Guo Fan ini bermasalah!
Meski Yang Jian tetap tenang, temuan sebelumnya membuatnya sangat waspada terhadap Guo Fan karena status orang ini dianggap mencurigakan.
Guo Fan diduga merupakan seekor hantu.
"Kau baik-baik saja?"
Anggota lain tidak mengetahui pemikiran Yang Jian, bahkan Shen Liang pun tak tahu. Dia langsung datang dan bertanya dengan wajah penuh perhatian.
"Wajah Guo Fan yang pecah sudah pulih normal, seluruh tubuhnya masih utuh tanpa kerusakan. Namun dengan wajah mayat yang tetap datar, dia jelas tidak nyaman. Tatapannya sangat suram: 'Saya baik-baik saja. Barang ini benar-benar aneh, hampir membinasakan saya. Tadi seketika saya bisa merasakan hantu dalam tubuh dikendalikan.'"
"Tangan itu bukan ingin menangkap saya, tapi hantu dalam tubuh saya. Saya bisa merasakan hantu di tubuh sedang dipindahkan, sepertinya akan masuk ke dalam botol itu."
"Tapi syukurlah, di momen genting tangan itu berhasil diusir. Kalau tidak, saya kehilangan seekor hantu, keseimbangan dalam tubuh akan terganggu. Pasti akan tewas di tangan kebangkitan Hantu Gentayangan."
Orang yang mengendalikan dua hantu sebenarnya sudah berada di ambang kebangkitan Hantu Gentayangan. Cukup satu hantu bermasalah, dirinya langsung hancur.
Seperti Feng Quan di Kota Zhongshan, baru bisa ditarik kembali dari ambang kebangkitan Hantu Gentayangan setelah Yang Jian memaksakan keseimbangan.
"Tidak ada yang menyangka insiden ini, tapi akhirnya berhasil diatasi tanpa insiden. Syukurlah semuanya baik-baik saja."
Shen Liang menarik napas lega: "Barusan juga berkat Yang Jian. Dialah yang membantumu mengusir hantu itu."
Yang Jian?
Guo Fan memandanginya dengan tatapan aneh, sepertinya tak menyangka Yang Jian mau membantu.
Yang Jian tidak berbicara, hanya berjalan mendekat. Dari koper Wan Delu di samping, dia memungut tutup botol itu. Kemudian menghadap Chen Yi: "Kalau tidak keberatan, serahkan benda ini padaku untuk ditangani?"
Chen Yi tidak berdebat dengan Yang Jian, dia berkata: "Karena kamu bisa mengendalikan benda di dalam sana, memang lebih baik kamu yang menanganinya. Aku sudah bilang tidak ikut campur kasus ini, tentu akan menepati janji. Bawalah ini dengan hati-hati. Kali ini masalahnya adalah tanggung jawab Guo Fan. Lain kali jika aku dengar barang ini kabur atau semacamnya, aku akan memintamu bertanggung jawab."
Sambil berkata demikian, dia menyerahkan botol itu kepada Yang Jian.
"Tentu saja, aku bukan Guo Fan yang setengah hati. Jika ada masalah dengan barang yang sudah di tanganku, wajar jika mencariku untuk bertanggung jawab."
Yang Jian berkata dengan tenang. Setelah mengambilnya, dia segera menutup dengan penutup lalu membungkusnya dengan kertas emas dari tas tangannya, memastikan 100% aman.
Dia sudah mengurung satu tangan. Tangan ini lebih spesial. Jika memungkinkan, untuk sementara dia tidak ingin mengutak-atik benda ini. Lebih baik dibiarkan terkunci seperti ini.
"Urusan sudah selesai, aku harus pergi. Shen Liang, urusan sisa ini kamu yang tangani. Aku tidak punya waktu untuk terus berlama-lama dengan kalian." Chen Yi mendengus keras, menunjukkan ketidakpuasannya terhadap kejadian yang dibuat Guo Fan tadi.
Meskipun ini adalah insiden tak terduga.
Tapi karena terjadi pada Guo Fan, itu adalah kesalahannya. Tidak ada istilah "tak bersalah" di sini.
