"Menyelesaikan peristiwa supranatural ini di dalam pesawat, terdengar menggembirakan, tapi Yang Jian tahu begitu keputusan ini dibuat, nyawa semua penumpang di pesawat akan menggantung di ujung tanduk."
Dalam beberapa waktu ke depan, selain Yang Jian, setiap orang berpotensi menjadi target berikutnya hantu gentayangan dan tewas dalam penerbangan ini.
Tinggal menunggu siapa yang lebih sial, secara tidak sengaja memicu aturan membunuh hantu itu, atau terpilih menjadi target berikutnya oleh hantu gentayangan.
"Berdasarkan analisis semua informasi sebelumnya, hantu tidak selalu berada di pesawat ini, tapi tiba-tiba muncul dalam penerbangan ini, merupakan peristiwa supranatural yang muncul mendadak." Yang Jian mulai berpikir.
"Dengan demikian, hanya ada dua kemungkinan mengenai eksistensi hantu ini."
"Pertama, salah seorang penumpang adalah hantu. Kedua... hantu mengikuti penumpang naik pesawat."
Kemungkinan adanya Pengendali Hantu lain langsung disingkirkan karena mencari informasi semua penumpang penerbangan ini sangat mudah. Markas besar telah memanggil dan mengirimkan informasi, menyatakan tidak ada kemungkinan Pengendali Hantu lain di pesawat selain Yang Jian.
"Kemungkinan terbesar adalah salah satu penumpang merupakan hantu. Jika hantu mengikuti penumpang naik pesawat, seharusnya aktivitasnya sudah dimulai sejak di bandara, bukan harus menunggu sampai saat ini." Berdasarkan situasi terkini, Yang Jian menyimpulkan hantu mungkin menyamar sebagai salah seorang penumpang.
Tapi ini hanya kemungkinan. Sebelum memastikan situasi sebenarnya, dia tidak akan gegabah mengambil keputusan.
Karena perkiraan yang salah akan membawa dirinya ke jalan buntu, sehingga meningkatkan tingkat kesulitan penanganan peristiwa supranatural ini.
“Prioritas utama saat ini adalah menentukan lokasi hantu itu, baru kita bisa mengeliminasi kemungkinan lain.”
Setelah merenung sejenak, dia memastikan langkah berikutnya yang akan diambil.
Hanya dengan memastikan posisi hantu itu terlebih dahulu, tanpa memahami tingkat keganasan hantu tersebut, dia tidak akan gegabah bertindak.
Peristiwa di Hotel Caesar Kota Zhongshan masih membekas dalam ingatan Yang Jian.
Siapa sangka, hanya dengan memasuki hotel itu sesaat, seseorang langsung diawasi arwah penasaran? Jika saat itu persiapannya tidak matang, pasti dia sudah tewas di dalam hotel, mustahil bisa keluar hidup-hidup dari Zhongshan.
Kali ini persiapan menuju Kota Dajing sangat terbatas.
Selain beberapa senjata untuk menakut-nakuti orang biasa, satu-satunya yang bisa melawan hantu gentayangan hanyalah boneka kain aneh itu. Lilin Hantu dan sejenisnya sudah habis terpakai.
Ditambah lagi, kondisi dirinya sendiri mulai memburuk. Jika kemampuan hantu terus disalahgunakan, pasti akan mempercepat proses pemburukan ini.
Dengan tidak adanya teman seperjuangan kali ini, Yang Jian terpaksa memilih skema aksi yang lebih konservatif dan hati-hati.
Sekalipun dia mengklasifikasikan hantu ini sebagai level C, kategori terbatas.
"Bagaimana situasinya, Wang Dong?" Yang Jian berjalan keluar, melihat Wang Dong yang sedang berpatroli di kabin.
"Semua normal, tidak ada temuan mencurigakan." Wang Dong segera mendekat, berbisik pelan, "Kematian penumpang wanita itu masih dirahasiakan. Karena mayatnya ditemukan di toilet, belum menyebabkan kepanikan. Tapi keadaan seperti ini tidak bisa ditutupi selamanya, cepat atau lambat pasti terbongkar."
Yang Jian menyapu pandangannya ke semua penumpang di kabin; "Tak masalah terbongkar atau tidak, selanjutnya apapun yang terjadi kau harus pastikan semua penumpang tetap di kursi. Jangan sampai kacau, kekacauan hanya akan memperumit situasi."
"Lalu bagaimana jika muncul korban lagi nanti?" Wang Dong bertanya lagi.
Yang Jian berkata: "Apa kekacauan bisa mencegah kematian? Pesawat ini sempit, kemana lagi kau bisa lari jika Hantu itu membunuh? Hanya dengan menjaga ketertiban normal, saya bisa menyelesaikan kejadian khusus ini secepat mungkin. Jika semua panik, itu hanya akan menghambat efisiensi tindakan saya."
