"Sumbernya adalah Lukisan Hantu di kamar tidur lantai lima. Asal kita bisa membatasinya, misi kali ini selesai. Prosesnya sederhana, satu-satunya yang perlu dikhawatirkan adalah bahaya yang mungkin dihadapi di tengah jalan. Saat ini Wilayah Hantu lukisan itu sudah mempengaruhi dua lantai, tidak menutup kemungkinan akan terus meluas. Jadi kalian harus bertindak cepat."
"Yang Jian berjalan di koridor yang redup sambil berbicara kepada Wang Quan di belakangnya."
"Di lantai empat mungkin masih ada murid yang tertinggal. Menurutku kita bisa berhenti sebentar di sini dulu, memastikan apakah ada orang," ujar Wang Quan ragu-ragu sebelum mengusulkan.
"Tidak perlu. Jalan kembali ke lantai bawah sudah terhalang. Meski kita temukan beberapa murid yang tertinggal, mau diapakan? Tidak mungkin membawa mereka keluar. Jika masih ada orang, biarkan saja tetap di sini. Sebelumnya mereka tidak terbunuh hantu, sekarang kemungkinan besar juga tidak akan mati."
"Yang Jian berkata dengan tegas."
"Orang yang akan mati sudah lama mati, yang belum mati berarti bukan target hantu, untuk sementara waktu juga tidak akan mati, penjelasan logis ini sangat sederhana."
Wang Quan langsung mengangguk, kemudian mengikuti Yang Jian langsung menuju lantai lima.
Menyelesaikan Lukisan Hantu yang bermasalah itu adalah prioritas utama sekarang.
Namun Yang Jian tidak buru-buru ke lantai lima, melainkan berdiam sebentar di lorong lantai empat. Tatapannya menyapu seluruh area kiri-kanan, berharap menemukan sesuatu yang khusus. Karena sebelumnya Sun Yujia melompat keluar jendela kamar tidur di lantai empat, ini menunjukkan hantu kemungkinan besar pernah sampai di lantai empat.
Tapi lorong redup dan sunyi itu sama sekali kosong. Pintu-pintu kamar tidur di kiri-kanan ada yang terbuka dan tertutup, tapi tanpa terkecuali semua sangat sepi.
Sepertinya tidak ada situasi apapun.
"Tidak seharusnya." Di hati Yang Jian penuh tanya.
Menilai dari analisisnya, lantai empat pasti ada kejadian. Karena itu sebelumnya di mulut tangga lantai tiga dia sempat mempertimbangkan apakah akan ke lantai empat.
Tapi meski lantai empat menunjukkan tanda-tanda invasi Wilayah Hantu, penampakannya tetap normal seperti lantai biasa, tanpa keanehan apapun.
Lalu, mengapa Sun Yujia melompat keluar jendela tadi?
Hanya karena ketakutan?
Ataukah tangga tak berdasar di lantai tiga itu yang memaksanya mengambil pilihan seperti itu?
Sayangnya wanita itu sudah panik, waktu yang terbatas juga tidak bisa mendapatkan informasi. Kalau tidak, tidak perlu membuat dugaan ngawur seperti ini.
“Ada apa? Ada yang tidak beres?” Wang Quan melihat Yang Jian tidak bergerak, menekan suaranya.
“Justru karena tidak melihat hantu, aku merasa ada yang aneh,” kata Yang Jian.
Wang Quan merasakan aura mengerikan, perkataan apa ini?
Tidak melihat hantu bukanlah hal yang baik? Setidaknya untuk sementara kita aman, tapi kenapa malah terasa lebih buruk begini.
Dia bukan Pengendali Hantu tentu tidak tahu, dalam peristiwa gaib, menentukan posisi hantu bisa meningkatkan peluang bertahan hidup berkali-kali lipat. Kebanyakan orang mati secara tidak masuk akal.
“Mari periksa lantai lima.”
Yang Jian tak ingin membuang waktu menyisir kamar satu per satu. Mungkin ada temuan, tapi itu justru akan melewatkan waktu krusial, lagipula kamar di satu lantai sangat banyak.
Setelah yakin sepenuhnya, tanpa ragu dia menaiki tangga menuju lantai lima.
