Malam ini terasa begitu panjang.
Masalah Lin Shan membuat seluruh penghuni Hotel Keselamatan diliputi bayang-bayang.
Sekalipun kasus ini sudah diselesaikan dengan kecepatan tertinggi, tetap menyebabkan kematian belasan orang. Selain itu, lantai 17, 18, dan 19 hotel terkena pengaruh hantu gentayangan, meninggalkan genangan air di mana-mana dan puluhan mayat mengambang.
Untungnya, hantu aslinya sudah dikurung dan dikirim pergi.
Kalau masih berada di hotel ini, pasti tidak ada yang berani mendekat. Bahkan mungkin warga sekitar harus dievakuasi.
"Harus diakui, begitu hantu milik Lin Shan dibangkitkan, ancaman yang ditimbulkannya sangat mengerikan, jauh melampaui kebangkitan hantu gentayangan anggota lainnya. Dari penuturan Wang Jiang, kita juga mengetahui bahwa hantu Lin Shan memiliki tingkat perkembangan tertentu."
"Menyelesaikan potensi masalah ini lebih cepat memang merupakan prestasi besar."
"Tapi sebagai tokoh utama dalam peristiwa kali ini,"
"Setelah mendapatkan yang dibutuhkan melalui peristiwa ini, Yang Jian sepertinya tidak lagi peduli dengan hal lain. Ia asyik bermain ponsel sambil menunggu penyelesaian urusan di hotel."
"Ini..."
"Saat ini, di lantai delapan belas hotel,"
"Wang Jiang tiba di tempat tinggal Lin Shan yang asli. Begitu melihat genangan air di lorong menuju pintu kamarnya, ia langsung terkejut."
"Aroma busuk dan bau dekomposisi langsung menyergap. Di atas genangan keruh setinggi kurang dari setengah meter, mengambang mayat-mayat yang terendam hingga pucat. Beberapa mayat sudah sangat membusuk, daging dan kulit terendam longgar hingga retak. Tubuh mereka membengkak parah, sama sekali tidak berbentuk manusia lagi. Hanya melalui panjang rambut dan pakaian yang nyaris tak berbentuk pada mayat-mayat itu, kita bisa membedakan gender mereka."
"Huek~!"
"Meski Wang Jiang adalah Pengendali Hantu, pengalamannya menghadapi situasi mengerikan masih terbatas. Perutnya langsung mual, ia pun meringkuk dan muntah di sebelah."
“Selain pegawai hotel yang sebelumnya dibunuh oleh Lin Shan, setidaknya ada tiga puluh mayat lain yang tidak diketahui identitasnya. Orang-orang tak dikenal ini mungkin adalah korban pembunuhan Lin Shan sebelumnya.” Zhang Lei berkata dengan wajah kaku sambil mendekat, “Orang baru sepertimu tidak seharusnya berada di sini. Sementara ini area ini menjadi tanggung jawabku, lebih baik kau turun ke lantai bawah untuk beristirahat.”
“Yang Jian yang menyuruhku datang. Aku ingin mencari seseorang.” Wang Jiang baru bisa berdiri tegak setelah muntah beberapa kali, sambil menutup hidungnya dia berkata.
Meski tidak bisa menerima pemandangan seperti ini, dia sama sekali tidak merasa takut.
Mungkin karena hantu tersebut sudah dipastikan tidak berada di lokasi.
Lagipula bagi orang-orang seperti mereka, ancaman yang menakutkan justru datang dari hantu, bukan dari mayat-mayat ini.
“Jika ingin mencari orang, harus menunggu hingga mayat-mayat ini diangkut dan dilakukan tes DNA untuk mengonfirmasi identitas. Dalam kondisi seperti ini, bahkan ibu kandungmu sendiri pun tak akan mengenalimu.” Zhang Lei menjelaskan.
Wang Jiang ragu sejenak, “Aku hanya ingin melihat sekilas, memastikan sendiri. Sudah jauh-jauh datang ke Kota Dajing, aku tidak mau menunggu lebih lama lagi.”
“Baiklah, kuberi waktu lima menit untuk memastikan. Jangan sampai mengganggu pekerjaan orang lain.” Setelah berkata demikian, Zhang Lei berbalik pergi.
Pegawai lain sedang menangani kebocoran di lantai 17.
Genangan air yang terbentuk dari fenomena gaib ini harus dibersihkan total, siapa tahu bisa menimbulkan konsekuensi berbahaya.
“Terima kasih.” Ucap Wang Jiang penuh rasa syukur sebelum berjalan maju sambil tetap menutup hidung.
Dengan langkah hati-hati, dia melangkah masuk ke area genangan.
