"Wan Delu kali ini bertemu Yang Jian jauh lebih kaku dibanding sebelumnya. Saat di pesawat dulu, dia masih CEO perusahaan go public, direktur grup. Dari segi status dan posisi termasuk orang yang di atas, jadi nada bicara dan kepercayaan dirinya cukup kuat. Bahkan setelah berinteraksi dengan orang-orang dari lingkaran supranatural pun tidak merasa apa-apa, paling-paling orang seperti mereka cuma punya hak istimewa saja."
"Tapi beberapa hari ini dia tidak hanya menyelidiki masalah barang antik kemarin, tapi fokus menyelidiki hal-hal terkait Pengendali Hantu. Terutama Kota Dachang dan Yang Jian, ini adalah fokus utama dari fokus."
"Dia menghabiskan banyak uang, memanfaatkan jaringan pergaulannya, tapi kebenaran yang didapat malah membuat hatinya semakin diliputi kecemasan dan kegelisahan."
"Ternyata, sekarang di seluruh dunia peristiwa supranatural semakin sering terjadi. Peristiwa Kota Dachang kemarin bukan sekadar kebocoran bahan kimia, tapi peristiwa angker. Informasi tentang ini sudah menyebar liar di internet, semakin banyak rumor aneh yang bercampur dengan fakta, sampai-sampai sulit dipercaya mana yang benar."
"Tapi tidak bisa dipungkiri, bayangan Yang Jian ada dalam peristiwa itu."
"Setelah mengetahui sebagian kebenaran, Wan Delu semakin sulit menjaga ketenangan. Pengalaman langsung dan investigasi pribadi membuatnya semakin panik dan gelisah akhir-akhir ini."
"Ceritakan, ada kabar apa tentang barang yang kusuruh selidiki kemarin?" Yang Jian memberi isyarat pada Wan Delu untuk duduk, lalu langsung menanyakan inti masalah.
Tidak ada basa-basi atau kata-kata formal.
"Wajah Wan Delu terlihat tegang. Dia mengatur kata-katanya: 'Masalah barang antik kemarin sudah kuselidiki sampai jelas. Ini dokumen sementara yang berhasil kukumpulkan, silakan Yang Mulia lihat.'"
Setelah berkata demikian, dia mengeluarkan amplop arsip dan meletakkannya di meja.
Yang Jian mengambilnya lalu membukanya dan mulai melihat isinya.
Di dalam arsip terdapat dokumen dan foto. Dokumen menunjukkan tempat mereka mengakuisisi barang antik terletak di sebuah jalan antik Kota Zhong'an, namun sumber barang-barang antik tersebut berasal dari sebuah desa di luar Kota Zhong'an yang bernama Lingzhen.
Di sekitar Lingzhen terdapat sebuah rumah leluhur milik keluarga Luo. Rumah ini dibangun pada era Republik, dan karena sudah lama tidak dihuni, keturunan keluarga tersebut berencana membangun ulang di lokasi yang sama.
Maka, sebuah ruang bawah tanah digali, dan barang-barang antik tersebut ditemukan di dalam ruang bawah tanah itu.
Dokumen tidak ada masalah. Yang Jian bahkan melihat foto rumah kuno itu yang diambil orang zaman dulu. Resolusi gambarnya tidak tinggi, bahkan agak buram, namun masih bisa terlihat jelas bahwa rumah tua ini menggunakan batu bata biru kehijauan, dan setelah dibangun hanya memiliki lubang ventilasi di sisi kiri-kanan tanpa jendela, hanya sebuah pintu gerbang besar yang tertutup rapat.
Karena sudah lama tidak dirawat, setengah dinding rumah tua ini telah roboh. Batu bata biru kehijauan berserakan di tanah yang ditumbuhi rumput liar.
Waktu keterlantarannya tampaknya lebih lama daripada rumah tua era Republik di Kota Dachang. Sebelumnya Yang Jian pernah mencari tahu bahwa rumah tua era Republik di Kota Dachang dulunya masih dirawat oleh seorang pria tua yang tinggal di sana, namun sejak pria tua itu meninggal puluhan tahun lalu, rumah itu kehilangan majikan sehingga akhirnya sepenuhnya ditinggalkan.
"Jika rumah tua di Kota Dachang sudah ditinggalkan selama empat puluh tahun, maka rumah tua ini setidaknya sudah ditinggalkan selama enam puluh tahun." Mata Yang Jian memicing sedikit saat menatap foto itu.
Jika dinilai seperti ini, pemilik rumah tua di Lingzhen kemungkinan besar sudah meninggal sejak era Republik. Jika diprediksi berdasarkan situasi sekarang, mungkin dia tewas di tahap pertengahan kebangkitan hantu gentayangan, tidak bertahan sampai akhir.
