Kegelapan yang menyelimuti pangkalan pelatihan mulai lenyap. Kengerian pergi, cahaya kembali menyinari sekitar.
Matahari pagi menyinari ke bawah, di sebuah lapangan kosong dalam pangkalan, beberapa Pengendali Hantu yang tersisa kini duduk limbung di tanah dengan ekspresi sukacita selamat dari maut.
Yang Jian tetap tidak lengah, memilih untuk menyaksikan kegelapan itu menjauh.
Sebelum memastikan keamanan mutlak dirinya, dia takkan mengendurkan kewaspadaan. Peristiwa pembalikan keadaan di saat-saat genting mungkin terjadi pada orang lain, tapi sama sekali tak diizinkan terjadi pada dirinya sendiri.
"Apakah hantu itu sudah pergi?" Baru setelah kegelapan itu benar-benar menghilang dari jangkauan pandangannya, dia menghela napas lega. Seluruh tubuhnya seperti kehabisan tenaga dan ikut bersandar di tanah.
Meski diterpa sinar matahari yang hangat, tak secuil pun kehangatan terasa oleh seluruh tubuh Yang Jian. Sebaliknya, hawa dingin yang tak jelas sumbernya menyelimutinya.
Hingga detik ini, dia masih sulit mempercayai bahwa dirinya benar-benar berhasil bertahan hidup.
Terlalu sulit.
Ini adalah pengalaman paling mengenaskan yang pernah dia alami dalam semua peristiwa supranatural.
Menguras segala kemampuan, sekadar bertahan hidup saja sudah memaksimalkan seluruh usahanya. Bahaya dalam proses ini tak terbayangkan - satu langkah salah berarti kematian.
Terutama saat sebelumnya harus bersaing jumlah dengan hantu gentayangan, tekanan saat itu sanggup membuat orang kolaps mental.
Di satu sisi hantu terus membunuh, sementara di sisi lain dia harus meraba-raba dalam kegelapan mencari Pengendali Hantu lainnya.
Sepanjang proses itu, syarafnya terus dalam keadaan tegang. Lagipula kita tak boleh menyerah di tengah jalan - jika menyerah saat hantu sudah mencapai kuota korban, peristiwa supranatural ini akan benar-benar tak terselesaikan.
“Untuk mengurung Hantu ini, sama sekali tidak boleh dari dalam, harus dari luar. Begitu terperangkap dalam Wilayah Hantu-nya, itu artinya kau kehilangan kesempatan untuk mengurungnya. Harus mencari cara dari luar barangkali bisa membatasi Hantu ini sepenuhnya.” Yang Jian tak bisa menahan diri untuk berbisik pelan.
Di otaknya masih terbayang pemandangan saat Hantu itu pergi tadi.
Wilayah Hantu yang gelap gulita membentuk sosok peti mati. Peti mati yang terbentuk dari wilayah hantu ini bisa menguburkan semua hantu, hanya untuk melahirkan keberadaan yang lebih mengerikan dan tak terpecahkan.
Inilah makna sebenarnya dari Peti Mati Hantu.
“Wang Xiaoming terkutuk, seharusnya dia tidak mengutak-atik peti mati itu sejak awal.” Saat ini dia ingin memarahi seseorang.
Yang Jian menduga, peti mati hantu yang dia temui di Desa Huanggang dulu sebenarnya sudah selesai proses kelahirannya, hanya belum sepenuhnya bangkit. Baru sedikit kebocoran hal gaib, sehingga Hantu itu perlu kembali ke peti mati untuk menunggu waktu yang tepat agar bisa bangkit sepenuhnya.
Kini setelah waktu berlalu begitu lama, peti mati hantu itu secara alami telah sepenuhnya bangkit.
Karena itulah Hantu mulai melepaskan diri dari peti mati itu dan berkeliaran membunuh, dengan memprioritaskan anggota Pengendali Hantu yang terisolasi.
Tentu saja, ini hanya salah satu dugaannya. Apakah ada kemungkinan lain, dia tidak tahu.
Sekarang dia juga tak ingin ikut campur, karena jika terperangkap lagi dalam Wilayah Hantu ini, dia tidak percaya diri bisa keluar hidup-hidup.
“Yang Jian, kita bertahan hidup, kita bertahan hidup, kau benar-benar semena-mena, dalam situasi seperti ini masih bisa menemukan kesempatan untuk membalikkan keadaan. Aku kira kita semua akan mati di sini.” Wang Jiang saat ini masih memiliki tenaga, tertawa sambil berkata dengan penuh semangat dan kegembiraan.
