Cao Yanhua yang menyaksikan adegan ini dengan cepat mencurigai adanya kontradiktif antara Jiang Shangbai dan Yang Jian. Bukan sekadar saling tidak suka lalu saling mengejek.
Wajah Jiang Shangbai sangat buruk.
Semalam demi urusan Yang Jian ini, dia hampir berputar-putar di pusat kota. Tidak hanya itu, dia juga waspada takut kapan saja Yang Jian tiba-tiba muncul di hadapannya dan menyerang.
Hasilnya tak disangka, orang ini malah berhati besar, tidur nyenyak di Hotel Damai.
Tapi informasi ini baru diketahui ketika sudah pagi.
“Yang Jian, kau tahu apa yang kau lakukan semalam?” Jiang Shangbai menghentikan langkah, menatapnya dengan dingin.
“Tentu saja kerja lembur dan tidur, ada apa? Kau mencari saya semalam?” wajah Yang Jian tetap tenang saat menjawab.
Jiang Shangbai terkekeh sinis; “Masih ada artinya berbohong sekarang? Jangan kira aku tidak tahu aksimu semalam. Manfaatkan kami sibuk menangani Peristiwa Lukisan Hantu, berani-beraninya kau menghabisi anggota kami! Beberapa Pengendali Hantu sudah kau bunuh. Hari ini kalau tidak memberi pengakuan, rapat ini bubar saja! Kau juga jangan mimpi kembali ke Kota Dachang.”
Apa?
Cao Yanhua di samping langsung tertegun, matanya memandangi Yang Jian penuh kecurigaan.
Dia bertarung dengan anggota moment?
Wang Xiaoming tampaknya tidak mendengar, masih menunduk dengan mata terpejam.
Liu Xiaoyu yang tidak mencolok malah membelalakkan mata, ekspresi tidak percaya.
Yang Jian menatapnya; “Tanpa buti, bagaimana kau bisa menuduh saya semena-mena?”
“Tanpa buti?”
Jiang Shangbai melempar sejumlah dokumen ke meja konferensi dengan geram: “Sudah ditebak kau akan menyangkal. Ini buktinya!”
Cao Yanhua segera berkerut alut sambil mendekat untuk memeriksa. Terlihat foto-foto mengenaskan beberapa anggota moment yang tewas, seorang Pengendali Hantu bernama Zhang Jian HILANG, kolega bernama He Tianxiong hilang kontak. Selain itu CCTV merekam foto kehadiran Yang Jian di beberapa lokasi krusial.
Meski tidak ada bukti konkret, semua hal ini sudah cukup menjelaskan segalanya.
Yang Jian bahkan tidak melihat bukti-bukti yang disebutkan itu, dia berkata: "Ini cuma bukti di tanganmu. Kau pikir saya akan percaya? Bagaimana jika kau asal menyintesis foto lalu menuduh saya? Lihatlah bukti ini - HILANG? Jangan bercanda. Kalau hilang langsung menyalahkan saya, mungkin dia sendiri yang tidak sanggup bertahan sampai tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan."
"Pengendali Hantu yang mati mendadak itu hal yang normal, tidak perlu berlebihan."
Jiang Shangbai dengan wajah hitam menahan amarah: "Zhang Jian hilang di bar. Malam itu kau juga ke bar. CCTV menangkap fotomu di sana. Masih mau mengelak?"
"Sebagai pria lajang bertahun-tahun, wajar dong kalau sesekali ke bar untuk relaks saat bosan? Darimana kau yakin bar tempat Zhang Jian hilang itu sama dengan yang saya kunjungi?" Yang Jian tetap menjawab dengan santai.
Braak!
Jiang Shangbai tidak bisa menahan amarahnya lagi mendengar alasan ngeles itu. Dengan cepat dia memukul meja kayu solid yang langsung retak.
"Mengelak tidak ada gunanya. Kau tahu apa yang diperbuat. Mengakui atau tidak tidak penting. Yang penting, sejak memilih bertindak, harus berani menanggung konsekuensinya."
Yang Jian memicingkan matanya: "Bagaimana? Dengan satu bukti tanpa alasan saja kau sudah ingin bertindak? Mau berkelahi di sini? Aku tidak masalah, tapi kau harus siap dihabisi olehku. Jika ada teman bantuan, sekalian saja maju bersama. Meski rapat penting sebentar lagi dimulai, waktu seharusnya masih cukup."
"Lagipula bagiku ini hanya urusan puluhan detik."
Setelah itu, seluruh penerangan dalam ruang rapat berkedip-kedip, seolah diganggu oleh sesuatu. Udara di sekeliling dipenuhi aura dingin yang menyeramkan.
"Yang Jian!"
Cao Yanhua yang panik dan marah membentak: "Tenang dulu! Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi!"
Jiang Shangbai tak gentar, ia berkata: "Bukankah ini sudah jelas? Yang Jian sedang menyerang kami. Mulai dari Zhang Jian, lalu He Tianxiong, mungkin berikutnya giliranku. Belum lagi sebelumnya di markas besar dia sendiri yang menghabisi Gao Zhiqiang. Total sudah tiga Pengendali Hantu dari moment tewas di tangannya, Menteri Cao. Jika Bapak tidak segera turun tangan, masalah ini harus diselesaikan dengan metode paling sederhana."
Di hati Cao Yanhua kini mulai yakin, Yang Jian memang sedang menyerang anggota moment.
Ini memang sesuai gaya karakternya.
