"Wei Jing ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dia adalah individu luar biasa yang selamat dari insiden Hantu Penjaga. Sebagai Pengendali Hantu, titik awalnya terlalu tinggi. Yang Jian menanggung risiko kebangkitan hantu gentayangan berkali-kali, mengalami serangan hantu berulang-ulang, hingga hari ini baru seadanya berhasil menunjukkan penampilan."
"Tapi Wei Jing melalui eksperimen tak terduga, hanya dengan tidur sebentar sudah bisa melawan Yang Jian."
"Benar-benar tak bisa dibandingkan antara manusia yang satu dengan lainnya."
"Dengan memanfaatkan kepala manusia mati di tangan Hantu Kecil, bayangan hantu menetralisir serangan tali hantu. Ditambah lagi Wilayah Hantu dari mata hantu dan pengendalian oleh tangan hantu, tidak ada alasan Wei Jing masih bisa bertahan."
"Yang Jian saat ini menggenggam lengan Wei Jing."
"Meski hanya memegang satu tangan, dia merasa seperti bersentuhan dengan hantu sejati. Tidak ada sedikit pun keyakinan di hatinya, malah muncul kecemasan."
"Wei Jing kini berdiri kaku di tempat, tak bergerak. Sepertinya upaya pengendalian berhasil. Kegelapan pekat di sekitarnya cepat menghilang. Wilayah Hantu Penjaga tak bisa dipertahankan lagi, persis seperti saat membatasi mayat hidup rakus dulu. Seluruh Wilayah Hantu di kota lenyap dalam waktu singkat."
"Sumber Wilayah Hantu berasal dari hantu gentayangan. Selama hantu itu dikendalikan, wilayahnya secara alami akan lenyap."
"Tapi meski Wilayah Hantu Wei Jing telah menghilang, tubuhnya justru mulai menunjukkan aktivitas saat ini."
Tubuh tidak bergerak, tapi sebuah kepala perlahan berputar ke belakang. Diiringi suara patahnya tulang leher yang jernih, wajah dingin Wei Jing yang datar itu berbalik 180 derajat menatap Yang Jian di belakangnya.
Bola mata Yang Jian menyempit, bulu kuduknya berdiri tegak.
Lelucon macam apa ini?
Sudah dikendalikan sampai segini masih bisa bergerak? Apa aku harus mengeluarkan golok berkarat itu dan menebasnya sampai hancur?
Tapi pengorbanan menggunakan golok itu terlalu besar, tidak worth it untuk situasi ini.
Apa harus mundur?
Pikiran untuk menarik diri muncul di otaknya. Yang Jian tak ingin bertarung hidup-mati dengan Wei Jing yang dikontrol hantu di sini. Baru saja dia menyelesaikan kutukan kotak musik, mata hantu, tangan hantu, dan bayangan hantu tanpa kepala dalam tubuhnya mencapai keseimbangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam kondisi ini, jika tidak ada halangan, dia bisa hidup cukup lama.
"Sudahlah, uang ini tidak perlu diambil juga gapapa," Yang Jian memutuskan mundur, tak ingin beradu nyawa dengan Wei Jing saat ini.
Merebut tali hantu sudah cukup sebagai balasan untuk kali ini. Biarkan orang yang seharusnya pusing yang menanggung sisanya.
Tapi tepat saat dia hendak melepaskan tangan dan pergi membawa Hantu Anak, Wei Jing yang sudah memutar kepala itu tiba-tiba membuka mulut: "Yang Jian?"
Teriakan itu membuat bola mata Yang Jian menyempit tajam.
Apa yang terjadi?
Wei Jing hidup kembali.
Atau jangan-jangan hantu sudah merasuki terlalu dalam hingga memiliki memori Wei Jing dan bisa berpura-pura jadi orang hidup?
Apapun yang terjadi, metode paling aman bagi Yang Jian dalam menghadapi adegan ganjil yang tak bisa dipahami ini adalah memilih mundur.
Dia melepaskan genggamannya, tak ingin lagi menekan Wei Jing.
Tapi begitu dilepas, telapak tangan Wei Jing yang dingin dan menghitam justru mencengkeram pergelangan tangan Yang Jian dengan kencang, seolah tak ingin dilepaskan maupun ditinggalkan.