Sukacita selamat dari maut adalah perasaan yang tidak bisa dinikmati banyak orang.
Kebahagiaan ini lebih berharga daripada apapun dalam hidup, karena di dalamnya terkandung nilai diri kehidupan.
“Aku sekarang hanya ingin pulang dan tidur nyenyak, rasanya diriku sudah di ambang kehancuran.”
Zhang Lei berbaring di lantai tanpa menjaga citra, wajah mayatnya yang kaku memperlihatkan ekspresi lega: “Tak percaya aku bisa bertahan hidup setelah melawan hantu tingkat itu. Dulu kupikir peristiwa supranatural yang kualami sudah sangat mengerikan, tapi dibandingkan dengan hantu ini, benda-benda itu lucu seperti bayi kelinci.”
“Ini benar-benar peristiwa supranatural yang tak terpecahkan. Bisa membunuh Pengendali Hantu lain untuk berkembang, bisa restart setelah dibatasi, dan tetap tidak bisa meninggalkan Wilayah Hantu ini...” Pengendali Hantu asing yang selamat itu masih menunjukkan ketakutan di wajahnya, meski sudah selamat matanya masih memancarkan kedalaman rasa takut.
“Aku bersumpah, selama aku masih hidup seumur hidup tidak akan menyentuh benda seperti ini. Jika benar-benar tidak bisa dihindari, lebih baik aku bunuh diri.”
Dia sudah mengembangkan bayang-bayang psikologis.
Jika bukan karena Yang Jian yang memimpin tim, sama sekali tidak terpikir olehnya metode apa lagi yang bisa digunakan untuk bertahan hidup.
Jika bertemu sendirian, lebih baik bunuh diri langsung ketimbang mati menganggur dalam ketakutan, setidaknya bisa mati dengan tenang.
"Menjadi Pengendali Hantu itu memang perjuangan untuk bertahan hidup. Yang ingin mati sudah lama mati, yang bertahan adalah yang tak ingin mati." Yang Jian beristirahat sejenak lalu perlahan berdiri: "Jadi kepercayaan sangat penting. Dengan kesehatan mental seperti ini, kau tak akan lama bertahan. Kalau mau hidup, harus berubah."
Dia melirik Pengendali Hantu asing ini.
Meski dia tak bisa membantu, setidaknya tak merepotkan. Jadi tak ada niat jahat padanya, hanya mengingatkan.
"Yang Jian, apa orang bernama Qian Yi itu sudah mati?" Tiba-tiba, Wang Jiang yang sedang bersukacita karena selamat melihat seseorang terbaring di lantai dekat situ.
Orang itu luka parah, tergeletak dalam genangan darah, pingsan tak sadarkan diri. Tidak jelas apakah sudah mati atau belum.
Meski kerumunan tak mengenalnya, mereka tahu namanya dari aksi sebelumnya. Qian Yi, seorang Pengendali Hantu peserta pelatihan, pernah menipu Yang Jian di asrama sehingga membuang banyak waktu dan hampir membinasakan semua orang.
"Aku lihat dulu."
Yang Jian mendekat. Dia tak langsung menyentuh, hanya berdiri di sebelah sementara bayangannya jatuh di tubuh Qian Yi.
Bayangannya hitam pekat, terasa dingin dan menyeramkan. Tak berkepala, sungguh ganjil.
Qian Yi juga seorang Pengendali Hantu. Tanpa kepastian apakah Hantu di tubuhnya telah direbut, kontak langsung berisiko. Jadi menggunakan Bayangan Hantu Tak Berkepala untuk investigasi adalah pilihan terbaik.
Bahkan jika masih ada Hantu, kemampuan Bayangan Hantu Tak Berkepala cukup untuk mengendalikannya.
"Masih hidupkah..." Bayangan itu menyusup ke tubuh Qian Yi. Yang Jian memastikan kondisinya.
Napasnya masih ada tapi lemah. Luka parah dan kehilangan darah berlebihan membuatnya pingsan. Dalam kondisi ini, bahkan ambulans pun tak akan sempat menyelamatkannya.
Kecuali Yang Jian menggunakan Bayangan Hantu Tak Berkepala untuk menyambung lukanya, lalu memindahkannya ke rumah sakit via Wilayah Hantu untuk transfusi darah segera.
Itu pun hanya memberi kemungkinan kecil untuk bertahan hidup.
"Aku takkan membunuhmu, tapi juga tak akan menyelamatkanmu. Keadaan ini adalah konsekuensi tindakanmu sendiri. Seandainya kau mau bergabung sesuai perjanjian, ini takkan terjadi."
