Gedung 'Keselamatan' diduga diserang hantu gentayangan pasca kebangkitan. Jiang Shangbai tak mampu bertahan, perlu bantuan!
Wilayah hantu merah yang menutupi hampir separuh pusat kota membuat seluruh Pengendali Hantu yang terbawa-bawa mulai waspada. Mereka tak berani bergerak sembarangan atau jalan-jalan di jalanan kosong, memilih menunggu di tempat aman terdekat.
Menunggu perubahan situasi sambil mencegah serangan hantu gentayangan.
Lagipula tak ada yang tahu bagaimana hantu Yang Jian akan muncul dan menyerang mereka setelah kematiannya.
Jadi pilihan terbaik adalah diam menunggu, mengurangi kemungkinan diawasi hantu.
Namun tiba-tiba semua pemilik ponsel positioning satelit menerima SMS permintaan bantuan.
“Apa? Geng di moment diserang hantu gentayangan? Jiang Shangbai juga hampir tidak sanggup bertahan, membutuhkan bantuan kita? Lelucon apa ini, bukannya moment punya banyak Pengendali Hantu? Bagaimana mungkin mereka masih perlu bantuan kita?” Di suatu vila, Guo Fan masih berdiam di dalam rumah tanpa keluar.
Setelah wilayah hantu menutupi area, dia tahu bahaya di luar, sehingga diam di tempat justru paling aman.
Zhong Shan di sebelahnya juga memilih hal serupa, namun setelah SMS ini diterima alisnya berkerut: "Situasi ini tidak sesederhana perkiraan orang-orang. Gedung 'Keselamatan' itu kan markas moment—CEO Fang Shiming, manajer He Tianxiong, komandan tim Jiang Shangbai, supervisor Liu Dong, Wu Yun... Totalnya adalah tim Pengendali Hantu papan atas. Sebelum Rencana Komandan Tim terbentuk sepenuhnya, kekuatan ini bisa rebah seenaknya di lokal, bahkan markas besar pun bisa tidak dihargai."
"Sekarang mereka ternyata butuh bantuan, apa artinya ini?"
Guo Fan langsung melototkan mata, tersadar: "Mereka akan hancur?"
"Heh, kalau belum hancur mungkin tinggal hitungan jam. Singkatnya kali ini mereka tumbang telak, dan..." Zhong Shan ragu sejenak, dengan nada tidak yakin: "Dan Yang Jian mungkin belum mati."
"Belum mati? Tidak mungkin, markas sudah mengeluarkan informasi kematiannya, bahkan hantunya sudah bangkit... Tunggu, tidak." Guo Fan memutar alisnya: "Fenomena kebangkitan hantu Yang Jian itu palsu?"
"Saya tidak yakin, hanya menduga berdasarkan musibah yang menimpa orang-orang moment kali ini," kata Zhong Shan.
Hanya dengan mengandalkan SMS permintaan bantuan, dia berhasil menyimpulkan banyak hal. Harus diakui bahwa dia memang memiliki potensi menjadi Pengendali Hantu papan atas, dengan kepekaan yang tinggi terhadap situasi yang sedang terjadi.
Zhong Shan berkata sambil menatap dunia merah di luar rumah: "Tapi jika benar seperti yang kau katakan bahwa kebangkitan hantu gentayangan kali ini hanyalah sandiwara Yang Jian, itu sungguh mengerikan. Wilayah Hantu seluas ini hampir menyamai Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan dan Peristiwa Lukisan Hantu, semuanya termasuk kategori gaib Tingkat S."
Guo Fan juga mulai bernapas berat. Sebelumnya dia selalu meremehkan Yang Jian, tapi belakangan terpaksa mengakui bahwa pria itu memang memiliki kemampuan tertentu. Namun jika benar seperti kata Zhong Shan...
Yang Jian benar-benar memancarkan aura mengerikan.
"Jadi maksudmu, kita tidak perlu memberikan bantuan?" Tanyanya lagi di akhir.
