Pada momen ini.
"Li Jun memandangi jalan yang sunyi sepi di hadapannya, tidak bisa menahan diri untuk mengerutkan alut sedikit. Sepanjang jalan tak terlihat seorang pun yang hidup, tak ada satu mobil pun. Segala sesuatu di jalanan menghilang secara ganjil dalam sekejap, hanya menyisakan sebidang tanah kosong yang belum dikembangkan."
"Situasi seperti ini mustahil terjadi di pusat kota yang setiap jengkal tanahnya berharga."
"Seiring berjalannya waktu, Li Jun mulai menyadari bahwa area yang menghilang itu terus meluas ke luar."
"Permukaan jalan seolah terkikis oleh sesuatu, menghilang dari pandangan dengan cepat."
"'Wilayah Hantu sedang meluas.'"
"Ekspresi Li Jun langsung berubah drastis. Ia segera memberi perintah untuk mempersiapkan semua pegawai mundur. Bahkan dirinya sendiri pun tak berani bertahan di sini."
"Sekali terperangkap dalam Wilayah Hantu, tak ada yang bisa menjamin bisa keluar hidup-hidup."
"Karena di dalam Wilayah Hantu pasti terdapat seekor hantu."
"Namun yang tidak disadari Li Jun, Wilayah Hantu ini bukan sekadar meluas, melainkan merentang dengan arah yang tetap."
"Menuju ke arah Hotel Damai yang tak jauh dari sana."
"Apa itu Hotel Damai?"
"Sebuah hotel tertutup yang khusus menampung Pengendali Hantu. Di dalamnya tinggal banyak personel khusus, juga menyimpan orang dan benda mengerikan. Sebelumnya Yang Jian tinggal di sana, bersama anggota seangkatannya yang lain."
"Di dalam empat lapisan Wilayah Hantu."
"Yang Jian yang hanya menyisakan separuh kepalanya, dengan susah payah mengendalikan satu-satunya mata hantu yang tersisa. Ia terus merentangkan Wilayah Hantu sambil tetap waspada terhadap situasi sekitar."
“Dia tidak tertarik pada orang-orang biasa di jalan ini, tatapannya tertuju pada mayatnya sendiri.”
“Mayat tanpa kepala yang seluruh tubuhnya bernoda darah itu.”
“Saat ini, Yang Jian melihat mayatnya sendiri yang tanpa kepala perlahan menjauh darinya, menuju kerumunan terbanyak di mana puluhan kepala orang hidup segar menunggu mayat ganjil ini.”
“Tak ada yang bisa kabur.”
“Di dalam empat lapisan Wilayah Hantu, tempat ini adalah kurungan raksasa. Orang luar tak berani masuk, orang dalam tak bisa keluar.”
“Maka ketika mayat Yang Jian mulai membunuh, bayang-bayang mengerikan akan menyelimuti setiap orang.”
“Terhadap semua ini Yang Jian tak bisa berbuat apa-apa. Kini dia hanya menyisakan setengah kepala dan satu mata hantu. Yang bisa dilakukannya hanyalah memandangi semua ini terjadi, satu-satunya upaya adalah merebut waktu sebelum mayat tanpa kepala berhasil merampas kepala pertama dan menghentikan semua ini.”
“Bukan untuk orang lain, hanya untuk dirinya sendiri.”
“Bayangan hantu tanpa kepala belum sepenuhnya dibangkitkan, tingkat keganjilan dan keganasannya masih rendah. Ia belum bisa mengontrol mata hantu, belum bisa mengontrol tangan hantu, hanya mengandalkan naluri mengendalikan mayatku... Jadi korban pertama asal berhati-hati tak akan langsung dihabisi, setidaknya bisa mengulur waktu sebentar.”
“Selama periode itu, aku wajib memilih seseorang untuk membantuku menyusun kembali kepalaku.”
“Kini Yang Jian sudah bisa melihat Hotel Damai setinggi puluhan lantai itu, bahkan melihat banyak personel yang tinggal di dalamnya.”
