“Mungkin kita semua perlu tenang sejenak.”
Setelah berbicara hampir lima menit, suasana mulai berubah. Kedua belah pihak kehilangan ketenangan dan kedamaian yang sebelumnya, malah mulai menunjukkan tanda-tanda konflik. Mempertimbangkan masalah emosional Yang Jian, Li Yao segera memilih menghentikan perdebatan.
"Aku selalu tenang, kalian yang terlalu tinggi hati," kata Yang Jian.
"Pemikiranmu itu wajar, lagipula kau termasuk Pengendali Hantu kelas atas di dalam negeri. Pengaruhmu memang ada, tapi ini bukan alasan untuk menyangkal kemampuan orang lain," ujar Li Yao.
Yang Jian mencemooh, "Mengandalkan kekuatan fiktif tanpa bukti, ingin membiusku untuk bekerja untuk kalian? Bahkan tak menyebut gaji, cuma menjamin tak akan menghabisi aku setelah semuanya selesai?"
"Penjelasanmu persis seperti di novel silat: 'Bunuh dirilah, aku janji akan meninggalkan mayat utuh untukmu'."
"Sikap superior seperti mengasihani pengemis ini benar-benar membuatku jijik. Tak perlu lanjutkan, aku tak akan mendengarkan. Waktu lima menit hampir habis, sepertinya aku harus pergi."
Sambil berkata demikian, dia berdiri memandang dari atas ke arah Li Yao yang duduk di sofa seberang.
Tatapan Li Yao tetap tenang, sama sekali tidak menunjukkan ketakutan. Dia tetap mempertahankan aura percaya diri dan ketenangannya.
Latihan mental seperti ini memang luar biasa.
"Sebenarnya terkadang saya setuju dengan pemikiran sebagian orang. Orang biasa harus punya kesadaran sebagai orang biasa. Jangan ikut campur dalam segala hal. Masuk ke bidang yang bukan ranahmu tanpa bekal biasanya berakhir tragis." Yang Jian menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya menarik kembali pandangannya.
"Sayang sekali, kau melewatkan kesempatan yang cukup baik."
Li Yao berkata dengan penyesalan, seolah merasa kasihan pada Yang Jian.
"Saya juga merasa prihatin denganmu. Terlihat pintar dan percaya diri, tapi bahkan belum menyadari realitas dunia nyata. Tak sadar sikap seperti ini justru akan mencelakakan dirimu sendiri. Manusia harus belajar menimbang kemampuan diri."
Setelah berkata demikian, Yang Jian sengaja atau tidak sengaja melirik ke arah tempat kosong di sebelah.
"Tapi saya rasa kau akan berubah saat kita bertemu lagi nanti."
Usai bicara, dia langsung naik lift pergi tanpa menoleh sedikit pun.
Li Yao mengikuti kepergiannya tanpa berdiri untuk mengantar. Baru setelah lift Yang Jian sampai di lantai 20, wajahnya yang tenang berubah keriput, disertai dengusan kesal yang penuh kekecewaan.
"Tidak tahu terima kasih."
"Ternyata memang sulit merekrut Yang Jian. Dia tipe orang yang sulit diajak kerja sama. Di dunianya hanya ada dirinya sendiri, tak ada ruang untuk orang lain. Karakter seperti ini bisa disebut egois dalam skala kecil, atau otoriter dalam skala besar. Tidak mau tunduk pada siapa pun. Sungguh disayangkan."
Secara misterius, ruang rapat tiba-tiba muncul di area kosong yang sebelumnya dilihat Yang Jian.
Di dalam ruangan, empat lima orang duduk di kursi tanpa bicara, memandang ke arah sini.
“Dan yang berbicara adalah seorang pria, mengenakan setelan jas yang dipotong dengan sempurna, wajah tampannya menunjukkan pucat yang tidak wajar, kurang aura orang hidup.”
“Awalnya juga tidak berniat berhasil, hanya ingin melihat sikap Yang Jian ini, tapi justru karakter seperti ini yang membuat saya tega melepas. Dia tidak setuju bergabung dengan kami, secara alami juga tidak akan bergabung dengan orang lain. Ini bagus, akhirnya dia hanya akan menjadi serigala yang terpisah dari kawanan, dan serigala sendirian tidak akan bertahan ketika bahaya datang.”
“Kemampuan Wilayah Hantu di tangannya memang sayang, orang yang bisa menggunakan wilayah hantu sejak mengendalikan hantu pertama sangat langka, Li Jun yang luar biasa itu tidak termasuk.”
Li Yao tidak merasa aneh dengan orang-orang yang tiba-tiba muncul ini. Saat ini dia berdiri dan berkata: “Sementara target Yang Jian sudah diabaikan, saya usul untuk menghubungi Feng Quan. Dia sepertinya pernah mengalami gesekan dengan Yang Jian, dan sebagai Pengendali Hantu internasional pertama Kota Dachang, haknya sudah cukup lama, layak untuk didekati.”
“Feng Quan? Bisa saja. Tapi ini tidak mendesak. Saya ingin tahu apakah Yang Jian nanti akan menjadi hambatan kita? Percakapan tadi tidak hanya tidak mulus, sepertinya malah memberi efek terbalik.” Pemuda berbaju jas itu melambaikan tangannya.
Li Yao merenung sejenak: “Jika dia tidak menjadi kandidat komandan tim, hambatannya tidak besar. Tapi jika menjadi komandan tim, itu akan menjadi rintangan besar. Kabarnya akhir-akhir ini Zhao Jianguo berjuang mati-matian merekomendasikan Yang Jian untuk posisi komandan, dan Profesor Wang juga memberi rekomendasi.”