Zhong Shan menggelengkan kepala: "Lebih baik kita periksa. Jika Yang Jian belum mati, kita tidak akan dalam bahaya. Dia bukan orang tak waras, juga bukan Pengendali Hantu yang mentalnya hancur. Kemungkinan dia menyerang kita kecil. Tapi jika dugaan saya salah dan Yang Jian benar-benar mengalami kebangkitan hantu, maka membantu lingkaran pertemanan sekarang juga berarti menyelamatkan diri kita sendiri."
"Di momen genting seperti ini masih main aman dan cari perlindungan, itu sama saja mengundang kematian. Saya tidak bisa mempertaruhkan nyawa di sini."
Usai berkata demikian, dia bangkit dari sofa dan bersiap menuju Gedung 'Keselamatan'.
"Bagaimana jika Yang Jian benar-benar masih hidup?" Guo Fan mengikuti langkahnya.
“Kalau Yang Jian tidak mati tentu saja dia pergi menonton drama. Moment bukan anggota markas, mati ya mati saja. Apa sedikit jumlah Pengendali Hantu yang tewas di tahun-tua ini? Soal apakah Jiang Shangbai akan dihabisi atau tidak tergantung pada Yang Jian. Kalau markas menuntut pertanggungjawaban, Yang Jian yang akan menanggung. Apa hubungannya dengan kami para penonton biasa ini.” Zhong Shan berkata dengan santai.
Guo Fan mengangguk, merasa penjelasan logis itu ada benarnya.
Tidak hanya mereka yang berpikir seperti ini.
Cao Yang yang masih duduk santai di bangku jalanan dalam wilayah hantu juga merenung setelah melihat informasi minta bantuan ini.
"Menarik, Moment ternyata mengalami hari seperti ini. Mereka sampai membuat markas mengirimkan permintaan bantuan. Ini hal yang belum pernah terjadi. Diduga Yang Jian belum mati? Kalau tidak, serangan hantu gentayangan ini terlalu kebetulan. Wilayah yang ditutupi wilayah hantu begitu luas, tempat lain tidak diserang malah Gedung 'Keselamatan' yang mengalami insiden."
Sambil tertawa, dia mulai bergegas menuju Gedung 'Keselamatan'.
Tak perlu lagi duduk siaga mengawasi keanehan sekitar. Karena hantu sudah muncul di Gedung 'Keselamatan', tempat lain kemungkinan besar aman.
"Jiang Shangbai butuh bantuan?" Di tempat lain, Li Jun melirik SMS ini. Tanpa pikir panjang, dia langsung menuju lokasi kejadian.
Selain itu, Su Fan, Liu San, Li Leping, Wang Jiang, Zhang Lei dan lainnya yang menerima informasi juga memutuskan untuk pergi melihat kondisi Gedung 'Keselamatan'.
"Ada yang datang cuma untuk menonton keributan, ada yang benar-benar berniat memberikan bantuan, sebagian lagi ingin berkumpul dengan orang lain agar bisa bersama-sama menjaga diri sekaligus membicarakan cara menghadapi kejadian hari ini. Lagipula, banyak orang berarti kekuatan lebih besar."
"Meski pemikiran tiap orang berbeda, tapi semua sudah punya arah yang sama."
Pada saat yang bersamaan,
di ruang rapat markas pusat,
pengirim pesan singkat itu tak lain adalah Wang Xiaoming.
Dia duduk tak bergerak di kursi, tatapan lelahnya tertuju pada informasi-informasi yang muncul di layar komputer sebelah. Sayangnya data tersebut tidak lengkap, sepertinya terkena gangguan.
"Profesor Wang, meski hari ini Anda yang bertanggung jawab atas kasus ini, saya ingin tanya: Mengapa baru sekarang mengirim sinyal minta bantuan? Sebelumnya Jiang Shangbai sudah lebih dulu mengirim sinyal darurat."
Di ruang rapat yang tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang. Shen Liang yang berbicara dengan wajah ramah tapi sorot matanya menyembunyikan kecurigaan.
Dia menduga Wang Xiaoming sengaja mengulur waktu agar anggota moment habis ditumpas dalam peristiwa gaib ini.
"Beberapa hal perlu dikonfirmasi, beberapa informasi juga harus dikumpulkan."
