Di dunia ini, sebagian besar orang pasti penasaran dengan adegan kematian mereka sendiri, Yang Jian bukan pengecualian.
Tapi dia masih berpikir rasional.
Karena Yang Jian khawatir, ramalan yang disebut-sebut sebenarnya adalah kutukan dari proyektor tangan ganjil ini. Adegan kematian mungkin diciptakan oleh mesin ini, sumber sebenarnya kematian. Gambaran masa depan hanyalah rekayasa palsu.
Namun setelah pengamatan terhadap penggunaan oleh beberapa orang sebelumnya, keraguan di hatinya mulai sedikit berkurang.
Meski kemungkinan adanya kutukan masih ada, tapi tidak besar.
Apalagi, bahkan jika ada kutukan, Yang Jian masih dalam periode transaksi dengan lemari hantu.
Saat Yang Jian mengoperasikan,
Proyektor tangan ganjil itu mulai memutar gambar lagi. Setelah proyeksi muncul di dinding, sesuatu yang tak terpahami terjadi. Gambar yang awalnya hitam-putih berubah menjadi merah menyala seperti ternoda darah, bahkan warna merah ini mulai menyebar keluar dari rekaman visual.
Darah menetes ke lantai.
"Apa?"
Semua orang terkejut melihat ini, bahkan beberapa tidak bisa menahan diri untuk berdiri.
Ketua klub Mitsushima pun tertegun. Dia sudah familiar dengan mesin ini, sebelumnya belum pernah terjadi keadaan darurat seperti ini. Biasanya hanya adegan kematian hitam-putih yang normal.
"Ini keanehan yang belum pernah terjadi. Jelas-jelas hanya darah dalam gambaran, tapi malah muncul di dunia nyata... Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
"Adegan yang tidak biasa?"
"Darahnya semakin banyak."
Di aula pesta yang sepi, suasana mulai riuh karena darah yang merembes dari dinding semakin banyak, mengotori layar dan lantai, bahkan mulai meluas ke sekitarnya.
"Lagi-lagi... darah."
Yang Jian mengerutkan alut. Darah ini terasa familiar.
Seperti darah hantu peninggalan temannya Yan Li yang sudah mati, atau darah kutukan yang meluap dari tablet leluhur sebelumnya.
Dirinya memang memiliki masalah. Ada sesuatu yang terus membuntuti, mungkin makhluk gaib tak dikenal atau kutukan transaksi lemari hantu. Intinya, tubuhnya tidak bersih.
Tapi setelah berkali-kali menghadapi maut, hal seperti ini sudah biasa baginya.
Rekaman terus diputar.
Meski darah terus meluap, pemandangan di dalamnya tidak berhenti.
Adegan berkedip akhirnya muncul. Seketika, suatu panorama terpampang di depan kerumunan. Meski gambarnya berwarna merah darah, tetap bisa dilihat dengan jelas.
Dalam rekaman tersebut terlihat sebuah hutan belantara, atau mungkin pinggiran kota. Di kejauhan terlihat beberapa rumah, namun bagian tengah rekaman menunjukkan tanah kosong yang dipenuhi rumput liar dan pepohonan. Di latar depan terlihat jalan tol berkelok-kelok yang membentang hingga menghilang di ujung rekaman.
"Muncul, tapi... ini bukan Kota Osaka, juga bukan negara kita." Seseorang langsung memberikan penilaian.
Beberapa pemandangan dan topografi dalam rekaman sudah cukup untuk menyimpulkan banyak hal.
"Tidak di sini, artinya penyebab kematian Tuan Yang tidak ada hubungannya dengan hantu sebelumnya. Dia berhasil menahan serangan hantu itu," kata pria bernama Jinchuan dengan logis.
Yamazaki langsung berkata: "Jangan bersenang-senang dulu, mungkin hantu itu ada di sekitar. Sangat mungkin barang itu mengikuti kepergian dari sini."
Dia masih tidak percaya Yang Jian bisa menjadi pengecualian.
Lagipula kita semua adalah Pengendali Hantu. Tidak ada alasan mengapa lima enam anggota klub kami tewas oleh serangan hantu tak dikenal, sementara Yang Jian sama sekali tidak terluka.
Secara logika, jika hantu itu begitu mengerikan, takdir dibunuh seharusnya tidak bisa dihindari siapa pun.