Wajah mayat Guo Fan yang sudah buruk rupa semakin memerah. Dia yang biasanya dihormati di setiap kota sebagai Pengendali Hantu termasyhur, kini terlihat seperti adik kecil di hadapan mereka. Tidak ada satu pun martabat yang tersisa.
"Aku juga harus pergi. Sumber masalah kali ini akan kuselidiki sampai jelas, nanti akan kuberikan laporan kepada Kapten Shen." Kata Yang Jian.
Shen Liang tersenyum kecut: "Kalau begitu merepotkanmu. Tapi barang itu... sebaiknya serahkan ke markas bila memungkinkan. Lagipula ini Kota Dajing, kalau sampai ada masalah tidak akan menguntungkan siapa pun."
“Saya akan menyerahkan setelah penyelidikan selesai, buat apa saya memegang seekor hantu? Tidak bisa jadi jaminan hidup, tenang saja.” Yang Jian berkata iseng.
Kapan penyelidikan akan berakhir, itu tergantung pada kapan dia menyelesaikan kondisi memburuknya sendiri.
“Kalau begitu, baiklah.” Shen Liang yang mendengar jawaban asal-asalan itu tak bisa memaksa, akhirnya menyetujui dengan seadanya.
Yang Jian melirik Wan Delu yang masih roboh terduduk dengan tubuh lemas: “Bapak Wan, mau tetap di sini atau kooperatif dengan penyelidikanku dan pergi dari sini?”
“Aku... aku...”
Wan Delu gemetar bersemangat sampai gagap, tak bisa bicara.
“Sementara keputusan sudah final, ikutlah denganku.” Kata Yang Jian.
Dia masih membutuhkan petunjuk di tubuh Wan Delu, kalau tidak, dia tidak akan melindunginya dari tangan Chen Yi.
Masalah besar yang menyangkut kelangsungan hidupnya sendiri, bahkan jika hanya ada secercah harapan, dia tidak akan menyerah. Apalagi sekadar bermasalah dengan satu Pengendali Hantu internasional, bahkan seratus pun tidak akan ditakutinya.
Hampir mati, masih takut mencari masalah?
Saat ini, Wan Delu tiba-tiba bersemangat. Tubuhnya yang sebelumnya lemas tak tahu dari mana mendadak muncul kekuatan. Dengan cepat dia berdiri dari lantai lalu melirik orang-orang di sekitarnya.
Sepertinya mereka semua diam-diam mengizinkannya pergi, tanpa maksud menghalangi.
Seketika, dia kabur mengikuti di belakang Yang Jian.
"Aku melakukan kesalahan sebesar ini, apakah benar-benar tidak apa-apa pergi begitu saja?"
Wan Delu masih tidak percaya dirinya bisa pergi dengan begitu mudah.
Situasi darurat mengerikan tadi, yang hampir mencelakai seseorang lagi, jika tanggung jawab ini dijatuhkan padanya mungkin bisa membuatnya ditembak mati.
Yang Jian berkata: "Kau baik-baik saja karena kuberi izin. Jika kubilang ada masalah, maka Kota Dajing punya orang yang akan menginterogasimu. Keberuntunganmu baik - penjara seumur hidup, uang tak berguna. Keberuntunganmu buruk - pikirkanlah kehidupan selanjutmu. Lagipula sumber masalah kali ini berasal dari dirimu."
"Sekalipun tidak sengaja, tapi dampak sebesar ini, memicu masalah sebesar itu, kau tak mungkin lepas dari tanggung jawab."
"Paham, paham." Wan Delu mengusap-usap alutnya, ingin menghapus keringat dingin di jatahnya, tapi sadar tangannya masih terbelenggu.
Sekarang dia mulai menyadari ketegasan orang seperti Yang Jian.
Meski jabatan tak jelas, haknya luar biasa besar. Dalam situasi tadi, dengan sekilas pandang saja dia melihat pemadam kebakaran, penyelamatan, dan berbagai kantor lainnya bekerja sama total.
Tak satu pun berani mempertanyakan.
Kesalahan sebesar ini: ditangkap langsung, diinterogasi langsung, dibebaskan langsung. Tak perlu program apapun.
