Lima hari yang lalu, di sebuah rumah sakit di Kota Dachang, seorang ahli otoritas melakukan pemeriksaan medis pada tubuh Yang Jian.
“Kondisi tubuhmu sangat khusus. Seluruh fungsi tubuhmu perlahan menurun, beberapa area tubuh bahkan menunjukkan gejala nekrosis. Jika ini terjadi pada orang biasa, mungkin sudah masuk ruang gawat darurat. Tapi kau masih bisa mempertahankan aktivitas dalam kondisi sehat. Ini bukan sekadar keajaiban tubuh manusia, melainkan keunikan dari orang sepertimu.”
“Tapi situasi ini tidak akan bertahan selamanya. Jika tren kelainan tubuh ini terus berlanjut, tubuhmu akhirnya akan benar-benar kolaps.”
Yang Jian tidak terkejut mendengar diagnosis ini. Ia berkata dengan tenang, “Berapa lama kira-kira kondisi saya bisa bertahan?”
“Belum tentu. Minimal tiga bulan, maksimal setengah tahun, bahkan mungkin satu tahun.” Ahli itu tak bisa memberi waktu spesifik.
“Saya mengerti.”
Yang Jian memastikan dugaan sebelumnya bahwa tubuhnya sedang mengalami erosi.
Karena kebangkitannya dari kematian tidak sepenuhnya sempurna, ditambah keberadaan hantu dalam tubuhnya, manusia biasa dengan darah dan daging tak sanggup menopang kondisi ini untuk bertahan hidup dalam jangka panjang.
Namun tubuh Pengendali Hantu memang selalu bermasalah. Seperti Feng Quan yang hampir seluruh tubuhnya nekrosis, rongga tubuhnya dipenuhi tanah makam... Tapi dia tetap hidup, eksis secara ganjil di dunia ini.
Tapi Yang Jian tahu, hantu dalam tubuhnya berbeda dengan milik Feng Quan.
Begitu syarat tubuhnya tak lagi memenuhi bayangan hantu tanpa kepala, naluri untuk mengganti tubuh akan semakin kuat hingga mempengaruhi pola pikirnya, bahkan memicu kebangkitan Hantu Gentayangan kembali.
“Dengan sumber daya yang ada di tangan saya, sama sekali tidak cukup untuk menopang pergantian tubuh Hantu. Masalah ini tidak bisa diselesaikan di Kota Dachang.”
Yang Jian menghitung jumlah Hantu yang ada di tangannya.
Selain barang-barang khusus seperti lemari hantu, kertas kulit manusia, dan Cermin Hantu, saat ini dia hanya memiliki tali hantu, satu kerangka, sekantong tanah makam, serta dua koper emas berisi Hantu yang direbut dari Paulus—CEO Shangtong Technology Co., Ltd sebelumnya. Meski belum dibuka, pasti nilainya tidak signifikan. Dia berniat menyimpannya untuk memberi makan bayi hantu.
“Bisakah kerangka yang direbut dari Wang Xiaoqiang menyelesaikan kondisi tubuhku?” Dugaan itu muncul di benak Yang Jian.
Tapi setelah dipikirkan matang-matang, dia menyimpulkan tidak mungkin.
Meski setelah menggantinya diri sendiri tidak akan mati, kerangka itu tak bisa menghentikan deteriorasi tubuh.
“Sepertinya harus segera ke Kota Dajing. Markas pusat punya sumber daya terbanyak. Pasti bisa menyelesaikan masalah Hantu yang sedang kuhadapi ini.” Yang Jian tahu solusi satu-satunya adalah mengendalikan hantu ketiga.
Batas maksimal menguasai dua Hantu ternyata datang lebih cepat.
Tentu, jika diam saja, dia masih bisa hidup nyaman selama setengah tahun lebih. Jika mengganti tubuh orang hidup di tengah jalan, mungkin bisa bertahan beberapa tahun.
Tapi Yang Jian tak ingin melakukannya.
Yang harus datang pada akhirnya akan datang. Beberapa masalah cepat atau lambat harus dihadapi. Hidup merana seperti ini, jika tidak sengaja terlibat dalam peristiwa supranatural, tetap akan mati. Hanya dengan menyelesaikan masalah diri sendiri, seseorang bisa bertahan hidup dengan lebih baik.
"Jubah Shou yang dirampas dari tangan Ye Feng oleh mayat hidup itu, sepertinya bisa mengubah tubuh manusia perlahan-lahan menjadi hantu." Mengingat semua peristiwa gaib yang pernah dialaminya, Yang Jian mencari-cari sesuatu yang ganjil dalam ingatannya.
Benar, jubah Shou itu.