"Tempat itu agak familiar bagiku, sepertinya... pinggiran Kota Dachang." Yang Jian mengerutkan alutnya dalam-dalam, mengabaikan rumor orang lain sambil terus mengamati segala detail dalam rekaman.
Dia memiliki kesan tertentu terhadap tempat ini, pernah mengunjunginya di masa lalu.
Pada detik berikutnya.
Gambaran yang diputar mulai diperpendek, seperti lensa film yang mulai berpindah. Tak lama kemudian seiring perubahan lensa, perspektif kerumunan beralih dari jalan tol ke sebidang tanah kosong di luar jalan tol. Tanah kosong itu tidak benar-benar kosong, melainkan terdapat sebuah kolam yang tidak terlalu besar.
Kolam dalam gambaran itu bagaikan kolam darah, penuh dengan darah merah segar. Di permukaannya terendam mayat-mayat, samar terlihat tangan dan kaki mayat mengambang di kolam berwarna merah darah.
Kolam darah yang dipenuhi mayat.
Seluruh kerumunan tertegun, tak menyangka di dunia ini masih ada tempat mengerikan seperti itu.
"Itu adalah wilayah ganjil yang terbentuk dari kebangkitan hantu Yan Li setelah kematiannya... Apakah kematianku berkaitan dengan tempat itu?" Wajah Yang Jian berubah suram, penuh antisipasi sekaligus rasa ingin tahu.
Namun dalam gambaran saat ini, mayatnya belum muncul, juga tidak ada adegan kematiannya.
Tapi rekaman ini baru saja mulai, tak perlu terburu-buru.
Yang Jian terus memutar proyektor itu, sementara gambaran di dinding yang mengeluarkan darah tetap bertahan. Kali ini lensa seolah kembali diperpendek, namun setelah diperpendek situasi kembali tidak beres – gambaran yang awalnya jelas ini mulai buram.
Kekeruhan ini seperti sinyal yang terganggu, gambaran mulai kehilangan bagian-bagian kecil dan perlahan menjadi tidak utuh.
Sepertinya kolam berwarna merah darah itu menyembunyikan teror tak dikenal dan hal-hal gaib, menghalangi mesin proyeksi ganjil ini mengintai situasi di sekitarnya. Persis seperti saat rekaman sebelumnya menangkap hantu sejati, begitu hantu mendekat, gambaran akan berkelip, dan dalam kasus parah bahkan bisa menghilang tanpa bekas.
Terlihat jelas bahwa mesin proyeksi aneh ini memiliki batas kemampuannya.
Gambaran semakin tidak utuh, rekaman pun terus-menerus menghilang.
Namun tiba-tiba, di kolam berdarah itu muncul sesosok mayat yang mengapung dari bawah. Mayat itu kepala menghadap ke atas, punggung di bawah, memamerkan wajah mayat pucat yang masuk dalam pandangan semua orang.
Wajah itu identik dengan Yang Jian, postur tubuh dan gaya berpakaian mayat tersebut juga tidak jauh berbeda dengannya.
Tak perlu diragukan lagi.
Mayat yang muncul itu adalah Yang Jian sendiri.
Dia mati.
Di masa depan, dia tewas terendam dalam kolam darah hantu, menjadi mayat mengambang di dalamnya.
Saat ini.
Gambar tiba-tiba berkedip dan menghilang di titik ini.
Informasi kematian masa depan terputus, mesin proyeksi ganjil ini hanya bisa menampilkan sejauh ini.
"Inikah adegan kematian Tuan Yang? Sungguh tak bisa dipahami." Pria bernama Jin Chuan merenung sejenak: "Tidak terlihat hantu, tidak jelas bagaimana pembunuhannya, bahkan tak nampak bagaimana Tuan Yang jatuh ke sarang hantu itu. Seolah-olah dia sudah berada di kolam darah itu sejak awal."
“Bagus, memang tidak bisa dipahami, tapi bagaimanapun juga, Tuan Yang tidak mengalami nasib yang sama seperti kita. Kaki orang yang mengenakan sepatu kulit dan celana panjang barat dalam gambaran itu tidak pernah muncul.” Seorang lainnya juga mengangguk setuju.
Hasil kematian ini telah melebihi perkiraan kerumunan.
Mereka sempat menduga Yang Jian mati dengan sebab yang sama, atau tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan, atau dalam suatu peristiwa supranatural. Tapi sama sekali tidak menyangka mayat Yang Jian akhirnya terendam dalam kolam darah.
