"He, huu!"
Dari kegelapan terdengar napas tersengal seseorang yang berlari sekuat tenaga, meski napasnya sudah terdengar sangat lelah, orang itu tetap tak berani berhenti.
Huang Ziya memegang lilin hantu, matanya memancarkan ketakutan mendalam, terus berlari sendirian.
Dia takut berhenti.
Karena dia bisa merasakan ribuan tali hantu yang tergantung di atas kepalanya mulai bergerak mendekatinya.
Dia perlu memperjuangkan waktu.
Memberi kesempatan terakhir pada Yang Jian dan yang lain, hanya dengan ini semua orang mungkin selamat.
Tapi keberanian yang dikumpulkannya sebelumnya tak bisa terus menopangnya.
Saat kegelapan sekitar mulai mengikis pandangan, saat dirinya sudah tersesat, dan hanya tinggal sendiri di sekitarnya.
Terisolasi tanpa bantuan, ketakutan melanda. Huang Ziya berlari sambil menangis, air mata mengalir deras tak terbendung. Mentalnya hampir hancur berantakan.
Namun, di tangan Huang Ziya tergenggam erat sebuah boneka kain aneh.
Ini adalah satu-satunya harapannya.
Yang Jian pernah berkata, saat penting cukup teteskan setetes darah di atasnya. Boneka ini bisa menyelamatkan nyawanya, menjamin dirinya tak akan dibunuh oleh tali hantu.
Huang Ziya merasa dirinya sangat bodoh. Perkataan Yang Jian mungkin hanyalah tipuan, karena saat itu dibutuhkan seseorang yang rela berkorban untuk mengulur waktu.
Penyesalan mendalam menghantuinya. Andai saja tak tergesa-gesa maju sebelumnya.
Tapi semua penyesalan kini sudah terlambat.
Kini Huang Ziya hanya bisa mempercayai kata-kata Yang Jian. Percaya boneka kain di tangannya benar-benar manjur. Percaya operasi kali ini akan berhasil.
Dalam kegelapan, nafasnya semakin berat. Kecepatan larinya kian melambat.
Tenaga fisiknya tak lagi mampu menopangnya untuk terus berlari.
Tak lama lagi ia akan terjatuh lemas. Saat itulah kesempatan menggunakan boneka itu tiba.
Tepat di detik ini.
Kesempatan Yang Jian telah tiba.
Ia berhasil mencabut wajah hantu itu.
Memandangi kulit kehitaman di koran usang bernoda darah yang menampilkan wajah mayat tenang nan mengerikan, perasaan menggetarkan menyelinap di hatinya.
Apakah manipulasi memori ini benar-benar efektif?
Jika tak berhasil, apa yang harus dilakukan selanjutnya? Semua trik sudah dikeluarkan, segala sumber daya telah dihabiskan.
Bisa dikatakan, berjuang sampai sekarang, diriku sudah tidak memiliki apa-apa lagi, bahkan diriku sendiri menghadapi bahaya kebangkitan Hantu Gentayangan. Jika masih gagal, maka hanya tinggal menunggu mati dalam keputusasaan.
Hantu saat ini kehilangan kemampuan untuk bergerak.
Berkat kerjasama Yang Jian, Zhang Lei, Wang Jiang dan yang lain, mereka berhasil menekan jumlah hantu ini menjadi delapan.
Kemampuan tersisa hantu memilih Tali Hantu. Meskipun serangan acak tadi hampir membunuh semua orang, konsekuensinya adalah hantu kehilangan kemampuan bergerak karena mengendalikan Tali Hantu tidak memerlukan gerakan fisik - tali itu akan otomatis membunuh orang lain.
Dan karena Yang Jian dan kawan-kawan tidak berhasil menekan sepenuhnya, mereka juga tidak bisa memicu kemampuan restart hantu.
Hantu yang kehilangan kemampuan bergerak dan tidak bisa restart untuk melakukan gelombang serangan kedua, sekarang hanya bisa berdiri kaku seperti mayat di sini.
Seperti sedang hang.
Jadi ini adalah kesempatan emas untuk bertindak.
