"Aksi sudah dimulai. Akankah mereka berhasil?"
"Di pinggiran kota pada malam hari, ini adalah pangkalan pelatihan tempat pernah terjadi insiden Hantu Penjaga. Sekarang tempat ini sudah lama diblokir, semua personel telah dievakuasi. Namun pada malam ini, Yang Jian kembali mengunjungi lokasi kosong ini. Dia berdiri di atap gedung tertinggi, tubuhnya terselimuti kegelapan, hanya semburat cahaya merah darah yang berkedip redup."
"Meski secara prinsip aksi ini tidak ada hubungannya dengan Yang Jian, dia benar-benar ingin melihat apakah operasi ini akan berhasil seperti yang diperkirakan."
"Rasa ingin tahu dimiliki semua orang, termasuk Yang Jian."
"Apalagi dalam peristiwa besar seperti ini, sekecil apapun celah yang muncul bisa memicu teror yang tak terbayangkan."
"Bahkan dari ketinggian, Yang Jian tidak bisa melihat pemandangan jauh hanya dengan mata telanjang. Hanya dengan mengandalkan mata hantu, dia bisa menangkap segala detail di bawah langit malam yang redup."
"Terhampar area berwarna kelabu."
"Seolah diselimuti kabut tipis atau asap industri kota, tampak biasa saja. Tapi Yang Jian melihat banyak benda ganjil di balik kelabu itu. Tempat itu tidak seperti wilayah hantu, melainkan lebih mirip dunia yang tersembunyi di balik sesuatu yang supernatural."
"Di dunia itu ada gedung pencakar langit, jalan, sawah... Tapi semua pemandangan terlihat mati dan kelabu tanpa warna lain."
"Apakah ini halusinasi dalam wilayah hantu?"
Yang Jian tatapannya bergetar lemah, berbisik dalam hati; "Tapi bagi hantu, apa makna bangunan palsu ini? Dengan kata lain, jika bangunan dan pemandangan ini muncul, pasti ada alasan kemunculannya. Cara hantu bertindak sangat berbeda dengan Pengendali Hantu. Mustahil ada sesuatu yang tidak bermakna."
Dia telah melihat banyak wilayah hantu. Menurut penilaiannya, segala sesuatu di wilayah hantu beroperasi mengikuti hantu.
Artinya, dalam wilayah hantu, hantu memiliki keunggulan medan yang mutlak.
Karena itu, setiap perubahan dan pemandangan di wilayah hantu memiliki tujuan keberadaannya.
Seperti wilayah hantu mayat hidup, kabut hitam kebiruan itu bisa membawa kutukan. Siapa pun yang menghirupnya akan terkena kutukan, bahkan mengandung bayi hantu dan dikejar hantu.
Wilayah hantu ketuk pintu menciptakan dunia yang identik dengan kenyataan, tujuannya untuk memudahkan hantu mengetuk pintu dan membunuh.
Saat Yang Jian menganalisa dan merenungkan berbagai hal dengan informasi terbatas itu,
di dunia wilayah hantu yang kelabu,
Li Jun, Liu San dan beberapa orang lainnya mulai mendekati lembah itu dengan cepat.
Mereka perlu memastikan apakah wilayah hantu Guicha telah berhasil dikendalikan.
"Tunggu, apakah ada jalan ini sebelumnya di sini?"
Tiba-tiba, wanita bermake up tebal itu menghentikan langkahnya, menunjuk ke jalan aspal berkelok yang menghubungkan lembah.
Jalan semakin ke dalam semakin gelap, dan pepohonan di kedua sisi jalan terlihat sangat rapat dengan cara yang ganjil, seperti deretan dinding kedap udara yang melengkung atau lurus. Banyak pohon yang tumbuh hampir serupa, seolah dibuat dari satu cetakan.
“Tidak, ini adalah jalan tambahan yang muncul tiba-tiba.”
Li Jun mengerutkan kening: “Ada perubahan tak terduga di Wilayah Hantu. Ini pertanda buruk.”
“Tentu saja pertanda buruk. Ada hantu gentayangan Tingkat S berkeliaran di sini. Kita sedang dalam kondisi bahaya tinggi. Sedikit saja salah langkah bisa celaka. Markas tahu risikonya, makanya mengirim kami para Pengendali Hantu dengan kemampuan bertahan hidup terbaik.” Pembicara adalah Liu San yang wajahnya pucat seperti orang sakit.
