Apa hantunya ada di kamar tidur 402?
Mendengar informasi dari Wang Quan, serta melihat gestur tangannya, tatapan Yang Jian terkonsentrasi pada arah kamar tidur nomor dua yang berada di kejauhan.
Inferensi dirinya sangat akurat - Hantu memang telah keluar dari Lukisan Hantu, dan sedang mondar-mandir di sekitar sini. Hanya saja dia cukup beruntung karena belum bertemu dengan hantu yang keluar dari lukisan tersebut.
Sedangkan Wang Quan dan kawan-kawannya sepertinya kurang beruntung. Hantu telah lebih dulu menuju ke sisi mereka.
Hanya saja...
Meski mengetahui posisi hantu, Yang Jian tidak mengambil tindakan apapun. Dia justru tenggelam dalam perenungan dan penilaian.
Hantu berada di kamar tidur 402 di seberang, namun Lukisan Hantu justru berada di sisi ini.
Keduanya tidak berada di tempat yang sama.
Jika dia sekarang langsung membatasi hantu yang keluar dari Lukisan Hantu, lalu bagaimana dengan Lukisan Hantu ini?
Jika dibiarkan begitu saja di sini, apakah lukisan ini masih akan berada di tempat ini saat dia kembali nanti? Dan apakah sumber fenomena gaib di sini berasal dari Lukisan Hantu di sisi ini, atau dari hantu yang keluar dari lukisan tersebut?
Masalah ini sangat krusial karena mempengaruhi aksi selanjutnya.
Lagipula, tangan hantunya saat ini - selama periode meredupnya mata hantu - hanya bisa membatasi satu ekor hantu.
Jika dia membatasi lukisan ini, maka dia tidak bisa mengulurkan tangan untuk menghadapi hantu di dalam Lukisan Hantu. Mengandalkan bayangan hantu yang tersisa untuk melawan langsung, di hatinya tidak ada sedikitpun keyakinan. Jika bertemu bahaya, dia terpaksa harus menggunakan Lilin Hantu.
Jika harus menggunakan satu batang Lilin Hantu hanya untuk replika Lukisan Hantu, maka operasi kali ini bisa disebut sebagai kegagalan total.
“Tim Wang, tidak beres, Tuan Yang belum melakukan aksi. Dia masih berdiri di sana memandangi kita.” Seorang anggota tim berbisik.
Anggota lain berkata dengan cemas dalam hati: "Jangan-jangan dia tidak berencana bertindak, tapi ingin memakai kita untuk menguji aturan membunuh Hantu itu?"
Meski kemungkinan itu ada, dan mereka memahami tindakan seperti itu, tapi ketika benar-benar menghadapi momen hidup-mati seperti ini, siapa pun pasti merasa kecewa dan tidak rela.
“Diam! Biasanya kalian tidak sebanyak ini bicara.”
Wang Quan dengan keras menghentikan perilaku mereka: “Perhatikan baik-baik tangan Yang Jian! Tangannya tidak pernah lepas dari pintu itu. Dengan ketajaman mata kalian, seharusnya bisa melihat bahwa itu sama sekali bukan pintu kamar tidur, melainkan bingkai sebuah lukisan. Lukisan Hantu sudah ditemukan oleh Tuan Yang, sekarang ada di sisinya... Sedangkan Hantu-nya ada di sisi kita. Saat ini kita harus membuat pilihan.”
“Untung dulu kalian tersingkir dalam seleksi markas pusat. Kalau jadi Pengendali Hantu dengan daya observasi seperti ini, pasti tidak akan selamat dari peristiwa gaib pertama. Jangan remehkan pilihan di saat seperti ini. Sekali salah memilih, bisa membawa diri sendiri dan orang lain ke jalan buntu.”
“Pengendali Hantu juga bukan tak terkalahkan. Bukankah banyak laporan tentang Pengendali Hantu yang tewas dalam peristiwa supranatural?”
Para anggota tak berani bersuara setelah dimarahi, tapi menyangkut nyawa, mereka pun memberanikan diri bertanya: “Lalu Tim Wang, apa pilihan Tuan Yang sekarang? Mengurung Lukisan Hantu dan mengabaikan kita semua di sini, atau datang ke sini untuk menghadapi Hantu?”
"Wang Quan wajahnya muram; 'Dia belum membuat keputusan. Jika tebakanku benar, Tuan Yang sedang menilai situasi saat ini. Keadaannya sangat khusus sekarang. Meski Hantu sudah masuk ke kamar tidur 402, tapi setelah itu tidak muncul. Tuan Yang tidak mungkin langsung menyerbu ke sini menghadapi Hantu hanya karena perkataan kita.'"