"Yang Jian, kau semakin keterlaluan!" bentak Cao Yanhua dengan keras.
Jiang Shangbai mengerutkan alut mendengar ini.
Hanya dimarahi sekali? Sudah selesai?
Ia secara samar merasakan, meski Cao Yanhua terlihat marah-marah, sebenarnya tidak menunjukkan reaksi berarti terhadap tindakan Yang Jian.
"Keterlaluan？Wakil Menteri, perkataan ini seharusnya ditujukan pada Jiang Shangbai. Kebetulan, saya ada rekaman di sini. Kalian semua boleh mendengarkannya." Yang Jian tidak berpanjang lebar, langsung mengeluarkan ponsel dan memutar rekaman.
"Yang Jian masih di sini kan？Begitu Peristiwa Lukisan Hantu benar-benar terjadi, kita bisa langsung menghabisinya tanpa ragu, lalu mengalihkan kesalahan ke peristiwa Lukisan Hantu. Dengan begitu kita tak perlu lagi memantau dia yang hanya menyia-nyiakan stamina kita, sekaligus bisa menyelesaikan ini sebelum Rencana Komandan Tim diimplementasikan..."
Ini suara Direktur Fei.
Rekaman terus diputar:
"Sekalian menyelesaikan masalah ini, bagus." Seorang lain sepertinya menyetujui rencana ini.
"Mungkin kita juga bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi tekanan pada Menteri Cao, membuatnya menggunakan paku peti mati itu." Suara Jiang Shangbai terdengar.
“……”
Saat rekaman berakhir, ruang rapat yang sebelumnya ricuh tiba-tiba menjadi sunyi.
Jiang Shangbai tertegun sepenuhnya.
Rekaman ini...adalah isi rapat sebelumnya.
Bagaimana mungkin rekaman rapat rahasia itu bisa bocor？
Tunggu.
Jiang Shangbai langsung teringat Li Yao, asisten wanita satu-satunya yang bisa mengakses pimpinan tinggi.
Jika Li Yao sudah berkhianat sejak awal, tentu mungkin baginya memasang alat penyadap di kesempatan tertentu.
"Jadi, mereka yang lebih dulu bertindak. Saya hanya melakukan pembelaan diri lebih awal. Tapi anggota moment kalian memang berani sekali, dengan mudahnya bicara tentang membunuhku. Bagaimanapun saya adalah penanggung jawab sebuah kota. Jika saya tiba-tiba dihabisi tanpa alasan jelas, tentu ini tidak tepat." Ekspresi Yang Jian tetap tenang.
Mendengar rekaman-rekaman ini, Cao Yanhua kali ini sepenuhnya marah.
Menurutnya, beberapa anggota moment yang tewas bukan masalah besar, hanyalah faktor bahaya yang berpotensi. Bahkan jika Yang Jian benar-benar menghabisi beberapa orang, itu tak masalah. Paling-paling hanya dikritik dengan alasan kepentingan nasional, dibentak beberapa patah kata.
Lagipula, nilai diri mereka masih belum sebanding dengan Yang Jian si Mata Hantu.
Tapi sebaliknya, jika anggota moment merencanakan untuk menghabisi Yang Jian, itu mutlak tidak bisa ditoleransi.
Jika Yang Jian benar-benar dihabisi, bagi markas besar ini pasti akan menjadi gempa bumi besar.
Coba tanya: Bagaimana reaksi orang lain jika Pengendali Hantu yang menyelesaikan peristiwa gaib Tingkat S di dalam negeri tiba-tiba dibunuh oleh oknum-oknum tertentu dengan cara yang tidak jelas?
Saat itu, wibawa markas akan terpengaruh, berbagai teori konspirasi bermunculan tanpa henti, hati manusia buyar, tim pun sulit dikelola... Situasi yang sudah memburuk sebelumnya mungkin berpotensi mengalami kehancuran.
Tentu saja, situasi jahat ini tentu menguntungkan moment, mungkin saat itu markas masih harus bergantung pada moment untuk menstabilkan keadaan. Dalam jangka panjang, di masa depan siapakah yang akan berkuasa di sini?
Dan ketika mencapai tahap itu, rencana moment untuk menghabisi Yang Jian pun akan tercapai sepenuhnya.
Cao Yanhua menyangka banyak hal dalam seketika, bahkan tanpa sadar mengeluarkan keringat dingin. Ia bahkan ingin segera menangkap orang yang merancang strategi baru untuk moment ini, karena orang ini terlalu berbahaya. Memiliki visi yang sangat jauh dan pengaturan level strategis, sama sekali berbeda kategori dengan para Pengendali Hantu.
“Jiang Shangbai, sebaiknya kau beri penjelasan, atau hari ini saya akan memblokir semua bisnis Moment dan menghentikan seluruh kerja sama dengan kalian.”
Jiang Shangbai mulai panik. Awalnya dia datang untuk menuntut penjelasan, memanfaatkan markas besar untuk menekan Yang Jian. Meski gagal, setidaknya bisa merepotkannya. Tak disangka Yang Jian sudah menyiapkan segalanya, bahkan berhasil mendapatkan bukti rekaman paling mematikan ini. Sekarang situasi benar-benar terbalik.
Mungkin kali ini Moment benar-benar akan hancur.
"Palsu! Rekaman ini palsu! Hanya menyintesis beberapa cuplikan sembarangan lalu disebut bukti. Kau pikir saya akan percaya?" Jiang Shangbai mengeraskan hati berkata.