Wang Xiaoming menjawab tenang: "Menggunakan anggota moment untuk menahan serangan pertama hantu gentayangan adalah transaksi yang sangat efisien. Nilai mereka yang masih hidup di mataku bahkan tidak sebanding dengan satu komputer markas. Sampah harus punya fungsi sebagai sampah."
Shen Liang tertegun. Dari nada bicaranya, jelas Wang Xiaoming punya ketidakpuasan besar terhadap moment.
Namun Wang Xiaoming sepertinya juga pernah menerima pendanaan dari moment. Dulu dia melakukan penelitian tentang peristiwa supranatural di laboratorium mereka.
Bagaimana bisa perahu persahabatan ini seketika terbalik?
Apa dulu gajinya dikurangi oleh orang moment? Atau kerja lembur tidak dibayar uang lembur?
"Tapi kalau begini bisa terjadi hal tak terduga. Matinya Pengendali Hantu bukanlah perbuatan baik," seorang ketua kelompok juga mengingatkan.
"Saat diperlukan, saya akan menyuruh Wei Jing pergi sendiri. Pak Qin dan paku peti mati untuk sementara tidak boleh digerakkan." Wang Xiaoming berbicara perlahan: "Menangani peristiwa gaib tidak bisa sekaligus memainkan semua kartu, nanti malah kalah lebih parah."
Wei Jing?
Shen Liang merasa hatinya mendadak dingin.
Ini nama yang sangat familiar. Ingatnya dia angkatan yang sama dengan Feng Quan sebagai Pengendali Hantu, senioritasnya sudah sangat tua. Hanya saja dari angkatan itu yang masih hidup tinggal sedikit, Wei Jing pun tidak terkecuali. Dia sepertinya hampir tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan, terpaksa masuk ke peti mati hantu.
Lalu di insiden Hantu Penjaga di pangkalan sebelumnya pernah melihat mayatnya...
Sebelum sempat merenung lebih dalam.
Pencahayaan dalam ruang rapat tiba-tiba meredup. Segala sesuatu di sekitar seolah terkikis kegelapan, sementara lapisan cahaya merah tak kasat mata dengan cepat surut.
Di tempat paling gelap itu, siluet seseorang perlahan muncul.
Wajah orang itu kehitaman seperti mayat, seluruh tubuhnya mengeluarkan hawa dingin menyeramkan. Gerakannya kaku luar biasa saat berjalan, persis boneka tali. Terutama kedua matanya yang mati rasa dan tanpa kehidupan, namun memancarkan kilau aneh.
Yang lebih mengganjal di hati adalah di tangan Wei Jing ini ada seutas tali rami tua dan kasar, seolah-olah seperti yang digunakan untuk mengikat mayat gantung diri.
"Dia ternyata masih hidup?" Shen Liang membelalakkan matanya, hatinya bergetar tak jelas, secara refleks mundur selangkah.
Dia merasakan ketakutan tak terduga terhadap Wei Jing ini.
"Yang Jian, tidak mati." Wei Jing membuka mulut berbicara, suaranya kering dan aneh, membuat orang sangat tidak nyaman.
"Aku tahu. Jika bisa selamat dari serangan selevel itu, hanya ada satu alasan: dia mengaktifkan kotak musik."
Wang Xiaoming tetap tenang, sama sekali tidak menunjukkan keheranan atas penilaian Wei Jing ini.
"Apa? Kau tahu Yang Jian masih hidup? Lalu kenapa masih menyuruh anggota kelompok Moment untuk menahan serangan hantu?" Ketua kelompok yang baru saja berbicara itu terkejut berdiri.
Wang Xiaoming memandanginya: "Apa bedanya Yang Jian mati atau hidup? Pada titik tertentu, batas antara hantu dan manusia bisa hilang. Bahkan terkadang manusia lebih berbahaya daripada hantu."
Ketua kelompok itu tercekat. Dia memahami maksud Wang Xiaoming, tapi tak menemukan alasan untuk membantah.
Semua yang terjadi di luar ini sama sekali tidak berhubungan dengan Jiang Shangbai yang berada di lantai teratas Gedung 'Keselamatan'.
