Di bawah Hotel Damai, Wan Delu sudah menyiapkan mobil.
Ketika Yang Jian dan dia berjalan menuruni tangga bersama, di tengah jalan mereka bertemu Zhang Lei, Wang Jiang, dan Huang Ziya. Tampaknya mereka sedang menerima interogasi dari seorang pegawai markas, sepertinya terkait penyelidikan suatu situasi.
"Yang Jian, bukannya kau pergi rapat di markas? Kok sudah balik? Sekarang mau ke mana?" Zhang Lei menyapa.
"Mau keluar makan. Ada apa kalian berkumpul? Ada situasi khusus?" Yang Jian mendekat sambil bertanya.
Wang Jiang di samping menjawab; "Memang ada hal yang agak spesial. Dengar-dengar Zhang Hui mati. Makanya markas baru saja mengirim orang untuk menanyakan situasi, mencoba mencari petunjuk."
Zhang Hui?
Yang Jian berpikir sejenak: "Siapa itu?"
"Benarlah orang terhormat mudah lupa. Itu Pengendali Hantu yang selamat bersama kita dari pangkalan pelatihan," kata Zhang Lei. "Aku sebelumnya sudah melihat arsipnya, agak mengerti sedikit."
"Oh, dia. Tapi aku belum melihat arsipnya," kata Yang Jian. "Dia mati? Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Aku juga tidak tahu. Baru saja menerima kabar ini. Katanya dia mati pagi ini, waktunya sekitar jam enam. Tapi mayatnya baru ditemukan dua jam yang lalu. Sekarang situasi sudah diambil alih Chen Yi. Kau kenal Chen Yi kan? Salah satu dari tiga penanggung jawab Kota J." Zhang Lei menjelaskan.
Yang Jian berkata; "Sempat bertemu Chen Yi di bandara ketika datang ke Kota J sebelumnya. Tapi kasus ini memang agak khusus. Di momen genting seperti ini matinya seorang Pengendali Hantu bisa memicu masalah besar. Tapi bukannya Zhang Hui juga tinggal di Hotel Damai? Saat aku turun tadi tidak melihat situasi aneh."
“Dia tidak mati di Hotel Damai, tapi di sebuah penginapan kecil di luar.” Huang Ziya memandangi Yang Jian: “Beberapa hari lalu Zhang Hui tiba-tiba pergi dari Hotel Damai dengan terburu-buru karena suatu alasan, sejak saat itu tidak pernah kembali sampai kabar kematiannya tersebar.”
“Chen Yi merasa ada keterkaitan dalam kasus ini, mungkin ini petunjuk jadi menyuruh orang untuk datang mempertanyakan kita.”
Yang Jian memicingkan matanya: “Chen Yi mencurigai ini pembunuhan?”
“Saat ini kemungkinan itu tidak bisa disingkirkan. Lagipula dalam peristiwa ini hanya dia yang tewas, tidak ada indikasi ledakan peristiwa supranatural, dan Chen Yi juga sudah berhasil menangani hantu dalam tubuhnya.” Zhang Lei merenung: “Tidak ada kebangkitan hantu gentayangan, tidak ada situasi gaib, tapi Zhang Hui mati secara misterius. Dalam kondisi seperti ini kemungkinan pembunuhan sangat besar.”
“Tapi siapa berani membunuh seorang Pengendali Hantu di Kota J?” Yang Jian mengerutkan kening.
Mendengar hal ini dia juga merasa khawatir, mengingat almarhum Zhang Hui sebelumnya pernah bersama mereka beberapa waktu.
Tidak takut sepuluh ribu, yang ditakutkan adalah satu. Jika ini adalah peristiwa supranatural yang tidak diketahui, mungkin mereka juga akan terlibat bahkan menghadapi bahaya.
“Siapa yang tahu? Aku juga baru datang ke Kota J, tidak paham situasi sini. Mungkin dia membuat musuh, atau mungkin ada kekuatan jahat yang bermain. Lingkaran Pengendali Hantu luas dan kacau, ditambah sepanjang hari bergaul dengan hal-hal gaib, kejadian apapun tidak akan aneh.” Zhang Lei menggelengkan kepala.
Yang Jian mendengar penjelasan ini merasa ada benarnya: “Kalau begitu kalian lanjutkan proses interogasinya, aku duluan pergi.”
Tidak melanjutkan memperhatikan masalah kematian Zhang Hui, masalahnya sendiri yang masih banyak harus ditangani, mana sempat mengurus hidup mati orang lain.
"Pangeran Wan, ayo pergi."
Wan Delu saat ini berdiri jauh-jauh, tidak berani ikut campur dalam percakapan semacam ini, baru berani menyusul setelah melihat Yang Jian mendekat.
Sebuah mobil mewah telah berhenti di depan pintu.