Kesempatan ini didapatkan setelah Yang Jian menghabiskan semua aset keluarganya dan mempertaruhkan nyawa berkali-kali. Dan mustahil ada kesempatan kedua seperti ini, bahkan dengan kondisi yang sama pun tidak bisa dijamin bisa mencapai tahap ini lagi.
Tidak menyia-nyiakan satu detik pun.
Dia cepat-cepat memungut koran usang bernoda darah itu, bersiap untuk memanipulasi memori hantu ini agar salah menilai jumlah hantu yang melekat padanya.
Saat ini jumlah hantu yang dimiliki seharusnya 9. Lalu berapa jumlah yang tepat untuk membuat hantu salah menilai?
Langsung membuatnya menganggap jumlah hantunya hanya 1?
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, hendak mengubahnya, tapi tiba-tiba membeku.
“Meski jumlah hantu sudah diubah, tapi bagaimana cara meninggalkan tempat ini? Paling-paling hanya bisa menjamin semua orang tidak akan diserang hantu untuk sementara waktu, tapi wilayah hantu ini tetap tidak bisa ditembus.”
Wilayah hantu ini benar-benar tak terpecahkan.
“Kesempatan memanipulasi memori hanya sekali. Begitu wajah dikembalikan, mungkin terjadi perubahan tak terduga. Jika tidak berefek seperti yang direncanakan, kesempatan ini akan sia-sia.” Yang Jian tak gegabah, alutnya berkerut dalam.
“Yang Jian, sepertinya hantu tidak bisa bergerak, tapi wilayah hantu di sekitar masih ada. Jalan keluar tak terlihat. Apa selanjutnya?” Wang Jiang memandang kegelapan di kejauhan dengan panik.
Hantu sudah ditahan, tapi kemudian?
Zhang Lei berkata; “Jangan ribut, Yang Jian sedang mencari cara. Sudah sampai di sini, membuktikan metodenya benar. Kurasakan ini langkah terakhir, sama sekali tak boleh salah.”
“Tapi cepatlah, kulihat Qian Yi mulai limbung, hampir mati.” Seorang pengendali hantu asing lain bertugas mengamati sekitar.
Ia melihat Qian Yi yang tergantung di udara sudah pingsan karena kehabisan darah. Meski masih bernapas, jaraknya dengan kematian mungkin tinggal sejengkal.
“Selain itu, aku tak yakin berapa lama Huang Ziya bisa bertahan. Semua tali hantu menyerangnya. Jika dia mati, kita segera menghadapi bahaya digantung lagi.”
"Kalau tidak bisa membantu, diam saja." Pada saat itu Yang Jian menoleh sambil membentak: "Tadi kau tidak berani mempertaruhkan nyawa, sekarang malah pandai mengucapkan kata-kata sinis."
Orang itu langsung menutup mulutnya patuh setelah dibentak, tidak berani membantah.
Di dalam hati Yang Jian tidak berani membuat keputusan sembarangan, meskipun memanipulasi memori adalah hal yang sangat mudah baginya, namun konsekuensinya tidak bisa ia tanggung.
"Berikan aku peringatan informasi sekali lagi. Kalau kali ini aku tidak bisa selamat, kau akan menemani aku tetap terperangkap di sini."
Dengan bertahan, ia mengeluarkan kertas kulit manusia.
Skema informasi yang sudah ketinggalan zaman sebelumnya tidak lengkap dan tidak bisa dijalankan. Sekarang setelah sampai di tahap ini, ia membutuhkan petunjuk informasi baru.
Lagipula skema sebelumnya sama sekali tidak memperhitungkan kemampuan Yang Jian dalam mengendalikan hantu sepenuhnya.
Bisa dikatakan, perkembangan saat ini bahkan telah melampaui prediksi dalam rencana awal.
Kertas kulit manusia kali ini tidak berpura-pura diam. Mungkin ia juga merasakan ketegangan situasi saat ini - jika kesempatan ini terlewat, Yang Jian akan mati dan dirinya juga akan ditahan di sini, lalu jatuh ke tangan hantu itu.