Rekaman ini sekali-kali tidak boleh diakui.
Tapi kenapa perkataannya terdengar sangat familiar?
Yang Jian mengangguk: "Satu rekaman memang bukan bukti kuat. Jika kau anggap palsu, biarlah. Tapi ucapanmu sebelumnya benar - bagi orang seperti kami, bukti tidak penting. Benar-salah juga tak relevan. Yang penting siapa yang akhirnya bertahan hidup."
"Jika saya yang dihabisi kalian, maka sayalah yang salah. Sebaliknya jika kalian yang saya lenyapkan, maka kalianlah yang bersalah."
"Jiang Shangbai, menurutmu?"
Wajah Jiang Shangbai suram, tak bersuara.
Yang Jian tersenyum tipis dengan sinar dingin di matanya: "Jadi, kembali ke pertanyaan awal - mau mencoba bertarung di sini? Bunuh saya, atau dibunuh oleh saya?"
Di dalam ruang rapat, lampu-lampu berkedip. Segala sesuatu di sekitar seolah perlahan berubah warna. Lapisan cahaya merah pekat seperti darah terus mengerosi segala yang ada di sekeliling.
Entah sejak kapan, sepasang mata ganjil tanpa pupil muncul di dahi Yang Jian. Mata itu berputar pelan, bagaikan hantu gentayangan yang mengintai semua orang di sini. Selain itu, telapak tangan dengan jari-jari kebiruan muncul dari sudut tak mencolok di meja konferensi. Seiring waktu, tangan-tangan seperti ini semakin banyak, beberapa bahkan sudah merangkak ke atas meja.
Lantai telah tertutup kegelapan total, seolah diselimuti bayangan raksasa. Rasa dingin menusuk terus menyusup masuk ke dalam tubuh.
Berbagai tanda menunjukkan bahwa hantu sedang meretas masuk ke ruang rapat ini.
Dan akan segera muncul secara resmi.
Liu Xiaoyu di belakangnya bernapas dengan terburu-buru, seluruh tubuhnya menegang. Meski tahu Yang Jian takkan melukainya, menghadapi hantu mengerikan seperti ini langsung membuat siapa pun kehilangan ketenangan.
Kontras tajam dengannya adalah Wang Xiaoming.
Dari tadi dia tetap menunduk seperti tertidur, sama sekali tak peduli dengan situasi di sini.
Yang paling tidak stabil secara emosional adalah Cao Yanhua. Sekarang dia diliputi rasa takut dan panik, tak tahu harus bagaimana menghadapi pemandangan ini.
Konflik antara mereka berdua ternyata jauh lebih rumit dari yang dibayangkan sebelumnya.
Dari situasi tadi seharusnya Jiang Shangbai dari moment sudah merencanakan untuk menghabisi Yang Jian, namun ternyata Yang Jian mengetahui informasi tersebut dan lebih dulu bertindak.
Secara teori tindakan Yang Jian tidak salah, namun praktisnya bertindak di dalam ruang rapat pasti akan membawa pengaruh jahat yang sangat besar, ini mutlak tidak diperbolehkan.
Haruskah kita menghalangi Yang Jian?
Menghalangi memang mudah, tapi bagaimana perasaan Yang Jian setelah dihalangi?
Strategi tidak penting, tapi sikap sangat penting.
"Tunggu dulu, tenanglah semua. Urusan ini ditunda dulu, diskusikan setelah rapat hari ini selesai. Jangan membuat keributan saat ini."
Cao Yanhua terpaksa menahan situasi sementara.
Jiang Shangbai tidak mendengarkan perkataannya, malah terus menatap Yang Jian dengan kewaspadaan maksimal.
Kalau dia benar-benar bertindak, bukan perkataan Cao Yanhua yang bisa membujuknya. Dirinya juga tidak mungkin mempertaruhkan nyawa di sini, jadi begitu Yang Jian bertindak, dia akan langsung membalas tanpa ragu.
Mereka sama-sama anggota yang mengendalikan tiga ekor hantu, tidak ada alasan dirinya akan kalah telak.
Suasana semakin muram, situasi sekitar juga semakin tidak beres.
Seolah dalam sekejap mata mereka berdua akan bertarung di dalam ruang rapat.
Tapi tiba-tiba pintu gerbang ruang rapat terbuka kembali.
Banyak peserta rapat yang masuk.
"Apa kita salah tempat? Kok suasana terasa aneh."
Di antara kerumunan, Liu San yang berwajah kuning lilin melirik sekeliling dengan mata yang mati rasa, secara naluriah berhenti di depan pintu.
Karena selangkah lagi akan memasuki Wilayah Hantu Yang Jian.
"Berkelahi? Kalau begitu lebih baik aku menunggu dulu sebelum masuk."
Seorang pria biasa berkata, wajahnya sangat umum, sepertinya pernah dilihat di suatu tempat, namun orang yang pernah melihatnya tidak bisa mengingatnya.
"Kakak Kaki sudah sampai lebih awal? Hah, apa yang terjadi, mau berkelahi?"
Feng Quan heran bertanya, kulitnya agak kehitaman, tubuhnya dipenuhi retakan-retakan, aroma lembab membusuk terpancar darinya, seperti mayat yang terkubur dalam lumpur, membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman.
"Batuk-batuk."
Suara batuk ringan terdengar, seorang lansia berbusana bergaya tahun 80-an dengan wajah berkerut muncul di belakang sambil bersandar pada tongkat.