Alasan mereka terpilih untuk misi ini jelas: Kombinasi tim ini hampir bisa selamat dari segala jenis peristiwa gaib.
Kecuali kalau mereka bodoh mau berhadapan langsung dengan hantu.
“Kalau tidak lewat jalan ini, kita harus menembus hutan aneh itu.”
Seorang pria lain berkomentar: “Jalan tambahan ini terlihat mengerikan, tapi mungkin justru aman. Perubahan di Wilayah Hantu terjadi setiap detik. Tak ada yang bisa menjamin jalan mana yang benar. Bagaimana kalau Kau coba gunakan Wilayah Hantumu, Li Jun?”
“Menggunakan Wilayah Hantu pribadi di dalam Wilayah Hantu Lukisan sangat terbatas. Hasilnya malah lebih buruk daripada berjalan kaki.”
Li Jun menjawab: “Selain itu situasi masih belum jelas. Ini bukan ide bagus. Jika benar-benar darurat atau saat kritis harus mengurung hantu, baru akan kugunakan Wilayah Hantu.”
“Bagaimanapun tidak jauh, hanya sedikit jalan, tidak perlu menyia-nyiakan kemampuan. Lebih baik menyimpan untuk saat penting saat harus mempertaruhkan nyawa. Su Fan, kau pilih satu arah.” Liu San menatap orang lain tersebut.
Pria bernama Su Fan itu justru menunduk bermain ponsel, seolah terlalu asyik dalam permainan hingga tak bisa melepaskan diri.
Saat seperti ini bahkan orang yang punya sedikit kecerdasan pun tahu ini bukan waktu untuk main game, tapi tak seorang pun menghentikan tindakannya.
Karena mereka semua telah memeriksa arsip Su Fan.
Di layar ponsel Su Fan, sebuah permainan yang sangat sederhana bahkan kasar sedang berjalan.
Permainan menampilkan gambaran sudut pandang orang pertama. Di pandangan terhampar jalan gelap yang dalam. Melalui perspektif ini terlihat tokoh utama game ponsel sedang berlari cepat ke depan, namun di sebelahnya muncul pesan peringatan bahaya bertuliskan: SEKELILING BERBAHAYA.
Su Fan menekan layar, mengontrol rute perjalanan karakter dalam game, sesekali menggunakan properti yang dikumpulkan sebelumnya dalam permainan.
Bahaya semakin mendekat...
Ketika melihat pesan peringatan bahaya berubah, Su Fan menggunakan properti: obor.
Tokoh utama di layar berhenti, lalu menggunakan korek api untuk menyalakan obor.
Namun yang mengejutkan, begitu sang tokoh berhenti, segalanya seketika menjadi gelap. Seluruh gambaran layar mendadak redup seperti layar yang dimatikan.
Kemudian muncul huruf besar merah bertuliskan: KAU TELAH MATI.
Su Fan mengerutkan alis, wajahnya tampak muram.
Kematian mendadak tanpa tanda-tanda ini bukan kali pertama terjadi. Permainan primitif dan tidak terstruktur ini benar-benar bisa membuat orang gila, namun dia terpaksa menghabiskan banyak waktu setiap hari untuk permainan menjijikkan ini, karena dalam tingkat tertentu permainan ini terkait dengan dunia nyata, membawa kutukan misterius dan mengerikan.
"Su Fan, ada hasil?" Liu San bertanya lagi saat melihatnya meletakkan ponsel.
Su Fan menjawab dengan wajah muram: "Menuju arah Guicha akan ada bahaya tak terduga. Aku tidak tahu sumber bahayanya, tapi yang pasti begitu bahaya datang, pasti ada yang mati. Bahkan kesempatan menyelamatkan diri pun tidak ada. Lagipula informasi dari permainan di tanganku sangat terbatas. Mungkin Xiong Wenwen yang bisa Meramal Masa Depan lebih cocok untuk situasi ini."
"Benarkah?"
Liu Jun bereaksi: "Kalau begitu tidak perlu berhemat. Langsung pakai Lilin Hantu untuk maju, pastikan keamanan sepanjang jalan."
Setelah berkata demikian, dia segera mengeluarkan sebatang Lilin Hantu merah.
Tanpa ragu-ragu, dia menyalakannya.
