“Hotel ini bagus sekali, pemandangannya indah. Dari sini kita bisa melihat seluruh Kota Dajing. Kamarnya luas, suite presiden kelas atas. Perlakuan untukmu istimewa sekali, Kakak Kaki. Biaya menginap biasa di sini lebih dari 80 ribu sehari, bahkan saya sendiri berat untuk mengeluarkannya.”
Setelah meletakkan botol, Wan Delu menghela napas lega. Dengan sikap akrab yang dipaksakan, ia memeriksa ruang tamu besar milik Yang Jian ini.
Dengan kekayaannya, tempat ini jelas terjangkau. Sikapnya ini hanyalah upaya menjilat dengan aroma kepura-puraan.
Sebagai perintis bisnis yang bisa membawa perusahaannya go public, meski keahlian lain mungkin terbatas, kemampuan pergaulan dan jamuannya pasti luar biasa.
“Sebaiknya kau kecilkan suara. Bagaimana jika mengganggu orang di lantai bawah sampai mereka naik bawa pedang?” Yang Jian membuka tasnya, merapikan senjata-senjata sambil memasang kotak emas berisi kertas kulit manusia di pinggang.
Mulai sekarang, benda ini tak akan berpisah darinya sedetik pun.
Ini bentuk kewaspadaan baik terhadap kertas kulit manusia maupun lingkungan sekitar.
“Apa sebegitu noraknya?” Wan Delu terkejut.
Yang Jian berkata: “Hotel Selamat Damai terletak di pusat keramaian Kota Dajing. Saat masuk tadi, tidakkah kau perhatikan sesuatu?”
“Apa yang harusnya kuperhatikan?”
"Orang yang menginap di sini sangat sedikit, bisnisnya sepi, ini sama sekali tidak normal. Baik satpam maupun staf layanan, semuanya tidak seperti orang biasa... Seperti agen rahasia yang terlatih. Selain itu, karena atasan mengatur saya untuk tinggal di sini, berarti semua tamu yang menginap di hotel ini bukanlah manusia."
"Mungkin mereka semua adalah Pengendali Hantu seperti saya."
Yang Jian mengambil pistol yang dilengkapi, membawanya lalu menaruh barang bawaannya dengan rapi sebelum mendekat: "Selain itu, Pengendali Hantu lain tidak semudah saya diajak berinteraksi. Kecerdasan mereka agak tidak normal. Jika terprovokasi, bisa saja mereka melakukan hal-hal tak terduga, apalagi ketika melihat kau adalah orang biasa."
Pengendali Hantu yang dingin dan suka membunuh memang ada. Di satu sisi mereka dipengaruhi hantu gentayangan, di sisi lain karena ketakutan yang menyebabkan gangguan jiwa, semuanya memiliki tingkat ketidaknormalan tertentu.
Yang Jian merasa kesadarannya hingga saat ini masih sangat jernih. Inilah kelebihan kecilnya dibanding Pengendali Hantu lain.
Tapi hanya untuk saat ini... Pada akhirnya dia juga tidak bisa menghindari pengaruh hantu gentayangan. Kini seiring memburuknya kondisi tubuh, naluri hantu mulai menunjukkan pengaruhnya.
Karena itulah, dalam kunjungannya ke Kota Dajing kali ini dia harus menyelesaikan masalah ini.
"Ti-Tidak mungkin serem sampai segitunya kan?" Hati Wan Delu yang baru tenang tiba-tiba kembali berdebar kencang.
"Braak! Braak! Braak!"
Sebelum dia selesai bicara, suara ketukan pintu gerbang langsung bergema di luar.
Wan Delu yang ketakutan langsung menghindar ke belakang sofa, tengkurap di tanah seperti ikan asin yang gemetar ketakutan.
“Kau terlalu pengecut, kalau benar ada yang mau membunuhmu, bersembunyi juga tidak akan berguna.” Yang Jian berkata singkat, tanpa peduli, lalu mendekat dan membuka pintu.
Di depan pintu, ia mengintip melalui lubang pengintip.
Di luar kosong melompong.
Tapi suara ketukan pintu masih terus terdengar.
Yang Jian mengerutkan kening. Seandainya frekuensi ketukan ini tidak aneh, mungkin ia akan mengira ini lagi insiden hantu mengetuk pintu.
"Tidak ada orang, tapi pintu terus diketuk? Ini apa maksudnya? Bukannya dikatakan tidak ada peristiwa gaib di Kota Dajing? Atau aku sedang sial kebetulan mengalaminya? Atau... ada orang iseng?"
