Yang Jian memandangi tangan yang diulurkan Wang Xiaoming tanpa berjabat: "Tak perlu sungkan. Ini hanya transaksi biasa. Tugas saya sudah selesai, sudah memenuhi kewajiban ke markas. Saya harap kerjasama terakhir ini bisa menepati janji."
"Jika kau sengaja menipu atau punya niat lain, banyak orang akan mati karena kelicikanmu. Jangan meragukan kemampuan dan tekad saya. Lagipula, status saya di markas sekarang cuma numpang nama, tidak terikat aturan."
Wang Xiaoming terdiam sebentar, menarik kembali tangannya: "Kedatangan saya hari ini menunjukkan kesungguhan. Lagipula, kau bisa menghabisi saya kapan saja. Saya tahu kau tidak percaya, tapi lihatlah situasi saat ini."
"Situasi sekarang tidak mengizinkanmu mati."
Yang Jian menjawab; "Saya tidak percaya situasi, hanya fakta. Ada satu hal lagi - mayat Fang Shiming yang saya habisi, di mana?"
Wang Xiaoming bertanya: "Kau menginginkan gunting itu?"
Seketika dia menebak maksud Yang Jian.
“Benar, ini adalah barang rampasan saya, kalian tidak akan menyabotasenya kan?” Yang Jian berkata dengan wajah dingin: “Satu per satu, masalah ini tidak bisa dicampur dengan kejadian sebelumnya.”
Wang Xiaoming berkata: “Posisi Fang Shiming ditentukan oleh Cao Yang, dia tidak menyampaikan informasi spesifik ke markas. Jika ada Gunting Hantu, kecurigaannya sangat besar. Tapi sekarang Cao Yang sibuk mengurus jenazah Fang Shiming, belum pasti apakah akhirnya berhasil. Jika berhasil menangani mayat Fang Shiming, kemungkinan Cao Yang yang mendapatkan Gunting Hantu tidak akan menyerahkannya.”
Yang Jian berkata: “Kalau begitu beri tahu alamatnya, saya akan ambil sendiri.”
“Waktumu tidak mengizinkanmu melakukan ini,” Wang Xiaoming berkata serius.
“Kau khawatir padaku, atau hanya asal menjawabku?”
Tatapan Yang Jian meredup, kutukan kotak musik memang merepotkan, telah mempengaruhi banyak urusannya.
Wang Xiaoming sepertinya juga tak ingin merusak perundingan ini karena sebuah benda gaib, lalu berkata: “Begini saja, jika Cao Yang mendapatkan Gunting Hantu, saya bisa memintanya menyerahkan barang itu padamu. Tapi apakah dia setuju saya tidak tahu, lagipula dia seorang komandan tim, banyak hal sudah berbeda dari dulu. Jika dia benar-benar menolak, nanti saat kau ambil sendiri saya juga tidak akan menghalangi.”
“Baik, saya catat ini. Semoga kalian benar-benar tidak menghalangi nanti,” kata Yang Jian.
“Tentu,” jawab Wang Xiaoming.
Yang Jian tak lagi berbicara, berbalik badan dan pergi.
Wang Xiaoming berdiri di tempatnya, dia melihat semua yang ada di sekitarnya kembali berubah. Kali ini dia tidak lagi berdiri di atas atap, melainkan berada di aula utama lantai satu Hotel Damai. Ini adalah Wilayah Hantu yang mengubah posisi dan langsung mengembalikannya ke sini.
Saat itu, Cao Yanhua, Wei Jing, dan Liu Xiaoyu sudah menunggu di sini.
"Profesor Wang, bagaimana situasinya? Apa yang dikatakan Yang Jian padamu?" Cao Yanhua buru-buru mendekat dan bertanya dengan penuh antusias.
Wang Xiaoming berkata; "Saya dan dia telah mencapai perjanjian. Saya akan membantunya menyelesaikan kutukan kotak musik, dia menyetujui permintaan saya."
"Apa? Yang Jian setuju begitu cepat? Dia tidak mengajukan syarat yang keterlaluan?"