Wang Dong merasa metode Yang Jian agak kejam, tapi tak bisa menemukan alasan untuk membantah. Akhirnya ia menerima pengaturan itu dan mengangguk.
"Ikut saya berkeliling," ujarnya memulai pembicaraan.
Membawa Wang Dong, ia berpatroli di kabin mencoba menemukan orang mencurigakan atau hal mencurigakan.
Kemunculan Hantu selalu diawali tanda-tanda kecil, tidak sepenuhnya tanpa aturan.
Hanya saja bagi orang biasa, kepanikan membuat mereka mengabaikan petunjuk kecil ini.
Melihat penumpang ada yang tidur, mendengarkan musik, membaca buku... Semua terlihat sangat normal. Yang Jian tidak menemukan keanehan. Ia merasa kemungkinan Hantu menyamar sebagai penumpang kecil, lagipula Hantu sudah mulai bergerak.
"Haruskah menunggu Hantu itu membunuh lagi untuk menentukan tempatnya? Atau mungkin ia menyadari keberadaan saya sehingga memilih bersembunyi?" Yang Jian mengerutkan kening, ia belum menemukan metode yang efektif.
"Informasi terlalu sedikit, meskipun dari kondisi kematian wanita tadi bisa dinilai ini adalah peristiwa supranatural."
"Tapi tanda-tanda aktivitas Hantu hanya muncul sekali."
"Jika tidak ada kejadian berikutnya, aksi kali ini tidak akan ada progres."
"Lepaskan kacamata hitammu." Yang Jian menghampiri seorang yang berpakaian mencurigakan.
Penumpang ini duduk dengan topi di kepala, kacamata hitam menggantung di depan mata yang menutupi sebagian besar wajahnya. Badannya kaku bersandar di kursi seperti tak bernyawa.
Ucapannya tidak mendapat respons. Penumpang itu tetap diam.
Yang Jian langsung mengulurkan tangan dan melepas kacamata hitam itu.
Di balik kacamata terlihat wanita beriasan tebal dengan lingkaran hitam pekat di mata.
Begitu kacamatanya dilepas, wanita itu marah: "Apa yang kau lakukan? Gila ya? Aku baru saja tertidur nyenyak, kau malah membangunkanku!"
"Tadi kelihatannya ada yang aneh, jadi kuselidiki. Tapi sekarang kau terlihat normal. Maaf." Kata Yang Jian tenang sambil mengembalikan kacamatanya.
Saat hendak pergi, wanita itu tiba-tiba berdiri teriak: "Siapa yang kau bilang aneh? Dasar psikopat! Ganggu tidurku lalu tuduh aku bermasalah. Apa kesalahanku? Tadi saat aku tidur, kau mau iseng-iseng ya?"
"Kurasa kau memang seorang psikopat."
Penumpang lain di sebelah mendengar perkataan wanita ini dan menatap Yang Jian. Kebanyakan dengan mental "Menonton Keributan", beberapa orang ikut membuka mulut menunjuknya.
"Katakanlah Saudara, dari tadi kulihat kau mondar-mandir menyelinap. Meski tak tahu apa maksudmu, lebih baik kau mengendalikan diri." Seorang pria kekar berbicara dengan nada peringatan.
"Sekarang naik pesawat kok ada orang macam begini. Kukira cuma di bus umum saja ada jenis manusia seperti ini."
Wajah Yang Jian tetap biasa, sepertinya tak tergoyahkan.
Berada dalam peristiwa supranatural, dia akan sangat menahan amarah dan menjaga diri tetap tenang.
Wang Dong di samping segera mendekat: "Saya polisi udara penerbangan ini. Tadi saya dan rekan kerja sedang menyelidiki kasus khusus. Harap penumpang kooperatif. Jika ada ketidaknyamanan, mohon pengertian. Perusahaan penerbangan akan menjelaskan pada Nona ini."
"Tugasmu hebat ya? Aku seperti pencuri?" Wanita itu semakin marah: "Yang lain tidak diselidiki, hanya aku? Apa karena aku wanita dianggap lemah? Nanti aku akan melaporkan kalian!"
Wang Dong hendak menjelaskan tapi dihentikan Yang Jian: "Menurutku urusan ini lebih baik ditunda dulu."
"Ditunda?" Wang Dong heran memandangnya: "Mengapa?"
“Tidak ada apa-apa, saya hanya ingin istirahat sebentar, setengah jam lagi kita lanjutkan pekerjaan.” Yang Jian melihat jam, memastikan aksi akan dilakukan setengah jam kemudian.
