Setelah beberapa kali mencoba, rencana Yang Jian memanfaatkan lemari hantu untuk menyelesaikan kutukan kotak musik akhirnya gagal.
Dari tiga skema cadangan sebelumnya, kini hanya tersisa satu: mempercayai Wang Xiaoming untuk menyelesaikan kutukan, meski hal ini sudah disetujui markas, dari awal hingga akhir Yang Jian tetap merasa tidak tenang terhadap Wang Xiaoming.
“Jika harus mencoba skema Wang Xiaoming, setidaknya lemari hantu harus mencari cara menyelesaikan jebakan dalam skema itu.” Pikir Yang Jian.
Dengan bantuan lemari hantu untuk meramalkan bahaya lebih dulu, lalu menghindarinya secara logis, ini metode paling feasible saat ini.
Merenung cukup lama.
Baru kemudian Yang Jian menyadari masalah yang tampak sederhana ini sebenarnya sangat rumit, beberapa lembar kertas sudah dia coret-coret tak karuan.
Contohnya:
『Bantu aku menyelesaikan jebakan dalam skema Wang Xiaoming』
Jika menulis kalimat ini, lemari hantu memang berhasil, tapi bagaimana jika skema gagal? Dirinya tidak mati dalam jebakan malah mati karena kutukan kotak musik?
Lalu menulis lagi:
『Bantu saya sukses bertahan hidup dalam rencana besok』
Jika menulis kalimat ini, mungkin Yang Jian akhirnya bertahan hidup, tapi bisa jadi hanya tersisa kesadaran yang dilestarikan oleh kutukan lemari hantu, menjadi makhluk luar biasa yang khusus.
“Berinteraksi dengan lemari hantu tidak sesederhana imajinasi orang-orang, kau tak pernah tahu cara apa yang akan lemari hantu gunakan untuk memengaruhimu, jadi mustahil mencapai kesempurnaan. Apapun permintaan yang diajukan, risiko tetap harus ditanggung sendiri.”
Yang Jian menggelengkan kepala lemah, dengan kesal meremas secarik kertas di tangannya menjadi bola dan membuangnya.
Tak lama kemudian.
Tatapannya bergetar lemah, langsung menulis kalimat berikut di kertas:
『Aku ingin tetap hidup sebulan kemudian untuk melakukan transaksi berikutnya denganmu』
Permintaan ini sangat strategis.
Dengan mengusulkan transaksi berikutnya sebulan kemudian, artinya Yang Jian wajib hadir pada hari yang sama sebulan kemudian. Jika dia mati sebelum itu, berarti lemari hantu gagal memenuhi permintaannya sehingga aturan transaksi tak terbatas ini dilanggar sepihak oleh lemari hantu.
Karenanya agar transaksi terus berjalan, Yang Jian tidak boleh tewas di tangan kutukan kotak musik maupun mati dalam peristiwa supranatural lainnya.
Yang terpenting, dia tidak membuat permintaan terkait peristiwa gaib. Secara normal seharusnya ini bukan hal sulit, lagipula orang biasa bisa hidup sebulan dengan mudah.
Kertas itu didorong masuk ke dalam lemari hantu tapi tak ada gerakan sama sekali.
Lemari kayu tua itu kembali terperangkap dalam kesunyian, seolah sedang menilai tingkat kesulitan permintaan Yang Jian, atau mungkin merenungkan apakah akan menyetujui permintaan tersebut.
Yang Jian tidak terburu-buru, tetap menunggu dengan sabar.
Kali ini waktu tunggu tidak terlalu lama, tak berselang kemudian pintu lemari bagian bawah mulai bergerak, terbuka perlahan membentuk celah kecil.
Segera Yang Jian membukanya, di dalam terlihat secarik kertas yang baru saja dia masukkan, bertuliskan dua karakter berwarna hitam dengan coretan tak beraturan:
『Tujuh Hari』
Tujuh hari?
