Ternyata.
Yang Jian di dunia nyata jauh lebih menyebalkan dibandingkan di telepon.
Dari interaksi singkat tadi, Liu Xiaoyu memandang Yang Jian dengan ekspresi aneh. Jika karakter seperti ini bukan Pengendali Hantu, di masyarakat pasti akan mati kelaparan, dan jelas tak mungkin punya pacar.
"Sudah, Sopir Kakak, jalan saja, antar Yang Jian ke hotel." kata Liu Xiaoyu.
Sopir di depan baru saja menyalakan mesin ketika Yang Jian berkata: "Belum naik semua, buru-buru apa?"
"Hm?" Liu Xiaoyu memiringkan kepala sambil memandanginya penuh tanya.
Tapi tiba-tiba dia menyadari pemandangan sekitar bergetar, tanpa sadar dirinya sudah duduk di kursi istirahat samping, sama sekali tidak berada dalam mobil.
"Pantas saja dari tadi sampai sekarang sopir sama sekali tidak bergerak." Liu Xiaoyu menggigit bibir setelah menyadari situasi: "Kau malah menggunakan Wilayah Hantu untuk mengeluarkanku dari gerbong? Kapan kau melakukannya?"
“Saat saya menendang, kau pikir itu hanya pertunjukan? Aku sengaja membuka kaca atap mobil itu.” Yang Jian berdiri dengan tenang.
Dia melihat kaca atap mobil di kejauhan sudah pecah.
Liu Xiaoyu juga ikut berdiri: “Kau terlalu hati-hati. Ini Kota Dajing. Menggunakan Wilayah Hantu untuk hal sepele, tak takut hukuman kebangkitan hantu datang lebih cepat?”
Matanya membelalak. Gaya kerja Yang Jian yang super teliti bahkan terkesan paranoid.
“Kalau kau salah, paling dipecat. Kalau aku salah,” Yang Jian menatapnya, “Aku bisa mati. Biasakan gaya kerjaku. Ini demi kebaikanmu.”
Beberapa kesalahan di masa lalu nyaris merenggut nyawanya. Keahlian bertahan hidupnya lahir dari minimnya kesalahan.
“Tak ada kasus gaib di Dajing. Santai saja, jangan bikin aku ikut deg-degan,” protes Liu Xiaoyu.
“Ayo naik.”
Yang Jian mengabaikannya. Dengan isyarat pada Wan Delu, dia berjalan ke mobil.
Liu Xiaoyu mengembung pipi, menatapnya getir, akhirnya buru-buru menyusul.
Mobil melaju di jalanan.
Kemacetan Dajing yang 10x lebih parah dari kota lain menjerat mereka.
Di jalan.
"Liu Xiaoyu membuat jadwal perjalanan sederhana: 'Perkiraan itinerary kamu selama di Kota Dajing adalah seperti ini. Istirahat dua hari, mulai besok lusa akan ada petugas khusus yang menjemputmu ke Pangkalan Pelatihan Pengendali Hantu Internasional. Karena Sun Yi sudah menguji kondisi spiritualmu sebelumnya, tidak perlu tes lagi di bidang ini. Namun pelatihan terkait masih diperlukan.'"
"Waktunya tidak terlalu lama, sekitar tujuh hari."
"Setelah pelatihan selesai, kamu akan ke markas pusat untuk menerima penghargaan. Saat itu Menteri, Wakil Menteri, dan beberapa komandan tim dari markas akan hadir."
"Setelah itu, seseorang akan mengajakmu berkeliling di lembaga penelitian. Kamu bisa mengajukan pertanyaan pribadi, staf penelitian akan menyelesaikannya untukmu."
"Setelah keluar dari lembaga penelitian, perjalananmu di Kota Dajing selesai. Kamu bisa kembali ke Kota Dachang untuk bertugas jangka panjang di sana. Jika ada pertanyaan silakan sampaikan sekarang, atau permintaan khusus bisa saya ajukan untuk memenuhinya."
Dia memegang laporan anggaran dasar sambil berbicara.
"Pelatihan tujuh hari? Terlalu lama, saya menolak." Yang Jian mengerutkan kening berkata: "Saya tidak mau membuang waktu di pangkalan pelatihan."
"Ini wajib. Sampai sekarang belum ada Pengendali Hantu internasional yang bertanggung jawab atas kota tanpa pelatihan." Liu Xiaoyu menjelaskan: "Selama proses pelatihan, banyak dokumen rahasia akan dipublikasikan untukmu yang sangat membantu."
"Percayalah, pelatihan ini benar-benar bermakna. Markas sangat memahami betapa berharganya waktu bagi setiap Pengendali Hantu. Tapi banyak Pengendali Hantu tercipta secara tidak sengaja, mereka tidak tahu banyak tentang peristiwa gaib. Markas sudah lama bertanggung jawab mengumpulkan dokumen terkait dan merekrut beberapa Pengendali Hantu senior sebagai pelatih."
"Pengalaman dan pengetahuan akan membantu siapa pun."
Yang Jian berkata: "Tidak bisa diperpendek waktunya?"
"Tidak bisa. Tujuh hari sudah batas minimal. Durasi pelatihan hanya boleh diperpanjang, tidak boleh dikurangi. Dalam tujuh hari ini jadwal kursus sangat padat, Pengendali Hantu hanya diizinkan istirahat setengah hari di tengah-tengah." Liu Xiaoyu menjelaskan.
"Bagaimana jika saya menolak?" tanya Yang Jian.