Sekarang malam ini, pasti tidak sedikit orang yang kembali ke hotel untuk beristirahat.
Namun Yang Jian tidak bisa menarik seluruh Hotel Damai ke dalam empat lapisan Wilayah Hantu. Bukan karena tidak mampu, tapi karena begitu banyak Pengendali Hantu masuk ke Wilayah Hantu lapis empat hanya akan mengganggu urusan. Situasi yang semula masih bisa dikontrol akan hancur total. Saat itu, masalahnya bukan hanya sekedar kebangkitan Hantu Gentayangan miliknya sendiri.
Melainkan kebangkitan massal hantu-hantu.
Oleh karena itu Yang Jian perlu menyaring, memilih satu orang untuk masuk ke Wilayah Hantu membantunya.
Orang ini wajib tidak menjadi ancaman baginya, bersedia membantu menyambung kembali kepalanya, dan memiliki dasar kepercayaan timbal balik. Jika tidak, sekali gagal, bukan hanya Yang Jian yang akan mati, seluruh kota akan menghadapi bahaya.
Zhang Lei, Wang Jiang, Huang Ziya.
Satu-satunya mata hantu Yang Jian yang tersisa mengamati ketiga orang di Hotel Damai ini. Mereka adalah kandidat terbaik yang bisa dipikirkannya saat ini. Orang lain tidak dikenalnya dan tidak dipercayainya. Ketiganya pernah bersama-sama mengalami insiden Hantu Penjaga di pangkalan pelatihan sebelumnya, membangun kepercayaan tertentu. Bahkan sebelumnya ada intensi untuk membentuk tim.
Tapi dari ketiga orang ini, dia berencana hanya memilih satu yang masuk ke Wilayah Hantu.
Waktu untuk merenung sangat singkat.
Dari tiga calon penolong ini, Yang Jian segera mencoret Wang Jiang. Dia terlalu kekanak-kanakan, hanya seorang mahasiswa yang minim pengalaman menghadapi peristiwa supranatural. Performanya dalam insiden Hantu Penjaga dulu kurang baik, jadi bukan objek permintaan bantuan yang ideal.
Maka pilihan tersisa adalah antara Zhang Lei dan Huang Ziya.
“Zhang Lei dengan kode nama Pemakan Hantu, telah menangani dua peristiwa supranatural, memiliki pengalaman dan nyali. Markas sangat memperhatikannya, kemampuannya yang paling menonjol di antara tiga orang ini membuat Yang Jian lebih condong memilihnya.
Hanya saja... kondisinya tidak baik, terdapat risiko kebangkitan hantu gentayangan yang cukup mengkhawatirkan.
Adapun Huang Ziya.
Meski berstatus perempuan, performanya bahkan lebih baik daripada Wang Jiang. Hanya kemampuannya yang sedikit lebih lemah, tapi ketegasan di saat kritis tidak kalah dari Zhang Lei. Meski pengalamannya di bawah Zhang Lei, kondisi fisiknya lebih stabil.
"Sayangnya Feng Quan dan Tong Qian tidak ada di Hotel Damai, kalau tidak mereka akan lebih cocok." Meski ide ini muncul di otak Yang Jian, di hatinya dia sudah membuat keputusan untuk meminta bantuan salah satu dari mereka.
Huang Ziya!
Mata hantu Yang Jian mengarah ke salah satu lantai Hotel Damai.
Melalui jendela kaca besar dari lantai ke langit-langit, dia bisa melihat Huang Ziya sedang duduk santai di sofa menonton TV yang memutar drama idol klise.
Pemilihan dirinya melalui pertimbangan matang.
Bukan karena Zhang Lei tidak bagus, tapi Yang Jian khawatir akan risiko kebangkitan hantu pada diri Zhang Lei, sekaligus takut mayatnya sekarang akan lebih dulu menyerang Zhang Lei.
Karena hantu dalam tubuh Zhang Lei lebih menarik bagi Bayangan Hantu Tanpa Kepala.
