Di bawah tenda pelindung.
Wang Xiaoming duduk diam seperti patung. Di atas meja di depannya tergeletak kerucut hitam pekat berbentuk belah ketupat pertama.
Adapun Yang Jian, dia telah pergi.
"Dia menolak?" Li Jun tiba-tiba muncul di sebelahnya.
Wang Xiaoming berkata; "Dia akan setuju, hanya butuh sedikit waktu saja, dan saya suka berinteraksi dengan orang yang menolak saya. Karena saat menolakmu, di hatinya dia sudah paham pengorbanan apa yang harus ditanggung serta konsekuensi yang akan terjadi. Orang yang bisa menyadari diri sendiri seperti ini biasanya lebih bisa dipercaya daripada mereka yang terburu nafsu melihat sedikit keuntungan."
"Sekarang yang harus dilakukan adalah menunggu. Saya sudah memberi dia peringatan samar. Skema menggunakan barang itu mungkin tidak akan dia pakai lagi. Dalam keadaan kehilangan kartu terakhir, satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah bertransaksi dengan saya. Lagipula, modal yang saya tawarkan cukup menggiurkan."
"Ayo, ada hal lebih penting yang perlu ditangani. Untuk sementara biarkan Yang Jian, biarkan dia menyelesaikan pelatihan tujuh hari dulu." Wang Xiaoming berdiri sambil berkata.
Saat ini.
Yang Jian berjalan sendirian menuju pangkalan pelatihan.
Pikirannya sangat rumit.
Karena Wang Xiaoming sudah tahu tentang keberadaan kertas kulit manusia. Meski belum pernah melihatnya, hal itu tidak menghalanginya untuk menyimpulkan. Lagipula, kasus bunuh diri gantung dirinya dulu memberikan informasi yang cukup.
"Dia ingin mendapatkan kertas kulit manusia karena penelitian peti mati hantu gagal. Dia harus mencari metode lain untuk mengendalikan hantu. Keberhasilan saya memberinya keyakinan, dia menganggap cara saya yang benar. Bahkan entitas mengerikan yang bisa menekan kemampuan tiga hantu tanpa berpikir itu berhasil dirusaknya oleh Wang Xiaoming sampai hang, berubah menjadi paku peti mati."
Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Lalu, haruskah dia melakukan transaksi dengannya?
Keistimewaan kertas kulit manusia itu sangat jelas baginya, dan baru-baru ini skema yang diberikan untuk menghidupkan kembali Tong Qian mulai menunjukkan jebakan yang mengerikan.
Jika saat itu dia tidak secara tak sengaja menemukan status Tong Qian sebagai Hantu, wajah menangis dan Senyuman sudah berpindah ke tubuh Hantu, lalu dikuasai dengan sempurna oleh Hantu itu, akhirnya mengakibatkan kehancuran total tim.
Bahkan sekarang, Yang Jian masih merasa agak trauma memikirkannya.
Jadi, beberapa perkataan Wang Xiaoming sebenarnya benar—skema dari kertas kulit manusia sudah tidak bisa dipercaya lagi.
Meskipun skemanya benar, tersembunyi jebakan yang tak bisa terdeteksi. Yang Jian tak berani bertaruh bahwa lain kali dia akan sama beruntungnya, bisa mengungkap jebakan kertas kulit manusia dan bertahan hidup.
Tapi bagaimana jika berhasil kali ini, lalu gagal di kali berikutnya?
Cukup satu kali jebakan dalam skema kertas kulit manusia berhasil, Yang Jian langsung hancur.
"Tidak bisa ambil risiko. Setiap kali All-In, cepat atau lambat modal habis, bahkan nyawa pun harus dikorbankan." Dia menggelengkan kepala dengan getir.
Sebenarnya,
Yang Jian masih punya rencana cadangan lain. Selain kertas kulit manusia, di tangannya ada lemari hantu yang tidak biasa.