Yang Jian baru menarik pandangannya dari Jiang Shangbai setelah melihat Pak Qin muncul.
Lampu di sekitar berkedip-kedip, tak lama kemudian kembali normal.
"Bahkan jika kau tidak bertindak hari ini, Yang Jian, masalah ini tidak akan mudah berakhir," kata Jiang Shangbai membuka mulut.
"Aku tahu," kata Yang Jian. "Cepat atau lambat harus ada penyelesaian."
Jiang Shangbai tidak bicara lagi, hanya duduk sembarangan sambil menyimpan dokumen yang tadi dilempar ke meja.
Dia tahu hari ini dirinya kalah.
Karena sikap markas besar sudah sangat jelas.
Moment sudah hancur separuh lebih.
Bagian 569 Membentuk Tim
Yang Jian sebenarnya tidak berniat melawan Jiang Shangbai di markas, dia hanya menguji sikap markas besar sekaligus menunjukkan tekadnya.
Tujuannya untuk melihat pihak mana yang akan didukung markas.
Jika Cao Yanhua berpihak pada Jiang Shangbai dan memilih mengisolasi dirinya, maka Yang Jian akan tanpa ragu memilih mengundurkan diri dan pulang ke rumah. Sebaliknya, jika Cao Yanhua memilih berpihak padanya, dia bisa bertindak leluasa terhadap moment.
Percaya bahwa Cao Yanhua juga bisa memahami hal ini.
Tak ada seorang pun yang akan mengizinkan sekelompok musuh yang penuh dorongan untuk bertindak terus mengincar dirinya dari luar.
Apalagi, Cao Yanhua mengetahui temperamen Yang Jian sehingga tak ada ruang untuk kompromi, toleransi, atau perdamaian di antara mereka.
Dorongan sesaat itu segera tenang.
Peserta rapat penting ini hampir semuanya telah hadir.
Selain Cao Yanhua dan Wang Xiaoming yang bertanggung jawab atas isi rapat, hadir juga anggota utama yang menangani Peristiwa Lukisan Hantu sebelumnya: Li Jun, Chen Yi, Guo Fan, Zhong Shan... Su Fan, Liu San.
Peserta rapat sebelumnya seperti Feng Quan, Cao Yang, dan sosok asing yang wajahnya tak bisa diingat jelas, Li Leping, juga hadir kembali.
Beberapa pendatang baru muncul kali ini, yakni para penyintas dari pangkalan pelatihan sebelumnya: Zhang Lei, Huang Ziya, dan mahasiswa Wang Jiang.
Tentu saja, ada pula Pak Qin - sesepuh dari era Republik yang masih hidup sampai sekarang - yang paling ditakuti Yang Jian.
Jumlah peserta bisa dibilang lebih banyak dari sebelumnya.
Di tengah kerumunan, Yang Jian bahkan menemukan seorang anak bandel yang tak mencolok.
Xiong Wenwen?
Saat di Hotel Caesar dulu, dia pernah bekerja sama dengan anak bandel ini. Hantunya sangat spesial, bisa meramalkan sekitar sepuluh menit ke depan, memainkan peran krusial dalam menangani peristiwa supranatural.
Ditambah beberapa orang seperti Jiang Shangbai dan lainnya.
"Jumlah total Pengendali Hantu di dalam ruang rapat saat ini telah mencapai angka yang mengejutkan, lebih dari lima puluh orang. Yang terpenting, sebagian besar dari mereka bukan penanggung jawab kota."
"Artinya, masih banyak orang yang tidak menghadiri rapat kali ini."
"Anggotanya lebih banyak dari sebelumnya, Kakak Kaki. Apa tidak terjadi masalah besar? Kau belum dapat info dalam akhir-akhir ini?" Feng Quan di samping bertanya sambil menekan suaranya.
Yang Jian menggelengkan kepala: "Tidak jelas. Meski aku berada di kota ini beberapa waktu terakhir, tapi jarang memperhatikan informasi dari markas. Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan belakangan? Sepertinya kau pergi beberapa waktu."
"Tentu dinas luar. Hampir tidak bisa kembali. Lalu kau?" Wajah Feng Quan tampak muram, seolah baru mengalami peristiwa yang sangat buruk.
"Aku? Bukankah kau sudah tahu? Beberapa hari setelah selamat dari Hantu Petir, muncul Peristiwa Lukisan Hantu. Kemarin baru saja mengeluarkan sebuah lukisan hantu dari sekolah. Meski tidak sampai mati di sana, tapi risikonya sangat besar. Lukisan itu sulit dihadapi." Yang Jian berbisik pelan.
"Rapat seperti ini belum tahu bisa diadakan berapa kali lagi. Mungkin lain kali kita sudah tidak bertemu." Feng Quan menghela napas.
Setiap orang hidup dengan susah payah, kapan saja bisa mati.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah: "Kita tidak bisa terus membuang waktu menghadapi peristiwa gaib yang muncul silih berganti. Harus cari titik terobosan. Jika terus menyelesaikan kasus-kasus ini satu per satu, cepat atau lambat kita akan mati."
"Oh, Yang Jian. Apa kau menemukan sesuatu baru-baru ini?" Zhang Lei dari sisi lain menyela bertanya.
“Ada petunjuk yang tidak pasti, perlu mengambil risiko.” Yang Jian menggelengkan kepala perlahan: “Mungkin ini kesempatan, tapi mungkin juga aku terlalu banyak berpikir.”