Dulu ketika Ye Feng memakainya, jubah itu bisa menahan semua serangan hantu gentayangan. Namun sebagai pengorbanan, tubuh akan perlahan berubah menjadi hantu. Ketika transformasi tubuh benar-benar selesai, orang yang mengenakan jubah Shou akan berubah menjadi hantu yang mengenakan jubah Shou.
Yang Jian berpikir jika dirinya memakai jubah Shou itu dan tubuhnya perlahan berubah menjadi hantu, kondisi memburuk secara alami ini pasti bisa membaik.
Namun meski konsepnya seperti itu, tingkat kesulitan dalam pelaksanaannya cukup tinggi.
Mayat hidup itu sudah disimpan, tidak ada yang berani menyentuhnya. Bahkan dia sendiri pun tidak berani. Jadi keberadaan jubah Shou hanya bisa menjadi skema cadangan.
Bagaimanapun juga, kali ini Yang Jian kemungkinan besar perlu menggunakan sumber daya markas. Lagipula di seluruh Asia, sejak awal peristiwa supranatural hingga sekarang, semua hantu yang dikurung berada di tangan markas.
Maka tiga hari kemudian, setelah mengurus urusan di Kota Dachang, dia pun berangkat menuju Kota Dajing.
Selain beberapa barang penting, Yang Jian hanya membawa dua benda khusus: kertas kulit manusia dan tali hantu di tangannya.
“Skenario pertama mungkin memanfaatkan informasi masa depan dari kertas kulit manusia itu, sedangkan skenario kedua adalah Hantu satu-satunya yang sepenuhnya dikendalikan Yang Jian sejauh ini, sebuah senjata khusus yang bisa memberikan bantuan tak terduga di situasi tertentu.”
Karena dampak peristiwa sebelumnya, bandara Kota Dachang masih ditutup. Yang Jian terpaksa menuju bandara di kota terdekat untuk naik pesawat.
Jiang Yan dan Zhang Liqin ingin mengantarnya, namun ditolak mentah-mentan.
“Saya Yang Jian, sedang mempersiapkan penerbangan ke Kota Dajing.” Ujar Yang Jian sambil duduk di area istirahat, menggunakan ponsel positioning satelit untuk menghubungi operatornya.
Operator yang bertugas adalah Qin Meirou, suara seksi wanita dewasa itu bisa membuat pria biasa langsung kecanduan.
Tapi Yang Jian adalah kasus khusus.
“Baik, saya sudah memverifikasi informasi penerbanganmu. Tim penyambut akan segera disiapkan. Harap kooperatif dengan pengaturan kami setelah tiba.” Suara Qin Meirou terdengar tertekan, seolah takut memicu minat 'khusus' Yang Jian yang bisa membuatnya menjerit-jerit di telepon.
“Bagaimana kondisi ibuku?” tanya Yang Jian.
Qin Meirou menjawab, “Sangat baik. Ibu Anda bekerja di perusahaan bonafid dengan beban ringan, gaji tinggi, dan tunjangan lengkap... Tenang, markas pasti akan memperlakukan keluarga agen kami sebaik mungkin.”
“Baguslah.” Sahut Yang Jian.
Dia tahu, sejak mengambil alih tugas Zhou Zheng dulu, Zhao Jianguo terus memantau gerak-geriknya. Perlakuan khusus untuk keluarga juga bagian dari protokol.
Makanya ibu Yang Jian langsung dipindahkan ke Kota Dajing sejak awal.
Lebih baik disebut perlindungan daripada pekerjaan, lagipula kota itu adalah yang paling aman dengan jumlah Pengendali Hantu terbanyak yang ditempatkan di sana.
Fakta membuktikan bahwa penempatan seperti ini tidak salah.
Terlepas dari peristiwa di Kota Dachang, Kota Zhongshan, bahkan kejadian supranatural di daerah sekitar, nyawa orang biasa sulit dijamin.
Meskipun kasus supranatural relatif jarang, sebuah kota mungkin hanya mengalami satu-dua kasus dalam setahun, Yang Jian tidak berani mengambil risiko ini.
Dulu dirinya belum mampu melindungi keluarga, bahkan tidak menghubungi kerabat di desa, karena tak bisa menjamin bahwa membawa mereka ke dekatnya pasti merupakan hal baik - mungkin malah membahayakan.
"Apa isi koper ini? Buka untuk diperiksa." Seorang petugas pemeriksaan keamanan menunjuk koper pria paruh baya itu.
"Tidak ada apa-apa, hanya beberapa keramik." Pria itu segera membuka koper.
Isinya memang berbagai botol, guci, piring, dan mangkuk keramik yang tampak antik, bukan barang baru.
Petugas menunjuk guci keramik hitam: "Buka ini, kami perlu periksa isinya."
"Benar-benar kosong," jawab pria itu sambil membuka guci.