Air tidak dalam, tapi sangat keruh, terlihat seperti jurang tak berdasar. Dinding-dinding di sekitarnya penuh noda air, cat tembok terus mengelupas, bercak-bercak, seolah sudah lama berada di lingkungan lembab ini.
Baru berapa lama waktu berlalu, lingkungan sekitar sudah terpengaruh menjadi seperti ini.
Wang Jiang menutupi hidungnya sambil menarik napas dalam, lalu menggeser mayat-mayat yang mengambang di permukaan air perlahan maju.
Di tangannya memegang ponsel yang menyorotkan lampu sorot, khusus mencari mayat dengan pakaian yang terasa familiar.
Area genangan air selebar sepuluh meter ini sepenuhnya tertutupi mayat, hampir tak terlihat permukaan air.
Setiap mayat tertelungkup dengan wajah menghadap bawah, punggung ke atas, tubuh kaku tak bergerak, terlihat sangat ganjil. Seolah khawatir salah satu mayat tiba-tiba berbalik dari dalam air dan menatapnya.
Wang Jiang tahu, semua mayat ini sebenarnya sangat berbahaya.
Hanya karena hantu sumbernya sekarang terbatasi, mayat-mayat ini kehilangan keganjilannya.
Jika tidak, diberi sepuluh nyali pun dia takkan berani mendekati daerah berbahaya ini.
"Bukan yang ini, bukan yang ini juga..." Wang Jiang mendorong mayat-mayat di sekitarnya. Dia panik tapi juga merasa takut.
Karena dia tidak ingin melihat orang yang diam-diam disukainya, dia yang cantik itu mati di sini menjadi salah satu mayat mengambang. Tapi juga tak rela nasibnya menjadi misteri, menjadi kasus orang hilang tanpa jawaban. Bahkan kematian pun setidaknya memberi kepastian. Adapun laporan tes DNA beberapa hari lagi, dia tak ingin melihatnya.
"Mungkin itu hanya daftar kematian yang dingin belaka, jika hanya seperti ini dia tidak akan rela."
Perasaan Wang Jiang sangat rumit, tetapi waktu yang diberikan Zhang Lei padanya terbatas. Sebentar lagi mayat-mayat ini semuanya akan diangkut.
Memikirkan ini, dia mempercepat kecepatan memeriksa mayat di sekitar jenazah.
"Apakah yang ini?" Wang Jiang melihat mayat seorang wanita berbaju gaun. Meski mayat itu sudah mengambang hingga pucat dan membengkak, masih bisa dikenali samar-samar bahwa ini mungkin jenazah perempuan yang sangat muda.
Namun saat dia membalikkan mayat ini, wajah mayat perempuan itu sudah sepenuhnya bernanah.
Setelah memeriksa, Wang Jiang yakin ini bukan orang yang dia cari.
Semua mayat dengan ciri-ciri mencolok sudah diperiksa, dia tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Ini membuatnya agak kecewa dan tidak rela.
Ke mana dia pergi?
Mungkinkah benar-benar tidak dibinasakan oleh Lin Shan?
Tidak, ini mustahil. Dia menghilang di sekolah, dan siapa lagi selain Lin Shan yang bisa membuat orang hidup lenyap secara misterius tanpa meninggalkan sedikitpun bukti atau jejak?
Ekspresi Wang Jiang berubah-ubah. Dia berputar-putar di sekitar tapi tidak menemukan apa-apa.
Karena tidak bisa menemukannya, terpaksa dia harus pergi.
Namun saat dia menggeser mayat di sebelahnya untuk mundur, karena genangan air yang terguling, mayat yang terpendam di bawah air dalam keadaan sangat membusuk muncul ke permukaan.
"Mayat ini sudah sama sekali tidak bisa dibedakan jenis kelaminnya, juga tidak mengenakan pakaian apapun. Tidak ada ciri-ciri yang mencolok pada jasadnya. Kecuali dilakukan pemeriksaan DNA, mustahil menentukan statusnya hanya dengan mata telanjang."
Tapi, Wang Jiang tiba-tiba membeku di tempat.
Tatapannya terpaku pada kuku jari kaki mayat itu.
Di permukaan kuku masih tersisa cat kuku berwarna pink. Pada ibu jari kaki tergambar pola babi kecil Peppa Pig yang lucu dan manis. Model seperti ini biasanya hanya diminati oleh gadis-gadis muda yang sedang dalam masa puber.
"Lin Shan, kau binatang tak berperikemanusiaan!"
Wang Jiang menggigit giginya sampai berbunyi, kepalan tangannya bergetar. Setelah lama terdiam, tiba-tiba ia berteriak keras.
Bukti yang muncul ini sepenuhnya membuktikan dugaan sebelumnya benar adanya.
