“Kondisi Yang Jian saat ini mungkin masih belum sebanding dengan hantu sejati, tetap perlu berhati-hati dan memiliki risiko terbalik, namun di lingkaran sosial Pengendali Hantu, dia mutlak merupakan eksistensi paling termasyhur. Tidak berani dikatakan nomor satu, tapi pasti termasuk dalam tim pertama. Lagipula, butuh beberapa kali ujian nyawa untuk mencapai posisi hari ini.”
“Sementara anggota lain seperti Pei Dong ini, mungkin sudah menjadi Pengendali Hantu lebih lama darinya, namun sebagian besar waktunya hanya hidup merana dan menyia-nyiakan waktu.”
“Kini, kehadirannya bagaikan serigala yang menyusup ke kawanan domba, cukup membuat gentar seluruh kerumunan.”
“Pengendali Hantu yang hanya menguasai satu hantu, jika bukan termasuk kategori luar biasa, di hadapan Yang Jian hanyalah orang biasa. Sedangkan tingkat kematian orang biasa yang berhadapan dengan peristiwa supranatural sudah bisa dibayangkan.”
“Maka tidak aneh Zheng Long si Pengendali Hantu ini langsung dihabisi Yang Jian dalam sekejap.”
“Saat ini.”
“Pei Dong sudah tidak bisa tetap tenang. Wajahnya berubah-ubah. Berhadapan dengan ketegasan Yang Jian, ia sadar perkataannya sama sekali tak berpengaruh. Dia benar-benar menunjukkan sikap ingin menggilas kalian, menekanku sampai sesak napas. Dan faktanya, Yang Jian memang bertindak seperti ini.”
“Langsung menebas satu anggota di awal.”
“Itu pun dalam situasi dimana dia sudah berhasil meretas Wilayah Hantu ini.”
“Mundur saja! Yang Jian ini terlalu mengerikan. Kurasa Fang Shiming mungkin sudah binasa di tangannya. Meski jumlah kami banyak, sekarang benar-benar tidak perlu terus melawan makhluk seperti ini.”
Di dalam gedung yang redup, sosok seseorang membuka mulut berbicara, meskipun di dalam Wilayah Hantu terlihat memiliki jarak yang sangat jauh.
Sebenarnya ini mungkin sejenis ilusi, mungkin saja berada di sekitar sini.
"Mundur? Bagaimana caranya mundur, kalian harus pahami, sekarang bukan kita yang mengendalikan semua ini, melainkan Yang Jian yang memimpin. Aku melihat sekeliling melalui Wilayah Hantu, hasilnya coba tebak - Kabupaten Xiao'an sepi mencekam tanpa satu orang pun. Ini membuktikan wilayah luar sudah tertutup oleh Wilayah Hantu Yang Jian. Aku pun tak tahu bagaimana dia melakukannya."
"Tapi aku yakin, begitu Wilayah Hantuku tak bisa bertahan, kita akan menerima serangan paling mengerikan dari Yang Jian. Dalam sekejap, kita semua akan tercerai-berai lalu bernasib sama seperti Zheng Long - ditaklukkan satu per satu. Jumlah personel sama sekali tidak memberi keunggulan." Sosok lain yang gelisah berkata.
"Sekali lancung ke ujian, bertarung nyawa dengannya!"
Pei Dong menggertakkan gigi: "Tak bisa kabur, hanya bisa mempertaruhkan nyawa. Apa harus benar-benar membungkuk-bungkuk minta ampun? Aku juga punya harga diri."
"Kita tak layak bertarung nyawa. Selama tidak bisa meretas Wilayah Hantu Yang Jian, sekuat apapun kita menggunakan kemampuan hantu dalam tubuh, tetap tak bisa melukainya. Karena hantu seberapa pun mengerikannya tetap butuh media pemicu untuk membunuh. Ambil contohmu Pei Dong - seranganmu yang hampir pasti mematikan bahkan bisa menekan hantu. Tapi sekarang suruh meraba kepala Yang Jian, bisakah kau lakukan?"