Sedangkan pemilik rumah tua di Kota Dachang jelas hidup lebih lama dari ini.
“Tidak.”
Yang Jian menatap foto itu dengan serius. Di depan rumah tua pada foto terlihat seorang turis yang sedang membuat tanda gunting, tapi itu bukan poin utamanya. Yang penting adalah pintu kayu usang rumah itu terbuka sedikit dengan celah sekitar sepuluh sentimeter lebih, gelap gulita di dalamnya sehingga tak terlihat apa-apa. Namun dalam foto, telapak tangan buram terlihat menjulur dari celah pintu, beberapa jari kaku bertumpu pada tepi pintu.
Posisi munculnya telapak tangan itu juga sangat ganjil, tepat di bagian paling atas pintu gerbang.
Perlu diketahui, pintu kayu tua seperti ini biasanya tinggi dan sempit, tinggi satu pintu minimal tiga meter lebih. Orang biasa bahkan tidak akan bisa menyentuh bagian atas pintu meski mengulurkan tangan.
Apalagi, pintu kayu itu terkunci rapat dengan hanya sebuah celah, menunjukkan sudah tidak ada penghuninya.
Lantas milik siapakah tangan ini?
Tatapan Yang Jian bergetar halus. Ia membandingkan telapak tangannya sendiri dengan foto itu, tapi tak ada ciri khusus yang terlihat. Kualitas piksel foto yang rendah membuat ciri-ciri jelas tidak teridentifikasi, mustahil memastikan apakah ini tangan hantu.
“Kapan foto ini diambil?” tanyanya segera.
“Saya lihat dulu.”
Wan Delu menerima foto ini, lalu mengingat kembali: "Ini dari lima tahun lalu, foto ini diambil lima tahun yang lalu. Saya menyuruh orang membelinya dari sebuah keluarga di sekitar sini. Perempuan di foto ini adalah teman sekelas putri tetangga sebelah. Saat itu mereka libur musim panas jadi main ke kota ini. Kau tahu, orang kota belum pernah lihat rumah tua seperti ini, jadi mereka memotretnya sebagai kenang-kenangan. Tapi entah kenapa foto ini tertinggal di rumah tetangga itu..."
"Cukup, tak perlu sedetail itu. Investigasimu memang teliti, sampai hal-hal remeh seperti ini pun kau selidiki sampai jelas."
Yang Jian memotong pembicaraannya, sambil menunjuk tangan buram di pintu kayu tua itu: "Lihat, ini apa?"
Wan Delu mengamati dengan seksama: "Ini foto yang buram, titik putih saja. Tunggu, tidak mirip. Ini bukan titik putih, seperti... Ya Tuhan, ini tangan! Tangan yang menyembul dari celah pintu, ada empat jari. Foto ini menangkap hantu!"
Saat dia menyadarinya, wajahnya langsung pucat ketakutan.
Karena Wan Delu juga tahu, tangan manusia tidak mungkin setinggi itu. Yang paling jelas, ini adalah rumah tua yang sudah ditinggalkan, sama sekali tidak berpenghuni.
Maka kesimpulannya jelas: rumah tua itu dihuni hantu.
Memikirkan hal ini, foto di tangannya terasa membara, sampai-sampai ia tak berani menyentuhnya.
"Lima tahun lalu, hantu sudah muncul di rumah tua ini."
Yang Jian berdiri, alutnya mengerut dalam: "Mungkinkah lima tahun lalu sudah muncul peristiwa kebangkitan hantu gentayangan? Tidak, ini mustahil. Jika hantu ini sudah kabur sejak lima tahun lalu, mengapa tidak ada sedikitpun dampak yang terasa?"
"Ngomong-ngomong, saat keluarga ini meruntuhkan rumah lama, apakah ada korban jiwa?"
"Tidak, proses meruntuhkan rumah lama berjalan mulus." Wan Delu menggelengkan kepala: "Tidak ada korban jiwa."
"Sama sekali tidak cocok." Yang Jian menoleh kembali memandangi foto: "Hantu dari lima tahun lalu sampai sekarang belum membunuh satu orang pun? Lagipula tangan ini diduga adalah tangan hantu, jika kita asumsikan ini hantu yang sama, maka muncul pertanyaan: Mengapa setelah kabur, hantu itu kemudian muncul di dalam guci? Hantu dalam guci jelas-jelas sudah dikurung seseorang."
