Semua perubahan terjadi dalam sekejap mata.
Gerakan Chen Yi sangat cepat, dari mematikan lilin sampai mencoba menyalakan Lilin Hantu baru dilakukan dalam satu tarikan napas, kurang dari tiga detik. Tapi secepat apapun tak bisa mencegah perubahan anomali.
Api di korek api di tangannya telah padam, tangannya masih mencengkeram erat Lilin Hantu berwarna pucat seperti mayat.
"Ditemani bau mayat samar, hawa dingin yang hampir membekukan tubuh menerpa, terus-menerus memicu indra Chen Yi. Saat ini dia sangat paham: ini pengaruh hantu di sekitarnya. Dingin ini bukanlah dingin fisika biasa, karena Chen Yi sendiri adalah Pengendali Hantu."
"Suhu tubuhnya memang sudah rendah. Bahkan di dalam lemari es pun dia tidak akan merasa tak nyaman."
"Tapi sekarang, Chen Yi merasa tubuhnya seakan-akan mau membeku."
"Padahal lantai dan lingkungan sekitar sama sekali tidak berubah, tak ada tanda-tanda pembekuan."
"Guo Fan yang berbalik menunjukkan wajah pucat dan mati rasa tanpa ekspresi. Wajah mayat sejati itu, dengan aura dingin yang dipancarkan tubuhnya, membuktikan pada orang lain: ini hanya jenazah yang bisa berjalan, sangat tak selaras dengan manusia normal."
"Tapi ini bukan yang paling mengerikan..."
"Setelah terkejut sejenak, Chen Yi segera bereaksi. Matanya menyipit, langkahnya mundur tiba-tiba sambil berteriak: 'Siapkan pergantian orang!'"
"'Diterima.' Suara jawaban datang dari kegelapan sekitar."
"Ini Pengendali Hantu lain yang diatur markas."
"Rencana memancing hantu ini sangat berbahaya. Pertimbangan masalah saat mengganti Lilin Hantu, kami sudah siapkan orang cadangan sebelumnya."
"'Selesai.' Mendengar ini, Zhong Shan di depan langsung berubah wajah, menunjukkan ekspresi ketakutan."
"Dia tidak menoleh, tidak tahu situasi di belakang. Hanya tahu Chen Yi sedang mengganti Lilin Hantu saat ini."
"Awalnya kupikir penyerahan Lilin Hantu kedua bisa berjalan mulus, tapi ternyata kekhawatiran terburukku benar-benar terjadi."
Zhong Shan tiba-tiba menoleh ke belakang.
Seketika, bola matanya menyempit.
Dia melihat Guo Fan dan Chen Yi berdiri bersama di belakang. Saat ini Chen Yi memegang Lilin Hantu yang belum dinyalakan siap mundur, tapi yang lebih membuatnya panik adalah lima hantu dengan gerakan serempak yang ganjil dan mengerikan di belakang mereka berdua, melesat ke arahnya sambil mengabaikan segala sesuatu di sekitarnya.
"Sialan, Chen Yi! Kau mau membinasakanku?" Zhong Shan ingin memaki.
Karena dia melihat Lilin Hantu di tubuh "Guo Fan" telah dipadamkan, tapi Lilin Hantu di tangannya sendiri masih menyala. Pergantian lilin ini menciptakan situasi dimana dia menggantikan peran Guo Fan sebagai "penunjuk arah" bagi hantu.
"Aku tak boleh mati di sini."
Zhong Shan memandangi hantu yang mendekatinya. Dia paham Lilin Hantu di tangannya tak boleh terus menyala, atau dalam sepuluh detik dia mungkin akan dibunuh.
Lagipula sesuai rencana, yang seharusnya menjadi pemandu jalan adalah Guo Fan.
Hanya dia yang bisa menahan serangan hantu dengan sempurna dan menyelesaikan jalan ini dengan mulus.
Siapa sangka dia langsung menciptakan masalah sejak awal, kalau tidak situasi tak akan segawat ini.
Seketika, Zhong Shan melihat lilin putih yang hampir habis di tangannya dan bersiap mematikannya.
"Tidak bisa, sekarang belum boleh mematikan Lilin Hantu. Kalau kau mematikannya sekarang, hantu itu akan benar-benar lepas kendali." Chen Yi memperhatikan situasi Zhong Shan, berteriak panik.
"Aku tak sanggup menahan serangan hantu level ini. Membiarkan lilin terus menyala sama saja dengan menghadiahi nyawaku." Zhong Shan bersuara gusar; "Lagipula meski aku bertahan sampai mati pun tak ada artinya. Situasi sudah di luar kendali, kau harus paham... hati-hati!"