Wajah Yang Jian saat ini sangat tenang. Adegan mayatnya muncul ke permukaan air sama sekali tidak menimbulkan gangguan eksternal baginya. Malah, dia merenung: mengapa dirinya tewas di tangan darah hantu Yan Li yang telah bangkit?
“Darah hantu bisa mengendalikan hantu gentayangan. Mungkin aku tidak dibunuh hantu di kolam darah itu, tapi terpaksa masuk ke sana secara aktif di saat tertentu.”
Sebuah dugaan mengejutkan muncul di otaknya.
Karena ini adalah gaya bertindak Yang Jian. Sekalipun mati, dia akan bertarung sampai kesempatan terakhir. Jika di suatu saat hantu gentayangan bangkit dan semua strategi pengendalian gagal, mungkin dia benar-benar akan melompat ke kolam darah itu untuk memperjuangkan kesempatan.
Setelah merenung sejenak, pikirannya segera kembali fokus.
Apapun penyebab kematiannya, gambaran masa depan seperti apa yang ditampilkan, setidaknya saat ini Yang Jian masih dalam keadaan aman, dan dia belum diawasi oleh hantu itu.
“Sepertinya ada beberapa orang yang tewas. Situasi kematianku agak khusus, tidak sama dengan kita semua.”
Yang Jian menyimpan ketertarikannya, tersenyum tipis. Senyumnya dingin tanpa emosi, sama sekali tidak memperlihatkan ketegangan atau kecemasan di wajahnya.
Ekspresi Yamazaki menjadi muram.
Jelas, gambaran sebelumnya tidak memuaskannya. Adegan kematian Yang Jian yang berbeda juga membuktikan bahwa dia jauh melampaui semua anggota di ruangan ini, semakin menonjolkan ketidakmampuan mereka.
"Jian-kun, baik-baik saja?"
Begitu duduk, Keiko di sebelahnya langsung menarik ujung bajunya dengan panik dan berbisik: "Keiko percaya Jian-kun pasti bisa lepas dari takdir itu. Kau pasti akan selamat."
"Semoga begitu. Tapi aku yakin takkan mudah mati." Yang Jian tidak menatapnya, menjawab sekadarnya.
Keiko mengangguk.
Saat ini,
Ketua Mitsubishi terlihat berkerut kening. Anggota inti klubnya diselimuti bayang-bayang kematian - mungkin dalam sebulan mulai dari Yamazaki, mereka akan mati satu per satu seperti dalam adegan kematian itu, tewas di tangan hantu yang sama.
Tiba-tiba Yamazaki membuka mulut: "Adegan kematian Tuan Yang tidak terkait hantu itu. Artinya, Tuan Yang punya cara menghadapinya atau menghindari serangannya. Meski kurang sopan, harap Tuan berkenan berbagi metode ini."
"Seluruh anggota Komunitas Pengusir Roh akan bersyukur tak terhingga."
Sambil mengusap kepala botaknya, dia terus menatap Yang Jian dengan tatapan menusuk.
Tatapan mata yang terpancar bukanlah permohonan, melainkan sebuah peringatan berbahaya.
Bagi Yamazaki, dirinya sudah tercantum dalam daftar kematian, bahkan sebagai nomor satu. Karena itu dia ingin mengubah hasil ini, dan kuncinya ada pada Yang Jian.
Begitu dia bicara, sorot mata orang lain kembali tertancap pada Yang Jian.
Benar.
Dia tidak diawasi hantu, pasti punya metode untuk melawan serangan hantu gentayangan.
"Kau memang bukan orang yang patuh. Sekalipun aku punya cara melawan hantu, jika aku tidak mau bicara, apa yang bisa kau lakukan?" kata Yang Jian sambil menunduk minum jus yang disodorkan Keiko, tanpa mengangkat kelopak matanya.
Wajah Yamazaki menjadi suram; "Kalau begitu, Keiko di sampingmu akan mati dalam hitungan detik."
"Apa?" Keiko gemetar ketakutan mendengar ini.
"Taktikmu persis sama dengan orang bernama Tano sebelumnya. Tak berani menghadapiku langsung, cuma berani main serangan taktis dengan menakut-nakuti penerjemah remeh di sampingku." Yang Jian meletakkan gelasnya; "Kalau begitu, silakan bertindak. Jangan cuma omdo, nanti aku meremehkanmu, Tuan Yamazaki."
"Kontradiksi muncul, ini buruk." Presiden Mitsushima langsung panik.