Sorot mata Yang Jian menyempit, meski tanggal diperpendek namun efeknya tercapai. Ternyata lemari hantu ini memiliki celah yang bisa dimanfaatkan. Meminta lemari itu menghilangkan kutukan kotak musik memang mustahil, tapi memperpanjang transaksi tujuh hari berikutnya masih mungkin. Secara logika seharusnya opsi kedua lebih rumit, namun menurut penilaian lemari hantu justru opsi pertama yang lebih sulit.
Tanpa pikir panjang, Yang Jian menulis satu karakter sebagai jawaban.
『Baik』
Setelah kertas itu dimasukkan, lemari hantu itu kembali diam total, seolah menanti kedatangan tujuh hari kemudian. Aturan transaksi tak terbatas ini berhasil diperpanjang sementara.
"Inilah hasil terbaik. Dengan 'membeli asuransi' dari lemari hantu ini, aku bisa memastikan diri tetap hidup menghadapinya tujuh hari mendatang apapun yang terjadi," batin Yang Jian.
Berbagai jebakan atau kemungkinan kegagalan rencana sama-sama berisiko. Hanya cara inilah yang paling aman.
"Untuk sementara hanya bisa begini. Ini sudah batas maksimal yang bisa kulakukan saat ini. Rencana Wang Xiaoming besok tak lagi penting, yang terpenting aku pasti bisa melewati hari-hari kritis ini."
Kutukan kotak musik berlaku selama tiga hari, dia harus bertransaksi dengan lemari hantu tujuh hari kemudian, tanggalnya tidak seimbang.
Artinya begitu rencana Wang Xiaoming gagal, maka aturan transaksi kutukan kotak musik dan lemari hantu akan bertentangan, ini adalah pertarungan tak kasat mata antara hantu dengan hantu, Yang Jian memanfaatkan hal ini untuk meningkatkan persentase keyakinan bertahan hidupnya.
Tentu saja, jika rencana Wang Xiaoming berhasil, maka bantuan lemari hantu menjadi sia-sia, Yang Jian merugi satu syat tanpa kompensasi.
Setelah yakin tidak ada masalah, Yang Jian turun dari menara jam ini.
Dia tidak kembali ke Kota J besar, meski Peristiwa Lukisan Hantu masih dalam penanganan, tapi peristiwa supranatural ini sementara tidak ada hubungannya dengannya, lagipula dia sebelumnya mengundurkan diri dari posisi komandan tim, meski tidak sepenuhnya mundur dari markas besar karena status cuti tak terbatas, kondisi seperti ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sekarang kelebihannya mulai terlihat.
Dia bisa menghindari Peristiwa Lukisan Hantu, dan markas besar tidak akan mengirim siapa pun untuk mengatur dirinya.
Yang Jian berjalan di kompleks perumahan yang sepi, meski Kompleks Perumahan Guanjiang sekarang memiliki sedikit keramaian, tapi tingkat hunian masih rendah, meski terlihat sepi tapi justru lebih aman, karena semakin banyak orang semakin besar kemungkinan terjadi peristiwa supranatural, Anda tidak tahu si sial mana yang tanpa sengaja akan memancing peristiwa gaib datang.
Tentu saja, tinggal di daerah pegunungan relatif lebih aman, jika syarat memungkinkan, mengasingkan diri di pegunungan adalah pilihan yang bagus.
Saat pikirannya melayang-layang, dia sudah sampai di pintu rumahnya.
Rumah Yang Jian sekarang adalah bekas gedung penjualan properti Kompleks Perumahan Guanjiang yang direnovasi, terdiri dari lima lantai dengan fasilitas pendukung seperti ruang tamu, ruang makan, gym, kolam renang, kantor, dll. Awalnya dibeli dari ayah Zhang Wei, Zhang Xiangui, yang bagi dirinya saat itu tergolong cukup mewah.
Menurut pertimbangan Yang Jian, tempat ini nantinya akan digunakan untuk pengasuhan orangtuanya. Pekarangan yang luas dan bangunan yang besar memungkinkan aset ini bisa menghidupi mereka dengan nyata di kemudian hari.