Anggota sekolah yang HILANG, termasuk dia, semuanya adalah korban pembunuhan Lin Shan.
"Wang Jiang, jangan teriak-teriak! Ada orang yang sedang bekerja di bawah. Kau mau menakuti mereka?" Zhang Lei bergegas datang setelah mendengar suara. Awalnya ia mengira terjadi kecelakaan, ternyata Wang Jiang sedang emosi meluap.
Pengendali Hantu tidak boleh sembarangan kehilangan kendali emosi. Ini berpotensi membahayakan orang sekitar.
Wang Jiang tanpa bicara melangkah keluar dari genangan air, lalu menuruni tangga.
Zhang Lei memandanginya dengan wajah kaku yang dipenuhi ekspresi aneh.
Apa orang ini sedang diprovokasi sesuatu?
"Tapi melihat keadaannya mungkin tidak apa-apa, sudahlah, lebih baik tidak usah ikut campur dengan dia, bersiap-siaplah dulu di lantai ini."
Setengah jam kemudian.
Yang Jian yang sedang beristirahat di aula utama lantai satu hotel, melihat Wang Jiang keluar dari lorong tangga. Seluruh tubuhnya basah kuyup, bahkan memancarkan bau menyengat yang membuat orang-orang di sekitarnya mengerutkan kening dan menjauh.
"Sudah menemukan hasil yang kau cari?" tanya Yang Jian penuh rasa ingin tahu.
Dia ingin tahu apakah si polos ini sudah menemukan objek cinta diam-diamnya, lagipula dia tidak bisa memahami perasaan semacam ini terhadap jodoh yang sudah mati.
"Sudah."
Wang Jiang ragu sejenak sebelum akhirnya berkata dengan wajah pucat dan suara berat: "Dia sudah mati, mayatnya sudah mengambang sampai rusak, bahkan sehelai baju pun tidak ada... Aku tidak bisa membayangkan apa yang dialaminya sebelum mati. Lin Shan itu binatang, dia sama sekali tidak pantas disebut manusia."
"Orang seperti ini diizinkan hidup sampai sekarang?"
Yang Jian berkata tenang: "Karena dia memiliki nilai diri. Nilai ini melebihi satu nyawa manusia, bahkan sepuluh nyawa. Aku juga pernah membunuh orang, menyelesaikan Wang Xiaoqiang dengan tanganku sendiri. Perbuatannya tidak kalah jahat dari Lin Shan, tapi dia adalah adik kandung Profesor Wang. Jika aku tidak punya nilai yang cukup, Wang Xiaoming sudah lama menembakku untuk membalaskan dendam adiknya. Aku mustahil bisa hidup sampai sekarang."
"Kau merasa marah? Ingin menuntut keadilan untuk objek cintamu itu? Sebenarnya tidak perlu."
"Mengapa begitu? Mungkinkah melakukan hal yang benar saja dianggap salah?" kata Wang Jiang. Dia tidak berani menyetujui pemikiran Yang Jian.
Yang Jian berkata; "Ingin melakukan hal yang benar tidak salah, syaratnya harus punya kemampuan. Tanpa kemampuan itu, itu salah. Jika kali ini Lin Shan sendiri tidak mengalami kecelakaan, menurutmu begitu dia berhasil mengendalikan dua hantu, apakah dia akan melepaskanmu?"
Wajah Wang Jiang sedikit berubah.
Ini jelas tidak mungkin, karena seandainya dia di posisi itu pun tidak akan melepaskan lawannya.
"Dulu aku mengenal seorang Pengendali Hantu, bisa dibilang teman. Kami pernah bekerja sama, tapi belakangan dia mati, dan keluarganya juga ikut tertimpa musibah." Setelah selesai bicara, Yang Jian menambahkan: "Kematiannya sangat mengerikan."
"Makanya setelah itu aku berubah, memilih risiko kebangkitan hantu gentayangan demi membereskan beberapa orang. Karena dengan matinya beberapa orang, orang-orang yang kauanggap penting bisa hidup lebih baik."
"Karena itu, kau membunuh orang yang bernama Wang Xiaoqiang?" Wang Jiang bertanya setelah terdiam sejenak.
Yang Jian berkata: "Bukan, waktu itu tidak ada hubungan dengannya. Aku keliru."
"……" Wang Jiang.
"Tapi tidak masalah, hasilnya tetap sama saat aku bertindak untuk kedua kalinya." Kata Yang Jian dengan santai.
"Kau... benar." Wang Jiang menatapnya dalam-dalam.
Yang Jian tersenyum, tidak berbicara lagi.
Tentu saja dia benar, karena yang bertahan hidup selamanya benar.