Tak lama kemudian, tulisan mulai bermunculan dengan cepat di atas kertas kulit manusia——
【Namaku Yang Jian. Ketika kau membaca kalimat ini, aku sudah mati... Saat berada di pangkalan pelatihan, setelah melalui beberapa kali bahaya mengerikan, akhirnya aku berhasil membatasi hantu itu. Tapi pembatasan ini tidak akan bertahan lama. Aku harus mencari cara memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi dari sini sesuai rencana awal, yaitu mengumpulkan dua kelompok sekaligus yang memenuhi syarat tidak terisolasi, lalu menggunakan Lilin Hantu untuk memancing hantu pergi... Tapi saat itu ketika melihat skema tersebut, sudah terlalu terlambat.
"Skema itu ditakdirkan tidak mungkin terwujud, tapi saya masih menguasai sebuah momentum untuk membuat Hantu salah menilai jumlah Hantu di sekitarnya, sehingga memanfaatkan karakteristik tertentu Hantu untuk melarikan diri dari wilayah Hantu ini."
Saya pernah mencoba membuat Hantu mengira jumlah mereka hanya 1, namun hasilnya... tim kita dihabisi semua di pangkalan pelatihan.】
Tulisan ganjil muncul seolah mengungkapkan hasil mengerikan di masa depan: memanipulasi memori Hantu agar mengira jumlah mereka 1, justru akan mengundang akhir yang memusnahkan semua.
Melihat ini, bola mata Yang Jian menyempit.
Jika jumlah Hantu tidak boleh disalahartikan sebagai 1, maka angka terkecil pun tidak bisa. Angka lain seperti 2,3,4... sepertinya tidak ada bedanya.
"Mungkinkah 0?" Sebuah angka terlintas di otak Yang Jian.
Bagaimana hasilnya jika membuat Hantu mengira jumlah mereka 0?
Apakah mereka akan menyangkal keberadaan diri sendiri?
【Saya pernah mencoba membuat Hantu mengira jumlah mereka 0, tapi hasilnya saya tetap mati.】
Kalimat yang muncul berikutnya di kertas kulit manusia langsung membuat wajah Yang Jian berubah muram.
0 juga tidak bisa?
Kalau begitu, bukankah ini berarti masuk ke jalan buntu?
Tapi tulisan di kertas kulit manusia kali ini terus bermunculan tanpa segan:
【Saat itu saya mencoba beberapa skema manipulasi memori, bahkan sempat mempertimbangkan menanamkan memori untuk mengontrol Hantu ini. Tapi semua skema gagal karena kemampuan manipulasi memori hanya bertahan sebentar. Begitu saya melepas batasan pada Hantu ini, kemampuan manipulasi akan terhapus paksa. Lagipula, Hantu ini bisa menekan kemampuan Hantu lain, termasuk koran usang di tangan saya.】
Melihat kalimat ini, wajah Yang Jian langsung menjadi sangat muram.
Hal memanipulasi memori hanya bisa dilakukan selama diri sendiri mengendalikan Hantu, efek yang ditimbulkan juga hanya terjadi selama masa penekanan ini.
Begitu penekanan dilepaskan, kemampuan Hantu akan secara paksa menghapus kekuatan manipulasi memori.
"Apa benar-benar harus mati di sini?" Yang Jian merasa kesempatan untuk bertahan hidup sudah sangat tipis.
Bahkan kertas kulit manusia pun saat ini tidak bisa menemukan jalan untuk hidup.
Tapi kalau memang tidak ada jalan keluar, mengapa kertas kulit manusia ini berbicara begitu banyak omong kosong?
Tiba-tiba, Yang Jian menyadari sesuatu, matanya menatap kertas kulit manusia di tangannya dengan intens.
Mungkin ada skema tertentu, tapi kemungkinan besar tidak mau mengungkapkannya.
Skema ini mungkin akan memberikan dampak buruk bagi kertas kulit manusia, atau justru menguntungkan Yang Jian sehingga mengurangi ketergantungannya pada benda ini.