"Tapi peristiwa gaib lima tahun lalu, siapa yang menanganinya? Waktu itu markas pusat belum ada, mungkin ada Pengendali Hantu, tapi pasti tidak bisa menangani peristiwa supranatural level ini."
Sakit kepala.
Yang Jian merasa terlalu sulit menggali petunjuk dan rahasia masa lalu sendirian, karena terlalu banyak ketidaklogisan.
Ketidaklogisan ini menurutnya sebenarnya disebabkan oleh kurangnya informasi.
Masalah ini harus ditunda dulu...
Yang Jian menarik kembali pandangannya, menggelengkan kepala pelan: "Ngomong-ngomong, ada kabar tentang guci arwah lainnya?"
Menurutnya jika hantu sudah dikurung, pasti ada lebih dari satu hantu yang terkurung.
"Masih ada satu guci arwah lagi, seharusnya berpasangan dengan yang sebelumnya." Kata Wan Delu.
"Kau belum mengakuisisinya?" Tanya Yang Jian.
Wan Delu dengan sedikit kecemasan berkata; "Tidak bisa diakuisisi, guci arwah itu katanya masih di Jalan Antik, tapi jalan itu sudah diblokir dan sekarang sedang tutup. Saya menyuruh detektif swasta mencari kesempatan untuk diam-diam mengambil beberapa foto, Yang Mulia boleh lihat."
Setelah berkata, dia mengeluarkan beberapa foto lagi dari sakunya.
Foto-foto itu diambil dari jarak jauh menggunakan drone.
Dalam foto terlihat jalan bergaya kuno yang kosong melompong.
"Ini bukan blokade biasa. Ada toko yang bahkan pintunya tidak ditutup, jelas-jelas orang-orang pergi terburu-buru. Ini evakuasi darurat."
Yang Jian melihat beberapa foto yang diambil lalu melemparkannya ke meja: "Sepertinya hal terburuk terjadi. Hantu dilepaskan, terjadi peristiwa supranatural di Jalan Antik ini."
Ternyata aksi sudah terlambat, tidak bisa mencegah kejadian seperti ini. Hantu yang sebelumnya dikurung akhirnya dilepaskan, dan hantu ini seharusnya berasal dari guci arwah lainnya.
Sekarang penanggung jawab Kota Zhong'an mungkin akan sibuk.
Mendengar peristiwa supranatural di Jalan Antik, jantung Wan Delu berdebar kencang. Sebelumnya dia sudah punya penilaian seperti ini tapi tidak berani memastikan. Sekarang setelah keluar dari mulut Yang Jian, dia sudah bulat hati menjauhi tempat itu, seumur hidup tidak akan kembali.
"Sayang, tadinya kira akan ada hasil tak terduga, ternyata cuma buang-buang tenaga." Yang Jian menghela napas. Meski tidak terlalu berharap dapat keuntungan gratis, tapi kalau bisa mencoba juga tidak apa-apa. Lagipula ada Wan Delu yang jadi kurirnya.
"Btw Kakak Kaki, untuk menyelidiki hal ini aku sengaja memanggil pemilik asli rumah tua itu, orang yang bernama Luo Yong ke Kota J. Apakah Yang Mulia mau menemui dia?" Wan Lude tiba-tiba menambahkan.
Yang Jian tampak heran: "Kau mengundang orang itu ke Kota J?"
"Ini juga demi mengungkap kasus ini, mana berani aku ceroboh." Wan Delu menjawab.
Yang Jian merenung sejenak: "Pemilik rumah kuno? Kalau sudah datang ya temui saja."
Lagipula ini keturunan Pengendali Hantu era Republik, mungkin bisa meninggalkan petunjuk berguna. Dia masih ingin mengungkap misteri kebangkitan hantu gentayangan. Jika misteri ini terpecahkan, mungkin ada metode untuk menyelesaikan peristiwa supranatural.
Meski Wang Xiaoming menduga kelompok zaman dulu itu gagal.
Tapi setidaknya mereka menjamin perdamaian selama ratusan tahun. Barang-barang seperti Cermin Hantu dan Lemari Hantu juga warisan era itu. Rahasia yang terkandung di dalamnya jauh lebih penting.
"Bagus sekali! Sudah kusiapkan mobil di bawah, sekalian makan siang bersama di restoran yang sudah kureservasi." Wan Delu buru-buru berdiri sambil tersenyum ramah.
"Boleh saja, mari makan bersama." Yang Jian mengangguk.
Dia paham mengapa Wan Delu begitu antusias. Sebagai orang biasa yang sudah tahu kebenaran, wajar merasa tidak aman. Berkenalan dengan Pengendali Hantu lebih menguntungkan, karena bisa menyelamatkan nyawa di saat kritis.