Jika menggunakan dua syarat untuk meminta bantuan lemari hantu, masalah pribadinya juga bisa diselesaikan.
Hanya saja itu membutuhkan pengorbanan yang jelas, tapi tidak ada jebakan transaksi—tinggal apakah bisa memenuhi permintaan lemari hantu.
Proses transaksinya memang tanpa jebakan, tapi bagaimana dengan hasil setelah transaksi?
Begitu lemari hantu menyelesaikan semua tujuannya melalui Yang Jian, konsekuensi apa yang akan terjadi tidak bisa diprediksi siapa pun.
“Kertas kulit manusia maupun lemari hantu, semuanya bukan barang baik. Sedikit saja tidak hati-hati, diri sendiri bisa hancur. Berinteraksi dengan hantu tidak semudah itu.” Yang Jian menghela napas, menampakkan kepasrahan yang mendalam.
Kepasrahan ini bagaikan cahaya yang ditelan kegelapan, membuatmu tak bisa melihat secercah harapan jalan bertahan hidup.
Setiap Pengendali Hantu seperti Yang Jian, meraba-raba maju dalam kegelapan ini, berjalan seiring arwah penasaran. Salah langkah berarti terpuruk selamanya.
“Pemuda, jangan terus-menerus mengeluh. Lebih positiflah, masih banyak hal indah di dunia yang menantimu.” Suara Zhao Jianguo tiba-tiba terdengar. Tampak dia berjalan mendekat dari belakang dengan senyum tipis.
Yang Jian heran bertanya: “Bukannya kau sudah ditembak mati?”
“......” Senyum Zhao Jianguo langsung membeku.
Cara bicara macam apa ini?
Kalau bukan Pengendali Hantu, omongan seperti itu pasti sudah membuat kakimu patah.
Sungguh keterlaluan.
“Maaf mengecewakanmu. Aku hanya dipecat, sekarang bekerja di pangkalan pelatihan yang bertugas menyambut kalian.” Jawab Zhao Jianguo.
“Jadi mantan komandan tim komunikasi markas besar ini sekarang jadi pelayan? Kasihan sekali. Sudah terbiasa mengantar teh dan lari-lari pesanan? Gajinya cukup buat beli BBM?” Serentetan pertanyaan dilontarkan Yang Jian.
Zhao Jianguo tak marah, hanya tertawa pendek: “Lumayan, cukup santai. Seringnya cuma baca koran.”
“Baca koran pun bisa berbahaya.” Sambut Yang Jian.
“Meski sifatmu masih seperti ini, tapi jujur saja aku senang melihatmu masih hidup. Bagaimana? Sudah bertemu Liu Xiaoyu belum?” Zhao Jianguo bertanya.
Yang Jian berkata: “Si pendek yang suka berpura-pura jadi lolita itu?”
“Bukannya anak muda sekarang suka gaya seperti itu?” Zhao Jianguo berkata.
“Menurutmu masih adakah kata 'menyukai' dalam hidupku?” tanya Yang Jian.
Zhao Jianguo tersenyum: “Bisa dicoba. Paling tidak berteman. Dia cukup peduli padamu.”
“Banyak yang peduli padaku. Tapi bukan peduli yang seperti itu. Mereka hanya penasaran apakah aku sudah mati atau belum,” jawab Yang Jian.
“Sudahlah, kita tidak usah bahas ini. Urusan anak muda sepertimu sudah di luar kendaliku yang hampir pensiun ini. Kau salah jalan. Pelatihan hari pertama ada di sana. Kau seharusnya benar-benar mendengarkan kelas pertama, akan memberimu banyak inspirasi. Setidaknya bisa mengurangi rasa takutmu pada hantu.” Zhao Jianguo menunjuk ke kanan sambil memimpin jalan: “Ikuti aku, akan kuantarkan.”
“Jangan-jangan ada matematika, bahasa, atau bahasa Inggris?” tanya Yang Jian.
“Tidak. Anggap saja mendengar kisah, santai saja,” kata Zhao Jianguo.
