"Rencana sudah diputuskan seperti ini, daftar peserta untuk peristiwa ini juga sudah final. Jika tidak ada halangan, aksi akan dimulai pukul sembilan malam ini dan berusaha menyelesaikan insiden Hantu Penjaga sebelum subuh besok."
Di dalam ruang rapat markas besar.
Cao Yanhua, Wang Xiaoming, Shen Liang dan pejabat penting lainnya mengadakan musyawarah kecil.
Isi rapat sangat sederhana, menyempurnakan skema sesuai usulan sebelumnya, dan berusaha menyelesaikan hantu gentayangan yang diberi kode Guicha.
Markas Besar tidak mungkin terus membiarkan hantu yang kabur dari peti mati hantu berkeliaran di sekitar Kota J.
Aksi kali ini sangat rahasia, seluruh rencana dijaga kerahasiaan tinggi, daftar personel yang terlibat juga tidak dipublikasikan. Bahkan Pengendali Hantu level Yang Jian tidak akan diinformasikan kecuali dipilih Markas Besar sebagai peserta.
Tapi jelas, Yang Jian tidak termasuk dalam personel operasi.
"Baik, kalau tidak ada pertanyaan lagi, rapat ditutup. Segera bersiap." Cao Yanhua merasa diskusi sudah cukup dan membubarkan rapat.
Wajah peserta lain berkerut khawatir, semua diam seribu bahasa. Setelah membereskan barang-barang, mereka segera meninggalkan ruang rapat dan mulai bergerak.
Beberapa saat kemudian.
Liu Xiaoyu datang ke ruang rapat menemui Wakil Menteri Cao Yanhua yang belum pergi, melaporkan masalah Yang Jian sebelumnya.
"Oh, Yang Jian sudah membuat keputusan secepat itu?" Cao Yanhua tidak terkejut setelah mendengar laporan Liu Xiaoyu, hanya merasa sedikit heran.
Keheranan itu karena Yang Jian ternyata memilih kotak musik delapan nada.
Ini tidak sesuai dengan penilaiannya sebelumnya. Dia mengira Yang Jian akan langsung menolak kotak musik dan memilih kamera hantu, mengingat gaya bertaruhnya yang tinggi dalam menangani peristiwa gaib. Kamera hantu lebih cocok untuk si nekat gila ini.
"Apakah dia mengatakan hal lain?"
Liu Xiaoyu berkata; "Yang Jian meminta Wakil Menteri segera..."
"Baik, saya sudah paham masalah ini."
Cao Yanhua berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk menyelesaikan urusan Yang Jian terlebih dahulu. Mengingat situasi saat ini yang cukup rumit, lebih baik menjaga hubungan baik dengan Yang Jian. Jika terjadi masalah dalam aksi selanjutnya, setidaknya Yang Jian bisa dikirim untuk menyelamatkan orang, mencegah kerugian meluas dan mengurangi korban di antara Pengendali Hantu.
Setelah melihat jam, dia merasa masih ada waktu dan segera bertindak.
Dua lilin hantu merah, satu lilin hantu putih, kotak musik yang dibungkus rapat, serta Boneka Pengganti Nyawa.
Benda-benda ini merupakan sumber daya sangat berharga bagi para Pengendali Hantu. Beberapa bahkan termasuk level strategis yang hanya digunakan dalam keadaan darurat. Jika orang biasa memegang barang-barang ini, mereka bisa dengan aman melewati peristiwa gaib. Apalagi di tangan Yang Jian yang merupakan Pengendali Hantu termasyhur.
Tentu saja, ini seperti berdarah-darah bagi Cao Yanhua.
Andai bukan karena jasa Yang Jian menyelesaikan peristiwa gaib Tingkat S di Kota Dachang dan menyelamatkan Wang Xiaoming serta Pengendali Hantu penting lainnya dalam insiden Hantu Penjaga, mustahil dia akan memberikan perhatian sebesar ini.
Contoh nyata: ketika Yang Jian membunuh Gao Zhiqiang di markas, jika pelakunya orang lain, pasti sudah dihukum berat. Bukan sekadar dimarahi dan dipotong gaji.
Tak lama kemudian.
Dia mengirim seorang staf untuk mengantarkan barang-barang ini secara rahasia dan cepat ke Hotel Damai tempat Yang Jian menginap.
