“Zhang Lei masih hidup? Ini memang kabar baik, tapi sekaligus kabar buruk.”
Mendengar kabar ini, Yang Jian awalnya lega, tapi sekaligus berhati-hati mendekati siluet berbentuk manusia dalam kegelapan di depan.
Jika Zhang Lei masih hidup, maka bayangan manusia dalam kegelapan itu kemungkinan besar adalah Zhang Lei, bukan hantu.
“Huu!”
Tanpa ragu lagi, dia menyalakan Lilin Hantu.
Karena tak bisa menanggung kekalahan, di momen genting ini terus berjudi. Yang Jian harus menghilangkan kemungkinan terakhir keberadaan hantu, agar bisa berkumpul dengan Zhang Lei dan menyelesaikan rencana aksi ini.
Api hijau seram berkedip-kedip, mengusir kegelapan di sekeliling. Cahaya api menerangi sekitar.
Cahaya yang tiba-tiba ini membuat beberapa orang di belakang tidak bisa langsung beradaptasi, mereka serentak menutupi mata.
"Sangat tidak beres."
Yang Jian saat ini mencengkeram erat Lilin Hantu di telapak tangannya, dia melihat nyala api mengembang dengan cara yang tidak logis, lalu terbakar dengan hebat, dan kecepatan pembakaran ini sangat tinggi.
Lilin Hantu yang hampir belum pernah digunakan ini menyusut dengan kecepatan yang terlihat jelas oleh mata telanjang.
Bagi dia yang sudah berkali-kali menggunakan Lilin Hantu, ini mewakili sinyal yang mengerikan.
Hantu, ada di sekitar sini.
Kalau begitu... yang di depan adalah hantu?
Langkah Yang Jian membeku, dia sedang bersiap untuk berbalik dan lari, tapi Huang Ziya di belakang tiba-tiba menyampaikan informasi dengan bersemangat: "Baru saja aku memastikan posisi Zhang Lei, dia ada di sekitar kita."
"Apa?"
Mendengar kabar ini, Yang Jian kembali tertegun.
Ini tidak mungkin.
Dia menyambar ponsel positioning satelitnya sendiri dan melirik layar.
Benar, sebuah sumber sinyal bertumpang tindih dengan posisi mereka saat ini.
Kalau begitu, orang di depan itu Zhang Lei?
Tapi ini tidak masuk akal.
Lilin Hantu terbakar hebat, ini jelas-jelas sinyal bahwa hantu ada di sekitar, pasti tidak salah.
Sekarang, siluet berbentuk manusia di depan itu, manusia atau hantu?
"Terkutuk!" Yang Jian mengatupkan giginya, tidak memilih untuk berbalik arah melainkan terus maju.
Dia harus memastikan apakah siluet manusia di depan itu benar-benar Zhang Lei, jika tidak, sekali kesempatan ini terlewat tidak akan ada harapan untuk membalikkan keadaan.
Zhang Lei sendiri memiliki tiga ekor hantu.
Begitu terbunuh oleh hantu, beberapa anggota yang berkumpul bersama Yang Jian sama sekali tidak punya harapan untuk bertahan hidup.
Karena dia tidak bisa bergabung dengan Zhang Lei, Zhang Lei pasti mati tanpa ampun.
Tapi semakin dekat dengan siluet berbentuk manusia di depan, Lilin Hantu di tangan Yang Jian semakin cepat terbakar.
Sinyal ini seolah mengingatkannya: yang di depan adalah hantu, sama sekali bukan manusia.
Tapi sumber sinyal justru membuktikan bahwa Zhang Lei memang berada di sini.
Percaya pada Lilin Hantu, sumber sinyal, atau penilaiannya sendiri?
Bahkan Yang Jian sendiri tidak yakin.
Dia hanya tahu jaraknya dengan siluet manusia di depan semakin dekat, dan sebentar lagi akan masuk ke jangkauan pandangannya.