"'Bagaimana jika ini cuma kedok? Atau mungkin ini jebakan yang dibuat Hantu untuk memancing Tuan Yang meninggalkan lukisan itu? Atau mungkin yang kita bicarakan ini dusta?'"
"'Kita tidak bisa menanggung risiko Lukisan Hantu lepas kendali. Jadi mulai sekarang, jangan lakukan apapun. Kalian cukup mengawasi saja. Perhatikan bagaimana Pengendali Hantu termasyhur menangani situasi. Jika benar-benar harus mati di sini, terimalah itu. Siapa yang berani main-main, jangan salahkan aku kalau tidak menganggap hubungan baik.'"
Setelah berkata demikian, tatapannya menjadi tajam menusuk.
Bagaimanapun juga, di hadapan peristiwa paling mengerikan dan putus asa, siapapun bisa goyah. Goyahnya satu dua orang bisa membuat seluruh situasi memburuk.
Tugas Wang Quan adalah menghilangkan kemungkinan itu.
Di dalam hatinya, dia sangat paham: kedua anggota timnya masih terlalu kekanak-kanakan. Saat ini mereka menanggung tekanan psikologis yang besar, berpotensi kehilangan kendali. Tapi dia yakin, asal bisa melewati pengalaman pertama ini, mereka pasti akan berkembang menjadi personel penanganan yang kompeten.
"Siap, Kapten Wang." Kedua anggota itu berusaha menghentikan pikiran kacau mereka.
Wang Quan mengangguk, memberi mereka suntikan kepercayaan diri; "Jangan khawatir. Ketahuilah, misi kita kali ini sangat beruntung karena penanggung jawabnya adalah Yang Jian si Mata Hantu."
Seluruh lingkaran sosial elite itu familiar dengan kode nama dan identitas tersebut.
Dan dia sendiri jauh lebih mengenalnya.
Karena Yang Jian adalah satu-satunya orang yang pernah menyelesaikan peristiwa gaib Tingkat S sendirian, dan melalui berbagai peristiwa mengerikan seperti kode nama Hantu Mengetuk Pintu, Peti Mati Hantu, Bayi Hantu, Guicha... hingga bisa bertahan hidup sampai sekarang.
Jika penanggung jawab seperti ini tidak bisa dipercaya, maka Wang Quan tidak tahu harus mempercayai penanggung jawab mana lagi.
Faktanya, analisa Wang Quan tidak salah.
Saat ini Yang Jian memang sedang menilai sekaligus menunggu.
Dia sedang menunggu kemunculan hantu.
Sebelum hantu benar-benar muncul, mustahil dia akan melepaskan lukisan hantu yang sudah ditemukan. Bertindak hanya berdasarkan informasi Wang Quan itu terlalu bodoh - dia harus melihat langsung hantu muncul di hadapannya, kalau tidak dia takkan melangkah setapak pun.
Waktu berlahan-lahan berlalu.
Di saat seperti ini setiap detik terasa panjang meski jaraknya dekat. Yang Jian dan Wang Quan bisa saling melihat gerakan masing-masing, namun di jarak sedekat ini begitu hantu benar-benar muncul, kematian bisa terjadi seketika. Jarak tidak mempengaruhi hasil akhir.
"Apakah hantu akan keluar dari kamar tidur 402? Atau justru menghilang begitu saja?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah, bayangan hitam tanpa kepala di belakangnya bergoyang-goyang seolah siap bertindak kapan saja.
Penantian hening ini tidak berlangsung lama.
Tak lama kemudian, suasana sepi di sekitar mulai terdengar gerakan.
Disertai bunyi berderit pintu yang terbuka, pintu kamar 402 tiba-tiba membuka perlahan. Sebuah bayangan terpantul dari dalam kamar ke lantai.
Suara biasa dan siluet manusia ini justru terasa sangat mengerikan di mata Wang Quan dan yang lain.
Hantu, yang telah membunuh semua penghuni kamar tidur sebelumnya, sekarang akan keluar.
Dan mereka adalah beberapa orang biasa yang paling dekat dengan hantu itu.
Dengan langkah kaki yang hampir tak terdengar, sosok yang berdiam diri di Kamar 402 akhirnya muncul.
Wajah yang buram hingga fiturnya hampir tak bisa dibedakan pertama-tama melewati ambang pintu dan masuk ke dalam pandangan Yang Jian.
Kemudian, baju merah yang seperti gaya lukisan minyak menutupi hampir seluruh tubuhnya, hanya menyisakan sepasang tangan putih yang jelas terlihat dan kaki yang terlihat sangat tidak realistis seolah dilukis.
