang – adik kandung Profesor Wang sendiri.
