Awalnya proyektor tangan ini hanya dianggap sebagai permainan dalam pesta bangsawan untuk mengusir suasana jenuh. Namun tak disangka, adegan kematian Yamazaki justru mengubah permainan ini menjadi sesuatu yang luar biasa.
Dia dibunuh oleh hantu di kota ini.
Meski tidak tahu tanggal pastinya, tapi dari perkiraan waktu seharusnya terjadi belum lama ini.
Tapi yang benar-benar membuat semua orang ketakutan bukanlah kematian Yamazaki.
Saat pria kedua bernama Kanagawa menggunakan proyektor tangan itu, hasilnya adegan kematiannya juga terungkap. Dia pun mati dengan gejala yang identik persis dengan Yamazaki: mayat tergeletak di samping dengan kepala terpisah dari leher, berguling-guling di sebelahnya.
Satu-satunya perbedaan adalah lokasi kematiannya bukan di jalanan, melainkan di sebuah izakaya. Dalam gambaran itu terlihat orang-orang biasa yang panik berhamburan meninggalkan tempat tersebut.
Tapi saat adegan hampir berakhir, semua orang kembali melihat sosok aneh berpakaian sepatu kulit dan celana barat berdiri secara ganjil di sudut izakaya. Kali ini sosok itu tidak bergerak, membeku di tempatnya cukup lama.
"Kanagawa juga tewas, dan mayatnya ditemukan di dekat hantu berpakaian sepatu kulit itu."
Pada momen ini semua orang terkejut.
Sepatu kulit yang sama, celana barat yang sama. Ini menandakan itu adalah hantu yang sama. Hantu ini telah menghabisi Yamazaki, lalu Kanagawa. Situasi di lapangan sangat ganjil - selain Kanagawa yang tewas, tidak ada korban jiwa lain.
"Hantu ini jelas sangat spesifik, bukan pembunuhan acak."
"Jika benar demikian, maka ini sungguh mengerikan."
"Hantu ini diduga telah mengabaikan aturan membunuh hantu, mulai aktif memilih target."
"Tidak mungkin, apa aku juga akan dibunuh oleh barang itu?" Pria bernama Kimura itu menggigit gigi, wajahnya memerah malu marah, namun lebih banyak ketakutan dan kecemasan dalam kemarahannya.
Ketua klub Mitsushima kini wajahnya muram, karena ia merasa permainan kematian kali ini seolah mulai tak terkendali. Adegan kematian yang berbeda-beda kini melibatkan seekor hantu, mengubah takdir semua orang.
Dengan suara berat ia berkata: "Tampaknya benar-benar meramalkan kejadian luar biasa. Kimura, kau duduk dulu dan tenang. Fujiwara, coba kau yang mencoba."
Pria lain itu ragu sejenak, kemudian mengangguk dan berdiri mendekati proyektor putar tangan itu.
Dengan wajah suram, Kimura kembali duduk.
Tak lama kemudian.
Adegan kematian orang ketiga muncul. Yang membuat ngeri, pria bernama Fujiwara ini mati dengan cara sama: jasadnya tengkurap di dalam rumah, kepala berguling di sebelah, sementara pintu gerbang rumah terbuka lebar dengan separuh kaki terlihat di ambang pintu.
Itu adalah kaki bersepatu kulit dengan celana pantalon.
Hantu itu kembali muncul dalam gambaran.
"Situasi... tidak beres," seseorang bergumam tak sadar, kepalan tangannya menggenggam erat.
Anggota ketiga dari Komunitas Pengusir Roh terbunuh oleh hantu, meski hanya situasi yang muncul dalam gambaran masa depan, namun keadaan ini tak lama kemudian akan berkembang menjadi kenyataan.
"Ishida, sekarang giliranmu..." Ketua Komunitas Mitsushima terus membuka mulut.
Dia ingin permainan ini terus berlanjut, untuk melihat gambaran anggota keempat.