Namun sekarang, aset ini sudah tidak lagi menarik perhatian. Tapi karena sudah terbiasa tinggal di sini, dia tidak berniat mengganti tempat tinggal.
Saat tiba di pintu gerbang, Yang Jian melihat sabuk hijau di samping pekarangan telah berubah – ditanami berbagai sayuran. Namun karena cuaca buruk, tanaman-tanaman ini tumbuh tidak subur. Ini mungkin hasil karya ibunya yang sedang iseng.
Menekan bel pintu.
Tidak ada yang membuka pintu.
"Tidak ada di rumah?" Mata hantu Yang Jian membelalak menyapu seluruh rumah yang kosong melompong.
"Apakah Jiang Yan dan Zhang Liqin sudah pindah? Atau mungkin mereka pergi bekerja ke Gedung Shangtong di pusat kota?"
Tapi setelah melihat kamar kedua wanita itu, masih ada tanda-tanda hunian. Sepertinya mereka belum pindah, artinya mereka masih tetap tinggal di sini.
Bagaimanapun juga, mereka adalah dua wanita yang selamat dari peristiwa supranatural. Trauma psikis yang mereka alami membuat keduanya sangat membutuhkan rasa aman. Kalau tidak, mustahil mereka mau bertahan di sini begitu lama.
Sebenarnya Yang Jian juga pernah berniat mengusir mereka.
Tempat ini sangat luas, tinggal di sini bisa menambah popularitas, dan di waktu luang menemani ibu sendiri juga baik.
Yang Jian masuk ke dalam rumah dan tiba di lantai lima.
Di lantai lima tersimpan beberapa benda berbahaya.
Dua hantu yang dikurung dalam koper emas, satu set kerangka hantu yang sudah ditahan, sebuah Cermin Hantu yang ditutupi kain hitam, serta beberapa senjata jenis pistol.
Hantu yang dikurung justru paling tidak ia khawatirkan, selama tidak ada yang menyentuh, hantu mustahil kabur. Yang paling ia hindari adalah jika ada yang menyentuh Cermin Hantu, makanya pintunya dikunci mati, tapi kunci semacam ini hanya bisa menghalangi orang biasa. Jika benar-benar ingin membuka, tidak ada yang bisa menghalangi.
Setelah memeriksa, Yang Jian kembali ke ruangan tempat Cermin Hantu disimpan.
Ruangan itu gelap gulita, tidak ada area yang memantulkan cahaya.
Ia menatap cermin yang tertutup kain hitam itu sambil merenung: "Benda-benda ini terlalu berbahaya, jika ditaruh di sini dikhawatirkan nanti muncul celah, lebih baik dipindahkan ke ruang aman. Terakhir kali Zhang Xiangui memperluas ruang aman, menyisakan kamar kecil untuk menaruh barang-barang ini seharusnya tidak masalah."
Yang Jian merasa tidak bisa meninggalkan benda-benda berbahaya ini di sini, bagaimana jika terjadi masalah dan keluarga habis sekaligus?
Segera ia mulai memindahkan benda-benda berbahaya tersebut.
Mengingat situasi saat ini, Yang Jian langsung menggunakan Wilayah Hantu, memindahkan semua barang ke ruang aman, lalu menaruhnya di kamar kecil yang terbuat dari emas.
Ruang aman ini jarang digunakan sehari-hari. Jika benar-benar sampai digunakan, artinya situasi sudah sangat genting, potensi masalah laten dari benda-benda ini pun tidak berarti lagi.
"Yang tersisa terakhir adalah lemari hantu." Yang Jian keluar dari ruang aman, ia menengok ke menara jam di atasnya.
Setelah berpikir, lebih baik lemari hantu itu tidak diganggu dulu untuk sementara.
Meski barang ini ganjil, tapi relatif stabil. Setelah melewati krisis kotak musik kali ini, baru dicari cara untuk menempatkannya.