Bagaimana jika Bayangan Hantu Tanpa Kepala ingin menjadikan Zhang Lei sebagai puzzle, menyusun tubuh hantu gentayangan? Maka tindakan ini akan membinasakan diri sendiri dan orang lain.
Huang Ziya hanya mengendalikan satu hantu, target lebih kecil dan kondisinya stabil, jadi dia lebih cocok.
Saat ini.
Huang Ziya yang sedang duduk di sofa menonton TV belum mengetahui kejadian yang sedang terjadi di luar.
Karena semua ini terjadi terlalu cepat: dari Yang Jian dihabisi, kebangkitannya, hingga mayat tanpa kepalanya yang terlahir kembali. Begitu cepatnya hingga markas belum sempat mengirimkan peringatan resmi, bahkan Li Jun hanya buru-buru pergi ke lokasi untuk memeriksa situasi sebagai respons darurat.
Jadi situasi di Hotel Damai masih sama seperti sebelumnya - yang perlu istirahat tetap istirahat, yang seharusnya tidur nyenyak malah terjaga, dan yang bertugas tetap bekerja.
Hm?
Saat empat lapisan Wilayah Hantu mendekati hotel dan hendak menutupi salah satu lantainya.
Zhang Lei yang baru saja bersiap istirahat setelah seharian menangani Peristiwa Lukisan Hantu langsung mencurigai sesuatu yang aneh.
Ini merupakan bentuk persepsi alami terhadap krisis.
Zhang Lei melirik ke luar jendela. Ia melihat lampu jalan di sekitar Hotel Damai sedang padam secara cepat, seolah lapisan kegelapan tak kasat mata sedang menggerogoti area dengan kecepatan luar biasa yang kini telah mencapai bagian luar hotel.
"Sial, situasi apa ini?"
Terkejut, ia bangkit dari ranjang ingin kabur, tapi tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Dengan skala sebesar ini dan kecepatan penyebarannya, seluruh gedung akan terdampak. Lari beberapa langkah tak akan menjauhkannya dari bahaya, kecuali memiliki Wilayah Hantu.
Bukan hanya dia yang menyadari keanehan ini. Beberapa orang meski tahu mungkin tak bisa lolos tetap berlari kencang keluar ruangan, berusaha menjauh setidaknya sedikit saja.
“Huang Ziya yang kewaspadaannya masih kurang, atau mungkin karena erosi hantu padanya belum terlalu parah, kemampuan merasakan peristiwa supranaturalnya tidak sebaik anggota lain. Jadi dia masih duduk di sofa sambil menonton TV, tanpa sadar lampu jalan di luar sudah padam satu per satu. Sebuah fenomena gaib yang tak kasat mata mulai meretas ke seluruh area hotel.”
“Creek!”
Saat itu, penerangan di ruangannya mulai berkelip. TV yang sebelumnya normal tiba-tiba bermunculan garis-garis gangguan, seolah sinyal dan sirkuit listriknya mengalami gangguan oleh sesuatu.
“Hm?”
Huang Ziya berkedip-kedip, mengangkat pandangan. Wajahnya perlahan berubah pucat. Baru saja dia berdiri—
Seketika, seluruh penerangan ruangan padam total. Sekelilingnya direndam kegelapan yang datang dan pergi secepat kilat. Lapisan cahaya merah pekat menyusup dari balik etalase kaca hotel, mengotori segalanya dengan nuansa merah. Seluruh dunia seolah terjerat dalam keanehan yang tak terucapkan.
“Ini... Wilayah Hantu Yang Jian?” Seluruh tubuh Huang Ziya menegang, siaga maksimal. Tapi begitu melihat segala sesuatu yang diselimuti cahaya merah ini, justru dia menghela lega.
Ciri-ciri Wilayah Hantu Yang Jian terlalu khas. Saat bekerja sama dengannya menangani kasus supranatural dulu, dia sudah melihatnya ribuan kali hingga langsung bisa mengenalinya.