Penerangan tetap redup, lampu sensor suara di lorong tangga masih menyala, tapi cahayanya samar, hanya cukup untuk melihat jalan di depan.
Yang lebih baik dari sebelumnya, tangga kali ini normal, tidak ada keanehan.
Namun saat Yang Jian meninggalkan lantai empat, dia tak menyadari asrama yang seharusnya memiliki sepuluh kamar per lantai, di lantai empat ini justru ada sebelas. Pintu kamar tambahan itu muncul di antara dua kamar, dinding di sana seolah diregangkan jaraknya hingga identik dengan kamar lain.
Jika tidak mendekat, sama sekali tidak akan terlihat perbedaan apa pun.
"Tapi para murid yang tinggal di sini bisa membedakannya, karena pintu gerbang kamar tidur tambahan itu berbeda dari pintu kamar tidur lainnya. Pintu kamar tidur tambahan ini terbuat dari kayu, dilapisi cat merah tua dengan ukiran motif kuno. Jika dilihat dengan serius, tampak persis seperti... sebuah bingkai lukisan."
"Pintu kamar tidur tambahan itu terbuka, di dalamnya gelap gulita seolah tak ada apapun."
"Tidak, ada sebuah jendela."
"Pemandangan di luar jendela itu sama sekali berbeda dari pemandangan jendela kamar tidur lain. Terhampar dunia redup berwarna kelabu, di langit beterbangan sesuatu yang mirip abu kertas. Abu-abu ini seolah tak ada habisnya, tak pernah bisa berhenti."
"Ini adalah dunia yang ganjil."
"Namun pemandangan di luar jendela kamar tidur lainnya justru menunjukkan kota metropolitan yang diterangi lentera gemerlap."
"Kedua hal ini tampaknya tidak sama."
"Tanpa pandangan mata hantu, sungguh terasa kurang nyaman." Yang Jian secara refleks mengusap-usap alutnya. Kehilangan penglihatan mata hantu membuat langkahnya kini lebih hati-hati daripada sebelumnya.
"Karena dalam lingkungan yang redup, ia pun menjadi setengah buta."
"Satu langkah salah, bisa-bisa ia terdampar di tempat yang tak dikenali."
"Andai mata hantu masih bisa membelalak, setidaknya tak perlu menjadi pengecut seperti ini. Aksi bisa lebih berani, seperti saat di lantai empat sebelumnya yang punya kemampuan dan waktu untuk menyisir area."
"Semuanya berjalan mulus."
"Yang Jian tidak bertemu hantu, juga tidak diserang hantu. Ia membawa Wang Quan beserta dua anggota rombongan menuju lantai lima."
Karena desain lantai yang serupa, tidak ada perbedaan signifikan antara area ini dengan lantai empat. Namun sebelumnya dia pernah ke sini, jadi tahu di kamar tidur mana Lukisan Hantu berada.
Tanpa ragu, memanfaatkan keamanan sementara ini Yang Jian bergerak cepat menuju kamar Miao Xiaoshan.
Cukup dengan memasukkan Lukisan Hantu yang tergeletak di ranjang ke dalam kantong khusus, mengisolasi pengaruhnya, maka Wilayah Hantu di sini akan menghilang dan misi pun selesai.
Tapi saat Yang Jian tiba di depan kamar yang diingatnya itu, wajahnya langsung berubah muram.
Sebelumnya, di pintu kamar Miao Xiaoshan masih terdapat jejak tendangannya saat membuka paksa, dan dia ingat betul ada cekungan di pintu itu saat pergi.
Namun sekarang... Cekungan di pintu sudah hilang.
Tanpa ragu dia mendorong pintu kamar terbuka.
Dugaan di hati Yang Jian menjadi kenyataan: tata letak dalam kamar, barang-barang di ranjang, semuanya asing baginya. Mustahil menemukan Lukisan Hantu di sini karena ini jelas kamar yang tidak dikenalnya.
Dengan kata lain, dia masuk ke kamar yang salah.
"Kita tersesat?" Wang Quan cepat tanggap. Dari raut wajah Yang Jian yang sedikit berubah, dia langsung tahu mereka datang ke tempat yang salah.