Namun di saat yang sama, Lilin Hantu di tangannya terbakar semakin cepat, tinggal separuh lagi. Jika yang di depan adalah hantu, lilin ini sama sekali tidak bisa menopang mereka untuk kabur. Hasil akhirnya pasti semua dihabisi di sini.
Peristiwa supranatural level tak terpecahkan memang sekejam ini. Salah satu langkah berarti terpuruk selamanya.
Saat Yang Jian berada di ambang batas jarak, hampir bisa melihat wajah siluet manusia di depan...
Adegan mengerikan terjadi.
Dalam kegelapan di depan, muncul lagi siluet berbentuk manusia yang berjalan cepat ke arah ini, garis tubuhnya semakin jelas.
Ada dua sosok dalam kegelapan?
Saat ini, tangan Yang Jian terasa perih. Lilin Hantu di tangannya terbakar semakin dahsyat. Dengan kecepatan pembakaran seperti ini, bahkan tidak bisa bertahan lima detik.
Setengah batang Lilin Hantu tidak mampu menopang waktu pembakaran selama lima detik, ini adalah teror yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan saat dia menghadapi mayat hidup kelaparan dulu, Lilin Hantu setidaknya bisa bertahan sekitar satu dua menit.
"Terkutuk."
Mata Yang Jian tiba-tuka melebar, tubuhnya tiba-tiba berlari ke depan.
Kemunculan siluet kedua disertai pembakaran Lilin Hantu yang semakin ganas hampir memastikan hasil akhir ini.
Siluet pertama adalah Zhang Lei, siluet kedua adalah hantu.
Kecepatan pembakaran Lilin Hantu yang mengganggu penilaiannya membuatnya mengira siluet depan adalah hantu, sehingga lilin terbakar begitu cepat. Tapi saat hantu sejati mendekat, pembakaran bukan hanya cepat - lilin langsung habis dalam sekejap.
Ini merupakan kesalahan penilaian berdasarkan pengalaman.
Saat Yang Jian mulai berlari, jarak antara dia dengan Zhang Lei di depan semakin menyempit.
Tapi Zhang Lei tidak menyadarinya, malah terus berjalan maju.
Di depan tepatnya, siluet hantu gentayangan sedang mendekat dengan cepat.
"Zhang Lei, jangan lanjutkan! Mundur!" teriak Yang Jian mencoba memperingatkan.
Suaranya terisolasi oleh kegelapan, hantu gentayangan sedang mengganggu segala sesuatu di sekitar.
Zhang Lei di depan sama sekali tidak mendengar, masih meraba-raba maju menyongsong hantu.
"Dasar orang sial." Yang Jian menggigit giginya tanpa menghentikan langkah.
Jarak antara mereka menyempit drastis.
Zhang Lei yang meraba-raba jelas tidak bisa bergerak cepat, kini sudah tersusul oleh Yang Jian.
Dalam jarak lima meter, jangkauan pandangan Yang Jian akhirnya menangkap sosok Zhang Lei.
Dia meraba dinding dengan satu tangan, bergerak maju dengan hati-hati.
Cahaya Lilin Hantu tidak bisa menjangkau posisi Zhang Lei, sehingga bahkan pada jarak sedekat ini dia tidak menyadari ada orang di belakangnya.
Namun di depan Zhang Lei.
Sebuah siluet berbentuk manusia yang tersembunyi dalam kegelapan berdiri kaku di hadapannya, sepasang tangan kaku dan dingin dari kegelapan perlahan meraih ke arahnya.
Tangan ini dikenali oleh Yang Jian.
Keberadaan yang sebelumnya merampas kertas kulit manusianya di lapangan tembak.
Dan saat ini, Hantu memilih menyerang Zhang Lei.
"Apakah jarak penilaian tidak cukup?" Bola mata Yang Jian menyipit, meski sudah mendekat, gerakan Hantu tetap tidak berhenti.
Area penilaian sebesar satu ruangan, jaraknya bukan lima meter, melainkan dalam tiga meter.