Wajah Pei Dong berubah muram. Ia memandangi siluet Yang Jian yang tertutup cahaya merah, di hatinya benar-benar tidak ada keyakinan.
“Tidak bisa dilakukan, benar? Wilayah Hantu Yang Jian jauh lebih rumit dari perkiraanku. Kau mengira Yang Jian sekarang berdiri tepat di hadapanmu, tapi sebenarnya itu mungkin ilusi. Yang sebenarnya, mungkin dia sedang jongkok di suatu tempat sambil makan kuaci, memandangi kita. Saat kau akhirnya melakukan pembelaan diri, kau baru sadar yang kau serang ternyata orang asing. Bahkan lebih keterlaluan, Hantumu meraba, mungkin yang diraba bukan kepala Yang Jian, melainkan segumpal kotoran di toilet.”
Siluet orang yang gelisah itu mondar-mandir di dalam gedung, kemudian cepat-cepat mengutarakan keberatannya.
“Lepaskan Tong Qian saja. Kali ini yang datang Feng Quan kita masih bisa menang. Siapa sangka memancing malah dapat ikan hiu? Meski sayang melewatkan kesempatan ini, lebih baik daripada kita semua mati di sini.”
“Lagipula, hanya dengan hidup ada harapan. Kalau sudah mati, semuanya lenyap.”
“Ada benarnya. Kesempatan kami untuk menghabisi Yang Jian sekarang kecil. Merugi sedikit tidak masalah.”
Pei Dong berkata; “Kalian benar-benar mengira setelah menyerahkan Tong Qian, Yang Jian akan melepaskan kita? Jangan lupa apa yang telah kita lakukan padanya. Untuk menggali rahasia di tubuhnya, kita sudah benar-benar membuatnya marah. Begitu dilepaskan, kita harus siap menghadapi balas dendam gilanya. Apalagi nanti di belakang Tong Qian masih ada Yang Jian yang berdiri.”
Anggota lainnya terdiam.
Justru karena mengerti penjelasan logis ini, mereka terjepit di antara dua pilihan sulit. Jika tidak, mana mungkin berhadapan begitu lama.
“Waktu tidak banyak lagi, Wilayah Hantu Yang Jian akan segera meretas masuk. Saat itu terjadi, kita sama sekali tidak punya ruang untuk berunding.” Siluet yang gelisah itu mendesak.
“Sialan, Fang Shiming ini menjebak orang. Bukankah dia bilang Yang Jian akan segera mati? Siapa sangka dia masih hidup segar-bugar.”
Pei Dong menggigit giginya hingga berderit, ekspresinya garang. Jejak di wajahnya kembali terkoyak, memperlihatkan daging dan darah merah segar.
Ribuan perhitungan mereka, tapi luput memperhitungkan Feng Quan yang ternyata didukung Yang Jian. Lagi pula Yang Jian ini lebih sulit dihadapi dari perkiraan, baru bertemu langsung saja satu anggota kita sudah tewas.
Sebelumnya satu lawan enam saja tidak berani sembarangan bertindak, apalagi sekarang satu lawan lima, semakin tidak ada keyakinan.
Suara beberapa orang mereka saling bertautan, rumor kacau-balau yang saling bersahutan. Meski keberatan masing-masing berbeda, arah umumnya sama: mereka benar-benar tidak bisa bermain fair dengan Yang Jian. Kali ini harus menyerah. Soal cara menyerah dan menyelesaikan damai, itu tergantung Pei Dong.
“Yang Jian, kali ini kami yang salah. Tong Qian akan kami serahkan. Kejadian hari ini kita hentikan di sini, setuju?” Seiring kesepakatan itu, Pei Dong pun tak bisa bersikap keras lagi. Dengan gigit gigi, dia mengalah.
Prestise hari ini habis tak bersisa.
Diinjak-injak oleh pendatang baru seperti ini, kalau orang lain mungkin sudah dihabisinya.