Cao Yanhua langsung heran, karena sesuai dengan karakter Yang Jian sebelumnya, kali ini pasti akan "mulutnya selebar mulut singa". Jika tidak menebas keuntungan, pasti tidak akan berhenti. Dia juga sudah mempersiapkan beberapa kelonggaran syarat.
Wang Xiaoming berkata; "Tidak, dia tidak mengajukan syarat apa pun."
Cao Yanhua langsung mengerutkan alutnya: "Mengapa?"
"Seorang karyawan yang bekerja dan meminta kenaikan gaji adalah hal yang normal. Tiba-tiba suatu hari karyawan itu tidak mau gaji lagi, apa yang ini wakil menteri tidak paham?"
Wang Xiaoming berkata: "Harus diketahui, hari ini Yang Jian tidak hanya tidak pergi ke markas, bahkan tidak bertemu dengan Wakil Menteri."
Cao Yanhua langsung terdiam.
Ini tanda hati manusia sudah tercerai-berai. Hanya numpang nama saja, nanti kalau bertemu lagi mungkin tidak akan semudah dulu untuk diajak bicara.
“Kembarilah, situasi ini hanya bisa diakhiri seperti ini. Tapi Profesor Wang, akhir-akhir ini Anda harus bekerja keras untuk menyelesaikan kutukan Yang Jian. Dan ini harus berhasil, tidak boleh gagal. Kalau tidak, konsekuensinya tak terbayangkan.”
Cao Yanhua menghela napas, lalu melanjutkan dengan nada berwibawa:
Situasi yang stabil saat ini sepenuhnya bergantung pada fakta bahwa Yang Jian belum mati.
Begitu Yang Jian meninggal, hantu gentayangan dalam dirinya akan bangkit kembali, ditambah Peristiwa Lukisan Hantu dan penghancuran moment... Situasi akan benar-benar kacau.
"Saya tahu." Wang Xiaoming menjawab dengan tenang.
Beberapa orang kembali meninggalkan Hotel Damai.
Saat hendak pergi, Liu Xiaoyu terlihat pusing karena menyadari segala sesuatu di sekitarnya berubah. Orang-orang di sekitar mulai menghilang, semuanya menjadi sepi.
"Kau masih berhutang budak padaku. Bantu aku untuk terakhir kalinya." Suara Yang Jian tiba-tiba muncul. Ia tak tahu sejak kapan sudah duduk di sofa aula utama, menatap Liu Xiaoyu dengan tenang.
Liu Xiaoyu terkejut sekaligus gembira, "Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa berbuat banyak. Jika perlu, aku bisa menghubungi Wakil Menteri..."
Sebelum selesai bicara, Yang Jian memotongnya: "Aku tidak percaya mereka lagi. Lagipula ini urusan pribadi yang tak ingin kusebarkan."
"Urusan apa?" Liu Xiaoyu bertanya.
Yang Jian berkata: "Bukan hal istimewa. Aku ingin kau menyusup ke sistem identitas markas dan mengubah namaku."
"Mengubah nama? Kenapa tiba-tiba begini?" Liu Xiaoyu terlihat bingung.
"Menghindari sebuah kutukan mengerikan. Ada jenis kutukan yang sepertinya membutuhkan nama sebagai perantara. Aku ingin mencoba mengganti nama untuk melihat apakah efektif. Bagaimanapun ini hanya sebuah percobaan, aku sendiri juga tidak yakin apakah akan berhasil. Lagipula situasi ini sangat ganjil, sulit bagiku untuk menjelaskannya dengan jelas," kata Yang Jian.
Dia sedang bersiap mengantisipasi, menghindari kutukan Gunting Hantu. Mengingat Gunting Hantu kemungkinan besar berada di tangan Cao Yang untuk beberapa waktu. Bagaimana jika nanti Cao Yang tidak mengembalikannya, Yang Jian harus bertarung lagi.
Liu Xiaoyu langsung menyetujui: "Tidak masalah, aku bisa mengurus ini. Nama apa yang ingin kau pakai?"
