Sore harinya, Zhang Hua datang bersama timnya.
Orang-orang ini benar-benar sial. Memeras penanggung jawab Kota Dachang, mengerahkan massa untuk mengacau, menghalangi pekerjaan Yang Jian – dengan rangkaian kesalahan ini, jangan harap mereka bisa keluar penjara dalam waktu dekat.
Tentu saja, beberapa bos memilih berdamai sambil meneteskan air mata, beruntung bisa menghindari hukuman.
Tapi bos botak bernama Liu Chi itu tidak seberuntung mereka. Sadar dari pingsannya di rumah sakit, dia langsung mencengkeram petugas yang menjaga sambil meringis kesakitan: “Ganti rugi! Suruh si brengsek itu bayar!”
Orang-orang di sekitarnya hanya menggeleng-geleng kepala takjub.
Sungguh kecanduan uang sampai rela mempertaruhkan nyawa demi itu.
Setelah urusan perusahaan sementara ditetapkan, Yang Jian langsung melepas tanggung jawab. Dengan Wang Bin sebagai penanggung jawab dan Zhang Xiangui yang membantu mengawasi, seharusnya tidak ada masalah.
Di perjalanan pulang ke rumah.
Jiang Yan yang duduk di kursi penumpang depan kembali bertanya dengan penuh kebingungan: "Kau mau buka perusahaan ya silakan, tapi kenapa harus memberikan barang-barangmu ke orang lain? Mereka ini dapat keuntungan gratis, kan? Sungguh tidak efisien."
"Bagaimana orang lain mau membantumu bertindak jika tidak diberi sedikit imbalan memadai?"
Yang Jian menatapnya dengan tenang: "Lagipula aku bahkan tidak tahu berapa jumlah jabatan dalam sebuah perusahaan. Maukah kau aku yang mengurus segalanya?"
"Kalau begitu lebih baik jangan buka perusahaan," sergah Jiang Yan. "Ini melelahkan dan tidak menghasilkan apresiasi."
Yang Jian tersenyum tipis: "Tanpa perusahaan, bagaimana caranya merekrut pengusaha kaya? Tanpa jaringan para pengusaha dan bangsawan, siapa yang akan kita mintai bantuan nanti? Ambil contoh proyek pembangunan ruang aman - tanpa bantuan konstruksi Zhang Xiangui, kau bahkan tidak bisa menyewa tim konstruksi sekalipun punya uang. Dulu Wang Xiaoqiang saat mendirikan klub juga merekrut pengusaha-pengusaha termasyhur di Kota Dachang sebagai pemegang saham."
"Yang kulakukan sebenarnya mirip dengan klub Wang Xiaoqiang. Meski dia sudah mati, tak bisa dipungkiri rencananya benar. Saat itu Wang Xiaoqheng punya segalanya: uang, anggota, dan kekuatan. Hanya satu kesalahannya - tidak bergabung dengan markas."
Di sini, dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
Yang Jian paham, seandainya Wang Xiaoqiang bergabung dengan markas saat itu, tindakannya terhadap pria itu pasti akan dihalangi. Markas mutlak tidak mengizinkan perilaku seperti ini.
Karenanya, dengan pelajaran dari pengalaman sebelumnya, ia tentu harus melakukan yang lebih baik.
"Harus punya kekuatan sendiri, juga harus punya status sebagai penanggung jawab Kota Dachang."
"Tentu saja, kelemahan dari kesempurnaan ini adalah saya harus tetap memberi beberapa bagian muka ke markas, di waktu-waktu tertentu harus turun tangan."
"Mulai sekarang kamu bertanggung jawab atas keuangan perusahaan, asal tidak ada masalah di sana. Uang dari penyelesaian diam-diam bos sebelumnya harus kau terima, nanti masukkan ke perusahaan sebagai dana awal pertama."
Yang Jian melirik Jiang Yan: "Jangan setiap hari hanya mikir jalan-jalan beli baju. Kalau malas-malasan, aku akan langsung ganti akuntan."