Tatapan dingin Yang Jian berhenti. Bayangan Hantu-nya menarik diri dari tubuh Qian Yi.
"Dia sekarat, Zhang Lei. Laporkan ke markas. Mungkin mereka masih bisa menyelamatkannya."
Benar, ia membenci Qian Yi. Seandainya dia bertindak sesuai perjanjian, situasi tim mereka tak akan sepanas ini. Setidaknya masih ada waktu untuk musyawarah, bukan terpojok saat hendak bergabung.
"Baik, akan kusampaikan segera sekaligus melaporkan situasi di sini," kata Zhang Lei.
Yang Jian diam. Hanya membuka Mata Hantu-nya, melepaskan Wilayah Hantu.
Tanpa gangguan hantu lainnya, wilayah hantunya berhasil menggantikan kegelapan sebelumnya, kembali menyelimuti pangkalan pelatihan.
"Ini..." Wang Jiang melihat segala sesuatu di depannya berubah menjadi merah darah, seolah tertutupi cahaya merah.
"Di saat seperti ini, masih menggunakan wilayah hantu untuk apa?"
Dia memahami kemampuan Yang Jian, lagipula sebagai sosok berkode nama Mata Hantu, wilayah hantu merah telah menjadi ciri khasnya.
"Tidak ada, hanya bersiap-siap saja. Lebih cepat menggunakan wilayah hantu," kata Yang Jian sambil lalu.
"Ini terlalu sembarangan," Wang Jiang terkejut.
Bagaimanapun juga mengaktifkan wilayah hantu berarti menggunakan kemampuan hantu gentayangan. Bahkan Pengendali Hantu yang telah menguasai dua hantu sekalipun tak berani bertindak sembrono seperti ini.
"Tidak masalah, aku tahu batasannya," jawab Yang Jian sambil mengamati seluruh kondisi pangkalan pelatihan melalui wilayah hantunya.
Tapi dia tidak terburu-buru. Pertama-tama dia mengambil koran usang bernoda darah yang jatuh di lantai, lalu memungut lilin hantu putih setengah batang yang tergeletak jauh di seberang, sekaligus melihat Huang Ziya yang terlihat letih tapi gembira sedang berjalan mendekat.
Di tempat lain, Yang Jian menemukan boneka kain yang rusak parah di semak-semak.
Boneka kain itu kini berada di tangannya, telah kehilangan semua kekuatan gaibnya. Tapi sebagai bahan pengumpulan informasi, tentu saja Yang Jian tidak langsung membuangnya.
Setelah itu dia mengumpulkan mayat-mayat yang berserakan di seluruh pangkalan pelatihan.
Jasad-jasad yang rusak itu segera tertata rapi di area sekitar.
"Jumlahnya tidak sedikit, ada dari Pengendali Hantu, juga orang biasa di pangkalan pelatihan... korban jiwa sebenarnya cukup banyak."
"Tidak menemukan hantu itu." Setelah menyelesaikan semuanya, Yang Jian merenung sambil menunduk.
Dia berjalan ke suatu tempat dan mengambil botol emas.
Tapi hantu dalam botol itu menghilang setelah dia lepaskan.
Saat kontak dengan hantu dalam peti mati hantu, makhluk itu sama sekali tidak mengganggu mereka, bahkan tidak membunuh siapapun, seolah menghilang secara misterius.
"Mungkin hantu itu bersembunyi di Wilayah Hantu tiga lapisan." Pikiran Yang Jian melayang, sambil berusaha mengaktifkan Wilayah Hantu tiga lapisan untuk memastikan.
Jika ada, mengurungnya segera adalah pilihan tepat. Jika tidak... itu urusan di luar tanggung jawabku. Kabur ya sudah - mungkin dibawa hantu dari peti mati, atau sudah kabur sendiri selama proses aksi.
Lagipula itu hantu, bukan faktor yang bisa dikontrol manusia.
Saat Yang Jian memutuskan untuk menjelajahi, tiba-tiba Zhang Lei berkata: "Yang Jian, aku sudah melaporkan informasi ini ke markas. Mereka akan segera mengirim tim penanganan. Tapi markas menanyakan status hantu itu - sudah diurung atau pergi? Jika pergi, ke mana..."
"Hantu itu tidak bisa diurung. Sekarang menuju arah laboratorium dekat pangkalan pelatihan. Menurutku mungkin dia ingin kembali ke peti mati hantu di sana."
Yang Jian menambahkan; "Ini penilaian pribadiku, hanya sebagai referensi."
"Dia sedang berpikir, jika hantu sekarang menganggap jumlahnya 0, apakah ia akan mengira dirinya belum selesai dilahirkan, sehingga harus kembali ke peti mati hantu?"