Cahaya lilin yang seram menyala di dunia kelabu ini. Nyala lilin yang bergoyang menghalau awan kegelisahan di sekitarnya. Keganjilan yang melilit hati kerumunan itu langsung menghilang, seolah bahaya tak kasat mata berhasil dipaksa mundur sementara.
Tapi nyala Lilin Hantu ini terbakar cukup cepat, terkikis dengan kecepatan yang terlihat jelas oleh mata telanjang.
“Dalam situasi di sekitar tidak ada Hantu, satu batang Lilin Hantu paling kuat hanya bisa bertahan kurang dari lima menit.”
Su Fan melirik dan memperkirakan: “Waktu sekitar tiga setengah menit seharusnya sudah cukup aman. Sungguh sulit dibayangkan, pengaruh Lukisan Hantu ternyata sebesar ini. Dalam peristiwa supranormal biasa, bahkan jika ada Hantu di sekeliling, satu batang Lilin Hantu bisa bertahan setengah jam tanpa masalah.”
“Jadi kita harus mempercepat kecepatan aksi.”
Li Jun memimpin sambil membawa Lilin Hantu, langsung menapaki jalan tak dikenal yang menuju lokasi Guicha ini.
Kerumunan diam seribu bahasa, hanya mengikuti dengan mempercepat langkah.
Jalan tak dikenal yang terlihat berkelok-kelok tak berujung sebenarnya tidak terlalu panjang, hanya saja setelah dilalui, berbagai perubahan ganjil terjadi di sekitar.
Mereka melihat banyak persimpangan muncul di jalan ini, menyaksikan pemandangan yang familiar namun asing di ujung setiap cabang jalan.
Ada bangunan kota tua yang terbengkalai, rumah tua yang mengerikan, tanah pemakaman tempat mengubur orang, bahkan mereka melihat siluet orang yang bergoyang-goyang di ujung beberapa jalan cabang...
Tempat ini penuh keanehan dan perubahan, mustahil dinilai dengan pola pikir normal.
Tapi Li Jun tidak mengambil jalan cabang manapun. Di bawah sinar Lilin Hantu yang menyelimuti, seolah terisolasi dari bahaya tak dikenal, membuat mereka sampai ke lembah itu dengan sangat mulus.
Posisi sejati Guicha.
“Sampai, di sini.” Langkah Li Jun terhenti, wajahnya semakin muram.
Positioning menunjukkan mereka sudah sampai di tujuan, tapi lembah penghalang Guicha yang dibuat Yang Jian sudah menghilang.
Yang muncul menggantikannya adalah sebuah desa kecil.
Di depan jalan desa berdiri sebuah papan penunjuk dengan tiga huruf tertulis: Desa Huanggang.
"Hantu Gentayangan?" Wanita yang berdandan tebal itu bertanya dengan nada menyeramkan.
"Kita mundur."
Li Jun merasakan situasi yang tidak beres, dia buru-buru berbalik dan pergi.
Su Fan, Liu San dan yang lain juga mengerutkan alut mereka, menatap tajam papan bertuliskan tiga huruf Desa Huanggang.
Mereka semua pernah membaca arsip, peristiwa gaib Tingkat S dengan kode Hantu Gentayangan ini sebenarnya berasal dari kasus peti mati hantu, yang lokasi kejadiannya berada di Desa Huanggang di luar Kota Dachang.
Tapi sekarang, desa ini justru muncul di sini.
Hantu Gentayangan telah menghilang, wilayah hantu berbentuk peti mati itu juga lenyap. Tanpa target, buat apa mereka mengurung apaan.
Dari sini terlihat jelas bahwa benturan dua peristiwa supranatural telah memicu perubahan mengerikan yang tak terduga.
Mundur adalah langkah paling aman sekaligus paling tepat.
Meski sepanjang perjalanan tidak menemui bahaya, wajah mereka sudah dipenuhi ketakutan saat berbalik pergi.
Tak lama kemudian.
Kekhawatiran dan firasat buruk itu menjadi kenyataan.
Belum jauh dari lokasi, baru melewati hutan kelabu, semua orang mendapati sebuah desa muncul lagi di depan.
Desa Huanggang.
"Apa kita terjebak?" Kerumunan langsung menyadari posisi mereka.
Bukan situasi terburuk, tapi jelas bukan kondisi baik.