"Saya... saya masih hidup."
Seperti mayat hidup, mulut Wei Jing bergerak-gerak. Suaranya bergema di sekeliling bagaikan bisikan hantu gentayangan, sama sekali tak mengandung emosi.
Sambil memandangi tangan Wei Jing yang mencengkeramnya, wajah Yang Jian berkerut khawatir menatap wajah mayat yang terpelintir 180 derajat itu. Pertanyaan yang keluar dari "orang hidup" ini membuatnya merasakan situasi yang sungguh di luar akal.
"Ini manusia yang bicara, atau hantu?"
Matanya membelalak tak berkedip memandangi Wei Jing, tangan tak sadar sudah menggenggam golok kayu bakar berkarat yang menyeramkan.
Meski sudah ditekan sedemikian rupa, Wei Jing masih punya sisa tenaga untuk bergerak bahkan berbicara. Yang Jian merasa situasi mulai kritis, maka dia bersiap menggunakan golok terkutuk itu.
Golok kayu bakar ini tidak dibawa-bawa.
Sebelum eksperimen, benda ini sengaja ditinggalkannya di sekitar pangkalan. Kini dengan wilayah hantu yang meluas, dengan mudah bisa diambil kapan saja.
"Saya Wei Jing." Suara parau dan tertahan bergema, seperti robot kaku yang dipaksa bicara.
Yang Jian semakin erat menggenggam golok kayu bakar di tangannya: "Kau bilang kau Wei Jing, lalu aku harus percaya? Bahkan jika benar Wei Jing, kondisimu yang begini sudah hampir hancur. Berapa lama lagi kesadaranmu bisa bertahan setelah dirasuki hantu? Mengapa tidak kau lepaskan saja, biar kuhabisi sekarang sebelum Hantu Gentayangan-mu bangkit dan menimbulkan lebih banyak korban."
Entah Wei Jing saat ini masih hidup dengan sisa-sisa kesadaran yang berdialog, ataukah hantu yang mengendalikannya sambil berpura-pura jadi manusia dengan memori miliknya.
Pada saat ini, mengakhirinya adalah proteksi terbaik.
Karena itu, Yang Jian tak lagi berniat memenuhi transaksi Wang Xiaoming, melainkan bertekad menghabisi Wei Jing.
Wei Jing terdiam, seolah benar-benar merenung. Ada bagian dalam dirinya yang mengakui kebenaran perkataan Yang Jian - kondisi ini hanyalah kilasan kesadaran sementara, mungkin karena hantu dalam tubuhnya sempat terkendali selama perlawanan tadi sehingga bisa tersadar.
Tapi pengendalian seperti itu tak mungkin abadi.
Justru dengan dihabisi Yang Jian saat kesadaran singkat ini, situasi akan lebih menguntungkan.
"Kau... benar." Perlahan Wei Jing melepaskan pegangan pada pergelangan tangan Yang Jian, mengambil keputusan akhir.
"Tunggu!"
Tiba-tiba suara Wang Xiaoming terdengar dari kejauhan. Tak diketahui sejak kapan pria itu telah berada di jalan raya, menyaksikan seluruh kejadian.
Mata hantu Yang Jian menatapnya tajam: "Apa maksudmu?"
"Jangan habisi dia. Tak perlu kau ganti hantu dalam tubuh Wei Jing. Cukup kurung dia di ruangan laboratorium. Sisanya akan kutangani." Wang Xiaoming berbicara dengan nada serius.
"Kau mau menciptakan Guicha lagi?" kata Yang Jian.
Wang Xiaoming berkata: "Tiga syarat yang sudah kujanjikan tetap berlaku."
Ekspresi Yang Jian menjadi serius: "Dia sekarang sudah diinvasi hantu. Bisa jadi ini kesadaran sementara, atau mungkin hantu yang sedang bicara. Mustahil membuat Wei Jing bertahan hidup. Jangan lakukan hal yang tidak realistis."
"Jika ada masalah, kau tak perlu bertanggung jawab. Asal kau mengurungnya, urusan selanjutnya bukan lagi wewenangmu," kata Wang Xiaoming.