Sama sekali tidak terduga permainan ini akan berkembang seperti ini. Apakah Yamazaki yang merasakan ancaman kematian mulai kehilangan batasan?
Yamazaki menatap Yang Jian dengan intens, kemarahan samar muncul di wajahnya. Lalu matanya beralih ke Keiko yang setengah badannya menyembul di belakang Yang Jian.
Membunuh seorang orang biasa, itu sangat mudah baginya.
Tapi kalau begitu, apakah Yang Jian akan langsung membalas?
Begitu pembalasan terjadi, tak ada yang bisa memprediksi situasi seperti apa yang akan muncul.
"Dia cuma pura-pura berani. Di sini ada banyak inti Komunitas Pengusir Roh. Meski dia Yang Jian si Mata Hantu, pasti tak berani main-main. Kali ini adalah kesempatan bagus. Bisa memaksanya menyerahkan cara menghindari hantu gentayangan, juga membuat pengetuk pintu yang dikurungnya tetap di sini. Bahkan bisa menggali lebih banyak hasil tak terduga dari tubuhnya."
Tatapan Yamazaki berkelip-kelip. Dia mulai punya niat memburu Yang Jian.
Kalau benar-benar bertindak, Yamazaki yakin lebih banyak orang yang berpihak padanya. Yang Jian orang asing yang bahkan tak paham bahasa, pasti tak ada yang mendukung.
Menimbang-nimbang di hati.
Permusuhan semakin terlihat jelas.
Bahkan orang di sebelahnya pun mulai mencurigai ada yang tak beres, merasakan kegelisahan.
"Apa Yamazaki benar-benar akan bertindak? Dia ingin memprovokasi Yang Jian ini."
"Rasanya dia agak gegabah. Tapi sebagai orang pertama yang menerima kabar kematian, ritual ini bisa dimaklumi. Yamazaki ingin segera mengubah takdir kematian, sementara di tubuh Yang Jian tersembunyi momentum itu."
"Keiko hanya kedok. Target sebenarnya pasti Yang Jian."
Mereka yang bernama Kanagawa, Ishida, dan lainnya diam seribu bahasa, masing-masing berasumsi dalam hati.
Kontradiksi kali ini bukan hanya urusan Yamazaki sendiri, tapi menyangkut nyawa mereka. Jika Yang Jian benar-benar tak sekuat perkiraan, mungkin... ini adalah kesempatan.
“Situasi mulai tak terkendali.” Presiden Mitsushima memutar-mutar mangkuk alkohol di tangannya, tidak bersuara menghentikan.
Konflik antara orang-orang seperti mereka sangat mengerikan, tak kalah dengan munculnya peristiwa supranatural. Sebagai orang biasa, dia tidak bisa mendamaikan atau menghalangi saat ini, hanya bisa membiarkan Yang Jian menyelesaikan jebakan ini sendiri.
Dia sama sekali tidak berharap terjadi masalah pada Yang Jian.
Ini menyangkut banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dengan beberapa patah kata saja.
Namun Yang Jian yang berada di pusaran konflik tetap tenang. Dia tidak bergerak, hanya menyipitkan matanya memandangi Yamazaki.
Orang ini sebenarnya tidak gegabah. Dia ingin memanfaatkan situasi dengan memanfaatkan kehadiran anggota lain Komunitas Pengusir Roh untuk menekan dan membuatku menyerah, mencapai tujuan naga tertekan oleh penguasa lokal.
Jika benar-benar tolol, pasti Yamazaki sudah bertindak sejak tadi.
"Jika kau takut padaku, minggirlah sekarang. Aku bisa tidak membunuhmu. Diteror hantu mungkin tidak akan membuatmu mati hari ini, tapi jika kuteror, kau akan mati dengan sangat cepat." Yang Jian sama sekali tidak sungkan-sungkan, langsung memaki.
"Bajingan."
Yamazaki merasa terhina saat itu juga. Meja di depannya langsung dia jungkirkan, semua hidangan istimewa berantakan di lantai. Aura dingin yang menyeramkan mulai menyebar dari tubuhnya, bahkan orang-orang sekitar merasakan hawa dingin aneh seolah hantu gentayangan berkeliaran di sekeliling.
"Yamazaki, tenang!" Presiden Mitsushima akhirnya tidak bisa menahan diri, berteriak keras.
Tapi seketika itu juga.
"Semburat cahaya merah tiba-tiba menyelimuti seluruh aula pesta. Segala sesuatu di sekitar seolah terendam darah seperti dalam rekaman tadi, terkotori sepenuhnya oleh warna merah pekat."