Ekspresi buruk di wajah Feng Quan memaksakan senyum kaku: “Sudahlah, jangan dipikirkan dulu. Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini kau ada kontak dengan Tong Qian? Seharusnya dia datang ke sini bersamaan dengan kita, tapi sampai sekarang tidak terlihat, bahkan tidak menghadiri rapat ini. Sebelumnya aku ingin minta bantuannya saat dinas luar tapi tidak bisa dihubungi.”
Tong Qian?
Diingatkan begitu, Yang Jian langsung teringat.
Tong Qian juga seharusnya datang ke sini, tapi setelah melihat seluruh ruang rapat, dirinya tidak terlihat. Menurut situasi saat ini, mustahil markas tidak menghubungi Tong Qian.
Lagipula Tong Qian sudah bukan Pengendali Hantu biasa lagi.
Dengan mengendalikan dua wajah hantu sekaligus yang telah hang, dia kini menjadi bagian dari kelompok termasyhur.
“Tidak tahu, aku juga belum pernah bertemu dengannya.” Yang Jian menjawab jujur.
“Jangan-jangan...sudah mati?” Feng Quan berprasangka.
Yang Jian langsung membantah: “Tidak mungkin! Membunuh Tong Qian sangat sulit. Orang biasa jelas tidak mampu—bertatap muka langsung saja bisa tewas. Meski peristiwa supranatural mungkin bisa, tapi tingkat kelangsungan hidupnya jauh melampaui pengendali dua hantu biasa. Jadi kemungkinan kematiannya kecil, apalagi kebangkitan hantu gentayangan-nya—itu lebih mustahil lagi.”
Tidak ada yang lebih paham akan keistimewaan Tong Qian daripada dirinya sendiri. Bagaimanapun juga, dialah yang menciptakan makhluk luar biasa itu dengan metode dari kertas kulit manusia.
“Sepertinya harus menyisihkan waktu untuk mencarinya. Orang yang kita kenal masih hidup sudah sedikit, tidak boleh diabaikan begitu saja.” Feng Quan mulai merenung.
Yang Jian mengangguk: "Ada benarnya, saya akan memperhatikan hal ini."
Saat berbicara, rapat pun hampir dimulai.
Tiba-tiba Liu Xiaoyu di belakang menyodorkan selembar dokumen: "Yang Jian, ini bahan rapat kali ini, lihat dulu."
"Hm? Kenapa kamu masih di sini?" Yang Jian menerima dokumen dengan heran.
Liu Xiaoyu memandanginya aneh: "Ini bukan rumahmu, kenapa saya tidak boleh di sini?"
"Bagaimana dengan saya? Kenapa saya tidak dapat?" Zhang Lei di samping bertanya.
"Saya operator Yang Jian, bukan bertanggung jawab padamu." Liu Xiaoyu melirik putih.
"Hmm..." Zhang Lei tercekat.
Sepertinya ada benarnya.
Yang Jian membuka dokumen, tertulis huruf besar berwarna hitam:
『Komandan Tim Yang Jian (Kandidat)』
"Ini Rencana Komandan Tim." Feng Quan melirik dengan terkejut.
"Kenapa kamu tidak dapat?" Yang Jian melihat ke sekeliling, tangannya kosong.
Wajah Feng Quan berkerut canggung: "Tidak jelas."
Dia pernah menjadi penanggung jawab pertama Kota Dachang, generasi kedua Zhou Zheng yang tewas dalam Insiden Hantu Mengetuk Pintu. Penanggung jawab ketiga (sementara) Zhao Kaiming tewas dalam Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan, baru generasi keempat Yang Jian.
Dari segi senioritas, Feng Qual seharusnya yang paling berpengalaman.
Yang Jian menatap anggota lain di meja rapat.
Banyak yang sudah menerima kuota komandan tim.
Li Jun, Jiang Shangbai, Liu San, Li Leping…… Cao Yang.
Wakil Menteri Cao Yanhua membuka suara: "Saya rasa sebagian sudah menerima dokumen. Rapat kali ini membahas dua hal: pertama mengkonfirmasi daftar kandidat Rencana Komandan Tim, kedua membahas penanganan Peristiwa Lukisan Hantu."
"Melalui musyawarah beberapa waktu terakhir, saat ini orang yang memegang dokumen telah ditetapkan sebagai kandidat komandan tim. Jika tidak ada keberatan dari kita, seharusnya daftar ini tidak akan mengalami perubahan besar."
"Tunggu."
Pada saat ini, seseorang bernama Xu Yiping berwajah dingin membuka mulut: "Saya ingin tahu dengan banyaknya orang, markas menentukan kandidat komandan tim berdasarkan apa? Bukan saya tidak percaya pada Cao Yanhua, tapi situasi ini perlu alasan yang jelas. Jika tidak, saya tidak akan menyetujui ini."
Banyak yang diam, namun tatapan mereka tertuju pada tubuh Cao Yanhua.
Rencana Komandan Tim yang disebut-sebut sama sekali tidak melalui persetujuan mayoritas, sepenuhnya adalah personel yang direkrut langsung oleh markas. Hal ini sulit membujuk orang lain.
Namun Cao Yanhua juga memiliki pertimbangannya sendiri.
Jika rencana ini harus melalui persetujuan mayoritas, pasti akan memicu banyak kontradiksi dan konflik. Karena itu perekrutan langsung adalah metode terbaik.
Cao Yanhua berkata: "Xu Yiping, saya tahu kau punya keberatan, dan pasti bukan hanya kau saja. Jika kita semua membutuhkan alasan, maka alasan ini seharusnya cukup."