Liu Xiaoyu menggerakkan bola matanya, lalu berbisik di telinganya: "Jangan bersikap keras kepala sekarang. Percayalah padaku sekali ini. Taatilah arahan selama di Kota Dajing. Rencana Komandan Tim sudah mulai dijalankan. Kuharap kau terpilih. Jika kau melakukan kesalahan sekarang, ini akan menjadi kerugian besar bagimu."
"Mengapa?" Yang Jian tiba-tiba menatapnya.
"Apa?"
"Mengapa kau ingin aku jadi komandan tim? Aku ingat sikapmu padaku awalnya tidak begitu ramah."
Liu Xiaoyu menghindari tatapannya: "Kau ingin bertahan hidup, bukan?"
"Tentu saja."
"Kalau kau ingin hidup, maka aku juga berpikir kau pantas hidup. Meski kau dingin, kejam, egois, dan agak psikopat, tapi aku tahu kau orang baik." kata Liu Xiaoyu.
"..." Yang Jian: "Dengan semua sifat itu, aku masih dianggap orang baik di matamu?"
"Kau menyelamatkan Kota Dachang." jawab Liu Xiaoyu.
"Itu karena aku juga terjebak dalam peristiwa itu." balas Yang Jian.
"Kau menyelamatkan Kota Zhongshan." tegas Liu Xiaoyu.
Yang Jian berkata; “Saya melakukan ini untuk membalas dendam, hantu itu telah membunuh teman sekelas saya.”
Liu Xiaoyu berkata dengan sangat serius; “Saya percaya padamu, tak ada yang lebih cocok darimu untuk menjadi komandan tim. Kau memiliki potensi itu.”
“Ini tidak seperti ucapanmu biasanya.” Kata Yang Jian.
“Bukan saya yang mengatakannya, tapi Zhao Jianguo, komandan tim Zhao. Penilaiannya terhadapmu selalu tinggi. Saya percaya pada ketajaman matanya, dia tidak pernah salah menilai orang. Saat masih menjabat, dia mengelola banyak Pengendali Hantu, tapi hanya padamu perhatiannya selalu tertuju.” Jelas Liu Xiaoyu.
Yang Jian berkata sembarangan; “Mungkin dia buta mata.”
Saat mereka berbicara, mobil telah berhenti di depan sebuah hotel berlantai puluhan. Sepanjang perjalanan, Wan Delu sama sekali tidak berbicara. Dia hanya sedang memeluk vas antik miliknya sambil gemetar ketakutan, khawatir isi dalam botol itu akan kabur secara tidak sengaja.
Sebenarnya ketakutannya ini tak perlu.
Hantu yang sudah dikurung dengan emas hampir mustahil bisa melarikan diri dari dalamnya.
Setidaknya Yang Jian belum pernah melihat satu pun hantu yang bisa kabur sendiri setelah dikurung.
Karena emas mengisolasi persepsi hantu gentayangan, bahkan jika ada orang yang memenuhi target hantu, selama hantu tidak bisa merasakannya, tidak akan ada aksi apapun.
Karena alasan inilah, sebagian besar hantu yang dikurung tetap dalam keadaan tenang.
“Di sinilah tempatnya?” Tanya Yang Jian sambil menengadah melihat hotel setinggi puluhan lantai ini.
Sungguh mewah.
“Saya tidak akan menemani Anda naik, saya harus kembali ke markas untuk melapor. Jika ada masalah, ingat untuk menelepon saya, ini nomor pribadi saya.” Liu Xiaoyu memberikan Yang Jian sebuah kartu nama sambil tersenyum: “Ingat, jangan membuat keributan, dan berusahalah untuk bertahan hidup. Percayalah pada diri sendiri.”
“Saya rasa Anda lebih cerewet daripada ibu saya.” Yang Jian menerima kartu nama itu dengan wajah dingin.
“Dada.” Liu Xiaoyu melambaikan tangannya sebelum mobilnya menghilang dari pandangan.
Wan Lude yang berdiri di depan pintu hotel akhirnya membuka mulut dengan hati-hati: “Nona kecil itu sepertinya sangat baik padamu, apakah dia pacarmu?”
“Bukan.” Jawab Yang Jian.
“Bukankah dia cukup imut? Bisa dipertimbangkan, lebih baik daripada wanita norak di luar sana. Menikahinya tidak akan merugikanmu.” Wan Delu tertawa kecut.
“Siapa yang berani menikahi anggota markas? Kau berani? Saya tidak. Saya tidak ingin semua rahasia terbongkar.” Baru saja Yang Jian selesai bicara, ia memperhatikan seorang pelayan wanita mendekat dari belakang.
“Yang Mulia, apakah Anda Yang Jian, Tuan Yang?” Pelayan itu bertanya dengan sopan.
Yang Jian mengangguk.
“Kamar tamu sudah disiapkan untuk Anda. Apakah perlu bantuan membawa barang bawaan?”
“Tidak perlu, saya akan membawanya sendiri. Antar saja saya ke kamar.” Yang Jian mengambil tas barangnya yang ada di kaki.
“Baik, silakan ikuti saya.”
Yang Jian berjalan menuju hotel. Sejujurnya ia masih trauma dengan penginapan hotel. Dalam peristiwa Kota Zhongshan sebelumnya, ia hampir mati di dalam hotel. Beruntung saat itu hantu tidak memilihnya sebagai target utama, sehingga ia punya waktu untuk membalikkan situasi.
Hotel Perdamaian!
“Entah benar-benar selamat atau tidak.” Yang Jian memandangi papan nama hotel itu, hatinya berbisik.