Saat meragukan apakah Yang Jian masih hidup, dia memang mengirim sinyal minta bantuan. Tapi sekarang sama sekali tidak menghiraukan barang ini, bahkan ponsel positioning satelit pun dibuang begitu saja. Dalam situasi sekarang, bahkan jika markas setuju menyelamatkannya, peluangnya bertahan hidup sampai saat itu tetap sangat kecil.
Hanya berpikir, mengirim sinwal tetap lebih baik daripada tidak. Mungkin saja karena sinyal ini dia bisa diselamatkan?
Namun realitas kejam tidak akan memberikannya harapan.
Bayangan hitam besar yang bergoyang di antara lantai-lantai kini melangkah, mendekatinya dengan cepat langkah demi langkah.
"Bayangan itu adalah hantu, selama terhalang mungkin tidak apa-apa." Jiang Shangbai berpikir dalam diam, dia tidak menaruh harapan pada jubah Shou hantu di tubuhnya.
Memang benar baju kematian hantu bisa menahan serangan arwah gentayangan, tapi itu bukan jaminan mutlak.
Kalau tidak, bagaimana mungkin pemilik sebelumnya yang mengendalikan baju kematian hantu itu bisa mati?
Saat ini kedua kaki Jiang Shangbai terangkat bersamaan. Secara logika, gerakan seperti ini mustahil dilakukan manusia normal. Tapi di tubuhnya terjadi secara ganjil, seolah ada kekuatan aneh yang menopang tubuhnya melayang. Setelah kedua kakinya terangkat,
Dari bayangan di bawah kakinya, muncul telapak kaki mayat penuh bercak kematian yang dingin dan menyeramkan, menggantikan kakinya yang asli menapak lantai.
Sekarang dia seperti berjalan di atas tongkat, kaki tidak menyentuh tanah namun bisa berjalan normal.
Karena sepasang kaki mirip hantu gentayangan sedang melangkah untuknya.
Hantu yang dikendalikannya ini tidak tercatat dalam arsip manapun, informasi yang disembunyikannya. Bagi orang lain termasuk hantu tak dikenal, tapi cukup banyak yang tahu di internal moment, karena hantu ini sengaja dipasangkan ke Jiang Shangbai dengan kode nama: Hantu Menginjak Orang.
Juga disebut Hantu Penindas.
Hantu ini sangat spesial.
Telapak kaki yang mirip orang mati itu, jika menginjak orang hidup selama proses berjalan, maka orang tersebut pasti mati tanpa ampun. Bahkan Pengendali Hantu sekalipun belum tentu bisa bertahan dari injakan hantu ini.
Yang paling istimewa, ia bisa melakukan kontak fisik dengan hantu sejati.
Jiang Shangbai pernah menggunakan telapak kaki mengerikan ini untuk menendang hantu sejati dalam suatu peristiwa supranatural.
Hantu yang ditendang akan mengalami jalan buntu selama beberapa detik, puluhan detik, bahkan hingga beberapa menit.
Selama periode itu, hantu mutlak tidak akan bergerak. Jika dikombinasikan dengan baik, bahkan mungkin menyelesaikan langsung kasus gaib yang rumit.
Dengan kombinasi Wilayah Hantu + Injak Hantu + Jubah Shou, Jiang Shangbai yakin bisa menghadapi peristiwa supranatural di bawah tingkat S. Meski tidak bisa diselesaikan, setidaknya dia tidak akan mudah tewas di tangan hantu gentayangan. Bahkan sebagai komandan tim, kemampuan tiga hantunya cukup untuk menguasai anggota lain.
"Begitu bayangan hantu tanpa kepala itu mendekat dan terinjak olehku, apapun yang terjadi pasti akan terkekang. Aku pasti tidak akan mati di tangan bayangan itu," pikir Jiang Shangbai dalam hati.
Dia agak tak berdaya menghadapi Tangan Hantu, tapi bayangan ini berbeda.
Bayangan yang ada di tanah bisa diinjak dan ditendangnya, berbeda dengan Tangan Hantu yang tiba-tiba muncul dari tubuh tadi.
Kedua kakinya tak bisa digunakan untuk menginjak, hanya bisa berharap Jubah Shou bisa menahan serangan itu.
