"Yang Jian mengambil risiko besar dengan mendekati Hantu Ketuk Pintu. Sesuai skema yang telah direncanakan di otaknya sebelumnya, kombinasi Tangan Hantu, Bayangan Hantu, dan Kepala Manusia Mati yang Membusuk di tangan Anak Hantu - tiga hantu ini seharusnya cukup untuk mengendalikan arwah gentayangan level ini. Bahkan menurut perkiraannya, gabungan Tangan Hantu dan Kepala Membusuk saja sudah cukup."
"Kenyataannya membuat Yang Jian menyadari bahwa situasi ini jauh lebih rumit dari yang dibayangkan."
"Orang tua kurus kering penuh Bercak Mayat ini ternyata bukan sekadar hantu biasa. Aturan membunuh dengan mengetuk pintu mungkin hanya salah satu pola yang terlihat. Masih banyak hal mengerikan yang tersembunyi dalam diri orang tua ini, yang sering diabaikan secara refleks oleh banyak orang."
"Sial!"
"Di momen krusial saat Yang Jian bertarung dengan Hantu Ketuk Pintu, tiba-tiba bola matanya menyempit. Rambutnya seakan berdiri tegak karena teror yang tiba-tiba."
"Dia melihat Kepala Manusia Mati yang Sangat Membusuk di tangan Anak Hantu itu perlahan mulai mengambang. Secara bersamaan, efek pengendalian dari kepala itu langsung menghilang."
"Kepala mayat membusuk itu harus terus menatap target untuk bekerja efektif. Sekarang mengambang, arwah gentayangan telah keluar dari jangkauan pandangannya. Akibatnya, efek pengendalian menjadi tidak akurat - ini sangat berbahaya karena sebelumnya butuh gabungan tiga hantu hanya untuk sekadar mengendalikan gerakan arwah itu."
Namun sekarang... salah satu kekuatan utama yang mengendalikan hantu gentayangan telah hilang, ini menunjukkan bahwa aksi hantu gentayangan setidaknya bisa pulih separuhnya.
"Apakah itu mulai melawan?"
Telapak tangan Yang Jian yang menggenggam hantu gentayangan merasakan tubuh kurus dan dingin itu mulai bergerak. Lengan itu bergoyang-goyang dengan kekuatan ganjil yang tak pantas, seakan akan melepaskan diri dari kendali tangan hantu. Namun perlawanan ini masih dalam batas kendali, walau hanya bisa menahan separuh tubuh hantu ini.
"Bahaya..."
Orang tua di depan itu berbalik badan, sepertinya mengawasi Yang Jian yang terus melakukan gerakan-gerakan kecil di belakangnya. Aura misterius menyelimutinya dan mulai mencoba merasuki tubuhnya.
Perlindungan Guci Hantu masih berlanjut.
Tapi Yang Jian kini melihat di pergelangan tangan yang digenggam orang tua itu mulai muncul bercak-bercak mayat.
Padahal pergelangan tangannya yang digenggap itu memakai sarung tangan emas, tidak benar-benar bersentuhan dengan hantu. Emas seharusnya bisa mengisolasi pengaruh kekuatan gaib. Walau begitu, aura ganjil yang menggerogoti dari sekitarnya telah membuat kondisi tubuh Yang Jian memburuk drastis.
Bercak mayat menyebar sepanjang lengan dengan kecepatan yang tak berkurang, malah semakin intens. Jika terus begini, tubuh Yang Jian akan segera membusuk dan berubah total menjadi mayat.
Perlu diketahui, meski Yang Jian saat ini telah mengendalikan tiga ekor hantu, bagian yang benar-benar bisa dianggap sebagai hantu hanyalah telapak tangan yang tidak utuh dan beberapa mata hantu. Bayangan hantu bahkan tidak bisa dianggap sebagai bagian tubuh, lebih mirip bayangan yang menempel pada tubuhnya. Oleh karena itu, sebagian besar tubuhnya masih termasuk dalam kategori orang hidup.