Setelah mengatakan itu, dia memberi isyarat pada pegawai.
"Buka proyektor!"
Tak lama kemudian, sebuah daftar terproyeksi di atas meja konferensi.
Daftar itu memuat hampir semua nama, dengan skor di belakang setiap nama. Yang mengejutkan, peringkat pertama justru diisi oleh Yang Jian.
Nilainya jauh melampaui peringkat kedua dengan selisih besar.
"Setiap anggota di markas memiliki sistem penilaian internal yang didasarkan pada penanganan peristiwa supranatural." Cao Yanhua berkata tegas, "Lihatlah skor kandidat komandan tim - semuanya adalah yang tertinggi. Xu Yiping, skormu di peringkat 26. Jabatan komandan tim masih jauh darimu."
Begitu bagan penilaian ditampilkan, banyak yang mulai mengerutkan alut.
Cao Yanhua melanjutkan, "Ambil contoh Yang Jian yang menduduki peringkat pertama."
Proyeksi slide berganti menampilkan arip lengkap Yang Jian.
"Yang Jian: Menyelesaikan insiden Bayangan Hantu Tanpa Kepala level C, Peristiwa Balon Kepala Manusia level A. Serta Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan Tingkat S, dua kali penyelamatan dalam Insiden Hantu Penjaga Tingkat S. Baru-baru ini menangani Peristiwa Lukisan Hantu."
"Skornya mengikuti standar penilaian internal yang ketat dengan penyesuaian situasional. Tak perlu dipertanyakan lagi."
Yang Jian tertegun melihat data pribadinya terpampang di depan umum.
Memang sistem penilaiannya agak tak masuk akal.
Secara objektif, skornya belum memenuhi syarat komandan tim. Tambahan 100 poin dari Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan Tingkat S-lah yang melambungkan peringkatnya jauh di atas pesaing nomor dua.
Cao Yanhua melanjutkan: "Jika kalian masih meragukan, silakan periksa sendiri standar penilaian dan hitung kasar skor kalian, perbedaan kiri-kanan tidak akan signifikan. Lihat apakah kalian bisa melebihi beberapa kandidat komandan tim. Jika tidak bisa, mohon tarik kembali keberatan kalian dan setujui daftar ini."
"Jika benar ada yang melebihi kandidat komandan, bisa diumumkan di depan semua orang di sini. Saya sendiri akan memberikan penjelasan yang masuk akal."
"Kami beri waktu sepuluh menit untuk penilaian diri. Jika tidak ada keberatan setelah sepuluh menit, maka Rencana Komandan Tim ini akan diputuskan demikian. Selanjutnya kita akan mulai membahas peristiwa Lukisan Hantu."
Cao Yanhua tidak berpidato panjang, hanya mengumumkan daftar kandidat Rencana Komandan Tim dengan cara singkat dan cepat, kemudian langsung melanjutkan ke materi rapat kedua.
Sebenarnya Rencana Komandan Tim ini sudah direkrut langsung dari awal, tidak ada proses pemilihan voting apapun, juga tidak perlu meminta pendapat siapapun.
Penjelasan khusus ini hanya dibuat untuk menjaga keadilan dan mencegah kontradiksi.
Ruang rapat kini menjadi lebih sepi. Banyak anggota diam-diam mengevaluasi diri sendiri, lalu menggelengkan kepala mengakui bahwa pengalaman mereka memang belum cukup untuk menjadi komandan tim.
Beberapa lainnya merasa tidak masalah. "Komandan atau bukan, tidak ada gunanya! Hidup kita sendiri saja belum tahu sampai kapan. Buat apa naik jabatan atau gaji? Bergabung dengan markas hanya untuk mencari metode bertahan hidup, bukan benar-benar mau jual nyawa."
"Aku akhirnya paham kenapa namaku tidak masuk daftar kandidat." Feng Quan melihat peringkatnya yang rusak parah.
Dia juga terlibat dalam Peristiwa Peti Mati Hantu, tapi jika dinilai berdasarkan standar atasan, hanya pantas mendapat poin hiburan.
“Setelah itu, dia terjebak dalam peti mati hantu selama lebih dari dua bulan. Selama periode itu, penanggung jawab Kota Dachang sudah berganti satu angkatan, secara alami tidak ada prestasi apa pun.”
“Terakhir saat peristiwa balon kepala manusia dan aksi Yang Jian, dia mendapat sedikit poin, ditambah dua kali dinas luar ini.”
“Tapi totalnya masih belum mencapai penyelesaian satu peristiwa supranatural Tingkat A, apalagi Yang Jian ini masih punya satu peristiwa supranatural Tingkat S lebih banyak dari orang lain.”
“Terutama peristiwa itu diselesaikan sendirian. Begitu poinnya dinilai, tidak ada yang bisa menandingi.”
“Pantas Cao Yanhua ingin saya mengundurkan diri secara sukarela dari kandidat komandan tim.” Mata Yang Jian sedikit menyipit: “Nilai saya setinggi ini. Jika saya tidak terpilih sebagai komandan tim, yang lain juga jangan harap. Rencana Komandan Tim kali ini akan jadi lelucon. Sekarang Cao Yanhua menggunakan saya sebagai contoh untuk meyakinkan orang banyak.”
“Tapi, ini tidak penting... Menjadi komandan tim atau bergabung dengan markas, semata-mata hanya untuk bertahan hidup lebih baik, meningkatkan peluang bertahan diri sendiri.”