“Zhao Jianguo sudah mengundurkan diri masih semangat seperti ini? Sungguh langka.” Pemuda berbaju jas itu tersenyum.
Li Yao berkata: "Orangnya sudah mengundurkan diri, tapi sumber daya dan jaringan pergaulan yang ditinggalkannya masih ada. Tapi aku tidak mengerti kenapa Zhao Jianguo begitu keras merekomendasikan Yang Jian."
"Ini mudah dimengerti. Begitu Yang Jian menjadi komandan tim, Zhao Jianguo otomatis akan ikut diuntungkan. Dia sedang mempertaruhkan segalanya untuk mendukung Pengendali Hantu yang dianggap menguntungkannya. Dari bawah naungannya, hanya Yang Jian yang punya hak bersaing, yang lain cuma pelengkap."
"Mengingat ada kemungkinan Yang Jian menjadi komandan tim, dan dia juga orang dari faksi Zhao Jianguo, tidak ada pilihan lain. Begitu kuota ditetapkan, segera habisi Yang Jian. Kita tidak boleh membiarkan markas besar punya sosok berbahaya seperti ini," ujar seseorang dengan nada kaku.
"Setuju."
"Aku juga setuju." Beberapa orang lain mengangguk.
Pemuda berjas itu menggerakkan pandangannya: "Kalau kalian semua sudah sepakat, mari kita tetapkan seperti ini dulu."
Hanya dengan beberapa kalimat singkat, takdir Yang Jian sepertinya sudah diatur.
"Ngomong-ngomong, Li Yao. Kau bisa mulai mendekati Feng Quan sekarang. Kita harus buru-buru merekrut lebih banyak Pengendali Hantu top. Semakin banyak kekuatan, semakin terjamin keamanan kita di masa depan. Peristiwa supranatural terus bertambah, kita perlu merencanakan masa depan."
"Feng Quan sudah ada di Kota Dajing. Aku akan cari kesempatan tepat untuk mendekatinya dalam beberapa hari ini," jawab Li Yao.
"Pertemuan hari ini cukup sampai di sini. Tidak worth it khusus datang kemari hanya untuk Si Mata Hantu Yang Jian. Kukira dia sosok berbahaya, ternyata biasa saja."
Dengan sedikit senyum, seluruh ruang rapat lenyap secara misterius bersamaan dengan bangunnya pemuda berjas itu dari kursi.
Sekitar kembali menjadi lengang.
Jelas... Ini adalah sejenis Wilayah Hantu.
Saat ini, setelah Yang Jian meninggalkan lantai keseratus, dia menemukan ibunya di lantai dua puluh.
Itu adalah seorang wanita berusia awal empat puluhan dengan wajah biasa, berasal dari tipe yang sangat tidak mencolok.
Saat ini, ibu Yang Jian yaitu Zhang Fen sedang duduk di depan meja kerja sambil mengklik mouse komputer dengan serius, seolah sedang bekerja sungguhan. Namun di usianya ini, jelas dia belum terbiasa menggunakan komputer sehingga gerakannya terlihat agak kaku.
Tapi rekan kerja di meja sebelah bahkan lebih kaku lagi.
Yang Jian bahkan melihat beberapa orang tua berusia tujuh puluhan duduk minum teh sambil "bekerja" di depan komputer, tangan mereka bergetar saat memegang mouse.
Jelas, orang-orang yang bekerja di sini hanya mencari alasan resmi untuk mendapat perlindungan. Efisiensi kerja atau kinerja sama sekali tidak penting.
Kedatangannya telah diketahui sebelumnya oleh seorang manajer.
Pria paruh baya berkacamata itu dengan sopan mendekat: "Zhang Fen? Kau bisa istirahat sebentar sekarang."
"Tapi Manajer, ini belum waktunya istirahat?" Zhang Fen menengadah dengan heran.
Manajer menunjuk ke samping: "Pria bernama Yang Jian itu anakmu, kan? Dia datang menjengukmu ke perusahaan. Agar tidak mengganggu pekerjaan orang lain, kuperbolehkan kau libur sehari."
Zhang Fen melirik ke arah yang ditunjuk dan benar melihat Yang Jian berdiri di luar area kerja sambil tersenyum ke arahnya.
Dia terkejut.
Bagaimana caranya anaknya Yang Jian bisa sampai ke Kota Dajing? Dengan cara apa dia datang?
“Cepat pergi, jangan ganggu yang lain.” Manajer berkata sambil tersenyum, suaranya sangat lembut.
“Kalau begitu terima kasih, Manajer.” Zhang Fen mengucapkan terima kasih dengan penuh syukur, baru kemudian meletakkan pekerjaan di tangannya.
Melihat adegan ini, Yang Jian merasa lega. Ibu kandungnya memang mendapat perlakuan istimewa di sini. Setelah mencari tahu, katanya gajinya cukup tinggi, perusahaan juga sering membagikan bonus tanpa alasan jelas. Ada subsidi saat cuaca panas, bonus saat kinerja bagus, bahkan kompensasi saat sakit...
Sekilas terdengar seperti perusahaan terbaik di dunia.
Jam kerjanya juga pendek: pagi dua setengah jam, sore dua setengah jam, total hanya lima jam sehari. Akomodasi dan makan pun gratis.
Satu-satunya kekurangannya adalah tidak boleh sembarangan meninggalkan perusahaan.
Yang Jian juga paham aturan ini. Perlindungan menyeluruh seperti ini memang sulit. Jika keluarga Pengendali Hantu boleh keluar-masuk perusahaan sesuka hati, berapa besar kekuatan keamanan yang dibutuhkan?