Sekitar pukul delapan malam.
Sebuah koper diseret pegawai markas besar ke dalam kamar tamu tempat Yang Jian tinggal.
“Ini adalah barang yang dikirim Menteri untuk Yang Mulia, harap segera ditandatangani.” Pegawai itu membuka pembicaraan.
“Efektivitas Cao Yanhua dalam bertindak benar-benar cepat, agak tidak sesuai dengan gaya biasanya.” Yang Jian terkejut melihat barangnya sudah tiba secepat ini, matanya berkedip-kedip lalu tersenyum; “Markas sedang ada masalah, kan? Makanya urusanku diselesaikan duluan, takut nanti timbul masalah lagi sampai aku salah paham.”
“Masalah yang bisa mengganggu markas pasti terkait insiden Hantu Penjaga. Aksi akan segera dimulai... mungkin malam ini juga.”
Sambil berkata demikian, ia melirik ke luar melalui jendela.
Di arah laboratorium, melalui langit kota, beberapa helikopter terlihat sedang menuju ke sana.
Meski tidak mencolok.
Tapi intuisinya mengatakan ini adalah persiapan markas untuk mengerahkan personel.
Keringat dingin mengucur di alut pegawai itu; “Saya tidak tahu, semua ini dirahasiakan, saya tidak berwenang mengetahuinya.”
“Situasi bisa dirahasiakan, tapi aksi tidak mungkin disembunyikan.” Yang Jian tersenyum: “Pergilah, jika ada urusan suruh Cao Yanhua meneleponku.”
Saat ini, ada satu hal lagi yang memenuhi permintaannya - Cao Yanhua sedang merayu.
Operasi kali ini pasti sangat berbahaya. Jika terjadi kesalahan dan ada yang terjebak di Wilayah Hantu seperti sebelumnya, mungkin mereka harus meminta bantuanku. Di momen genting ini, Yang Jian yakin Cao Yanhua akan menyetujui permintaan apa pun asalkan tidak keterlaluan.
Lagipula bagi Cao Yanhua, kepentingan nasional adalah yang utama. Hal-hal kecil lain bisa ditoleransi.
Setelah pegawai itu terkirim pergi.
Yang Jian memandangi Lilin Hantu dan Boneka Pengganti Nyawa di hadapannya. Setelah memastikan keasliannya, dia tidak lagi mengurusnya. Pandangan terakhirnya tertuju pada sebuah kotak emas.
Kotak itu memiliki segel yang sangat rapat. Di permukaannya bahkan terdapat tulisan peringatan seperti "Bahaya, Jangan Disentuh".
"Ini pasti kotak musik menyeramkan yang disebut Cao Yanhua. Bisa melindungi pemegangnya dari pembunuhan hantu gentayangan... Tapi setelahnya akan menerima kutukan mengerikan." Setelah merenung sejenak, Yang Jian dengan hati-hati membuka kotak emas itu.
Di dalamnya terdapat kotak kayu persegi berukuran kecil.
Penampilannya biasa dan terlihat usang. Lapisan cat merah di permukaan kayunya sudah kusam dan terkelupas, seolah telah digunakan lama. Bau busuk membusuk samar-samar tercium dari dalamnya.
Hidung Yang Jian berkedut. Tatapannya tajam: "Ini bau mayat."
Aroma ini membuatnya curiga apakah kotak musik itu berisi potongan mayat. Namun yang mengganjal hatinya adalah material kotak ini terasa familiar, seolah pernah dilihat sebelumnya.
Benar! Lemari Hantu.
Kotak kayu bercat merah ini memiliki kemiripan material yang hampir identik dengan Lemari Hantu.
"Apakah ini produk dari era yang sama? Atau mainan mengerikan hasil rekayasa hantu gentayangan yang pernah dikurung oleh Pengendali Hantu masa lalu?" Gumam Yang Jian merenungkan.
Dia tidak berani membuka kotak musik ini, karena sesuai yang dikatakan Cao Yanhua, begitu dibuka kotak musik akan terus memutar suara dering yang sama. Kutukan mengerikan dari hantu gentayangan akan mulai menyebar. Barang ini hanya boleh digunakan di saat paling genting. Di hari biasa, siapa pun yang mendengarnya pasti tewas. Tapi saat diawasi hantu gentayangan, musik kutukan ini justru bisa menjamin keselamatan nyawa.