"Sepasang mata ganjil mengintai Yamazaki dari kejauhan."
"Wilayah Hantu lima lapisan langsung teraktifkan tanpa jeda."
"Serangan Yang Jian begitu ganas dan tak terduga. Sejak awal dia langsung mengerahkan seluruh tenaga, sama sekali tidak memberi kesempatan pada Yamazaki untuk melawan atau membalikkan keadaan."
"Wilayah Hantu itu merambat menutupi tubuh Yamazaki."
"Makhluk mengerikan yang bersemayam dalam tubuh Yamazaki mulai menampakkan diri."
"Di balik pakaiannya tersembunyi mayat asing berkepala lengkap dengan wajah. Sosok itu meringkuk dalam tubuhnya seperti perempuan kurus berambut panjang yang wajahnya tertutup helai-helai rambut."
"Sulit dipercaya, tubuh pria dewasa ini ternyata sudah dikosongkan isinya. Hanya menjadi cangkang kosong yang diparasit oleh hantu gentayangan mengerikan."
"Namun yang aneh, Yamazaki masih bisa bergerak layaknya manusia normal."
"Wilayah Hantu terus meluas."
"Hantu dalam tubuh Yamazaki tampaknya mulai terbangun. Anggota tubuhnya bergerak serentak, kepala berputar secara mekanis perlahan merayap keluar dari tubuh seolah ingin melepaskan diri."
"Hantu itu sama sekali tidak boleh keluar."
"Tanpa dukungan kekuatan hantu, Yamazaki akan langsung tewas seketika."
"Kau pikir bisa mengalahkanku dengan mudah?!" Wajah Yamazaki berkerut menyeramkan. Dia menyadari hantunya mulai tak terkendali."
"Bahkan sekadar bertahan dari Wilayah Hantu Yang Jian saja sudah membuatnya kehabisan tenaga, memicu proses kebangkitan hantu."
"Cih, cerewet."
Yang Jian berkata dingin, di detik berikutnya tangan hantu hitamnya langsung menangkap leher Yamazaki.
Wajah Yamazaki berubah drastis, dia merasakan hantu dalam tubuhnya dikendalikan, muncul perasaan tak bisa melawan.
Krek!
Seketika, leher Yamazaki langsung remuk diremas, lalu mayatnya seperti rongsokan terlempar. Cahaya merah berkedip, mayat itu menghilang tanpa bekas, seolah jejaknya dihapuskan dari dunia.
"Plooong!"
Kemudian, mayat terlipat muncul di tempat Yamazaki tadi berdiri.
Hantu dalam tubuhnya tidak bisa dikirim melalui Wilayah Hantu lima lapisan, terpaksa ditahan disini.
Aula pesta yang tadi mencekam kini tenggelam dalam kesunyian ganjil.
Semula para tamu mengira konflik Yamazaki dan Yang Jian akan memicu pertarungan kejam, bahkan berpotensi menyeret banyak orang dalam kekacauan tak terkendali. Tapi siapa sangka perselisihan ini mereda secepat kilat.
Berapa detik yang digunakan?
Kira-kira kurang dari sepuluh detik.
Yamazaki yang tadi berdiri gagah kini lenyap bagai dihisap bumi, tanpa meninggalkan jejak. Satu-satunya bukti kehadirannya adalah mayat aneh terlipat di lantai, tanpa identitas gender maupun ciri wajah yang jelas.
Tapi tak perlu diragukan lagi, itu adalah Hantu yang ada di tubuh Yamazaki.
Orangnya menghilang, tapi Hantunya tetap tinggal.
"Yamazaki... mati kah?" Seseorang tak bisa menahan diri bergumam, masih terkejut melihat kejadian di depan mata.
Semuanya berakhir terlalu cepat.
Padahal mereka sangat memahami kemampuan dan kekuatan Yamazaki yang punya potensi besar, bahkan melebihi banyak orang. Dia bahkan layak menjadi kandidat "Giok", sekalipun di luar negeri pasti akan menjadi Pengendali Hantu kelas satu termasyhur. Mustahil dia lebih lemah dari para komandan tim mana pun.
Tapi sosok sehebat ini ternyata dihapuskan oleh Yang Jian dalam 10 detik, langsung lenyap dari dunia ini.
Apapun strategi Yang Jian gunakan, seberapa mengerikannya pertarungan beberapa detik tadi, kenyataannya kejam.