Penilaian merekalah yang menjadi program.
"Setiap orang adalah penguasa kelas berat!" Gumpalan lemak Wan Delu bergetar saat memikirkannya.
Untunglah dia mengenal Kakak Kaki ini di pesawat.
Jika tidak, dia yakin dirinya sudah hancur.
"Masalah barang antik itu..." Wan Delu mengikuti di belakang, berkata dengan hati-hati.
"Belum selesai bicara sudah dipotong oleh Yang Jian: "Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan ini, tunggu sampai saya menemukan tempat yang lebih sepi baru kau bisa cerita perlahan. Saya butuh informasi darimu, jadi kau paham kan."
Setelah berkata begitu, langkahnya berhenti, menatapnya dalam-dalam.
"Paham, paham, saya akan bekerja sama sepenuhnya." Wan Delu kaget, keringat dinginnya semakin deras.
Dia tahu jatuh ke tangan Yang Jian masih relatif aman, tapi jika sampai jatuh ke tangan orang bernama Chen Yi, mungkin masa depannya akan suram. Karena itu, dia bertekad memeluk erat kaki Yang Jian.
Berapa pun uang yang harus dikeluarkan, sebesar apa pun pengorbanannya, dia tidak peduli.
BAGIAN EMPAT RATUS SEBELAS Liu Xiaoyu
Begitu Yang Jian keluar dari bandara menuju aula, sudah ada petugas khusus yang menunggunya.
Orang spesial sepertinya memang akan mendapat layanan khusus dari markas, dengan fasilitas kelas atas: hotel khusus, mobil khusus, bahkan sopir dan pendamping khusus saat bepergian.
Tentu saja, selain fasilitas mewah, ini juga cara markas mencegah Pengendali Hantu membuat masalah di Kota Dajing.
Orang-orang seperti mereka memiliki cacat tertentu, pola pikirnya tidak bisa ditebak seperti orang normal. Jika dibiarkan berkeliaran di Kota Dajing, bisa memicu masalah besar.
Yang Jian mengikuti seorang petugas keluar bandara. Sebuah mobil dengan plat khusus sudah menunggu.
"Sopir akan mengantar Yang Mulia ke hotel untuk beristirahat. Nanti akan ada petugas lain yang bertanggung jawab, mohon tenang saja." Petugas pendamping tersenyum ramah.
"Dia ikut bersama saya." Yang Jian menunjuk Wan Delu.
"Semua sesuai keinginan Yang Mulia."
Yang Jian mengangguk lalu masuk ke mobil bersama Wan Delu.
Tapi begitu naik mobil, dia langsung mencium aroma harum yang aneh. Tidak terlalu menyengat, juga tidak terlalu samar, pas sekali, membuat orang merasa nyaman.
"Apa aroma ini?" Yang Jian mengerutkan kening.
"Cendana, ini aroma kayu cendana." Suara wanita yang terdengar familiar namun belum bisa dikenali seketika datang dari dalam mobil.
Saat Yang Jian duduk, dia melihat di kursi paling kiri seorang gadis berbaju dress dengan dua kuncir kuda panjang, postur tubuh mungil, dan wajah manis yang membuat orang tak tahan untuk memandanginya berulang kali.
"Kenapa harus menyalakan cendana?" tanyanya lagi.
"Untuk menutupi bau." Gadis yang sangat imut ini menoleh, sepasang mata besar berbinar memandangi Yang Jian dengan campuran rasa penasaran dan sukacita.
Seolah sedang mengamati hewan langka, matanya menyapu setiap inci dari atas ke bawah tanpa melewatkan detail sekecil apapun.
"Tolong pegang ini baik-baik."
Yang Jian meletakkan tas barang di bawah kakinya lalu menyodorkan guci jiwa berwarna emas itu ke Wan Delu yang duduk di sebelah.
Wan Delu gemetar ketakutan, wajah pucat pasi sambil mencengkeram botol itu. Tangannya tak berani melepas tapi juga enggan memeluk. Dia sangat tahu benda mengerikan apa yang ada di dalamnya - sebelumnya Guo Fan sang Pengendali Hantu hampir tewas dibunuh hantu dari dalam botol ini.