Alut Yang Jian berkerut dalam-dalam.
Jelas, kesadaran sementara Wei Jing tadi memicu minat Wang Xiaoming. Bisa jadi pria ini punya ide gila lainnya.
"Terserah kau, ini lebih menghemat urusan saya."
Setelah ragu sejenak, Yang Jian tidak langsung menggunakan Wilayah Hantu. Dia mulai menginvasi laboratorium yang sebelumnya.
Dengan menggenggam Wei Jing dan bayi hantu, dia berpindah langsung ke lantai empat laboratorium. Di sini ada ruangan khusus yang belum rusak seperti ruang eksperimen di lantai lima.
Meski Wei Jing bisa bergerak, keterbatasannya membuatnya mudah dipindahkan oleh Yang Jian yang sedang mengendalikan kekuatan.
Wang Xiaoming melirik sekeliling, menyadari mereka kembali ke laboratorium bawah tanah lantai empat. Segera dia membuka pintu gerbang ruang khusus: "Ruangan ini cukup untuk mengurungnya."
"Jangan lupa Wei Jing juga punya Wilayah Hantu level tinggi. Orang biasa tak bisa menginvasi. Kalau dia kabur, jangan harap aku yang membereskan kekacauanmu!" Seru Yang Jian sambil melemparkan Wei Jing ke dalam, lalu mengunci pintu dengan cepat.
Wei Jing tergeletak di tanah seperti mayat, kaku tak bergerak.
Situasi baru berubah setelah Yang Jian melepaskan tangan dan memerintahkan hantu anak menyimpan kepala manusia mati yang membusuk itu.
Wei Jing yang terkunci di dalam ruangan kembali berdiri. Leher yang terpelintir 180 derajat segera pulih seperti semula, bahkan tulang leher yang patah tadi juga menyambung kembali. Luka di tubuhnya sembuh secara drastis.
"Dia... kerusakannya menghilang. Tubuhnya seperti mengalami restart." Kelopak mata Yang Jian berkedip tak terkendali.
Pantas saja Wei Jing sulit dikendalikan. Setelah diinvasi hantu dalam tablet leluhur, dia seolah memperbaiki cacat sistemnya. Padahal ini belum Guicha sejati. Jika hantu penjara sejati mendapat kemampuan ini, mengerikan! Sekalipun dibongkar golok kayu bakar, mungkin bisa cepat pulih.
"Cukup."
Wang Xiaoming mengamati situasi. Wei Jing berdiri di balik etalase kaca, bola mata kelabu-nya mengintai ke arah sini seakan memata-matai kerumunan.
Namun ruangan khusus ini bisa mengisolasi banyak hal, contohnya persepsi hantu gentayangan... sehingga Wei Jing tak bergerak.
"Dia lebih sulit dihadapi dari perkiraan. Jika tidak kehilangan kendali, pasti jadi Pengendali Hantu termasyhur." Kata Yang Jian: "Sayang, dia tumbang sebelum sempat beraksi."
Jika Wei Jing masih hidup, pasti mampu melawan Pengendali Hantu level jabatan seperti Fang Shiming.
“Dia belum mati, aku bisa merasakannya.” Wang Xiaoming berkata: “Asalkan Wei Jing mencapai Keseimbangan Baru dan mengendalikan Hantu di dalam tubuhnya, dia akan pulih.”
“Heh, meski terbangun, belum jelas apakah Wei Jing masih manusia atau sudah jadi Hantu.” Yang Jian terkekeh sinis, tak yakin.
Wang Xiaoming berkata: “Aku akan menilai sendiri. Urusanmu sudah selesai, kau boleh pergi.”
“Tidak, aku ingin tahu seluruh alur kejadian, apalagi tentang...keberadaan jebakan itu.” Yang Jian bersikeras.
Meski sebelumnya Wang Xiaoming sudah menjelaskan sekilas, tetap tak dipercayainya.
Yang Jian harus mengungkap di mana tepatnya jebakan kertas kulit manusia itu, dan rencana apa yang disembunyikannya. Walau berhasil hidup kembali tanpa cedera, beberapa hal tetap mengganjal di hati.