Yamazaki digilas.
Penghancuran tanpa ampun, bahkan tak ada kesempatan untuk melawan menyelamatkan nyawa. Rapuhnya seperti orang biasa.
"Memang, jaraknya terlalu jauh." Banyak yang diam-diam berpikir dalam hati. Kegelisahan tadi seakan disiram air dingin, seketika semua pikiran hilang.
Tadinya mengira Yang Jian hanya membual, sekarang baru sadar dia justru sudah cukup rendah profil.
Dengan kemampuan membunuh Yamazaki dalam sekejap, dia tidak sembarangan memberi pelajaran. Justru menunggu Yamazaki tak tahan lebih dulu, lalu menyerang tiba-tiba. Satu pukulan mematikan, tak beri kesempatan bernapas. Strateginya keterlaluan kejam.
“Dengan kemampuan seperti ini masih setiap hari bersikap sombong dan meremehkan orang lain, sepertinya otaknya sudah diinvasi hantu, sarafnya kacau, hingga jadi tidak normal.” Yang Jian berkata dengan dingin: “Atau mungkin, tingkat kemampuan Komunitas Pengusir Roh kalian terlalu rendah, sampai sampah seperti ini bisa dianggap termasyhur?”
“Meski terdapat sedikit realita dalam perkataanku, aku tetap ingin mengatakan: Di tempat kami, dia paling banter cuma barang kelas dua, masuk barisan komandan tim pun seadanya, apalagi bisa menjadi sesuatu seperti 'Giok'.”
Baru saja bertindak sudah tahu, orang ini bahkan tidak bisa menyaingi Wei Jing, apalagi Tong Qian, jangan disamakan dengan orang seperti Fang Shiming.
Satu-satunya yang agak spesial adalah.
Hantu yang dikendalikan Yamazaki.
Di bawah Wilayah Hantu lima lapisan, hantu itu ternyata tidak bisa dikirim pergi, ini lagi-lagi barang yang sangat berbahaya. Dari penampilannya, hantu ini tidak kehilangan bagian tubuh: tangan, kaki, badan, bahkan rambut yang menutupi wajahnya sangat lengkap, menunjukkan bahwa ini bukan hantu yang terpecah-belah, tingkat keutuhannya sangat baik.
Atau mungkin, dugaan sebelumnya benar: Hantu Yamazaki adalah salah satu potongan puzzle penting yang sangat krusial bagi hantu dalam gambaran ramalan tadi.
Begitu berhasil diperoleh.
Semua orang tidak akan bisa lolos dari serangan hantu.
Tapi bagaimanapun juga, hasil proyektor ganjil itu bisa diubah. Jika orang yang diprediksi mati sudah mati lebih dulu, maka ramalan itu akan gagal berfungsi.
Jadi, kemungkinan proyektor ini merupakan santet sangat kecil.
Tidak seperti kotak musik di tangan Yang Jian, begitu kutukan dilepaskan, hanya kotak musik itu yang bisa membunuhmu. Hantu lain tidak akan mampu melakukannya, bahkan bisa menahan bahaya kebangkitan hantu gentayangan. Bisa dibilang sangat mengerikan.
Ketua Klub Mitsushima tertegun sejenak. Setelah beberapa saat linglung, barulah ia menyadari situasi yang sedang terjadi.
"Sudah berakhir? Bercanda ya, Yamazaki dihabisi begitu saja."
Meski telah memprediksi berbagai kemungkinan, Mitsushima tak pernah menyangka hasilnya seperti ini. Memang wajar jika Yamazaki kalah melawan Yang Jian, tapi kematiannya yang terlalu mudah sama sekali tak masuk akal.
"Bagi yang ingin membalaskan dendam Yamazaki, silakan datang. Aku tak peduli. Membunuh satu atau dua orang sama saja. Hanya saja, Ketua Mitsushima harus bekerja lebih keras. Jangan harap aku yang akan mengurus jenazah mereka. Masalah yang kalian ciptakan, selesaikan sendiri."
Yang Jian melemparkan pandangan dingin sebelum berkata.
"S-sangat menyesal, Tuan Yang." Seluruh tubuh Mitsushima gemetar, akhirnya menyadari gravitasi situasi.
Kematian Yamazaki sudah merupakan kerugian besar. Konflik lebih lanjut harus dihindari bagaimanapun caranya.
Sekalipun harus mempertaruhkan nyawa, pertikaian ini harus diredakan sebelum berkembang.