Meski tahu Jiang Yan wanita yang penurut, selain serakah akan uang dan takut mati tidak ada niat lain - tidak seperti orang yang suka main belakang dan tidak serius - Yang Jian tetap khawatir kemalasannya akan mempengaruhi urusannya. Makanya perlu diingatkan, lagipula pekerjaannya sangat penting.
"Jangan khawatir, mulai besok aku pasti rajin bekerja, sama sekali tidak akan malas-malasan."
Jiang Yan memeluk lengan Yang Jian sambil merengek seperti gadis kecil.
"Zhang Liqin biasanya akan membantumu."
Yang Jian menambahkan sambil lalu: "Kalau ada masalah, tanya saja Wang Bin. Secara profesional dia manajer, di bisnis juga senior, pasti lebih banyak tahu daripada kalian."
Dia ingin secepatnya mengatur semua ini agar bisa fokus menangani kondisinya sendiri.
Akhir-akhir ini Yang Jian sudah mulai merasakan... tubuhnya perlahan memburuk.
“Bukan kebangkitan hantu gentayangan, melainkan kebangkitan dari kematian sebelumnya yang tidak sepenuhnya tuntas, menyebabkan tubuh tetap dalam kondisi setengah manusia setengah hantu. Belakangan ini tubuh mulai menunjukkan masalah secara bertahap, entah karena terlalu sering menggunakan kekuatan hantu gentayangan atau karena keseimbangan tertentu yang mulai melemah.”
“Alasan munculnya perasaan ini adalah ketika kemarin tidur bersama Zhang Liqin, diriku tiba-tiba memiliki dorongan untuk menguasai tubuh matangnya yang lembut dan hangat. Awalnya Yang Jian mengira ini hanya nafsu biasa, tapi instingnya yang tajam menangkap sesuatu yang lebih dalam.”
“Dorongan ini bahkan memunculkan pemikiran untuk mengganti tubuh.”
“Apakah naluri Bayangan Hantu Tanpa Kepala sedang memengaruhi pikiranku?”
Tatapan Yang Jian menjadi gelap. Ia teringat insiden Bayangan Hantu Tanpa Kepala di Mal Furen.
“Bayangan Hantu Tanpa Kepala itu sejak awal terus-menerus menyusun tubuh, berusaha mencari badan sempurna yang terbuat dari kumpulan hantu gentayangan.”
“Sekarang aku sudah menguasainya dengan sempurna. Meski tetap terkendali, jika tubuhku mulai membusuk atau muncul kelainan fisik, naluri Bayangan Hantu untuk mengganti tubuh mungkin akan semakin kuat. Pada akhirnya, naluri ini bahkan bisa mengendalikan tindakanku.”
“Saat itulah... mungkin Bayangan Hantu Tanpa Kepala akan bangkit kembali dari kondisi hang-nya.”
“Perasaan ini baru muncul sekitar dua hari terakhir, artinya masalahnya masih dalam tahap awal.”
Yang Jian merenung dalam-dalam: “Masih ada waktu bagiku, tapi begitu tanda bahaya muncul, kita tidak boleh mengabaikannya. Jika sampai masalahnya meletus, sudah terlambat.”
Pada saat yang sama, dia juga memikirkan beberapa kemungkinan untuk menyelesaikan masalah ini.
Menggunakan kemampuan bayangan hantu tanpa kepala untuk mengganti tubuh.
Bertanya pada kertas kulit manusia untuk mendapatkan solusi.
Melakukan transaksi dengan lemari hantu untuk mendapatkan tubuh hantu yang sempurna.
Namun ketiga metode ini semuanya memerlukan pengorbanan.
Kertas kulit manusia tidak bisa sepenuhnya dipercaya, kebohongan dalam barang ini menyembunyikan jebakan yang menimbulkan ketakutan tak terduga, sedikit kecerobohan bisa membuat diri sendiri binasa oleh kertas ini.
Transaksi dengan lemari hantu terlalu mahal, tubuh hantu sempurna mungkin akan membuat Yang Jian membayar harga yang tak terbayangkan.