Meski hanya sementara, setidaknya bisa bertahan hidup.
Mengingat contoh beberapa pengguna sebelumnya yang tewas mengenaskan di bawah kutukan tanpa terkecuali, Yang Jian sangat waspada terhadap benda ini.
Namun dia tetap memilih benda ini.
Bukan untuk alasan lain, hanya demi memiliki senjata pamungkas untuk melawan balik di saat kritis.
"Semoga benda ini hanya menjadi kartu as terakhir, tanpa perlu digunakan." bisik Yang Jian dalam hati.
Entah ilusi atau bukan, hanya dengan memandangi kotak musik ini tanpa membukanya, sudah terasa aura dingin yang menyeramkan berkeliaran di sekitarnya. Awalnya tidak terlalu jelas, tapi semakin lama semakin nyata. Bukan hanya di sekitar, aura ini seolah muncul tepat di sampingnya.
Mondar-mandir tak mau pergi, seolah ada hantu yang akan muncul.
"Creek~!"
Yang Jian melihat lampu listrik berkedip-kedip saat ini. Sirkuit listrik terkena pengaruh kekuatan ganjil. Pencahayaan sekitar perlahan mulai meredup.
Kotak musik yang tertutup rapat tiba-tiba bergetar halus, seolah akan terbuka sendiri tanpa perlu disentuh.
Wajah Yang Jian berubah muram. Segera dia menutup kotak emas itu dan menguncinya rapat-rapat.
Langsung.
Aura dingin yang menyeramkan di sekitar menghilang, pencahayaan yang meredup kembali normal, sirkuit listrik yang terganggu tak lagi mengeluarkan suara creek-creek.
"Benda tidak lazim ini belum dipakai saja sudah menunjukkan keanehan. Sulit dibayangkan betapa mengerikannya situasi saat benar-benar menggunakan barang ini. Ternyata benar, benda penyelamat nyawa tidak seindah imajinasi orang-orang." Hati Yang Jian dipenuhi kewaspadaan.
Karena menurutnya tingkat keganjilan benda ini bisa menyaingi Cermin Hantu.
Dan pada momen ini.
Sebuah tim khusus personel mendekati sebuah lembah di dekat pangkalan eksperimen pinggiran kota sendirian.
Area sekitar terasa sepi yang mencekam, di malam hari bahkan tak ada suara cacing sekalipun, hanya sesekali gemerisik angin malam dingin menerpa pucuk pepohonan. Angin itu membawa hawa dingin tak wajar yang diselubungi aroma busuk samar.
Puluhan drone kecil melintas di atas kepala, membuktikan aksi ini sedang berlangsung.
Bantuan orang biasa dalam operasi ini sangat minim, hanya bisa memberikan dukungan informasi.
"Yang Jian membuat lembah untuk mengurung Guicha di sini?" Langkah beberapa orang terhenti.
Sorotan lampu dari atas kepala.
Lembah di depan gelap gulita, bagai peti mati hitam raksasa yang tergeletak di tanah, hanya tersembunyi di balik gundukan tanah sehingga tak terlihat oleh orang asing.
“Bukan Yang Jian yang mengurung Guicha di sini, melainkan Guicha kehilangan target dan berhenti sementara di sini. Sepertinya hantu ini bukan makhluk dengan daya sebar luas, seperti terlihat dari arsip Peristiwa Desa Huanggang. Tapi syarat utamanya adalah benda ini tidak boleh dimasukkan ke dalam kota, kalau tidak...”
Seseorang menganalisa situasi dan menyebutkan hasil paling mengerikan.
Hasil inilah yang paling dikhawatirkan markas. Begitu masuk kota, makhluk mengerikan ini bisa dengan mudah menghabisi sebuah kota.
Bahkan lebih tak terpecahkan dibanding Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan.
“Kalau begitu, biarkan saja benda ini terus berada di sini, untuk apa diurus?” seseorang mengerutkan kening, merasa ini tindakan tidak perlu.
“Kau tega melepas benda ini berkeliaran di dekat keluargamu?”
“Tenanglah semua, tunggu kabar dari si Liu itu.”
Beberapa orang segera tercebur dalam keheningan, berdiri diam di tepi jalan redup sambil menunggu kabar dari sisi lain.