Bayangan hantu yang terpantul di lantai dan dinding mulai berjalan semakin cepat, saat ini sudah mendekati tubuh Jiang Shangbai. Bayangan hitam pekat yang gelap ini tiba-tiba mulai mengulurkan lengannya.
Lengan ini tidak lagi berupa bayangan, melainkan terangkat dari lantai dan langsung mencengkeram lengan Jiang Shangbai dengan kuat.
Jiang Shangbai tidak menghindar. Wilayah hantunya yang terkendali membuatnya tak bisa mengelak. Ia hanya bisa membiarkan tangan bayangan hantu tanpa kepala itu mencengkeramnya, namun ia yakin jubah Shou yang dikenakannya bisa menahan serangan seperti ini.
Ternyata.
Jiang Shangbai merasakan aura dingin menusuk mencoba menyusup ke lengannya melalui bagian yang dicengkeram, membuat seluruh lengannya mati rasa. Namun jubah kematian yang seperti dikuliti dari mayat itu berfungsi, mengisolasi invasi ini dan sekali lagi menjamin nyawanya.
Saat diserang ini, ia mulai menyerang bayangan hitam tanpa kepala di lantai.
Kaki mayat penuh bercak kematian itu terangkat, melangkah ke depan dan menginjak bayangan tinggi besar di lantai.
Bayangan itu seolah diserang oleh hantu gentayangan tak dikenal yang tak tertahankan. Lengan hitam yang mencengkeram Jiang Shangbai tiba-tiba melepaskan genggamannya dan jatuh dari udara ke lantai, kembali menjadi bayangan. Seluruh bayangan tanpa kepala mulai goyah, seperti berusaha melawan atau justru mengkerut.
Serangan bayangan hantu tanpa kepala tidak hanya dipukul mundur dengan paksa, bahkan bayangan hantunya sendiri berhasil dikendalikan.
“Hantu ketiga Yang Jian, tidak semenakut yang dibayangkan…” Jiang Shangbai menatap dengan getaran halus di matanya, sedikit kepercayaan diri pulih. Sambil menghela nafas lega, matanya mengikuti arah pergerakan bayangan hantu yang berjuang melepaskan diri.
Ujung terakhir bayangan pasti berada di posisi Yang Jian.
Hanya saja di sana kosong melompong, bayangan ini seolah muncul entah dari mana, sama sekali tidak ada orang yang berdiri di situ.
Tapi penilaian Jiang Shangbai memang benar.
Yang Jian memang berada di posisi itu, namun dia berada dalam lapisan ketiga Wilayah Hantu, mustahil bagi Jiang Shangbai untuk melihatnya.
“Hantu terakhir Jiang Shangbai akhirnya terbukakah? Aku memang agak meremehkannya. Jika diinjak oleh hantunya, bayangan hantu bisa kehilangan kendali sesaat, bahkan aku sendiri tak bisa mengendalikannya. Persis seperti membuat hantu mengalami hang total.” Tatapan Yang Jian bergetar lemah, menatap telapak kaki mayat hidup itu.
Ia tak bisa menahan kecurigaan: jika Jiang Shangbai menginjak Hantu Ketuk Pintu atau Mayat Hidup, apakah langsung terbentuk efek penindasan?
Apalagi jika dikombinasikan dengan Wilayah Hantu, pertahanan menjadi mustahil.
“Trio hantu yang sempurna. Moment jelas menghabiskan upaya besar untuk mendongkraknya jadi kapten. Wilayah Hantu penyelamat nyawa, sepatu pembatas hantu lain, jubah kematian yang menahan serangan arwah gentayangan… Andai aku tak menguasai Tangan Hantu, aku memang kalah darinya.”
Dalam hati, ia mengevaluasi diri: jika Tangan Hantu tak punya kemampuan menekan tiga hantu, levelnya memang masih jauh di bawah Jiang Shangbai.
"Hanya saja, yang kau hadapi hanyalah bayangan hantu tanpa kepala dalam kondisi biasa... Bisakah kau injak bayangan yang berikutnya?" Ekspresi Yang Jian tetap biasa saja, terus menggali kemampuan lebih mengerikan dari bayangan hantu tersebut.