Kalau skenario pertama masih bisa dimaklumi, tapi kalau skenario kedua, mungkin ia tidak akan tahan untuk menembak testis si pengganggu itu.
Setelah berpikir sejenak,
suara ketukan masih berlanjut, seolah ada seseorang yang terus berdiri di luar.
Ekspresi Yang Jian berubah, dengan tetap waspada ia akhirnya membuka pintu.
Ia tidak percaya markas besar tidak mampu mengamankan Kota Dajing sampai ada kejadian supranatural di Hotel Perdamaian ini. Masih ada sedikit kepercayaannya pada kemampuan markas.
Melalui lubang pengintip tadi memang kosong, tapi begitu pintu terbuka, terlihat seorang pria berwajah biasa dengan senyum kaku berdiri di sana seperti mayat hidup.
"Hantu? Bukan, ini Pengendali Hantu."
Sekilas saja Yang Jian langsung mengenali status orang ini.
"Ada perlu apa?"
"Yang Mulia, nama saya Zhang Lei. Saya datang ke Dajing khusus untuk pelatihan. Dengar-dengar Mata Hantu Yang Jian baru check-in, jadi saya penasaran ingin silaturahmi. Semoga tidak mengganggu."
Pria yang mengaku sebagai Zhang Lei ini memperkenalkan diri.
Zhang Lei?
Yang Jian mengingat-ingat dokumen para Pengendali Hantu di markas.
“Pemakan Hantu Zhang Lei.”
Seketika, ia teringat pada sebuah arip, lalu menyipitkan mata sambil berkata: “Di arsip tertulis kau istimewa, hanya dengan mengendalikan satu hantu bisa memakan hantu lain.”
“Tak kusangka kau pernah melihat arsipku.” Wajah pucat dan kaku Zhang Lei memperlihatkan keheranan.
“Kemampuan memakan hantu juga pernah kualami, tapi bukan dari manusia,” kata Yang Jian.
Zhang Lei mengangguk: “Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan di Kota Dachang? Memang agak mirip denganku. Karena itu, ada beberapa hal ingin kuminta petunjukmu.”
“Hari ini tidak ada waktu, besok saja.” Yang Jian tidak menolak maupun menyetujui, hanya mengulur waktu.
“Baik, besok akan kudatang. Maaf mengganggu.” Senyum kaku Zhang Lei berkedut dua kali sebelum berhasil ditahan, lalu ia pun pergi.
Ekspresi Yang Jian berubah: “Bahkan ekspresi wajah saja tak bisa dikendalikan? Persis mayat kaku. Keadaannya sangat parah.”
Makan hantu?
Hanya mayat hidup kelaparan yang bisa memakan hantu, hanya kertas kulit manusia yang bisa menelan hantu.
Atas dasar apa Zhang Lei sebagai Pengendali Hantu bisa makan hantu? Apa kau pikir hantu itu secupet makanan, bisa dimakan seenaknya? Sekalipun Pengendali Hantu memasukkan hantu sembarangan ke tubuh, itu bukan mengendalikan dua atau tiga hantu, tapi langsung mati!
Meski arsip tidak menulis kemampuan Zhang Lei memakan hantu, hal itu tidak mempengaruhi penilaian Yang Jian.
Hanya ada dua kemungkinan: entah hantu gentayangan sengaja membiarkannya hidup, seperti Zhao Kaiming yang sengaja mengumpulkan hantu gentayangan, akhirnya hanya untuk melahirkan entitas yang lebih mengerikan.
Atau... kemampuannya memang kuat, tapi belum digunakan beberapa kali sudah harus menghadapi kebangkitan hantu.
Tak peduli situasi mana, seharusnya tidak terlalu banyak berinteraksi dengan Zhang Lei ini karena tidak ada imbalan memadai, hanya akan mendatangkan masalah.
"Dia masih cukup sopan padaku, apakah karena aku pernah mengurung mayat hidup yang juga punya kemampuan memakan hantu?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah: "Dia waspada padaku, sekaligus ingin mencari metode menyelesaikan kebangkitan hantu dari tubuhku."
"Ternyata yang sama-sama menderita bukan cuma satu orang."
Kemudian dia kembali memikirkan kondisi dirinya sendiri.
Sama-sama memiliki masalah laten, sama-sama terus mendekati tepi kematian.
Berapa banyak Pengendali Hantu yang bisa bertahan hidup pada akhirnya, hanya Tuhan yang tahu.
Menutup pintu, Yang Jian memutuskan untuk menangani masalah Wan Delu terlebih dahulu.
Mulutnya masih menyimpan informasi yang diinginkannya.