Ia langsung membungkuk meminta maaf, keringat dingin mengucur di wajahnya.
"Tak perlu permintaan maaf. Bagiku ini cuma perkelahian biasa. Andai aku yang kalah, tak akan ada keluhan. Tak punya skill ya pantas mati. Dunia memang kejam, bukankah begitu, Ketua Mitsushima?" kata Yang Jian.
Meski ucapannya terdengar masuk akal...
“Namun dari perkataan Yang Jian, maknanya penuh dengan peringatan.”
“Seolah berkata, semua yang hadir di sini sampah, aku bisa menghabisi kerumunan.”
“Betapa tidak ketakutannya Presiden Mitsushima. Jika tulang punggung organisasi dihabisi oleh Yang Jian, Komunitas Pengusir Roh akan langsung bangkrut, tutup, dan situasi yang dipertahankan akan hancur berantakan.”
“Sangat menyesal, Tuan Yang.” Ia menaikkan volume suara, meminta maaf kembali.
“Yang Jian tidak bicara, hanya memandangi anggota lainnya.”
“Yang bernama Kanagawa dan Ishida, para Pengendali Hantu itu, wajah mereka dipenuhi kengerian dan kecemasan. Begitu ditatap oleh Yang Jian, rasanya tak kalah dengan diawasi hantu gentayangan. Mereka pun secara refleks menghindari tatapan, menundukkan kepala, tak berani menatap lama, khawatir ketertarikan dalam hati mereka terendus.”
“Dalam hati Yang Jian terkekeh sinis.”
“Di dunia ini mana ada rasa hormat? Semata karena kau terlalu kuat.”
“Jika sebelumnya dirinya kalah, atau sekadar setara dengan Yamaki dalam pertarungan, setidaknya tiga atau empat orang dari yang tersisa akan menyerangnya, menahannya di aula pesta ini.”
“Tentu, ada yang tetap netral, ada pula yang sekadar menonton keributan. Tidak semua mau terjebak dalam kekacauan ini.”
“Karena itu, begitu menyadari hal ini, ia bertindak tegas. Jika tidak segera menghabisi Yamaki, tidak akan bisa menggetarkan hati orang-orang yang punya niatan lain.”
“Seandainya Yamaki mampu menahan serangan Wilayah Hantu lima lapisan dan tangan hantu, bahkan Yang Jian akan langsung menggunakan golok kayu bakar ganjil itu, sama sekali tidak memberi kesempatan.”
“Menurut saya pesta hari ini sebaiknya diakhiri saja. Ada yang mati, saya yakin semua yang hadir di sini juga sudah tidak berminat melanjutkan jamuan. Ketua Klub Mishima, setengah jam lagi saya harus naik pesawat kembali ke Kota Dachang.” Yang Jian menarik kembali tatapannya, lalu perlahan berdiri.
“Hari ini sungguh tidak sopan. Semua ini karena pengaturan saya yang kurang baik. Saya harap Tuan Yang tidak marah.” Ketua Klub Mishima berkata: “Pesawat sudah dalam persiapan, dua puluh menit lagi pasti akan memuaskan Tuan Yang.”
“Bagus. Saya akan menunggu di bandara.” Yang Jian berjalan perlahan menuju pintu keluar aula pesta.
Sepanjang jalan, semua orang menundukkan kepala dan diam, tidak berani berbicara sepatah kata pun, bahkan tidak berani mencuri pandang. Karena tak seorang pun tahu, apakah di detik berikutnya Yang Jian tiba-tiba akan bertindak pada orang kedua.
Ketua Klub Mishima saat itu memberikan isyarat mata pada Keiko yang masih terduduk lesu di tempat, menyuruhnya mengikuti.
Saat ini sudah muncul kontradiksi. Yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana meredakannya. Meski kehilangan Yamagishi menyedihkan, tapi menyinggung Yang Jian jelas lebih bodoh. Di sini mungkin hanya Keiko satu-satunya yang tidak membuatnya tidak suka. Terlihat jelas Keiko sangat senang berada di dekat Yang Jian. Ini bisa dianggap kabar baik.
“Jian-kun, tunggu Keiko.” Keiko langsung bereaksi, buru-buru berdiri bersiap mengikuti.
Namun tepat saat itu, Yang Jian tiba-tiba menghentikan langkahnya, tatapan dinginnya tertuju pada hantu yang ditinggalkan Yamagishi setelah kematiannya tadi.