Orang keempat bangkit dari kursinya, menggantikan Fujiwara yang sebelumnya, kemudian mulai menggunakan proyektor tangan ini.
Adegan kematiannya pun muncul.
Seperti yang diperkirakan, pria bernama Ishida ini juga mati. Cara kematiannya sama dengan anggota sebelumnya, hanya lokasinya yang berbeda. Dia berada di dalam pesawat, mayatnya duduk tak bergerak sementara kepalanya berguling-gulir di dalam kabin. Akhirnya kepala mayat Ishida ini jatuh di dekat kaki seorang penumpang yang mengenakan sepatu kulit dan celana panjang.
Gambaran berakhir.
Hantu kembali muncul dalam adegan kematian.
"Akan kucoba! Aku tak percaya hantu bisa membunuhku juga!" Serang seorang yang tak percaya dengan meluapkan amarah sambil berdiri, secara aktif ingin melihat hasilnya.
Kenyataan sangat kejam.
Orang ini pun mati.
Tewas di hotel pemandian air panas, dikelilingi beberapa rekan perempuan.
Kepalanya mengambang di permukaan air secara ganjil tanpa tenggelam, sementara mayatnya tergeletak di dalam air hanya menampakkan sosok buram.
Di balik sebuah batu besar di pemandian air panas,
Sepasang kaki bersepatu kulit terlihat.
"Bagaimana bisa ini terjadi?" Pria yang sebelumnya penuh percaya diri itu membelalakkan mata, tak bisa menerima kenyataan hingga roboh terduduk.
Lima orang.
Separuh dari orang di sini menggunakan mesin proyektor manual ini, dan hasilnya mengejutkan: semuanya sama persis. Arti di balik ini sudah jelas.
"Menarik. Ketua klub Mitsubishi sepertinya sedang sial. Anggota klubmu diawasi oleh seekor hantu, satu per satu akan dihabisi di masa depan. Tapi aku tidak yakin ramalan ini akurat. Jika anggota kalian berusaha, mungkin hantu itu tidak akan begitu mudah berhasil. Atau mungkin, Yamazaki baru awal. Hantu itu telah menyelesaikan 'puzzle'-nya, sehingga mulai tak terkendali, menciptakan efek bola salju." Yang Jian mengangkat gelas kosongnya.
Keiko di sebelahnya segera menunduk dan mengisi gelasnya dengan jus.
"Yang Jian, apa maksudmu? Kau bilang semua ini terjadi karena kematianku di awal?" Yamazaki yang sedang kesal itu menatapnya dengan amarah.
Ketua klub Mitsubishi mengerutkan kening.
Meski kata-kata Yang Jian terdengar kasar, tapi masuk akal. Yamazaki mungkin benar-benar memulai rantai malapetaka. Jika masa depan Yamazaki bisa dicegah, mungkin anggota lain bisa diselamatkan.
Yang Jian tertawa: "Jika ingin mengubah masa depan, caranya sederhana. Misalnya, jika aku menghabisi dirimu di sini sekarang, tujuan hantu itu padamu tidak akan tercapai. Menurutmu, apakah kejadian selanjutnya masih akan terjadi?"
Begitu kata-katanya meluncur,
Semua yang hadir langsung memandang Yamazaki dengan tatapan penuh kecurigaan.
Yamazaki ingin membantah, tapi tiba-tiba menutup mulutnya. Keringat dingin mengucur di alutnya.
Adu domba. Ini pasti akal bulus Yang Jian.
Ketua klub Mitsubishi juga terdiam. Ini memang sebuah metode yang mungkin.
"Mengorbankan Yamazaki seorang diri dapat menyelamatkan sebagian besar anggota inti. Ini sepadan."
"Tentu saja, ini hanya sebuah pemikiran. Tidak mungkin benar-benar melakukan ini hanya berdasarkan ucapan spekulatif."