Usai menangani potensi masalah di keluarga, dia tidak buru-buru meninggalkan kompleks perumahan, melainkan mendatangi area kosong di belakang kompleks yang belum selesai dibangun.
Di tengah lahan kosong itu berdiri bangunan bergaya kuil modern.
Gaya kuil itu hanya kamuflase, di dalamnya sebenarnya adalah rumah kuno era Republik. Renovasi dilakukan karena Yang Jian tak berani menghancurkan rumah kuno era Republik itu, juga tak ingin orang menemukannya. Cara terbaik adalah menyembunyikan bangunan kuno ini dengan struktur lain.
Yang Jian merenung sejenak, lalu mendekat.
Di sekitar rumah kuno telah dibangun tembok tinggi baru, hanya ada pintu gerbang merah bergaya antik. Tapi kini pintu terkunci rapat, sepertinya tak ada orang di dalam.
Yang Jian menghilang di depan pintu gerbang, langsung masuk ke dalam.
Rumah kuno era Republik yang direnovasi tidak seseram bayangan orang. Sebaliknya penuh aura modern, bersih rapi dengan pencahayaan terang. Bergaya retro yang elegan dan sepi, cocok untuk penghuni yang menyukai ketenangan.
"Yang Jian, kau datang? Kali ini dinas luarmu sepertinya agak lama."
Suara sepi namun merdu terdengar, terlihat seorang gadis muda berusia delapan belas atau sembilan belas tahun muncul dari sebuah ruangan di lantai dua. Ia berdiri di koridor, memandangi Yang Jian di ruang tamu dengan tatapan tenang.
Ruangan itu sebelumnya adalah tempat menyimpan lemari hantu.
Tapi setelah renovasi, ruangan itu berubah menjadi kamar pribadi Wang Shanshan.
"Datang untuk melihat sekalian menangani beberapa masalah kecil," kata Yang Jian sambil menatap Wang Shanshan.
Dibandingkan sebelumnya, dia tidak banyak berubah - tetap dingin, pucat, kurus, tapi posturnya masih anggun dengan aura misterius yang tak tergambarkan.
"Apakah kita sebentar lagi akan mati?" tanya Wang Shanshan sambil turun dari lantai atas.
Yang Jian berkata, "Kenapa tiba-tiba bicara begitu? Apa aku tak boleh mengunjungimu?"
Wang Shanshan menunjuk kepalanya, "Akhir-akhir ini ada musik muncul di otakku. Kurasa ini berhubungan denganmu. Musiknya terasa ganjil, pasti bukan pertanda baik."
Yang Jian tertegun, lalu hatinya mendadak dingin, "Kau juga mengalaminya?"
Kutukan kotak musik ternyata menular ke tubuh Wang Shanshan. Ini di luar perkiraannya.
"Dulu kau pernah bilang, jika kau mati aku juga akan mati. Sepertinya tugas dinas luarmu kali ini tidak mulus. Mau minum cola?" Wang Shanshan turun ke lantai satu dan mengambilkan sebotol cola dari kulkas untuk Yang Jian.
Tampaknya persediaan kebutuhan hidupnya di sini cukup lengkap.
"Terima kasih."
Yang Jian membuka cola dan meneguknya, "Memang ada sedikit masalah, tapi akan kuselesaikan. Kau tak perlu khawatir, kau pasti aman."
“Saya tidak khawatir tentang diri sendiri, tapi khawatir jika kami mati, bagaimana dengannya?” Wang Shanshan menatap dengan sedikit kekhawatiran di matanya, pandangannya mengarah ke sudut ruang tamu.
Entah sejak kapan, di sudut itu berdiri seorang anak berusia sekitar lima atau enam tahun.