Meski hanya sebuah dugaan, tapi kemungkinannya sangat besar.
Jika benar seperti ini, ini adalah sebuah kesempatan.
Jika hantu ini benar-benar kembali ke dalam peti mati hantu, maka kita bisa mengurungnya.
Cukup dengan membuat koper emas yang cukup besar, memasukkan peti mati hantu itu ke dalamnya dan menutupnya rapat-rapat, kita bisa memastikan kekuatan gaib ini tidak akan muncul lagi di dunia.
Tapi kalau dia bisa memikirkan ini, markas besar seharusnya juga bisa. Makanya dia sengaja tidak mengingatkan.
Zhang Lei mengangguk, melanjutkan laporannya ke markas besar.
Di sisi Yang Jian, persiapan sudah selesai. Dia merasa setelah memastikan apakah hantu yang keluar dari botol itu masih ada di sekitar, mereka bisa segera pergi.
"Yang Jian, operatormu ingin bicara denganmu." Tapi Huang Ziya yang baru datang dari kejauhan berlari-lari kecil membawa ponsel positioning satelitnya.
"Baik, berikan ponselnya padaku." Yang Jian menerima ponsel itu.
"Ini saya, Yang Jian."
Mendengar suaranya, Liu Xiaoyu di ruang komunikasi langsung bersemangat: "Yang Jian, benarkah ini kau? Kau selamat! Barusan dengar dari departemen komunikasi sementara, katanya kau berhasil menangani peristiwa supranatural ini dan menyelamatkan banyak orang."
"Bukan menangani, cuma berhasil kabur dari cengkeraman hantu itu saja," kata Yang Jian. "Kalau tidak ada urusan lagi, saya putus komunikasi dulu. Masih ada pekerjaan penutupan yang harus diselesaikan."
"Tunggu! Jangan putus dulu! Saya ingin memastikan apakah hantu itu benar-benar sudah pergi ke arah laboratorium?" kata Liu Xiaoyu.
"Benar. Ada masalah?" tanya Yang Jian.
Liu Xiaoyu berkata: "Kau mungkin belum tahu, Profesor Wang demi mengambil kembali peti mati hantu untuk diteliti ulang, membawa semua Pengendali Hantu termasyhur dari markas ke laboratorium. Sekarang seharusnya masih di sana."
"Oh, berarti harus mengabaikan peti mati hantu dan membiarkan mereka kabur." Kata Yang Jian dengan tenang, tanpa kepanikan.
Nyawa orang lain bukan urusannya. Jika dihitung waktunya, Wang Xiaoming seharusnya masih sempat melarikan diri.
Lagipula di sampingnya selalu ada pengawal Li Jun yang juga memiliki Wilayah Hantu. Kabur hanya butuh tiga detik.
"Akan kusampaikan pesanmu ke pihak sana. Untuk sementara markas berharap kalian tidak langsung kembali ke Kota Dajing. Lebih baik tinggal di pinggiran kota beberapa hari." Ucap Liu Xiaoyu dengan nada berlapis di akhir kalimat.
"Takut kami yang bertahan hidup ini dalam kondisi buruk, sampai Hantu Gentayangan dibangkitkan tiba-tiba di Kota Dajing?" Tatapan Yang Jian berkedip, langsung menangkap maksud markas: "Aku paham, akan kuatur..."
Belum selesai bicara.
Tiba-tiba dia berbalik memandang mayat Qian Yi yang tak jauh.
Baru saja, Qian Yi mati.
Menghembuskan napas terakhir dalam keadaan pingsan.
Di dalam Wilayah Hantu, Yang Jian mengetahui setiap gerak-gerik di sekitar. Bahkan tanpa melihat, mata hantunya bisa memantau seluruh situasi pangkalan pelatihan seketika.
Karena Qian Yi tak sempat diselamatkan, sekarang hantu dalam tubuhnya pasti akan segera keluar.
Langsung ambil saja.
"Hantu yang ada di tubuh Qian Yi ini mungkin masih berguna untuk dirinya sendiri. Sebelumnya saat dia belum benar-benar mati, Yang Jian tidak berpikir untuk mengambilnya agar tidak dicap salah oleh orang lain. Selain itu, jika Qian Yi bertahan sampai bantuan datang, itu akan merepotkan. Tapi sekarang orangnya sudah mati, hantunya keluar. Saat ini bertindak justru akan dianggap sebagai jasa, bukan kesalahan."
Yang Jian tidak melanjutkan panggilan, meletakkan ponsel positioning satelit di tangannya.