Ucapannya terpotong tiba-tiba, nada suaranya berubah penuh kegelisahan.
Chen Yi yang sedang mundur cepat itu tiba-tiba membeku, seluruh tubuhnya gemetar hebat.
Sebuah telapak tangan kaku tanpa kehangatan tiba-tiba mencengkeram lengannya.
Hawa dingin dari mayat itu merambat melalui baju menyentuh kulitnya. Chen Yi merasa tubuhnya seolah bukan miliknya lagi, sepenuhnya tak terkendali bagai jasad tak bernyawa. Bahkan kesadaran dan pikirannya nyaris sirna saat itu juga.
Hantu milik Guo Fan sedang menyerang Chen Yi.
Aturan membunuh apa yang dipakai hantu ini, sekarang sudah tak relevan lagi.
Karena hantu itu sudah mulai bertindak.
"Terkutuk!" hati Chen Yi mendidih dalam kemarahan.
Kulitnya yang kendur bergerak-gerak tak wajar seperti kain lapuk, dipenuhi bercak hitam kebiruan mirip memar atau bekas pembusukan. Tapi yang paling dominan adalah bercak mayat tak pudar yang menutupi seluruh tubuhnya.
Pada saat ini, Chen Yi tanpa ragu menggunakan kemampuan hantu dalam dirinya.
Saat bersentuhan dengan hantu itu, dia hampir terbunuh. Jika bukan karena dirinya seorang Pengendali Hantu, mungkin sekarang dia sudah menjadi mayat, tidak mungkin masih hidup.
Tapi meskipun belum mati, kondisinya sangat buruk.
Kulit di tubuh Chen Yi semakin bergerak-gerak gila. Di bawah kulitnya seolah menempel sosok lain yang membuat lekuk tangan-kaki dan fitur wajah terlihat jelas di balik kulitnya.
Sebenarnya, kulit ini bukan miliknya sendiri.
Tidak, lebih tepatnya, sebagian besar kulit di tubuh Chen Yi bukan kulit aslinya - melainkan kulit hantu.
Chen Yi Kulit Hantu.
Inilah kode namanya.
Saat kulit manusia di tubuhnya terus bergerak, Chen Yi merasakan sensasi perlahan pulih di tubuhnya. Perasaan dingin yang menyeramkan itu juga cepat menghilang.
Tapi telapak tangan yang kaku seperti mayat itu masih mencengkeram erat lengannya.
"Ah!"
Ekspresi mengerikan terpancar di wajah Chen Yi. Dia tidak bisa menahan rintihan kesakitan.
Kulit Hantu itu membayar harga mahal untuk menahan serangan hantu Guo Fan. Dengan kecepatan yang terlihat jelas, kulit di tubuhnya mulai memudar, berubah abu-abu, dan dipenuhi bercak mayat. Kulit hantu semakin menggerogoti tubuh Chen Yi. Dia merasakan kulitnya terkoyak sedikit demi sedikit.
Penderitaan terkontaminasi arwah gentayangan ini seperti seseorang yang mengupas kulitnya sendiri hidup-hidup dari dalam ke luar.
Namun pengorbanan mengerikan ini tidak membawa keamanan. Dalam situasi normal, kontak sesaat antara Kulut Hantu di tubuh Chen Yi dengan hantu gentayangan bisa membuat arwah itu minggir sementara, menghentikan serangan.
Tapi sekarang...
Hantu yang dilepaskan Guo Fan masih tak melepaskan cengkeramannya, kulit hantu tingkat ini sama sekali tak bisa melawannya.
Jika dibiarkan terus begini, Chen Yi tak lama kemudian akan tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan.
Tak ada secercah harapan pun.
Namun, diserang hantu Guo Fan hanyalah salah satu krisis yang harus dihadapinya.
Sementara Chen Yi mempertaruhkan nyawa melawan, lima hantu di belakangnya telah sampai di ke mana saja...
Entah karena dia sedang diserang atau alasan lain, lima hantu ini setelah sampai di dekat Chen Yi tidak menyerangnya kembali, malah berjalan menuju Zhong Shan.
，。
Tapi mutlak bukan perbuatan yang baik.
“Klik, Klik, Klik.” Suara seperti tulang yang dipuntir bergema.
Hantu yang menggenggam lengan Chen Yi kini terpancing oleh Lilin Hantu. Badannya berputar layak mesin dengan kaku, tulang belakang di pinggang seolah retak setengah saat memutar tubuh 180 derajat. Akhirnya wajah mayat pucat tanpa setetes darah itu mengarah ke tempat Zhong Shan.
Saat ditatap hantu ini, Zhong Shan langsung merasakan nuansa mengerikan merayap di tulang belakangnya.