"Menutupi bau apa?" Yang Jian bertanya lagi.
"Bau mayat."
"Gadis imut ini berkata sambil tersenyum, 'Mayoritas Pengendali Hantu memiliki aroma seperti ini. Lagipula Kota Dajing adalah tempat yang spesial. Jika seseorang berjalan di jalanan sambil memancarkan bau mayat, kemungkinan besar akan menimbulkan kecurigaan orang lain, bahkan ketakutan.'"
"Benarkah?"
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, menatapnya sambil berkata, "Sudah puas melihat? Apa perlu kulepas celanaku juga untuk kaulihat?"
"Tidak tahu malu." Gadis ini meludah kecil, wajahnya memerah sambil memalingkan muka.
Namun seketika, Yang Jian tiba-tiba mengulurkan tangan dan mencekik leher halus gadis itu dengan kekuatan luar biasa. Kepalanya langsung terbentur kaca di sebelah, sementara Bayangan Hantu merayap sepanjang lengannya dan menyusup ke tubuh gadis itu.
"Yang Jian, apa yang kau lakukan? Lepaskan! Cepat lepaskan! Ini aku, Liu Xiaoyu, Liu Xiaoyu..." Wajah gadis imut ini langsung merah padam, buru-buru memohon ampun.
Seandainya Jiang Yan ada di sini, dia akan menemukan adegan ini terasa familiar.
"Aku tahu kau Liu Xiaoyu. Suaramu kukenali," kata Yang Jian dengan wajah mengeras, "Tapi maukah kau menjelaskan tentang mobil ini?" Kakinya menendang keras.
Atap mobil cekung, material dekorasi pecah, memperlihatkan pelat baja berwarna emas di dalamnya.
"Seluruh mobil terbuat dari material khusus. Jika tebakanku benar, cukup dengan satu tombol, mobil ini akan terkunci rapat. Ini kan tas mayat portabel yang disiapkan untukku?"
“Kau lepaskan tangan dulu, lepaskan dulu, lepaskan baru saya jelaskan. Saya operatormu yang bertugas selama ini, mungkinkah kau tidak percaya bahkan padaku?” Liu Xiaoyu memukul-mukul punggung tangan Yang Jian dengan panik, wajahnya mulai menunjukkan gejala sesak napas.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, baru perlahan menarik kembali tangannya: "Percaya bukan berarti lengah. Justru karena masih ada kepercayaan, saya tanyakan ini. Kalau orang asing, kau pikir saya mau duduk bicara di sini?"
“Batuk, batuk.” Liu Xiaoyu mengusap lehernya yang masih terasa panas, seolah baru saja lolos dari cekikan maut.
Entah mengapa orang psikopat kekerasan ini masih dipercaya banyak orang, diandalkan, bahkan digaeti perempuan tak tahu malu.
“Jangan mengulur waktu, kesabaranku terbatas.” Yang Jian berkata tegas: “Kau yang bertugas jadi operatorku selama ini pasti tahu temperamenku.”
Orang lain pasti sudah ketakutan setengah mati digaruk begini, tapi Liu Xiaoyu malah memutar mata kesal: “Ini peraturan umum, bukan khusus untukmu. Awalnya tidak diberitahu karena khawatir kau tidak nyaman. Tapi ternyata baru naik mobil langsung ketahuan.”
“Markas takut Hantu Gentayangan-ku bangkit?”
Mata Yang Jian menyipit tajam: “Jadi antisipasi lebih dulu dengan mengurungku di mobil ini. Jika perlu, langsung hentikan ancaman di awal, mencegah hantu Pengendali kabur dan memicu peristiwa supranatural.”
“Kurang lebih begitu.” Liu Xiaoyu menghindari tatapannya, wajahnya menunjukkan ekspresi malu terselubung.
“Sebagian besar Pengendali Hantu yang datang ke Kota Dajing memiliki masalah pribadi yang perlu ditangani oleh Profesor Wang, jadi antisipasi sangat diperlukan. Jangan kau berkeberatan, ini juga untuk kepentingan warga. Masalah individu tidak boleh memengaruhi keamanan semua orang. Lagipula, keunikan mobil ini sebenarnya tidak mudah terdeteksi. Kalau tidak terjadi musibah, strategi darurat tidak akan digunakan.”