Tubuh orang hidup sangat rapuh dan mudah terkikis oleh hantu gentayangan.
"Guci Hantu sedang membantuku menahan erosi ganjil ini. Jika tidak, tubuhku pasti sudah membusuk seluruhnya... Tapi terus begini jelas tidak bisa. Tanpa cara untuk mengendalikan Hantu Ketuk Pintu, mustahil untuk mengurungnya. Lagipula, kepala manusia mati yang membusuk itu sudah melayang pergi. Sangat mungkin hantu dari peristiwa balon kepala manusia telah mendapatkan puzzle ini."
"Begitu puzzle ini selesai, kejadian apa yang akan terjadi sama sekali tidak bisa diprediksi."
"Harus membuat pilihan sekarang juga."
Keringat dingin mulai mengucur di tubuh Yang Jian. Situasi saat ini sudah mencapai ambang kekacauan. Dia harus memilih: mundur segera atau terus bertarung mati-matian.
Sebenarnya bukan tidak ada modal jika ingin terus bertarung.
Masih ada mata hantu yang belum digunakan, juga golok kayu bakar ganjil yang berkarat bisa langsung digunakan untuk membongkar Hantu Ketuk Pintu.
Hanya saja pengorbanannya mungkin terlalu besar. Tujuan sebenarnya Yang Jian hanya ingin merampas barang dari tubuh Hantu Ketuk Pintu, bukan benar-benar bertarung habis-habisan. Lagipula ini adalah Kota Kobe, bukan Kota Dachang yang berada di bawah yurisdiksinya.
"Jika terus bertarung keras dalam situasi seperti ini, saya akan sangat dirugikan. Bisa saja benar-benar mati di sini. Lagipula, barang yang diinginkan sudah didapat..." Pemikiran untuk mundur langsung muncul di benak Yang Jian.
Mundur!
Hantu Ketuk Pintu terlalu mengerikan. Semua serangan uji coba di tahap pertama gagal total. Untuk mengatasi hantu ini, harus dibuat rencana dan skema baru yang lebih matang di kemudian hari.
Begitu keputusan dibuat, Yang Jian bertindak dengan gesit seperti kilat.
Bayangan hantunya mulai ditarik kembali dengan cepat. Namun saat mundur, salah satu lengan bayangan itu menyelipkan sesuatu dari saku jubah panjang kuno yang dikenakan Hantu Ketuk Pintu. Dalam situasi darurat ini, Yang Jian tidak sempat memeriksanya detail. Dia segera melepaskan cengkeraman Tangan Hantu.
Tekanan dari Tangan Hantu dan Bayangan Hantu menghilang bersamaan.
Pada detik itu, Hantu Ketuk Pintu mendapatkan kembali kebebasan geraknya sepenuhnya. Tak ada kekuatan apapun yang bisa mempengaruhinya lagi.
Orang tua kurus berbercak mayat itu kini sepenuhnya membalikkan badan. Tangannya masih mencengkeram pergelangan tangan Yang Jian, seolah bersiap melakukan aksi lanjutan.
"Krek!"
Bersamaan dengan itu, di sudut toko jalanan tersebut, sebuah keramik aneh yang sebelumnya terpajang di sana kini dipenuhi retakan. Tampaknya beban yang ditanggungnya telah mencapai batas maksimal. Seketika benda itu pecah berantakan menjadi serpihan-serpihan.
Satu buah Guci Hantu telah benar-benar terkonsumsi habis.
Dengan hilangnya lapisan perlindungan tak kasat mata dari Guci Hantu, kengerian hantu gentayangan itu kini harus dihadapi secara langsung.
Yang Jian pada saat ini merasakan ancaman mengerikan, perasaan merinding ini membuatnya menyadari situasi yang dihadapi. Tanpa ragu, dia langsung menumpuk Mata Hantu dan mengaktifkan Wilayah Hantu.