“Selain itu, semua ini tidak bermakna.”
Yang Jian penasaran melihat Jiang Shangbai.
“Dia setiap hari di sini, kenapa nilainya juga setinggi itu?”
“Nilainya mungkin diakali oleh orang-orang moment. Banyak jasa peristiwa sengaja ditimpakan padanya, tujuannya untuk mengangkat seorang komandan tim.” Setelah berpikir, dalam hati Yang Jian membuat dugaan.
“Li Jun juga bermasalah. Dulu dia selalu menjadi pengawal Wang Xiaoming. Secara logika seharusnya tidak punya nilai cukup untuk jadi komandan tim... Direkrut langsung?”
“Cao Yang? Dia juga komandan tim?”
Setelah dipikir-pikir, dia mulai mengerti maksud sebenarnya dari sistem komandan tim ini.
Di balik setiap komandan tim ada pihak yang diwakili.
Contohnya Jiang Shangbai, di belakangnya ada moment sekelompok kapitalis besar.
“Li Jun, perwakilan di baliknya juga sangat jelas.”
“Cao Yang? Ngomong-ngomong Cao Yanhua juga marga Cao, mungkin ada hubungan kerabat atau generasi kedua.”
“Liu San... Tidak terlalu mengenal dalam, mungkin tidak mencolok di kota ini, tapi kalau di daerah lain bisa jadi merupakan kekuatan yang besar.”
“Kecuali diriku sendiri, bisa dibilang benar-benar seorang si pecundang. Kalau bukan karena Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan yang muncul, sekarang mungkin cuma jadi figuran di meja konferensi, hanya bisa mendengar dan melihat.”
“Air di sini sangat dalam.”
“Yang Jian menghela napas dalam hati. Ternyata, selama masih bernafas, manusia tetap akan bermain-main dengan kekuasaan dan kepentingan. Pantas saja dulu Cao Yanhua membujukku untuk mengabaikan pencalonan komandan tim.”
“Waktu itu aku tidak memikirkannya terlalu jauh. Sekarang dipikir-pikir, posisi ini memang tidak cocok untukku. Cao Yanhua juga tidak menjebakku.”
“Sekarang aku seperti menduduki jamban tapi tidak BAB, termasuk yang tak perlu. Lagipula aku tipe orang yang kalau sendiri kenyang, seluruh keluarga tidak kelaparan. Cukup menjaga Kota Dachang saja.”
“Seharusnya jabatan komandan tim ini tidak perlu diambil.”
“Yang Jian melihat dokumen ini yang menjelaskan secara detail tanggung jawab, kewajiban, dan tentu saja kekuasaan setelah menjadi komandan tim.”
“Tapi dia tidak tertarik, karena bukan untuk hal-hal inilah dia bergabung dengan markas.”
“Bagaimana kalau cari waktu untuk bertransaksi lagi dengan Cao Yanhua? Kuota ini harusnya cukup berharga.” Dia merenung apakah harus menukarnya dengan imbalan yang lebih praktis.
“Tiba-tiba Zhang Lei mendekat dan berkata: "Yang Jian, tadi kudengar katanya kalau jadi komandan tim bisa merekrut anggota. Bagaimana kalau aku gabung ke timmu? Kita berkelompok pasti lebih aman saat menghadapi kejadian khusus.”"
“Saya juga mau membentuk tim.” Huang Ziya menyambar cepat, takut terlambat.
Feng Quan juga berkata: “Hitung saya juga.”
Yang Jian baru saja berpikir untuk mengembalikan kuota komandan tim ini, mendengar perkataan mereka, dia harus mempertimbangkan kembali.
Membentuk tim untuk menangani peristiwa supranatural tentu memiliki keunggulan, semakin banyak anggota berarti kekuatan bertambah, setidaknya saat menghadapi hantu seperti Guicha yang mengandalkan jumlah, kita tidak akan terlalu terpojok, dan kemampuan masing-masing bisa saling melengkapi.
Tentu, membentuk tim juga ada kekurangannya.
Jika satu anggota bermasalah, yang harus kau hadapi bukan hanya seekor hantu lagi, tingkat bahaya juga akan meningkat.
Jadi urusan pembentukan tim ini harus benar-benar dipertimbangkan matang, situasi rekan babi sama sekali tidak boleh terjadi.
“Jangan terburu-buru, biarkan saya pikirkan dulu.” Yang Jian tidak menolak, tapi juga tidak langsung setuju.
Zhang Lei dan Huang Ziya justru terlihat sangat antusias. Mereka pernah menyaksikan kemampuan Yang Jian - bahkan bisa bertahan hidup dari insiden Guicha yang pasti mematikan. Kapan lagi bisa memeluk 'paha' sebesar ini kalau bukan sekarang?
“Kamu harus memprioritaskan saya, kamu sudah tahu kemampuan saya.” Zhang Lei berbicara dengan sangat sungguh-sungguh.
Huang Ziya berkata: “Meski kemampuan saya sedikit di bawah, tapi saya ini perempuan. Apa kamu tidak ingin ada lebih banyak perempuan di tim? Lagipula eksekusi tugas saya sangat baik, pasti tidak akan jadi anggota yang merepotkan, kamu sudah tahu itu.”
“Menurut saya kemampuan mereka berdua biasa saja. Kalau mau merekrut anggota tim, coba pertimbangkan Tong Qian.” Feng Quan memberi usul.
“Yang Jian, semua percakapan kalian tadi saya dengar.”