“Markas juga sudah mempertimbangkan kemungkinan kau curiga, makanya mengirim saya menjemput. Tujuan ini juga untuk mengurungkan keraguanmu.”
Yang Jian perlahan menarik tatapannya: “Ternyata begitu. Rupanya markas sudah memikirkan semuanya dengan matang, bahkan punya skema darurat. Tapi menurutku kehadiranmu bukan untuk menghilangkan kecurigaanku. Aku lebih yakin kau dikirim untuk menjalankan siasat kecantikan dan membujukku.”
“Jangan omong kosong,” Liu Xiaoyu membantah dengan tegas penjelasannya.
“Omong kosong?”
Yang Jian berbicara perlahan: “Kau kenal Zhang Wei?”
“Zhang Wei adalah teman sekelasmu di SMA, salah satu dari tujuh korban selamat Peristiwa Supranatural Hantu Mengetuk Pintu Kampus. Ayahnya Zhang Xiangui...” Liu Xiaoyu langsung menjawab, menunjukkan pengenalannya yang mendalam terhadap arsip Yang Jian bahkan orang-orang di sekitarnya.
“Tak perlu membaca arsip. Aku tahu kau pasti sudah melihat semua dokumen. Tapi kau juga pasti tahu Zhang Wei punya ruang komputer di rumahku yang salah satunya khusus untuknya,” kata Yang Jian.
Liu Xiaoyu bertanya; “Lalu? Itu tidak membuktikan apa-apa.”
“Di komputer itu ada kepingan berisi folder... kau pasti paham,” Yang Jian serius menjelaskan. “Saya berani pastikan kau pasti meretas komputer itu.”
“Tidak, saya sama sekali tidak melakukannya. Atas dasar apa kau menuduh saya tidak suci? Masukin komputer orang lain itu perbuatan normal? Jangan tatap saya begitu, saya benar-benar tidak bersalah. Saya bisa bersumpah.” Liu Xiaoyu langsung membantah sambil berusaha membuktikan kesuciannya.
Yang Jian menatapnya dalam-dalam, lalu perlahan berkata: "Di dalam folder itu ada folder tersembunyi... milikku. Aktris di filmnya semua berpakaian mirip kau, pakai gaun dan kuncir kuda ganda. Satu-satunya yang tidak memuaskan adalah dadamu terlalu kecil."
"Jadi meski kau sengaja berdandan seperti itu, bagiku kau masih jauh dari ideal."
Wajah Liu Xiaoyu langsung memerah. Ia gagap-gagap mencari alasan untuk mengelak, tapi semua dibaca jelas oleh Yang Jian. Benar-benar tidak ada kedok yang tersisa.
"Jadi, ke depannya jangan meretas komputer keluarga saya lagi." Kata Yang Jian dengan sangat serius sambil melihat ekspresi kikuknya. "Kalau tidak, saya akan sangat tidak senang."
Di komputernya tersimpan arip pribadi tentang kasus-kasus gaib. Untungnya tidak terhubung internet.
Kalau tidak, pasti sudah diselidiki sampai habis oleh markas besar.
Ternyata bisa main komputer ada gunanya juga.
"Ini... ini kan untuk pekerjaan. Perintah atasan harus ditaati... Lagian siapa yang mau meretas komputer kalian? Apalagi komputer Zhang Wei. Isinya cuma game dan film porno. Sedikitpun tidak ada data berguna. Waktu itu demi cari informasi penting, mata saya sampai berkantung. Apa dia psikopat? 2000 GB isinya sampah semua."
“Lagi pula, kesukaanmu bukan hanya saya yang tahu, banyak orang di markas juga tahu, Tim Zhao bahkan lebih paham. Harus imut, harus dada besar? Sadarlah, ini dunia nyata.”
Liu Xiaoyu memerah wajahnya, membongkar semua selera jahat Yang Jian sebagai balas dendam atas tindakan gegabahnya tadi.