Tak lama kemudian.
Zhao Jianguo membawa Yang Jian ke sebuah ruangan di pangkalan pelatihan.
Ruangannya sangat besar.
Terdapat belasan anggota baru yang sedang duduk.
Ada beberapa wajah familiar seperti Zhang Lei dan Wang Jiang yang pernah ditemui di Hotel, juga beberapa orang asing yang belum pernah bertemu.
Tak perlu diragukan lagi, mereka semua adalah Pengendali Hantu.
Di sisi lain ruangan, terdapat podium guru. Seorang pria paruh baya beruban di pelipis dengan rambut pendek, wajah tegas, dan semangat menggebu sedang mengajar dengan sangat serius. Di papan tulis tertulis beberapa kata kunci seperti Hantu, Sejarah, Asal-usul, Dugaan, dan sejenisnya.
"Yang Jian, kau terlambat. Duduklah di sini. Segera dengarkan kuliah Profesor Bai ini, teorinya sangat bagus." Zhang Lei melambaikan tangan memberi isyarat.
"Aku harus kembali membaca koran. Awasi dirimu sendiri, jangan sampai membuat keributan."
Zhao Jianguo mengingatkan dengan nada berwibawa, khawatir si pembangkang Yang Jian yang sulit diatur ini akan menimbulkan masalah di tengah kerumunan orang.
Tanpa menghiraukan, Yang Jian memasuki ruang kelas itu.
Tak kusangka, setelah keluar dari Sekolah Menengah 7, masih ada hari dimana aku harus mengikuti kuliah.
Profesor Bai di podium melirik sekejap ke arah Yang Jian yang baru masuk, namun tak berkata apa-apa. Jika ini kuliah biasa, pasti sudah dimarahi. Tapi para pendengar di sini semuanya luar biasa, tak ada guru yang berani bertindak semena-mena.
"Siapa Profesor Bai ini?" tanya Yang Jian pelan setelah duduk.
Zhang Lei menjawab, "Saat perkenalan diri tadi, sepertiau bernama Bai Xuewen. Sejak masa kuliah sudah meneliti sejarah berbagai negara, terutama yang terkait mistisisme dan hal gaib. Seorang profesor ternama, sastrawan besar. Pernah baca Liao Zhai?"
"Sedikit. Dada Nie Xiaoqian sangat besar."
"Liao Zhai versi terjemahan profesor inilah yang... Tunggu, versi mana yang kau baca?"
Zhang Lei memandangnya dengan ekspresi ganjil, lalu melanjutkan: "Bukan hanya tulisan klasik kuno, dia juga pernah menerjemahkan buku-buku dari berbagai negara lain. Konon setidaknya menguasai lima bahasa asing, benar-benar aset nasional. Kalau bukan karena markas besar, orang-orang tak berpendidikan seperti kita mana mungkin bisa menghadiri kuliah profesor besar ini."
Jelas terlihat, dia sangat menghormati Profesor Bai ini.
"Tadi Profesor Bai menjelaskan, catatan sejarah tentang hantu bisa ditelusuri hingga awal peradaban manusia. Sejak zaman kuno, leluhur kita sudah memiliki tradisi ritual pemujaan hantu dan dewa..." Zhang Lei kemudian memberi Yang Jian penjelasan tambahan tentang materi kuliah sebelumnya.
"Dia ingin menggunakan legenda supranatural untuk menjelaskan peristiwa gaib yang sedang terjadi sekarang?"
Senyum tipis mengembang di sudut bibir Yang Jian: "Metode kamuflase yang bagus. Berangkat dari sejarah, dikombinasikan dengan kabar angin rakyat berbagai negara, memelintir kejadian mengerikan nan ganjil menjadi sesuatu yang seolah sudah terjadi sejak lama dalam sejarah."
"Dengan cara ini, memang bisa mengurangi rasa takut orang sekaligus menstabilkan emosi massa."