“Oh, sekarang mengakui bahwa kau yang melakukan kesalahan? Kalau sudah salah, harus menunjukkan sikap orang bersalah. Ekspresi pembunuh di wajahmu itu bagaimana? Apa kau masih membangkang? Tak masalah, lanjutkan saja bertarung. Aku tak peduli.”
Wajah Yang Jian dingin. Saat ini, pandangannya beralih, terus menatap dengan intens ke area kosong di dunia redup itu.
Di sana, ada seseorang.
Invasi Wilayah Hantu sudah mencapai tahap ini. Yang Jian mulai bisa merasakan situasi di dalamnya.
Meski samar-samar.
Tapi dalam pandangan Mata Hantu, masih terlihat sosok berbentuk manusia.
"Ini sumber Wilayah Hantu lawan."
Seketika.
Sosok gelisah itu merinding, wajahnya penuh ketakutan saat ditatap Mata Hantu: "Apa ini lelucon? Dia bisa menentukan posisiku meski terhalang Wilayah Hantu?"
Tunggu, ada yang tidak beres.
Sang Pengendali Hantu yang gelisah itu tiba-tiba menyadari: Di dalam Wilayah Hantu lawan, cahaya merah yang lebih padat muncul. Cahaya ini langsung merobek Wilayah Hantunya, menekan dengan agresif tanpa bisa dihalangi.
"Pei Dong, Yang Jian akan bertindak! Dia tak mau menyelesaikan ini damai. Cepat pergi!" Teriak penuh ketakutan menggema.
Sekarang dia paham: Ancaman Yang Jian untuk membunuh pengendali hantu pemilik Wilayah Hantu bukanlah lelucon. Selama ini dia sedang mencari kesempatan untuk mengunci posisi.
Dan sekarang, kesempatan itu tiba.
"Apa?!"
Pei Dong secara refleks menoleh ke belakang, tapi ketika dia menyadari Yang Jian akan bertindak dan berusaha menghalangi, siluet orang di depannya sudah menghilang.
Yang berdiri di hadapannya sama sekali bukan Yang Jian sendiri.
Melainkan sebuah pohon biasa di tepi jalan yang tidak menarik perhatian.
Dia sudah berbicara lama kepada sebatang pohon, seperti orang lemah daya.
"Omong kosongmu terlalu banyak. Aku sudah memberi kalian kesempatan tapi tidak kalian ambil. Sekarang masih ingin menyelesaikan damai denganku? Bermimpi."
Tiba-tiba, telapak tangan hitam yang kaku dan dingin muncul entah dari mana, langsung mencekik leher orang itu.
Zhou Jiefeng merasakan sesak napas yang hebat. Lehernya berderak-derak, tulangnya hampir remuk. Yang paling mengerikan, dia menemukan tubuhnya dipenuhi telapak tangan pucat dan kebiruan yang merayap dan mencengkeram setiap urat daging serta inci darah dalam tubuhnya.
Tubuhnya mulai mati rasa.
Tidak hanya itu, hantu di dalam tubuhnya juga seolah menghilang, meredup sepenuhnya.
Dia ingin melawan, berbicara, mengangkat tangan untuk memutar-mutar telapak tangan Yang Jian, tapi tidak bisa. Matanya membelalak memandangi pemuda dingin di hadapannya.
Wilayah Hantu kini lenyap.
Digantikan oleh dunia merah menyala.
"Lagi-lagi orang yang mengendalikan hantu?" Yang Jian mengerutkan alut, heran.
“Zheng Long yang sebelumnya kuhabiskan juga seperti ini, Zhou Jiefeng ini pun sama. Jika dianalisis, situasi setiap orang dari mereka seharusnya serupa, sama sekali tidak ada yang bisa menguasai dua hantu.”
“Tidak mengendalikan dua hantu tapi bisa hidup sama lamanya dengan Feng Quan, mungkinkah mereka punya metode khusus?”
Memikirkan ini, Yang Jian tidak langsung menggilas Zhou Jiefeng, melainkan sedikit mengendurkan cengkeramannya.