"Pada saat ini, dia bahkan merasa bahwa tingkat bahaya hantu yang dikeluarkan Guo Fan dari foto di tablet leluhur lebih mengerikan daripada hantu yang keluar dari lukisan hantu."
"Huu!"
Segera setelah itu, Zhong Shan tanpa ragu-ragu mematikan lilin hantu sisa di tangannya. Dia tidak berani menunda lagi.
Sampai di sini.
Rencana memancing hantu yang sebelumnya hampir berhasil dilaksanakan kini bisa dinyatakan gagal. Dua lilin hantu semuanya telah padam. Meskipun nanti ada lilin hantu yang dinyalakan kembali, pasti tidak bisa seperti sebelumnya untuk memancing hantu bergerak maju dengan mulus.
Tepat ketika rencana di tempat ini gagal.
Di suatu wilayah hantu tak dikenal lainnya.
Li Jun dan rombongan dalam pelarian panjang dan proses perlawanan berulang kali terhadap hantu telah menghabiskan terlalu banyak sumber daya.
Meskipun belum sampai di ambang kebangkitan Hantu Gentayangan, jika masih tidak menemukan metode untuk melarikan diri, hampir pasti tim ini akan dihabisi semua di Desa Huanggang dalam dunia wilayah hantu ini.
Selain itu, dengan erosi lukisan hantu, area di Desa Huanggang yang tersisa untuk mereka tinggali sementara semakin menyusut.
"Ini rumah terakhir. Kita kembali ke ujung desa," kata Su Fan dalam rombongan yang terengah-engah, menggenggam ponsel erat-erat dengan wajah pucat.
Setelah berputar-putar di desa dan beberapa kali nyaris celaka, kerumunan kembali ke tempat awal mereka masuk desa.
Di depan mereka berdiri sebuah rumah tua dengan struktur bata dan genteng.
Pintu gerbang rumah terbuka lebar, bagian dalamnya redup. Melalui lobi yang remang-remang itu, terlihat samar-samar seutas tali jerami usang terikat di balok langit-langit lobi. Di atas tali jerami itu tergantung seonggok mayat.
Mayat itu membelakangi pintu gerbang, bergoyang-goyang lemah di udara, memancarkan keganjilan dan kengerian yang sulit dibayangkan.
Tak perlu diragukan lagi, di rumah terakhir yang belum dimasuki ini terdapat hantu.
Sekarang mereka menghadapi pilihan yang sulit.
"Sekarang jam berapa?" Li Jun bertanya dengan aroma anyir yang terpancar dari seluruh tubuhnya, seperti mayat yang hangus terbakar. Suaranya menjadi parau.
"Tinggal tiga menit lagi menuju waktu buka pintu sesuai perjanjian berikutnya."
Liu San yang terus memantau waktu menunjukkan wajah pucat tanpa tanda-tanda kegelisahan, ketenangannya justru terasa aneh.
"Ini kesempatan terakhir. Rumah itu belum terkikis oleh Lukisan Hantu, dan di sana masih ada pintu. Area lain sudah tidak bisa dilalui. Kita wajib menjelajahi rumah hantu ini, kalau tidak pasti mati di dalam Lukisan Hantu. Tapi jika bertemu Guicha, persentase keyakinan kita dibunuh Guicha juga besar. Meski Guicha tidak membunuh orang yang terisolasi, jangan lupa benda ini bisa restart."
Seorang Pengendali Hantu bernama Xu Yiping berbisik dengan suara tertekan.
Li Jun dengan wajah berkerut khawatir memandang sekeliling.
Di langit beterbangan partikel keabu-abuan seperti abu kertas. Ia mengamati sekelilingnya dengan cermat.
Potret yang berserakan di jalan semakin banyak, mereka bahkan tidak tahu kapan jumlahnya bertambah, seolah-olah sudah ada di sini sebelum kedatangan mereka, sebelumnya hanya tidak disadari.
Dan hal-hal yang ditampilkan dalam potret semakin ganjil - ada bayangan hitam yang melengkung, mayat dingin, gambar hantu yang menyeramkan...
Setiap lukisan sepertinya mewakili seekor hantu.
Jumlahnya yang begitu banyak membuat orang merasa putus asa.
Rumah hantu yang gelap, jalan raya yang kelabu.
Dua dunia hitam dan putih membentuk segala sesuatu di desa ini.
Beberapa orang yang bertahan hidup sampai sekarang bagaikan arwah yang mondar-mandir di pintu masuk neraka, telah mempersiapkan diri untuk memasuki neraka.
Satu-satunya perbedaan adalah di neraka mana mereka akan dimakamkan.
Meskipun ada kesempatan untuk bertahan hidup, itu sangat kecil dan merupakan satu-satunya.