Zhang Lei yang terperangkap dalam kegelapan belum menyadari kejadian di sekitarnya, dia hanya tahu terdengar jeritan menyakitkan dari kegelapan yang membuatnya sadar ada lagi Pengendali Hantu yang dibunuh, sehingga dia harus menjauh secepat mungkin dari arah suara itu.
Maka tanpa ragu dia berlari ke arah berlawanan, dan melalui tangga meninggalkan asrama ini.
Berkumpul di lokasi yang disepakati sudah mustahil, yang harus dilakukan Zhang Lei adalah memastikan dirinya selamat dulu, mungkin dalam pelarian ada kesempatan bertemu dengan Yang Jian.
Ini satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup.
Saat ini Zhang Lei yang bergerak cepat dalam gelap juga telah mengkonfirmasi posisi Yang Jian melalui ponsel positioning satelitnya.
Dia melihat sinyal Yang Jian sudah tumpang tindih dengan miliknya.
Namun posisi sinyal memiliki tingkat kesalahan tertentu, dia tidak bisa menentukan dengan akurat di mana tepatnya Yang Jian berada.
Dalam kegelapan, bahkan jika dua orang terpisah satu meter, mereka bisa saja saling terlewatkan.
Zhang Lei ragu-ragu sejenak, dia tidak tahu apakah harus terus maju atau mondar-mandir di tempat sambil mencari jejak Yang Jian.
Tapi tepat di saat keragu-raguannya itu...
Dalam gelap, tiba-tiba bahunya diletakkan telapak tangan yang dingin dan kaku. Hawa dingin itu meresap melalui bajunya, memicu ketakutan dalam hatinya yang membuat jantungnya yang sudah menegang itu seolah berhenti berdetak.
Hal paling mengerikan yang paling dia khawatirkan telah terjadi.
Hantu itu telah menemukannya.
Tamatlah riwayatnya.
Tak ada pikiran apapun, hanya keputusasaan dan rasa takut menunggu ajal.
Aturan dan kemampuan hantu ini sudah sangat jelas bagi Zhang Lei: kemampuan mengendalikan hantu gentayangan lain secara membabi buta, hukum "terjebak sendirian berarti mati", plus sifat perkembangannya.
Sekarang, berapa banyak hantu yang bisa dikendalikan makhluk ini? Lima? Enam?
Jumlah pastinya tidak diketahui, tapi Zhang Lei yakin baik lima maupun enam, dia tetap takkan bisa melawan.
Namun keputusasaan dan harapan datang bersamaan pada saat yang sama.
Tiba-tiba, kegelapan di sekitar mereka lenyap.
Cahaya hijau menyeramkan menyelimuti area sekitarnya.
"Zhang Lei, ngapain kau tertegun di sini? Cepat ikut aku!" suara Yang Jian terdengar dari belakang sambil merangkul bahu Zhang Lei dengan kasar.
"Yang Jian?" Refleks dia menoleh, tapi sorot matanya yang melirik ke depan membuat bulu kuduknya berdiri.
"Seorang dengan wajah menyeringai kehitaman, berdiri kaku seperti mayat di hadapanku, memancarkan aura kematian dan keputusasaan. Bajunya yang menghitam seolah terkubur dalam tanah hingga membusuk, tapi masih bisa dikenali sebagai seragam Interpol."
Namun, ini adalah hantu sejati.
Makhluk mengerikan yang lahir dari peti mati hantu, berjuluk Hantu Gentayangan Pembawa Maut.
Sebelum Zhang Lei sempat melihat jelas semua ciri hantu di depannya, atau mengenali Yang Jian yang tiba-tiba muncul di belakang.
Cahaya hijau seram di sekitar menghilang, kegelapan kembali menyergap, menenggelamkan kerumunan.
Tapi di detik itu, Yang Jian menariknya melepaskan diri dari cengkeraman telapak tangan dingin itu.
Lilin Hantu habis terbakar.
Tapi pertemuan telah tercapai.
"Pergi!"
Yang Jian kembali meraung rendah, menarik Zhang Lei sambil membawa yang lain berbalik arah dan lari.