“Yang Jian, kalau begini terus bagaimana kalau muncul masalah?” Wang Dong mulai panik.
“Setidaknya untuk sekarang tidak ada masalah.” Setelah berkata demikian, Yang Jian berbalik menuju kursi kelas satunya di kabin pertama.
Wanita itu melihat kepergian Yang Jian, kembali berkata; “Beraninya jangan kabur! Apa merasa bersalah karena perbuatan jahat? Kenapa tidak lanjutkan tugas?”
“Cewek cantik hebat, menghadapi orang seperti ini memang tidak perlu sungkan.” Seorang penumpang memuji tindakan wanita tersebut.
“Heh, orang macam ini sudah biasa kulihat. Keahlian nggak ada, niat buruk malah banyak. Ngurusin kasus? Dari tampangnya aja udah keliatan bukan petugas, pura-pura apa.” Wanita itu duduk kembali dengan senyum sinis.
Wang Dong memandangi penumpang wanita ini, lalu melihat Yang Jian yang pergi, tampak kebingungan.
“Yang Jian, apa rencanamu ini?” Dari ponsel positioning satelit, suara Qin Meirou terdengar: “Di momen krusial begini jangan sampai gagal ya.”
Nada bicaranya panik luar biasa, seolah ingin mencekik wanita penumpang itu sampai mati.
Setiap Pengendali Hantu memang memiliki kesehatan mental yang rapuh, termasuk Yang Jian. Meskipun dari dokumen terlihat emosinya stabil, tapi Qin Meirou dan Liu Xiaoyu tahu: Yang Jian sedang menahan diri. Sebenarnya dia sangat berbahaya secara mendasar.
Suara Yang Jian terdengar dingin; "Status Pengendali Hantu tidak pantas ditampilkan, punya hak tapi tak berstatus. Ini menyulitkan saya dalam bekerja. Daripada mencegah masalah sejak dini dan membuat orang tersinggung, lebih baik menyelamatkan orang dari keputusasaan dengan berpura-pura jadi juru selamat. Saya berencana istirahat setengah jam untuk memancing Hantu itu muncul. Selama periode ini saya tak akan melakukan aksi apapun."
"Sial." Qin Meirou bergumam dalam hati saat mendengar perkataan ini.
Dia memahami pemikiran Yang Jian - pria itu ingin menggunakan penumpang pesawat sebagai umpan untuk memancing Hantu keluar.
"Kau akan membuat banyak orang binasa dengan cara begini?"
Yang Jian berkata: "Perkataanmu salah. Aku tidak membinasakan siapapun. Hantulah yang membunuh mereka. Apa hubungannya denganku? Aku bukan pelaku kejahatan, mengapa kau menyalahkanku? Bagaimana kalau aku mundur dan kau yang menggantikan? Nanti kau bisa menyelamatkan siapa saja yang kau mau, aku pasti tak akan berkeberatan."
Qin Meirou tercekik oleh jawaban ini hingga tak bisa berkata-kata.
"Tapi kau adalah penanggung jawab Kota Dachang." Katanya ragu-ragu.
Tiba-tiba Yang Jian tertawa; "Aku hanya bertanggung jawab untuk Kota Dachang. Lagipula kau belum pernah mengalami peristiwa supranatural, mudah saja bicara muluk-muluk dari balik meja kantor. Kalau aku yang duduk di depan komputer, jari-jariku mungkin lebih gesit mengetik keyboard. Jika lain kali masih bicara seperti ini, aku akan putus komunikasi dan minta Liu Xiaoyu yang datang."
Sekarang dia mengerti mengapa markas pusat perlu menerapkan Rencana Komandan Tim.
Karena para Pengendali Hantu sama sekali tidak mau diatur oleh orang yang hanya bisa omong kosong. Kalau bukan untuk menghargai posisi markas, operator bahkan tidak punya hak untuk berbicara di hadapannya.
"Pada dasarnya Rencana Komandan Tim sebenarnya adalah Pengendali Hantu yang mengatur Pengendali Hantu."
Komandan tim adalah Pengendali Hantu terkuat itu.
Sistem pemerintah markas ini sudah mulai mengeliminasi.
"Kakak Kaki, apa yang kau katakan tadi? Peristiwa supranatural apa, Hantu berbuat jahat? Kedengarannya menyeramkan." Wan Delu yang duduk di kelas satu mendengar percakapan ini bertanya dengan heran.
Yang Jian meletakkan ponsel sambil berkata; "Makna harfiahnya, sebenarnya pesawat ini sedang angker sekarang, sudah ada yang mati, atasan menyuruhku menyelesaikannya."
Angker?
Wan Delu tertegun sejenak.
Justru cewek seksi di sebelahnya tidak bisa menahan tawa: "Pesawat angker? Leluconmu keterlaluan."