Petugas menyorotkan senter ke dalam guci gelap itu, memeriksa barang lain, lalu mengizinkannya lewat.
Begitu pria itu lolos pemeriksaan, sirine meraung-raung di belakang. Seluruh petugas bandara termasuk personel khusus bergegas menghampiri.
“Jangan panik, saya Yang Jian penanggung jawab Kota Dachang. Ini kartu identitas saya.” Dengan wajah getir, Yang Jian mengeluarkan dokumen dari saku sambil meletakkan tas barang di sebelah.
Sebelum situasi makin runyam, seorang penanggung jawab terburu-buru datang dan mematikan alarm.
“Apakah ini Yang Jian penanggung jawab Dachang? Sungguh maaf, kami baru menerima pemberitahuan dari atasan. Silakan ikuti saya melalui jalur khusus ini untuk naik pesawat. Kekeliruan dalam pekerjaan kami semoga bisa dimaklumi.”
“Tak apa,” kata Yang Jian. “Ini hanya prosedur standar. Mau diperiksa?”
Dia menunjuk ke tas barangnya.
“Jika Anda bisa kooperatif, itu akan sangat baik. Silakan ke sini.” Sang penanggung jawab ini sebenarnya gemetar ketakutan.
“Tak perlu repot, periksa saja di sini.” Yang Jian memberi isyarat.
Penanggung jawab terpaksa menyetujui. Dia menerima perintah khusus dari atas tentang protokol penerimaan khusus untuk Yang Jian.
Seorang petugas scanner wanita membuka tas Yang Jian.
Beberapa benda aneh membuat mereka bingung: kotak emas, dokumen khusus, dan peralatan tak biasa.
Petugas segera melaporkan temuan ini.
Tapi tak lama kemudian, Yang Jian dinyatakan lolos pemeriksaan.
“Yang Jian, kenapa bawa begitu banyak peralatan khusus?” Suara Qin Meirou tiba-tiba berkumandang dari ponsel positioning satelit sebelum Yang Jian jauh melangkah.
“Siapa tahu ada keadaan darurat. Tidak bolehkah?” jawab Yang Jian.
“Bukan tidak boleh, tapi bisakah kau pastikan barang-barang khusus di tanganmu tidak menimbulkan potensi masalah yang tak terkendali?” Qin Meirou mengeluh sambil memegangi kepala.
“Beberapa hantu yang berkeliaran di luar jauh lebih berbahaya daripada yang ada di tanganku. Kalian seharusnya mengurus mereka, bukan barang-barang di tanganku ini.” Yang Jian berkata.
“Aku akan membuatkanmu laporan, tapi hanya sekali ini. Lain kali tidak boleh lagi, dan jangan sembarangan menggunakannya. Kalau ada masalah, kau yang bertanggung jawab.” Qin Meirou berkata dengan getar.
“Tentu saja.” Yang Jian menjawab.
Saat berbicara, langkahnya terhenti. Matanya menatap seorang pria dewasa yang sedang naik pesawat dari pintu boarding lain.
“Ilusi?” Tatapan Yang Jian bergetar lemah. Ia baru saja merasakan gerakan gila Mata Hantu di bawah kulitnya.
Ini adalah sinyal kegelisahan. Biasanya berarti kebangkitan Mata Hantu atau ada aktivitas supranatural di sekitarnya yang memicu reaksi.
“Ada apa?” Qin Meirou bertanya lagi.
Yang Jian berkata; “Tak apa. Cuma melihat pria gemuk paruh baya berjalan terlalu arogan, jadi tak tahan melirik.”
“Kalau begitu kita putus komunikasi dulu. Segera hubungi jika ada situasi.” Kata Qin Meirou.
Selama bukan kasus supranatural, tidak perlu menjaga status komunikasi 24 jam.
Namun tak lama setelah Yang Jian naik pesawat,
Alarm di area scanner kembali berbunyi.
Satu tim personel khusus bersenjata lengkap segera mengepung.
“Gunting kuku, ini cuma gunting kuku!” Seorang pria mengangkat gunting kuku mini sambil berteriak panik.
“Bawa pergi.”
“……” Pria itu hampir muntah darah tua. Tatapannya penuh kekesalan mengikuti arah kepergian Yang Jian.
Namun di atas truk penganggut bagasi bandara, di dalam koper pria paruh baya tadi, akibat guncangan, tutup guci hitam biasa yang tidak tertutup rapat mulai terbuka sedikit. Awalnya tidak ada keanehan, namun seiring waktu, aura dingin yang menyeramkan perlahan merembes keluar dari balik guci hitam pekat itu.
Lampu di truk penganggut mulai berkelip-kelip seperti ada korsleting akibat kabel listrik yang kontaknya buruk.
Namun detail ini luput dari perhatian.