Tidak ada adegan mengerikan atau berdarah.
Tapi dalam pandangan semua orang, ada perasaan ganjil yang tak terucapkan.
Setelah keluar dari kamar tidur, hantu itu masih belum langsung bergerak, melainkan berhenti sebentar di sana.
Ini pertama kalinya Yang Jian melihat hantu dari Lukisan Hantu. Matanya menatap tajam siluet merah yang buram itu, sambil memperhatikan tangan yang merupakan satu-satunya bagian yang terlihat nyata. Sebuah informasi yang lama terkubur di otaknya mulai terungkap.
Ada perasaan familiar dengan hantu ini.
Seperti pernah melihatnya sebelumnya.
Tidak, sebelumnya belum pernah, hanya ada beberapa elemen yang terlihat familiar.
Baju merah buram yang dikenakan hantu dari Lukisan Hantu ini agak mirip dengan baju pengantin perempuan mumi yang pernah dilihatnya di bus gaib dulu.
Tidak yakin apakah ini baju yang sama, mengingat gaya lukisannya yang kabur dengan banyak detail yang tak terlihat.
Dan tangan yang terlihat di luar itu, serta citra wanita seperti ini membuat Yang Jian teringat pada benda gaib yang ia simpan di Kota Dachang.
Lemari Hantu.
Lebih tepatnya, transaksi terakhir yang ia lakukan dengan Lemari Hantu.
Isi transaksi terakhir yang diajukan Lemari Hantu adalah memintanya menemukan lokasi orang di foto dalam satu tahun, setelah itu ia menerima foto kuno dari dalam lemari.
Detail foto itu masih jelas diingat Yang Jian: seorang wanita duduk di depan pintu rumah kayu tua, mengenakan baju bergaya era Republik berwarna merah, rambut hitam legam, tangan pucat seputih keramik, serta sepatu bersulam indah di kaki yang tersembunyi di balik gaun.
Yang paling penting, hantu dalam Lukisan Hantu ini sangat mirip dengan wanita di foto Lemari Hantu itu... Meski wajah hantu tak terlihat jelas dan samar-samar, naluri Yang Jian mengatakan kemiripan wajahnya pasti sama.
Apakah Lemari Hantu mencari Lukisan Hantu?
Ataukah hantu yang ada dalam Lukisan Hantu?
Selain itu, sepatu bersulam yang terlihat seperti lukisan itu mirip dengan sepatu yang ia dapatkan dari insiden Hantu Penjaga di pangkalan pelatihan dulu.
Tatapan Yang Jian berkelip-kelip tak stabil, berbagai informasi mengerikan di otaknya mulai tersambung menjadi satu.
Gaun di tubuh Pengantin Perempuan Mumi, hantu dalam Lukisan Hantu, rumah kuno bergaya Republik dengan lentera merah yang pernah ia lihat di Bus Gaib, serta foto yang jatuh setelah transaksi dengan Lemari Hantu.
Barang-barang ini seperti potongan puzzle yang disusunnya, seolah ada hubungan tertentu di antara mereka.
Tentu saja, mungkin ini hanya pikiran kacau-nya, tak boleh menyatukan beberapa hantu hanya karena terlihat serupa.
Tapi jika dugaan Yang Jian benar.
Maka mungkin dia telah menemukan sebagian besar potongan puzzle seekor hantu.
Saat ini, ide gila muncul di benaknya: jika membantu hantu menyusun semua puzzle ini, apa yang akan terjadi? Apakah akan berubah menjadi wanita dalam foto itu?
Atau menjadi hantu yang lebih mengerikan? Atau malah memicu perubahan aneh yang tak terduga?
Karena sejauh ini belum pernah ada contoh hantu yang berhasil mengumpulkan semua puzzle.
Informasi tersembunyi dalam peristiwa mengerikan ini sangat menggoda bagi Pengendali Hantu, sebuah rasa ingin tahu akan kebenaran.
Tapi begitu ide ini muncul, Yang Jian langsung mengayunkannya ke belakang kepala dengan gila.
Saat ini tak boleh berpikir sembarangan.
Hantu sudah ada di depan mata, harus segera bertindak. Kalau tidak, malapetaka akan terjadi.
Sekarang: tinggalkan Lukisan Hantu untuk membatasi hantu, atau abaikan hantu dan hancurkan Lukisan Hantu ini?
Hanya satu dari dua pilihan ini yang bisa dilakukan.
Karena kondisi saat ini hanya memungkinkan satu keberhasilan.