Adapun mengganti tubuh menggunakan bayangan hantu tanpa kepala... ini paling sederhana, tapi terlalu kejam karena yang diganti pasti tubuh orang hidup, dan hanya solusi sementara, tubuh pengganti juga akan mati jaringan bahkan membusuk.
Dalam hati dia menghela napas getir.
Jika memungkinkan, Yang Jian benar-benar tak ingin melanjutkan jalan sebagai Pengendali Hantu, lagipula terlalu berbahaya. Dalam setengah tahun terakhir, tak terhitung Pengendali Hantu yang ditemuinya sudah mati, termasuk yang termasyhur sekalipun. Tapi apa gunanya? Yang jatuh tetap jatuh.
Dalam kunjungan ke Kota Zhongshan kali ini, jika bukan karena dirinya, Tong Qian, Feng Quan dan yang lain pasti sudah binasa.
Dengan tingkat kematian setinggi ini, Yang Jian tak tahu sampai mana bisa bertahan.
Awalnya dikira setelah kebangkitan dari kematian sebelumnya, masalah kebangkitan hantu gentayangan tak perlu dikhawatirkan dalam waktu lama. Tapi di hadapan kekuatan gaib, perubahan yang muncul terlalu drastis, banyak situasi tak bisa diprediksi siapa pun.
“Selesaikan dulu urusan di tangan, baru kemudian menangani masalah ini. Sudah berjuang sampai sejauh ini, bagaimana bisa menyerah.” Mata Yang Jian menyipit tipis, di dalam otaknya terlintas serangkaian peristiwa supranatural sejak hari di Sekolah Menengah 7 hingga sekarang.
Dia sendiri tak tahu sudah mengalami berapa banyak kengerian dan keputusasaan. Bisa bertahan hidup benar-benar bisa dianggap sebuah keajaiban.
“Sedang memikirkan apa?”
Jiang Yan di sampingnya mengedipkan mata penuh rasa ingin tahu.
Yang Jian menarik kembali pikirannya. Dia memutar setir, mobil masuk ke kompleks perumahan; "Tidak ada, hanya urusan pekerjaan saja."
Dia tidak akan membicarakan hal-hal ini dengan Jiang Yan karena percuma. Lebih baik biarkan dia bekerja dan tinggal dengan normal.
Saat mobil berhenti di depan pintu, terlihat Wang Shanshan yang pulang lebih awal dari perusahaan bersama ibunya Wang Haiyan sudah menunggu di depan pintu.
“Halo Tante Wang.” Yang Jian menyapa.
Wang Haiyan tersenyum kecut, agak malu: “Sebelumnya suamiku bilang kau sudah meninggalkan perusahaan, jadi aku buru-buru membawa Shanshan ke sini. Ingin kau lihat kondisi Shanshan.”
Dulu dia sangat meremehkan Yang Jian si pemuda miskin ini, bahkan melarang putrinya Wang Shanshan berhubungan dengannya. Siapa sangka posisi sosial mereka tiba-tiba terbalik, membuatnya selalu merasa canggung dan malu setiap bertemu Yang Jian, apalagi kini Wang Bin bekerja di bawah kendalinya.
Wang Shanshan di sampingnya justru terlihat tenang. Dia menatap Yang Jian, di balik tatapan dinginnya tersimpan perasaan rumit seperti rasa segan sekaligus harapan akan pertolongan.
Keadaannya yang paling khusus dan rumit.
Sebagai orang biasa, dia terkena kutukan gaib berkali-kali. Meski bertahan hidup, dirinya mengalami perubahan misterius yang merindingkan.
"Urusan Wang Shanshan tenang saja, hari ini akan saya selesaikan. Tapi tak perlu terburu-buru, Tante Wang belum makan kan? Bagaimana kalau kita bicara setelah makan? Kebetulan perut saya juga lapar." Yang Jian berkata dengan santai.
"Sungguh merepotkan." Wang Haiyan berkata.
"Tak apa, kita teman tak perlu sungkan." Kata Yang Jian.