"Yang Jian, jangan keterlaluan! Bisa jadi kau juga akan dihabisi hantu itu, akhirnya sama seperti kami," kata Yamazaki sambil menggigit gigi. "Berani lihat sendiri gambaran kematianmu?"
"Aku pasti tidak akan mati di tangan hantu ini," kata Yang Jian dengan tenang sambil meneguk jus.
Jika harus mati, dia akan mati dalam transaksi dengan lemari hantu atau peristiwa supranatural mengerikan lainnya. Sama sekali tidak masuk akal mati secara tidak jelas dibunuh hantu di sini.
"Kalau tidak melihat, bagaimana kau bisa yakin?" kata Yamazaki.
Yang lain menatap Yang Jian dengan tatapan penuh harap. Jika ada yang mungkin lolos dari gambaran kematian seragam ini, jelas itu Yang Jian.
Jika Yang Jian pun tidak mampu, situasi ini sudah jauh melampaui perkiraan.
"Tuan Yang, bisakah kupercayakan ini padamu? Aku bersedia menghadiahkan keramik pribadi untuk Tuan," pinta Ketua Mitsushima.
"Awalnya aku tidak tertarik, tapi melihat antusiasme kalian, aku akan menemani kalian bermain permainan kematian ini. Sekalian membuat beberapa orang diam." Yang Jian melirik Yamazaki.
"Terima kasih banyak."
Ketua Mitsushima membungkuk memberi hormat.
Tujuannya memohon pada Yang Jian bukanlah rasa ingin tahu, tapi untuk membuktikan bahwa masa depan ini bisa diubah, bukan sesuatu yang mutlak.
Yang Jian dengan santai mengulurkan gelas kaca di tangannya, Keiko di sampingnya buru-buru menyambutnya, lalu berdiri dengan wajah tenang menuju proyektor manual berbentuk tuas itu.
Sambil berjalan, dia melepas sarung tangan dari tangannya.
Telapak tangan kehitamannya terbuka tanpa ditutupi di hadapan semua orang.
"Itukah tangan hantu?" Kerumunan menatap tajam, dalam hati mereka bertanya-tanya.
Data tentang Yang Jian sudah cukup jelas - dia memiliki telapak tangan arwah penasaran, namun detail spesifiknya tidak bisa dipastikan dengan akurat.
Khawatir terkena kutukan, Yang Jian selalu menggunakan tangan hantunya saat menyentuh benda gaib. Sekalipun ada bahaya, tangan itu bisa menahannya. Tapi apakah gerakan tuas oleh tangan penekan hantu ini akan memunculkan gambaran?
Mungkin tak akan ada aktivitas sama sekali.
Jadi dia hanya mendekati mesin itu dengan sikap mencoba-coba.
Seketika itu juga.
Telapak tangan hitamnya menggenggam tuas kemudi dan mulai memutar mesin tua itu.
"Ganbarimasu, Jian-kun!" Keiko tak bisa menahan diri untuk tidak berseru.
"Perempuan, diam! Ini bukan urusanmu," bentak Yamazaki yang lebih tertarik pada adegan kematian seperti apa yang akan ditunjukkan Yang Jian.
Keiko menciutkan lehernya, terus menunduk tanpa berani membuka mulut.
Tapi tak ada yang menegur Keiko - tak ada yang berani menghina perempuan ini karena khawatir menyinggung Yang Jian.
"Yamazaki, tenanglah," kata Presiden Mitsushima.
"Kemampuan Yamazaki Genjitsu menakut-nakuti wanita memang luar biasa, hanya saja performanya saat berhadapan dengan hantu gentayangan terlalu mengecewakan." Yang Jian meliriknya dengan tatapan dingin tanpa emosi.
Tidak seperti yang dibayangkan, setelah tangan hantu menyentuh mesin, proyektor ganjil itu tidak gagal berfungsi. Gambaran visual tetap muncul.
Ini adalah gambaran kematian Yang Jian.