Meski anak ini mengenakan baju, kulit yang terlihat di bagian tubuhnya berwarna kebiruan seperti mayat, seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin yang menusuk. Sepasang matanya merah tanpa pupil, persis seperti Mata Hantu, menyeramkan dan bernuansa jahat. Saat ini ia berdiam diri sambil memiringkan kepala sedikit ke arah Yang Jian.
Perasaan seperti diawasi hantu gentayangan tiba-tiba menyergap dari dasar hati, membuat bulu kuduk merinding.
Bayi Hantu!
Tatapan Yang Jian langsung menyipit tajam.
Makhluk anomali yang tersisa setelah Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan berakhir. Ia sendiri bingung menyebut entitas ini. Bayi Hantu ini sekaligus merupakan turunan dari Mayat Hidup Kelaparan, budak hutannya, sekaligus parasit di tubuh Wang Shanshan yang memiliki hubungan ambigu dengannya.
"Baru beberapa bulan, bayi hantu ini sudah tumbuh sebesar ini," kata Yang Jian; "Bagaimana kau memberinya makan?"
"Daging."
Wang Shanshan melirik kulkas: "Daging segar berdarah. Saya sudah coba daging sapi, babi, ayam... Tapi dia lebih cocok dengan daging kambing. Tapi daging kambing hanya pengganti sementara. Kau pasti tahu apa yang sebenarnya dia butuhkan. Sekarang pertumbuhannya sudah berhenti, setidaknya dalam beberapa hari terakhir ini menurut pengamatan saya."
“Ini adalah kondisi bayi hantu tahap kedua.”
Yang Jian menganalisa dengan tenang: “Jika ingin terus berkembang tanpa membunuh, perlu diberi makan hantu. Tapi itu berisiko lepas kendali. Aku menyimpannya karena keserakahan. Sampai sekarang aku tak tahu keputusan ini benar atau salah. Jika kau terus hidup bersamanya, itu terlalu berbahaya.”
“Sedikit kecerobohan bisa membuatmu mati.”
Wang Shanshan menjawab: “Untuk sementara aku masih aman. Dia lebih penurut dari perkiraan.”
“Sekali pun penurut tetap saja hantu.”
Tatapan Yang Jian dingin: “Mulai besok aku mungkin akan menghadapi bahaya. Kunjunganku kali ini untuk mempertimbangkan eksistensinya. Jika aku benar-benar mati mendadak, kau juga akan mati bersamaku. Lalu bagaimana dengannya? Bagaimana jika dia masih eksis di dunia ini? Tak ada yang bisa mengendalikannya. Aku takkan biarkan Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan terulang.”
“Maksudmu?” Wang Shanshan tertegun, lalu bertanya.
“Masuk ke dalam koper khusus selama beberapa hari. Setelah dipastikan aman, aku akan kabari lewat ponsel.” Kata Yang Jian.
Dia akan menemui Wang Xiaoming besok.
Jadi hari ini dia harus menyelesaikan kekhawatiran, atau lebih tepatnya mengurus urusan pemakaman. Eksistensi bayi hantu adalah potensi masalah laten, bahkan lebih berbahaya dari Cermin Hantu di rumah. Pasti harus ditangani.
“Kau bisa pilih skema yang sesuai, lagipula ini juga terkait denganmu.”
Yang Jian menyerahkan hak pilih kepada Wang Shanshan.
Wang Shanshan berpikir sejenak, lalu berjalan menghampiri Yang Jian sambil menengadah memandanginya: "Bawa pergi benda itu, seharusnya bisa membantumu. Tapi jangan sampai benda itu mati. Jika tidak ada masalah dalam beberapa hari, bawa kembali ke sini. Keberadaannya di sini bisa menyelesaikan banyak masalah dan memberikan jaminan keamanan untuk kompleks perumahan."
"Baik, mengingat sudah dikatakan begitu, saya akan membawanya pergi saat meninggalkan Kota Dachang hari ini." Mata Yang Jian berpindah-pindah sambil memandangi bayi hantu itu.
