“Ini adalah skema yang sudah ketinggalan zaman.”
Setelah menatap skema ini dengan serius, Yang Jian membuat penilaian dalam hatinya.
Syarat untuk menyelesaikan skema ini sangat rumit.
Diperlukan dua kelompok dengan jumlah anggota yang tidak terisolasi, dan salah satu kelompok harus berani mengorbankan diri sendiri.
Karena kelompok yang menyalakan Lilin Hantu dan memancing hantu, meski tidak diserang, pasti tidak bisa keluar dari Wilayah Hantu ini. Mereka akan terus diikuti hantu dari belakang. Mengenai alasan kelompok lain bisa selamat dan pergi dengan aman, Yang Jian tidak tahu. Ini harus dicoba sendiri dulu baru bisa dipahami.
Tapi di bagian bawah kertas kulit manusia, tulisan yang sepertinya belum selesai menarik perhatian Yang Jian.
“Mungkin saya bisa mencari cara membuat hantu itu keliru menilai jumlah...”
Melihat baris terakhir ini, Yang Jian tiba-tiba berhenti sebentar.
Membuat hantu salah menilai jumlah?
Maksudnya, menggunakan metode tertentu untuk memengaruhi penilaian hantu itu? Dari yang semula bisa mengendalikan 8 hantu lain, setelah dipengaruhi jadi mengira hanya 1?
Begitu penilaian salah ini terjadi, hantu akan menyerang satu orang yang terisolasi, dan tidak menyentuh yang lain.
Tapi, mana mungkin ini terjadi.
Ini bahkan lebih sulit daripada mengumpulkan dua kelompok orang.
"Tidak, mungkin ini benar-benar mungkin."
Yang Jian segera menyangkal pemikiran tidak mungkin dalam otaknya, lalu menyadari apa yang diinginkan kertas kulit manusia darinya.
Menggunakan koran usang bernoda darah itu untuk mengubah ingatan hantu ini.
Hanya dengan cara ini hantu itu akan salah menilai jumlah hantu.
"Tapi, mengubah ingatan hantu, apakah ini realistis?" Keraguan ini muncul kembali di hatinya.
Belum lagi betapa berbahayanya kontak langsung dengan hantu selama proses perubahan ingatan, apakah koran bernoda darah ini benar-benar memiliki kemampuan untuk mengubah ingatan hantu.
Menanamkan atau mengubah ingatan pada hantu, kedengarannya sangat tidak realistis.
Apakah hantu memiliki ingatan?
Mungkin ada, mungkin tidak, tapi yang penting hantu tidak bertindak berdasarkan ingatan. Sekalipun berhasil memanipulasi ingatannya dengan koran bernoda darah, efeknya masih diragukan.
Bahkan jika berhasil...
Apakah ingatan yang diubah oleh koran usang ini benar-benar bisa mempengaruhi hantu?
Yang Jian tidak tahu karena belum pernah mencoba. Dia hanya tahu koran ini berguna untuk manusia dan Pengendali Hantu, tapi belum pernah diujicobakan pada hantu utuh.
"Jangan-jangan ini jebakan lain dari kertas kulit manusia? Ia tidak pernah menyuruhku menggunakan koran ini untuk mengubah ingatan hantu, hanya menyuruhku mencari cara membuat hantu salah hitung jumlah." Tatapan Yang Jian bergetar lemah, curiga ini mungkin jebakan tersembunyi.
“Contoh teks A-1，Contoh teks A-2？”
Atau mungkin, jebakan tidak berada di sini, tapi pada kontak dengan hantu itu.
Untuk mengubah memori hantu, harus ada pertemuan langsung.
Ini yang paling mengerikan. Jika aksi gagal, konsekuensinya adalah pemusnahan total tim.
Banyak tempat yang bisa dijadikan penyembunyian jebakan. Yang Jian merasa waspada, agak ragu apakah kertas kulit manusia ini benar-benar ingin membantunya melewati peristiwa supranatural ini atau malah menjebaknya sampai mati di sini.
“Yang Jian, kau sedang melihat apa?”
Di sebelahnya, Zhang Lei menyadari bahwa selama perjalanan dia terus diam sambil memegang selembar kertas dan menunduk membaca, sama sekali tidak memperhatikan sekitar.
“Tidak ada. Aku sedang merenungkan cara untuk keluar hidup-hidup dari sini. Peristiwa gaib ini tidak bisa kita atasi sendiri. Bertahan hidup saja sudah menjadi harapan terbesar. Perintah markas juga begitu - tidak perlu melawan hantu itu, cukup bertahan hidup.”
Yang Jian mengangkat kepala sedikit sambil menggenggam kertas kulit manusia di telapak tangannya, tidak memperlihatkannya pada orang lain.
“Jika kita mengumpulkan cukup orang, seharusnya bisa keluar dari sini. Setidaknya tak perlu khawatir dibunuh hantu,” Wang Jiang yang mendekat berbisik pelan.
“Mengumpulkan personel hanya langkah awal bertahan hidup. Tapi jangan lupa, kita masih berada di wilayah hantu ini. Wilayah hantu ini sangat khusus - tidak mempengaruhi lingkungan sekitar, tidak menyebabkan halusinasi, bahkan tidak membentuk ruang dimensi aneh. Hanya mengurung kita di pangkalan pelatihan dan mencegah kita keluar.”
Yang Jian menyapu pandangannya ke sekeliling: "Jika situasi seperti ini berlangsung terus-menerus, pasti akan terjadi hal-hal mengerikan yang tak terduga."