"Aku tidak tahu. Ganti saja dengan nama acak. Jangan beritahu aku namanya, dan jangan sampai orang lain mengetahuinya," kata Yang Jian.
Liu Xiaoyu tampak bingung; "Merahasiikan dariku juga tidak berguna, orang lain tetap bisa mencarinya."
"Tingkat kerahasiaan arsipku sangat tinggi, setara komandan tim. Hanya sedikit yang punya akses. Asalkan kebanyakan orang tidak bisa menemukannya, itu sudah cukup," jelas Yang Jian.
"Aku mengerti," Liu Xiaoyu mengangguk.
Yang Jian melanjutkan: "Kalau begitu begini saja. Jika nanti karena kelalaian pekerjaan kau kehilangan pekerjaan, datanglah ke Kota Dachang. Aku akan mengatur pekerjaan untukmu, dengan syarat aku masih hidup."
Liu Xiaoyu hendak berbicara lagi, tapi menyadari Yang Jian di hadapannya telah menghilang tanpa bekas.
Segala sesuatu di sekitar kembali normal.
"Liu Xiaoyu, kenapa masih tertegun di situ? Sudah waktunya pulang."
Melihat Liu Xiaoyu berdiri kaku di pintu, Cao Yanhua segera mendesaknya.
Liu Xiaoyu tersadar dari lamunan, baru buru-buru menjawab dan berlari kecil menyusul, sama sekali tidak menyinggung soal Yang Jian yang tiba-tiba meminta bantuannya sebelumnya. Karena sudah berjanji merahasiakan, dia akan menepatinya.
Yang Jian memandangi mobil yang menjauh, tatapannya perlahan ditarik kembali.
Sekotak lagi muncul di tangannya.
Ini adalah kotak berisi kertas kulit manusia.
Meski memberi Wang Xiaoming waktu dua hari untuk menyelesaikan kutukan kotak musik, bukan berarti Yang Jian akan duduk menunggu kabar. Dia juga harus beraksi selama dua hari ini mencari cara memecahkan kutukan.
"Tapi Hotel Damai tidak bisa ditinggali lagi. Tempat tinggal sementara harus diganti." Pikir Yang Jian.
Sebuah lokasi bagus terlintas di benaknya.
Rumah He Tianxiong.
Waktu itu si brengsek kalah duel sampai menyerahkan sebuah vila dan sebagian besar asetnya. Sekarang lingkaran pertemanan sudah bubar, pasti sedikit yang tahu alamat He Tianxiong. Tempat yang cocok.
Lagipula setelah tahu lingkaran pertemanan bubar, mungkin si brengsek itu tidak akan berani mendekati kota ini lagi.
Sambil berpikir begitu, Yang Jian kembali ke kamar untuk bersiap-siap pergi.
"Urusan sudah beres?" Di dalam kamar, Zhang Lei dan Huang Ziya masih belum pergi. Wang Jiang juga ada di situ.
Yang Jian berkata: "Hampir selesai. Aku akan pergi sekarang. Kalau ada masalah bisa telepon. Jika tidak tersambung, datanglah ke alamat ini."
Usai bicara, dia menuliskan sebuah alamat di kertas.
"Jika kalian tidak bisa menemukan saya maupun menghubungi ponsel saya, berarti saya sudah mati. Urusan membentuk tim tidak perlu diurusi. Sekadar informasi, saya sudah mengundurkan diri dari posisi komandan tim. Bergabung dengan tim saya berarti memutuskan hubungan dengan markas. Bantuan markas ke depannya hanya bisa didapat setelah menangani peristiwa supranatural. Jadi pertimbangkan matang-matang."
Yang Jian berkata: "Mungkin bergabung di bawah komandan tim lain juga bisa menjadi pilihan baik."
Dia tidak memaksa, hanya memberikan mereka sebuah opsi.
Ketiganya tertegun, seakan tidak menyangka situasi akan berkembang seperti ini.
Tanpa menunggu jawaban mereka, Yang Jian sudah membawa kantong menghilang tanpa bekas.