Dia tahu benda itu sementara tidak berbahaya, namun tetap saja ini adalah makhluk mengerikan peninggalan mayat hidup kelaparan. Rasa waspada di hatinya sulit dihindari, mengingat bayang-bayang peristiwa mayat hidup kelaparan masih membekas hingga kini.
"Ngomong-ngomong, tadi kau bilang benda itu menyelesaikan banyak masalah. Apakah kompleks ini mengalami masalah akhir-akhir ini?"
Tiba-tiba, dia menyadari informasi dalam perkataan Wang Shanshan tadi dan langsung bertanya.
Wang Shanshan menjawab: "Kira-kira lima malam yang lalu, benda itu kabur keluar. Saat kembali, mulutnya penuh dengan jari-jari orang hidup."
Wajah Yang Jian berubah pucat. Kalimat singkat ini mengungkapkan keganasan mengerikan dari bayi hantu tersebut.
"Apa yang membuatnya kabur keluar?"
Wang Shanshan menggeleng: "Aku tidak tahu. Hanya memberi perintah preventif untuk mengusir setiap Pengendali Hantu yang mencoba masuk ke kompleks tanpa izin."
"Jadi malam itu ada Pengendali Hantu tak dikenal yang mencoba menyusup ke kompleks, lalu bayi hantu itu menemukan dan menyerangnya sambil menggigit beberapa jarinya?" tebak Yang Jian dengan logika yang masuk akal.
“Seharusnya seperti ini.”
“Apakah Zhang Han tahu?”
Wang Shanshan berkata; “Hal ini pernah disebutkan, katanya akan menyelidiki, tapi beberapa hari ini tidak ada kabar.”
Yang Jian menatap bayi hantu di sudut ruangan sambil merenung.
Seorang Pengendali Hantu setidaknya adalah orang yang mampu mengendalikan seekor hantu, tapi saat berhadapan dengan bayi hantu ini malah digigit hingga kehilangan beberapa jari dan kabur, apa artinya ini?
Ini membuktikan bahwa Pengendali Hantu paling biasa sama sekali bukan rival bagi bayi hantu ini.
Belum lagi jika bayi hantu ini memakan hantu lain, tingkat bahayanya benar-benar di luar perkiraan.
“Sekarang Zhang Han di mana?” tanya Yang Jian.
Urusan bayi hantu sementara ditunda dulu. Karena sudah memutuskan untuk membawanya pergi, bisa ditangani perlahan nanti. Tapi kemunculan Pengendali Hantu tak dikenal di Kota Dachang yang mencoba masuk ke Kompleks Perumahan Guanjiang patut diwaspadai.
Jika ada Pengendali Hantu terkenal yang punya pengaruh, pasti akan menghubungiku melalui jalur resmi. Cara sembunyi-sembunyi seperti ini jelas menunjukkan permusuhan.
Balas dendam?
Atau ujian terselubung?
Bagaimanapun, Yang Jian berpikir masalah ini harus ditindaklanjuti, atau dirinya tidak akan bisa pergi dengan tenang.
“Di Gedung Shangtong, sekarang jam kerja. Setelah kepergianmu, dia yang menggantikan posisimu sebagai penanggung jawab pekerjaan.” Kata Wang Shanshan.
Yang Jian mengangguk; “Ini permintaanku padanya. Aku harus ke Gedung Shangtong. Sebenarnya kau tidak perlu terus di sini, menemani keluarga juga bagus.”
“Aku harus terus menatapnya, dan aku sudah terbiasa sendirian. Di sini bisa internetan, main game, baca buku, ada juga yang mengantar berbagai makanan enak. Jadi tidak membosankan. Kadang-kadang nonton siaran langsung Zhang Wei juga cukup menarik.” Wang Shanshan berkata.
Yang Jian berkata: "Maaf, aku yang mengubahmu menjadi seperti ini."
"Kau tak perlu merasa bersalah. Kaulah yang menyelamatkanku, kalau tidak aku sudah mati dari dulu. Masalah ini sudah dibicarakan berkali-kali, jangan diungkit lagi."