“Kau mengintip privasi orang malah sok benar? Lagipula ini hobi normal pria, apa anehnya?” Wajah Yang Jian tetap tenang, tanpa gejolak sedikitpun.
Dibandingkan peristiwa supranatural, hinaan ini benar-benar tak berarti, sama sekali tidak mempengaruhinya.
Hanya di dalam hati, kewaspadaannya semakin menguat.
Ternyata markas melakukan investigasi menyeluruh terhadap kehidupan seorang Pengendali Hantu sampai sedetail ini.
Tapi kalau dipikir, memang di era informasi ini, dengan kemampuan markas, sangat mudah menyelidikimu melalui berbagai saluran informasi.
“Mustahil! Aku tidak percaya semua pria punya selera sepertimu!” kata Liu Xiaoyu.
Yang Jian menunjuk Wan Delu di sampingnya: “Kalau tidak percaya, tanya dia.”
Wan Delu tersenyum paksa: “Sebenarnya aku agak beda dari Kakak Kaki, aku lebih suka yang kaki panjang. Di luar juga masih ada tiga selir...”
“Cukup!” Liu Xiaoyu menghentikan ucapannya.
Yang Jian berkata; “Jadi lain kali jangan sembarangan mengobrak-abrik komputer orang. Selain itu, informasi yang harus kuketahui harus kau beritahu duluan. Kecurigaan saya itu hal kecil, yang dikhawatirkan ada pihak tak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi. Lagipula aku sudah banyak bermusuhan.”
“Aku mengerti.” Kepala Liu Xiaoyu tertunduk lesu.
“Ngomong-ngomong, ada satu hal lagi yang harus kusampaikan.”
Yang Jian berkata: “Apa itu?”
Liu Xiaoyu melirik Wan Delu di sampingnya: “Dia sudah dengar banyak informasi, benar-benar tidak masalah?”
“Bahkan jika itu rahasia juga tidak apa-apa. Kalau bocor, kau tangkap dan tembak mati dia, aku tidak keberatan.” Kata Yang Jian santai.
“……” Wan Delu di samping memandangi Yang Jian dengan ketakutan.
Nggak boleh ngotot gini.
Bagaimana jika kau yang menyebarkan rahasia? Bukannya aku yang akan disalahkan?
Liu Xiaoyu berkata dengan suara lesu: “Saat Invasi Gaib di Kota Zhongshan kemarin, markas diserang. Lebih dari tiga puluh Operator tewas. Semua rekan kerjaku mati, Tim Zhao juga diskors dan sedang diselidiki.”
“Apa hubungannya denganku?” Kata Yang Jian: “Aku kan tidak sengaja menyebarkan kutukan. Seingatku sudah memperingati Zhao Jianguo.”
“Aku tahu.” Liu Xiaoyu tiba-tiba menengadah: “Aku harus berterima kasih padamu. Kalau bukan karena kau, mungkin aku juga sudah mati di ruang komunikasi.”
“Aku menyelamatkanmu?” Tanya Yang Jian heran.
“Karena kau menyelesaikan kasus Kota Dachang, markas menghargaimu sehingga memberiku ruang komunikasi terpisah. Karena itu aku bisa menghindari bencana waktu itu.” Jelas Liu Xiaoyu.
Yang Jian berkata; “Yang menyelamatkanmu adalah sistem pemerintah markas, bukan aku. Jangan terlalu berterima kasih.”
“Sebenarnya setelah hari itu aku ingin...” Liu Xiaoyu terdiam sejenak, sepasang mata besarnya memandanginya dengan perasaan rumit, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi mengurungkannya.
Meski baru pertama kali bertemu dengan Yang Jian, namun melalui telepon mereka telah lama menjaga komunikasi. Dia sangat familiar dengan segala hal tentang Yang Jian, bahkan kapan dia tidur, makan, menjalankan misi, dan pengalaman yang dilaluinya semuanya diketahui jelas. Karena alasan inilah dia tidak merasa asing.
Bahkan seolah sudah mengenal lama seperti kenalan dekat.
Namun Yang Jian menyela: "Tak perlu memberitahuku rencanamu. Orang yang bisa mati kapan saja tak perlu tahu banyak hal."