Pria berjas itu sama sekali tidak bicara, hanya menunjukkan ekspresi aneh.
"Kalau kalian percaya, secara alami akan percaya. Beberapa hal sulit dijelaskan pada kalian." Yang Jian kembali ke posisinya, membuka tas barangnya, mulai mempersiapkan beberapa barang.
Sementara itu.
Di kabin penumpang yang sebelumnya ditinggalkan Yang Jian, aura dingin yang menyeramkan mulai mengikis naik tanpa disadari.
Penerangan kabin tiba-tiba meredup, kabel-kabel sepertinya mulai kontak buruk, lampu sinyal di berbagai instrumen elektronik berkedip-kedip halus, bahkan sinyal ponsel pun terganggu.
Tapi semua penumpang masih belum memperhatikan.
Hanya Wang Dong yang sedang patroli menemukan keanehan di sekitarnya.
Wajahnya langsung berubah.
"Pertanda?" Wang Dong merasakan tangan kakinya dingin, ada hawa dingin tak jelas di sekujur tubuhnya.
“Perkataan Yang Jian sebelumnya benar, Hantu itu ada di pesawat, dan sekarang mungkin sudah menyusup ke kabin ini.”
“Tanpa sadar, dia mengeluarkan pistol yang diberikan Yang Jian sebelumnya.”
“Meski tak tahu apakah berguna, setidaknya ini bisa menambah sedikit keberanian bagi dirinya.”
“Namun seberapa pun Wang Dong memperhatikan sekitar, tak kunjung menemukan Hantu yang dimaksud.”
“Hanya saja pencahayaan semakin redup, beberapa lampu bahkan padam sendiri.”
“Tapi penumpang tetap tak merasakan apa-apa, hanya mengira ada yang mau tidur, pramugari menggelapkan dan mematikan beberapa lampu.”
““Ini dia.””
“Di kabin lain, tatapan Yang Jian tiba-tiba tajam: dia merasakan kehadiran sesuatu yang gaib.”
““A-Apa yang datang?” tanya Wan Delu.”
““Hantu.” jawab Yang Jian dingin.”
“Wan Delu gemetar. Melirik ke kabin belakang, wajahnya langsung tegang.”
“Entah sejak kapan, kabin belakang itu telah gelap pekat, seolah diselimuti awan kegelisahan. Lampu-lampu redup itu kontras tajam dengan pencahayaan di sini.”
“Perubahan ganjil ini membuat Wan Delu tak sadar mulai mempercayai perkataan Yang Jian.”
““Mungkin benar ada hantu di pesawat ini.””
““Cuma lampu yang diredupkan, ini sudah dianggap angker?” ujar pria berjas itu dengan ekspresi aneh.”
“Yang Jian berkata: "Kebanyakan kemunculan hantu akan mempengaruhi lingkungan sekitar, dan ini masih tahap awal, menunjukkan tingkat keganasan hantu yang rendah. Begitu hantu terus berkembang atau muncul hantu dengan tingkat keganasan lebih tinggi, pengaruhnya akan semakin dalam, menciptakan halusinasi, bahkan mengubah lingkungan sekitar menjadi ruang dimensi khusus - yang disebut Wilayah Hantu."”
“Jika kau pikir ini hanya masalah pencahayaan, coba nyalakan lampu ponselmu. Lihat apakah ini masalah penerangan atau masalah lingkungan.””
“"Nyalakan saja! Masa aku bisa ditakut-takuti dengan ucapanmu?" Pria berjas itu meski merasa status Yang Jian tidak biasa, tetap tidak percaya. Dia langsung berdiri dan menyorotkan cahaya ponsel ke depan.””
Adegan aneh muncul.
Cahaya yang disorotkan seolah menghilang, sama sekali tidak menerangi area depan.
Pria berjas itu terus maju hingga ke pintu koridor, baru sadar dengan ngeri bahwa cahaya ponselnya juga meredup, seolah ditekan.
Terkejut, dia buru-buru mundur.
Begitu keluar dari area itu, cahaya ponselnya kembali terang.
Mungkinkah benar-benar ada hantu?
Seketika, seluruh tubuhnya gemetar tak terkendali.
Wan Delu yang melihat ini juga ketakutan dan segera mendekati Yang Jian.
"Masih harus menunggu," kata Yang Jian tetap duduk tak bergerak.
Dia tahu, hantu belum sepenuhnya muncul. Untuk mengunci posisi benda itu, harus menunggu sampai mulai membunuh.
Begitu terkunci, dia akan menggunakan segala strategi untuk mengurung Hantu itu.
Apakah akan berhasil atau tidak, itu tergantung pada keberuntungan.