Pada saat ini si anak bandel, Xiong Wenwen berjalan mendekat dan berkata keras: "Jika kau mengizinkanku bergabung dengan timmu, akan kuperkenalkan ibuku padamu. Ibuku sangat cantik, banyak orang ingin mendekatinya, tapi semua sudah kuhalau dengan teriakan."
Banyak orang yang mendengar ucapan Xiong Wenwen langsung memandanginya dengan heran.
Demi memeluk erat kaki orang berkuasa, sampai rela mengorbankan ibu sendiri?
"Dengan omonganmu itu, tiba-tiba aku merasa seperti punya anak bawaan," kata Yang Jian.
"Sial! Kau berani mengambil keuntungan dariku?" Xiong Wenwen langsung memarahi, "Percaya tidak percaya, suatu hari saat kau tidur akan kusiram kepalamu dengan air seni?"
"Aku tidak percaya. Bagaimana jika ibumu terbangun? Pasti kau akan dipukul habis-habisan," jawab Yang Jian.
"Kenapa ibuku bisa terbangun?" Xiong Wenwen belum menyadari maksudnya.
Zhang Lei dan Huang Ziya yang berdiri di samping tidak bisa menahan tawa. Sebagai orang dewasa, mereka langsung paham Yang Jian sedang mempermainkan Xiong Wenwen lagi.
Xiong Wenwen tak mengerti apa yang terjadi, tapi dari gelak tawa beberapa orang di sekitarnya, pasti ini bukan hal baik.
"Percaya tidak aku akan meludahimu?" ancamnya dengan geram.
Yang Jian mengangguk, "Yang ini aku percaya."
Jiang Shangbai yang menyaksikan adegan ini wajahnya kembali menghitam. Yang jadi ganjalan hatinya bukan soal Yang Jian menjadi komandan tim, melainkan sejak awal sudah banyak orang yang mau membentuk tim dengan Yang Jian. Jika benar-benar terbentuk, yang harus dihadapi bukan lagi Yang Jian sendirian, melainkan satu kelompok besar.
Alasan moment tidak menganggap Yang Jian sebagai ancaman selama ini karena statusnya yang sendirian. Menghabisi satu orang tidak perlu banyak pertimbangan.
“Dua anggota baru itu tidak jadi masalah, tapi jika Feng Quan dan Xiong Wenwen bergabung dengan timnya, maka Yang Jian benar-benar akan sulit dihadapi.” Jiang Shangbai juga pernah mencoba merekrut Xiong Wenwen dari moment.
Kemampuan anak ini terlalu unik, mustahil untuk tidak memikirkannya.
Hanya saja di tengah proses muncul masalah, objek perekrutan yang salah dipilih, membuat Xiong Wenwen mengira aku mengincar ibu tunggalnya yang cantik, akhirnya urusan ini gagal.
“Waktunya tiba, maka Rencana Komandan Tim diputuskan begitu saja. Xu Yiping, bagaimana denganmu? Masih ada keberatan?” Cao Yanhua kembali berbicara.
Xu Yiping terdiam sejenak: “Aku tidak punya keberatan terhadap Rencana Komandan Tim.”
“Su Fan, bagaimana denganmu?”
Su Fan dengan tenang menjawab: “Aku tidak tertarik, kalian silakan tentukan sendiri.”
“Zhong Shan, pendapatmu?”
Zhong Shan mengangkat bahu: “Nilai penilaianku kalah dari orang lain, wajar tidak bisa jadi komandan. Tapi untuk orang lain aku tidak keberatan, Li Jun sepertinya kurang memenuhi syarat, seingatku dia tidak punya kontribusi khusus.”
“Dalam operasi kali ini Li Jun memimpin tim yang secara tidak langsung menyelesaikan insiden Hantu Penjaga, ditambah nol korban, serta berhasil membawa pulang banyak barang khusus. Apakah alasan ini cukup?” Kata Cao Yanhua.
Operasi kali ini sengaja ditugaskan Li Jong memimpin tim demi memenuhi syarat menjadi komandan, kalau tidak Li Jun akan sulit meyakinkan kerumunan.
“Kalau begitu aku tidak punya pertanyaan lagi.”
Cao Yanhua mengangguk: “Bagus, Sementara kita semua tidak ada keberatan, maka masalah ini selesai sampai di sini. Ke depannya dilarang membahas ini lagi. Berikut adalah agenda utama hari ini.”
Saat itu proyeksi slide berkedip, tulisan besar “Peristiwa Lukisan Hantu” muncul di layar.
Bagi Cao Yanhua, Rencana Komandan Tim hanyalah pemberitahuan umum yang tidak perlu dibahas khusus dalam rapat. Waktu 10 menit lebih yang dihabiskan sudah termasuk lama. Misi sebenarnya kali ini adalah Peristiwa Lukisan Hantu yang muncul beberapa hari terakhir.
Sebagai peristiwa supranatural yang diklasifikasikan sebagai Tingkat S oleh luar negeri, Cao Yanhua tidak berani sedikitpun lalai dan harus segera menyelesaikannya.
Selama masalah ini belum tuntas, dia tidak akan tenang. Banyak rencana sebelumnya juga tidak bisa dijalankan sesuai jadwal.
Melihat empat kata di layar, gemuruh diskusi di meja konferensi mulai mereda.
Suasana perlahan kembali menjadi muram.
Keempat kata itu seolah memiliki kekuatan ganjil yang membuat orang tidak bisa rileks.