"Tidak mau mengungkapkan skema? Kalau begitu mari kita mati bersama di sini, seperti saat di sekolah dulu. Bagaimanapun juga nyawaku saat itu juga kau yang selamatkan. Paling-paling kita kembali ke titik awal, anggap saja kita tidak pernah keluar dari Sekolah Menengah 7." Yang Jian menatapnya sambil berkata.
Dia sedang bertaruh.
Bertaruh bahwa kertas kulit manusia tidak mau terjebak di Wilayah Hantu yang sama. Di Wilayah Hantu ketukan pintu sebelumnya, benda ini juga tidak mau hilang. Jika sekarang sampai hilang di Wilayah Hantu peti mati ini, tidak akan pernah bisa Kembali ke Dunia lagi.
Tulisan di atas kertas kulit manusia mulai menghilang dengan cepat.
Menghilang hingga akhir, sisa tulisan tangan menyatu menjadi kalimat yang berkelok-kelok——
【Buat Hantu salah menilai jumlah dirinya sendiri sebagai 3, ini adalah satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup.】
"3?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Mengapa angka ini?
Namun sebelum sempat berpikir lebih jauh, kombinasi huruf-huruf itu menghilang, lalu muncul satu kalimat terakhir——
【Begitu Hantu salah menilai jumlah yang benar, kendali atas kita akan terlepas dan restart segera dimulai. Aku akan memanfaatkan momen itu untuk langsung membongkar Hantu dan mengambil paku yang mengandung tiga ekor Hantu.】
"Aku paham." Mata Yang Jian langsung membelalak, dalam sekejap memahami makna kalimat di kertas kulit manusia itu.
Pertama buat Hantu mengira jumlahnya 3, lalu ambil kembali tiga ekor Hantu tersebut.
Dengan cara ini, setelah restart Hantu akan menganggap jumlah dirinya adalah 0.
Salah penilaian ini bukan hasil manipulasi memori, melainkan kesalahan pemahaman Hantu sendiri. Lagipula ini tipuan terhadap diri sendiri, mana mungkin Hantu tidak mempercayai dirinya sendiri?
Jika semua berjalan mulus, Hantu pasca-restart akan terus menganggap jumlah dirinya 0.
Jika jumlahnya 0, apakah Hantu masih akan mulai membunuh?
"Skema ganjil yang tak terpikirkan, bahkan kemampuan restart Hantu pun bisa dimanfaatkan. Kertas kulit manusia ini benar-benar tidak lazim dan mengerikan." Di balik rasa kagumnya, Yang Jian justru semakin waspada.
Tapi sekarang bukan saatnya memikirkan betapa mistisnya kertas ini. Langsung dia bergerak mengambil tindakan.
Tangan Yang Jian yang satu masih bisa bergerak, sama sekali tak menghalangi. Segera dia mulai memanipulasi memori Hantu agar mengira jumlah dirinya 3.
Untuk memastikan keberhasilan manipulasi memori, dia berulang kali menulis beberapa konten penting berkali-kali.
Setelah akhirnya yakin tidak ada kesalahan, dia mengambil koran usang bernoda darah ini bersama wajah mayat bermata tertutup yang terlihat tenang namun ganjil di atasnya, lalu menutupkannya kembali ke kepala hantu, mengembalikan wajah tersebut ke tempatnya.
Sampai saat ini.
Semua aksi telah berakhir, yang tersisa hanyalah menunggu.
Hati Yang Jian berdebar kencang saat ini, dia perlu memanfaatkan momen tepat untuk segera menggerakkan Tangan Hantu masuk ke dalam tubuh hantu dan mengambil paku peti mati yang terbuat dari tiga ekor hantu.
Zhang Lei dan Wang Jiang yang berdiri di samping menyaksikan gerakan-gerakan ganjil Yang Jian, meski tidak mengerti namun tak berani bertanya. Mereka tahu ini adalah cara Yang Jian mempersiapkan langkah berikutnya, jadi tidak mengganggu.
Kertas kulit manusia dan koran bernoda darah biasanya enggan menampakkan diri.
Tapi kalau benar-benar terpapar sekarang pun tidak masalah, lagipula mereka hanya melihat benda ini di tangan Yang Jian tanpa mengetahui kemampuannya.