"Aku meremehkan Lukisan Hantu. Kukira dengan bergerak cepat sebelum pengaruhnya meluas, kita bisa mengurungnya tanpa risiko. Nyatanya, benda ini sudah mengubah lingkungan sekitar sepenuhnya sejak mulai mempengaruhi lantai. Tapi memang sudah tidak ada cara lain."
“Bersaing dengan barang ini di wilayah hantu, siapa pun takkan bisa menang. Bahkan Guicha sudah dibawa pergi oleh Lukisan Hantu. Wajar kalau kita tersesat.”
Wajahnya tenang, tidak goyah karena sedikit pukulan ini.
Sekalipun Lukisan Hantu dijuluki peristiwa supranatural Tingkat S.
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Mencari Lukisan Hantu di dalam wilayah hantu pasti sangat sulit. Saya pernah mempelajari dokumen terkait, mungkin malah bertemu hantu sejati sebelum menemukan lukisannya,” kata Wang Quan dengan muram.
Dua anggota rombongan di belakangnya juga terlihat tidak nyaman, bahkan dalam hati telah bersiap mati di sini.
Lagipula mereka hanya orang biasa, bertemu hantu hampir pasti berakhir fatal.
“Buru-buru apa? Sebelumnya sudah kukatakan, wilayah hantu Lukisan Hantu belum sepenuhnya memengaruhi dunia nyata. Selama kondisinya begini, lebih mudah ditangani. Lagipula Lukisan Hantu adalah benda mati, seharusnya tak bisa bergerak bebas. Ia hanya bersembunyi memanfaatkan wilayah hantu. Kalau dicari serius pasti ketemu.”
Kata Yang Jian dengan tenang.
“Tapi bukankah kita sudah tersesat? Lokasi kamar tidur sebelumnya mustahil ditentukan lagi,” kata Wang Quan.
Yang Jian diam. Beberapa hal sulit dijelaskan kepada Wang Quan yang awam. Ia mengangkat kepala melihat nomor kamar yang tergantung di pintu, lalu meraihnya dengan tangan hantu.
Nomor kamar yang tergantung itu langsung berubah saat disentuh tangan hantunya.
Seperti mengelupas lapisan cat, angka 503 berubah menjadi 603.
Melihat ini, alisnya berkerut.
“603？Ini lantai enam, bukan lantai lima, bagaimana mungkin? Tadi sudah dipastikan...” Wang Quan langsung membelalakkan matanya.
"Sun Yujia tidak melompat dari lantai empat, tapi dari lantai lima. Lantai tempat kita tadi berada memang lantai lima," kata Yang Jian.
"Tapi lantai tiga tidak terpengaruh. Naik satu lantai seharusnya lantai empat, tidak mungkin salah hitung. Bahkan Wilayah Hantu pun pasti tidak bisa melakukan ini," kata Wang Quan: "Lagi pula kau juga sudah memastikannya."
"Kita tidak salah menghitung lantai, tapi tidak salah menghitung bukan berarti tidak salah jalan. Jika tebakanku benar, lantai lima dan empat tumpang tindih," kata Yang Jian: "Lantai empat tadi adalah lantai empat yang asli sekaligus lantai lima dalam Wilayah Hantu."
"Transformasi timbal balik antara dunia nyata dan Wilayah Hantu membuatmu tidak bisa menyadari apakah berada di lantai empat atau lima. Aku pernah main-main dengan strategi ini. Bukan cuma dua lantai, bahkan lima lantai bisa kususun bertumpuk tanpa saling mempengaruhi."
Dengan mengaktifkan Wilayah Hantu lima lapisan, Yang Jian memang memiliki hak untuk melengkungkan realitas. Menumpuk lima lapisan tanpa gangguan timbal balik sepenuhnya mungkin dilakukan.
Wang Quan langsung terpaku tak bisa bicara.
Situasi ganjil ini cukup untuk menghancurkan nilai-nilai hidup manusia. Pola pikir orang normal sama sekali tidak bisa memahaminya, hanya orang seperti Yang Jian yang bisa langsung mengerti dan mengetahui alasannya.