Bola mata dingin Wang Shanshan berkedip samar, terlihat sangat serius.
Keduanya sudah bukan murid yang duduk di sekolah belajar dan mempersiapkan ujian. Meski baru sekitar setengah tahun berlalu, keduanya sudah berkembang pesat, baik Yang Jian maupun Wang Shanshan.
"Waktuku tidak banyak, masih ada urusan yang harus ditangani. Aku harus pergi." Tiba-tiba Yang Jian berkata lagi.
Wang Shanshan mengangguk, tapi tiba-tiba teringat sesuatu: "Oh ya, akhir-akhir ini aku menghubungi Miao Xiaoshan. Katanya kalian bertemu saat kau pergi kemarin? Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?"
"Tidak terlalu baik, hampir mati."
Yang Jian berkata: "Peristiwa supranatural muncul di sekolahnya. Kalau bukan karena aku datang tepat waktu, dalam setengah jam kejadian itu akan memburuk dan lebih mengerikan daripada di Sekolah Menengah 7."
"Syukur tidak apa-apa. Tapi aku ingin tahu bagaimana hubungan kalian? Ibumu menagihmu mencari pacar. Aku bilang hubunganmu dengan Miao Xiaoshan sangat baik, jadi mewakili Tante, aku tanya sekali lagi." Wang Shanshan berkata.
“Tentu saja, kalau kau merasa merepotkan, saya bisa menggantikanmu untuk sementara. Nanti saya bilang ke Tante bahwa kita sedang berpacaran. Dengan begitu orang tuaku juga bisa lebih tenang, lagipula kondisi saya sekarang ini membuat mereka sangat khawatir.”
“Boleh, lakukan saja seperti itu agar para Paduka tidak perlu khawatir. Hubungan saya dengan Miao Xiaoshan tidak akan berakhir baik. Dia hanya orang biasa yang seharusnya menjalani hidup biasa. Terlibat dalam lingkaran sosial ini hanya akan mencelakakannya. Kau tidak ingin semua teman SMA kita mati semua, kan?” Yang Jian tidak menolak, lalu berkata.
Dia dan Wang Shanshan sama-sama secara perlahan kehilangan perasaan. Satu-satunya yang tersisa mungkin hanya beberapa keinginan. Dalam tingkat tertentu, merekalah yang saling paling memahami eksistensi masing-masing.
“Kalau kau sudah setuju, maka kita sepakat seperti ini.”
Wang Shanshan berkata tenang: “Baik itu berpura-pura jadi pacarmu, bahkan pura-pura menikah pun saya bisa bantu. Hanya saja untuk melahirkan anak, saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Kondisi tubuh sekarang sudah tidak memungkinkan. Tapi saya tidak keberatan mencobanya bersamamu.”
“……”
Yang Jian berkata: “Saya tahu apa yang kau pikirkan. Intinya agar kita punya cara mati yang lebih terhormat, tanpa meninggalkan penyesalan. Tapi sebenarnya kau tidak perlu melakukan ini... Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Saya pergi dulu. Setelah urusan kutukan ini selesai, saya akan datang lagi untuk bertemu. Jangan terlalu pesimis.”
“Menurutmu, apakah masih ada harapan untuk orang-orang seperti kita di masa depan?”
Saat Yang Jian hendak keluar pintu, dari belakang terdengar suara tanya Wang Shanshan yang hampir seperti bicara sendiri.
Dia ingin mendapatkan jawaban, atau mungkin juga merasakan kesakitan akan kondisi sekarang, ingin mencari kebenaran yang sebenarnya.
“Tidak tahu, tapi saya sedang mencari. Setidaknya tidak boleh menyerah, bukan?” Yang Jian menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang sambil berkata.
Wang Shanshan tidak mengatakan apa-apa, hanya memandanginya dengan tenang.
Yang Jian juga tidak berlama-lama tinggal, tak lama kemudian meninggalkan rumah kuno ini.