"Hantu tidak akan mengurung kita di suatu tempat tanpa alasan. Meski kita telah mengumpulkan cukup orang untuk menghindari aturan membunuh hantu itu dan aman sementara, keseimbangan ini mustahil bertahan selamanya. Selama kita tetap di sini, risiko dibunuh tetap ada."
"Pendapat Yang Jian benar. Kita tidak bisa tinggal di tempat yang sama dengan hantu mengerikan seperti ini. Lama-lama siapa tahu akan terjadi kejadian tak terduga." Wanita bernama Huang Ziya mengungkapkan kekhawatirannya.
Kerumunan mengangguk setuju dengan ekspresi serius.
"Lalu apa metode untuk pergi yang kau pikirkan?" Zhang Lei bertanya.
Yang Jian menjawab: "Masih dalam proses. Mencari anggota lain lebih prioritas. Hantu masih membunuh dan berkembang. Jika kita tak bisa bertahan dari serangan pertama ini, semua rencana berikutnya akan sia-sia."
Jika jumlah hantu di pihak mereka terbalik, mereka bahkan tak punya hak untuk kontak langsung. Dalam kondisi semua hantu dikendalikan, tak ada strategi yang bisa dilakukan kecuali membiarkan hantu itu memanen nyawa.
Perasaan kerumunan menjadi berat.
Sukacita karena selamat dari maut sebelumnya cepat menghilang, digantikan awan kegelisahan kematian yang menyelimuti hati, sulit diusir, membuat sesak napas.
Tapi nafsu untuk bertahan hidup menggerakkan mereka melakukan tindakan tepat, merangkul secercah cahaya kehidupan.
"Lagipula para Pengendali Hantu yang bisa datang ke pangkalan pelatihan, mental mereka masih lebih kuat dibanding orang biasa. Jika tidak, di bawah tekanan keputusasaan, kematian, dan teror, sebagian orang pasti sudah hancur berantakan."
Waktu sangat mendesak.
Pencarian anggota lain semakin dipercepat.
Karena keberadaan hantu, semua orang tidak bisa berpisah. Menghadapi pangkalan pelatihan yang luas ini ditambah pandangan yang terhalang parah, efektivitas pencarian sangat rendah. Sampai saat ini belum ditemukan Pengendali Hantu selain mereka.
Jadi hingga detik ini, mereka masih berlima. Jumlah hantu: 8.
"Sial, yang lain mati di mana? Kenapa tidak ada gerakan sama sekali? Sudah setengah lingkaran dicari, masih belum ketemu." Suara seseorang mulai panik, nadanya lebih bernuansa ketakutan daripada amarah.
"Jika terus begini, situasi kita akan semakin buruk." Wang Jiang juga menunjukkan raut kecewa.
Wajah pucat dan kaku Zhang Lei memancarkan kemarahan: "Jangan buang waktu dengan omong kosong! Kita sudah berhasil keluar hidup-hidup dari asrama. Itu membuktikan peristiwa gaib ini masih memberi kita kesempatan. Asal berusaha, pasti bisa selamat."
Dia sedang menghibur mereka sekaligus berusaha memadamkan benih-benih keputusasaan.
"Lihat depan!"
Tiba-tiba Huang Ziya yang terus mengamati sekeliling menunjuk gugup ke arah depan.
Itu adalah jalan beton dengan pepohonan di tepinya, namun di tengah jalan terdapat genangan darah dan setengah mayat yang rusak. Di sebelahnya, terdapat banyak jejak perjuangan manusia.
Ini adalah jasad seorang Pengendali Hantu yang telah menjadi korban.
Melihat pemandangan ini, bola mata semua orang menyempit sementara hawa dingin merayap di hati mereka.
Tidak lama sebelumnya, hantu telah datang ke sini, membunuh seorang yang terisolasi, merebut hantu dalam tubuhnya, lalu pergi.
Dengan demikian, jumlah hantu yang bisa dikendalikan kini bertambah. Mungkin 7, atau mungkin... 8.
Jika skenario pertama yang terjadi, mereka masih punya sedikit waktu untuk bernapas. Namun jika skenario kedua, begitu hantu membunuh satu orang lagi, kelima orang ini akan masuk dalam status terisolasi dengan konsekuensi yang berakibat fatal.
"Yang Jian, apakah masih ada harapan bagi kita seperti ini?" tanya Wang Jiang dengan nada putus asa sambil memandanginya penuh ketakutan.
Setiap nyawa yang diambil hantu semakin mendekatkan mereka pada kematian. Sampai saat ini belum ada kemajuan sama sekali. Jika terus begini, kematian seolah telah menjadi takdir yang tak terelakkan.
Langkah Yang Jian tiba-tiba terhenti. Ia mengerutkan alut sambil menatap mayat yang rusak itu.
Ia juga menyadari: jika terus berlomba dengan hantu gentayangan seperti ini, mereka pasti akan binasa. Kecepatan mereka mengumpulkan orang jauh kalah dibanding kecepatan hantu membunuh.
"Ini tidak bisa diteruskan. Harus ganti strategi, atau semua orang akan mati, termasuk aku."
Bergumam pada diri sendiri, ia lalu melirik kertas kulit manusia di tangannya. Sebuah rencana berbahaya mulai terbayang di pikirannya.
"Yang Jian, kau bilang apa tadi?" Zhang Lei yang tidak mendengar jelas bertanya sekali lagi.
Yang Jian tidak banyak bicara, hanya mengeluarkan sebuah barang dari tas barang di tangannya.
Sebuah lilin berwarna putih.