Seketika, Wilayah Hantu empat lapisan teraktifkan.
Cahaya merah menyelimuti tubuhnya, sekaligus menyebar ke area sekitar, mencakup Nagasawa di persimpangan jalan dekat sana, Mishima, serta Keiko sang penerjemah. Bahkan Anak Hantu bisa dengan bebas masuk-keluar wilayahnya.
Meski area Wilayah Hantu Hantu Ketuk Pintu bertambah luas, sebenarnya tidak terlalu berbahaya, jauh lebih rendah daripada Wilayah Hantu Guicha dulu.
Atau bisa dikatakan, kemampuan Yang Jian dalam bidang Wilayah Hantu telah melampaui banyak hantu gentayangan sejati. Bagaimanapun, sebagai hantu pertama yang dikendalikannya, tingkat kebangkitan dan penguasaan Mata Hantu sangat tinggi.
Seketika.
Wilayah Hantu merah menggantikan dunia redup ini. Orang tua mengerikan berbaju panjang itu ikut menghilang. Jalanan dan bangunan sekitar berubah drastis - dari lokasi perkotaan tiba-tiba berpindah ke jalan raya di pinggiran kota Kobe.
Budak-budak hantu yang berduyun-duyun lenyap. Kepala-kepala manusia mati yang melayang di langit pun menghilang.
Perubahan tiba-tiba ini membuat semua yang dialami sebelumnya terasa seperti mimpi buruk belaka.
Wilayah Hantu saling menyerang, Yang Jian membawa orang lain keluar dari Wilayah Hantu hantu ketuk pintu, mundur sementara dari kota Kobe yang mengerikan itu.
"Berhasil keluar."
Yang Jian tidak bisa menahan kelegaannya. Di saat genting, Wilayah Hantunya masih bisa menyelamatkan nyawa. Jika tidak, dia harus menggunakan Boneka Pengganti Nyawa, bahkan golok kayu bakar ganjil itu.
Beberapa orang yang ikut juga berhasil dia bawa keluar.
Anak hantu juga tidak terpengaruh, berdiri di tempat yang tidak jauh.
Hanya kepala manusia mati yang sangat membusuk itu menghilang. Wilayah Hantu Yang Jian yang menutupi area sebelumnya tidak berhasil membawa pulang kepala yang perlahan terbang ke udara. Kekuatan empat lapisan Wilayah Hantu sepertinya terganggu, akhirnya kehilangan hantu gentayangan yang sangat berharga.
"Ternyata benar... Ada hubungan antara kepala itu dengan balon kepala manusia. Begitu kepala ini dikeluarkan dari tas anak hantu, langsung diawasi, seolah tertarik oleh sesuatu. Andai bukan karena masalah di bagian ini, aku tak perlu membuat keputusan sulit."
"Satu-satunya hal yang patut disyukuri, dugaan sebelumnya benar. Di saku hantu ketuk pintu memang ada sesuatu."
Tatapan Yang Jian beralih ke bawah kakinya.
Bayangan hitam tanpa kepala tampak berdiri setengah badan. Di telapak tangan bayangan itu, sebuah kotak kayu persegi berukuran lebih besar dari telapak tangan muncul di depan mata.
Pada kotak kayu ini tidak terasa aura aneh apapun, juga tidak ada keistimewaan khusus. Yang Jian hanya tahu permukaan kotak ini dilapisi cat emas yang mengisolasi pengaruh kekuatan gaib, sekaligus menghalangi pengintaian mata hantu.
"Sembunyinya memang sangat rapi, demi barang ini nyaris saja dihabisi hantu gentayangan."
Yang Jian tidak buru-buru menyelidiki. Ia mengambil kotak tersebut, lalu memasukkannya ke dalam kotak emas yang lebih besar dari tas barangnya.
Belum pasti isinya apa, lebih baik berhati-hati sementara waktu.