“Bagus, cukup peduli pada rekan setim. Di saat genting berhasil mengirim Pei Dong dan anggota lainnya. Penggunaan Wilayah Hantumu cukup mahir.” Yang Jian melirik ke arahnya, seiring menghilangnya wilayah hantu orang ini, anggota lain juga ikut lenyap.
“Berhadapan dengan orang berbahaya sepertimu, benar-benar tak boleh lengah sedikitpun, batuk-batuk... Seketika kau membuat kami tercerai-berai. Tim enam Pengendali Hantu hancur dalam hitungan menit, pantas disebut andalan markas.” Zhou Jiefeng terengah-engah, wajahnya tetap memerah.
Meski Yang Jian sedikit mengendurkan cengkeraman, dia tetap tak bisa bergerak karena tekanan dari hantu masih berlaku. Bukan sekadar melepas pegangan lalu semuanya beres.
“Bawa aku menemui Tong Qian, mungkin aku akan melepaskan mereka. Kalau tidak, jika aku nekat mencari, mereka takkan bisa kabur jauh.” Kata Yang Jian dengan wajah dingin.
“Kakak Kaki, lebih baik aku kejar dan habisi Pei Dong cs, biar tak membuat onar lagi nanti.” Feng Quan mendekat dengan sikap tegas.
Barusan dia dirugikan, sekarang ingin memukuli anjing yang sudah jatuh ke air.
Yang Jian berkata: "Kalau kau kejar pasti akan mengalami musibah. Kelinci yang terdesak masih bisa menggigit, apalagi para Pengendali Hantu ini. Urusan penting harus diutamakan, cari Tong Qian dulu. Nyawa mereka tak berharga, tidak sepenting Tong Qian."
"Kalau tidak mencabut sampai akar, bagaimana kalau nanti membalas dendam?" Saat itu suara seorang wanita terdengar. Huang Ziya tiba-tiba muncul di sebelah.
Dia sebenarnya selalu ada, hanya terselubung oleh Wilayah Hantu.
Zhou Jiefeng menyipitkan bola matanya, perasaan mengerikan yang tak jelas merayap di hatinya.
Masih ada orang yang bersembunyi di dekat sini?
Andai tadi benar-benar bentrok, pasti kami dihabisi semua. Karena sebenarnya bukan satu lawan enam, melainkan tiga lawan lima.
Sebenarnya kalau benar-benar bertarung, akhirnya bukan tiga lawan lima, tapi empat lawan lima. Masih ada bocah nakal berjubah Shou dengan lonceng yang belum datang. Yang Jian hanya perlu memperluas Wilayah Hantu sampai ke vila di pinggiran kota untuk memanggilnya.
Dengan jangkauan ini, itu bisa dilakukan.
Yang Jian melirik Huang Ziya: "Pemikiranmu aneh. Mereka tidak bisa mengalahkan kami, seharusnya lebih takut kami yang balas dendam. Berani-beraninya mereka? Pernah lihat rakyat kecil yang berani membalas dendam ke orang kaya? Kalau tidak kabur ke luar negeri saja sudah bagus."
"Hmm..." Huang Ziya berkedip-kedip.
Sepertinya ada benarnya juga.
Jangan-jangan ini pola pikir para jagoan?
"Kenapa? Tulangmu keras, tidak mau bicara? Atau sedang mengulur waktu agar anggota timmu bisa lari lebih jauh?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah, menatap tajam Zhou Jiefeng yang sedang dipegangnya.
"Kakinya terangkat dari tanah, seluruh tubuhnya lunglai tergantung, banyak telapak tangan mengerikan merayap di tubuhnya, bagaikan mayat yang sudah mati."
"Jangan lupa, kau sekarang hanya orang biasa, dan untuk membuat orang biasa bicara, saya punya banyak metode. Jadi jangan buang waktu saya."
Zhou Jiefeng terdiam sejenak lalu berkata: "Baik, saya akan mengantarmu menemui Tong Qian."
Dia tidak meragukan kebenaran kata-kata Yang Jian. Daripada terus disiksa, lebih baik mengakhiri semuanya dengan cepat.
Lagipula sekarang bahkan bunuh diri pun tidak bisa dia lakukan.