Wan Delu buru-buru maju membuka pintu mobil, sambil tersenyum berkata: "Kakak Kaki duduk di belakang, saya di depan saja."
Yang Jian agak bingung, tapi saat hendak naik mobil tiba-tiba melihat di jok belakang duduk seorang cewek berkaki panjang dan seksi. Riasannya mencolok, wajahnya tersenyum manis, suaranya merdu: "Halo Bos Yang."
Dia memandangi cewek cantik itu, terutama menatap wajahnya dengan seksama.
"Siapa dia? Sepertinya agak familiar... Mungkin pernah lihat di iklan atau film tertentu."
Yang Jian mencoba mengingat-ingat, tapi tak bisa mengingat jelas. Lagipula melihat di layar berbeda dengan aslinya, hanya terasa familiar saja.
Wan Delu tersenyum, hanya berkata: "Kakak Kaki naik dulu, bicaranya di mobil saja."
Yang Jian juga tidak bodoh. Tentu mengerti ini adalah persiapan Wan Delu. Dengan kekayaannya, mengatur satu dua selebriti kelas dua-tiga sebagai teman perjalanan tentu mudah.
Setelah naik mobil, selama perjalanan, cewek berkaki panjang itu tersenyum dan aktif mendekat.
Yang Jian tak bergeming, hanya berkata: "Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik dengan hal-hal seperti ini. Pangeran Wan tidak perlu repot-repot begini. Tapi ini bukan karena saya sok suci atau bermoral tinggi. Kami orang-orang spesial seperti ini memang tidak normal. Jika suatu saat Pangeran Wang bertemu orang lain, baru akan paham."
“Kakak Kaki benar, kali ini saya yang ceroboh.” Wan Lude tersenyum sambil berkata dengan nada sangat sopan.
Yang Jian berpikir sejenak lagi: “Tapi setelah urusan hari ini selesai, Pak Wan sebaiknya segera meninggalkan Kota J.”
“Meninggalkan Kota J?” Wan Delu tertegun: “Ada masalah apa?”
“Tidak ada masalah khusus, hanya saran saja. Kalau Bapak enggan pergi juga tidak apa, menurut saya akhir-akhir ini Kota J mungkin akan jadi kurang aman.” Kata Yang Jian.
Insiden Hantu Penjaga dan peristiwa Lukisan Hantu, ini adalah dua peristiwa gaib Tingkat S yang akan bertabrakan di pinggiran kota. Kalau sampai tak terkendali, konsekuensinya sulit dibayangkan.
Mendengar ini, hati Wan Delu bergetar: “Kalau sudah meninggalkan Kota J, ke mana saya harus pergi? Kalau Kakak Kaki berbaik hati, tolong beri petunjuk.”
“Saat ini Kota Dachang cukup bagus.” Yang Jian memberi saran.
“Bukankah setelah kejadian sebelumnya semua orang di Dachang sedang mengungsi? Sekarang kota itu hampir sepi.” Wan Lude terkejut: “Apakah tidak masalah pergi ke sana sekarang?”
“Justru karena pernah terjadi musibah, kemungkinan terjadi lagi sangat kecil. Setidaknya lebih baik dari daerah lain.” Kata Yang Jian tenang: “Lagipula, saya sendiri tinggal di Dachang. Masa saya mau menipu Bapak?”
“Mengerti, mengerti. Terima kasih banyak petunjuknya, Kakak Kaki.” Wan Delu tiba-tiba bersemangat.
Dia sudah paham Kota J tidak aman lagi. Kota lain juga sama, luar negeri pun begitu. Ternyata Kota Dachang mungkin memiliki faktor keamanan tinggi, apalagi ini diucapkan langsung oleh Yang Jian yang bisa dipercaya.
Sebagai pengusaha, harus bisa memanfaatkan setiap kesempatan.
“Dan ini adalah sebuah kesempatan, Wan Delu berencana untuk mulai relokasi setelah kembali, memindahkan markas perusahaan, serta seluruh keluarga dan kerabat ke Kota Dachang.”
“Dengan kondisi keuangannya, hal ini sama sekali tidak sulit.”
“Saat itu, cewek cantik yang menemani dan sopir yang sedang menyetir juga diam-diam merekam percakapan ini dalam hati.”
“Ini adalah percakapan elite masyarakat, terutama Yang Jian - figur misterius yang bahkan disegani oleh direktur perusahaan go public. Informasi yang bocor dari mulut orang seperti ini adalah intelijen eksklusif yang mencengangkan, memiliki visi ke depan.”
“Bos Yang, minum anggur? Maukah saya menemani Yang Mulia minum segelas?”
“Cewek di sampingnya dengan semangat mengeluarkan anggur merah mahal, tersenyum manis untuk menjilat.”