Hal yang begitu jelas, tak mungkin ada yang tidak memperhatikan.
"Hanya saja Yamazaki baru saja mati, bahkan jika Hantu akan bangkit seharusnya masih membutuhkan beberapa saat, jadi selama waktu ini Hantu tidak akan menyerang orang, tapi sekarang terjadi kejadian tak terduga."
Mayat aneh yang berbaring di lantai tiba-tiba seperti hidup kembali, langsung berdiri dengan kecepatan yang mengkhawatirkan mendekati Yang Jian. Sebelum mayat itu sampai, dia sudah merasakan kekuatan ganjil yang aneh mulai menyerang tubuhnya, seolah Hantu ingin menempel padanya.
"Bahaya, Hantu yang ditinggalkan Yamazaki mulai aktif!" seseorang berteriak, mulai membuat persiapan menyelamatkan diri.
Hantu datang dengan cepat.
Tapi gerakan Yang Jian juga cepat. Sebelum Hantu mendekat, sekelilingnya sudah tertutupi cahaya merah. Wilayah Hantu yang familiar dan khusus itu kembali menyelimuti area ini, tapi kali ini karena tidak ada hal yang sengaja ditargetkan, hanya mempertahankan tiga lapisan Wilayah Hantu.
Tiga lapisan Wilayah Hantu cukup untuk mengisolasi sebagian besar serangan Hantu, hanya beberapa Hantu khusus yang bisa meretas masuk.
Namun.
Yang Jian heran menemukan mayat yang merangkak cepat ke arahnya mengabaikan pengaruh tiga lapisan Wilayah Hantu, seolah sudah mengawasinya. Sebuah telapak tangan kering dan kaku mencoba memburu pergelangan kakinya.
"Hati-hati Tuan Yang! Jangan sampai dicekap Hantu Yamazaki di pergelangan kaki, kalau tidak akan mati!" Presiden Mishima berteriak, sambil mengingatkan Yang Jian juga membocorkan informasi tentang Hantu.
“Ini adalah hantu gentayangan yang menangkap pergelangan kaki manusia.”
Tapi sebelum Ketua klub Mitsushima menyelesaikan perkataannya, hantu yang mencoba menyerang Yang Jian tiba-tiba berhenti bergerak. Tubuhnya membeku seperti patung, tak bergerak sama sekali.
Entah sejak kapan, telapak tangan-telapak tangan menghitam telah memenuhi seluruh tubuh mayat ini. Kemunculan tangan-tangan tersebut dengan cara yang tak bisa dipahami telah menghentikan gerakan lanjutan hantu.
Berhenti?
Melihat adegan ini, orang-orang lain kembali tertegun.
Serangan hantu ternyata bisa dihentikan dengan paksa.
“Tidak, belum berhenti.” Mata Yang Jian sedikit menyipit.
Hantu gentayangan yang diam itu mulai meronta-ronta dan bergoyang. Tangan-tangan hantu yang menutupi seluruh tubuhnya mengeluarkan suara krek-krek. Ini adalah suara tulang retak dan telapak tangan patah. Setelah menghentikan hantu ini sebentar, tangan-tangan hantu itu mulai kalah.
Pertarungan antara kekuatan supranatural sepertinya langsung menunjukkan pemenangnya.
“Ternyata, setelah terpisah dari Yamazaki, tingkat bahaya hantu ini naik satu level lagi. Mampu meretas Wilayah Hantu tiga lapisan, mengabaikan tekanan Tangan Hantu dalam waktu singkat... Jika terus dibangkitkan, bisa jadi ini akan menjadi peristiwa supranatural level A.”
“Tapi saya tak perlu berlama-lama dengan hantu ini. Serahkan saja ke Komunitas Pengusir Roh untuk ditangani.”
Setelah menghentikan hantu ini sebentar, Yang Jian langsung menghilang dari tempat itu menggunakan Wilayah Hantu yang baru saja diaktifkannya.
Dia memilih kabur dengan sigap.
Tak ingin mengurus jenazah Yamazaki, juga tak mau terus terlibat dalam masalah merepotkan ini.
“Yang Jian sudah pergi.”
Di hati semua orang muncul pemikiran ini.
"Hantu itu mulai bergerak lagi, halangi dia, cepat!" Ketua Klub Mishima saat ini tidak bisa memikirkan kepergian Yang Jian lagi, berteriak dengan panik luar biasa.
Tanpa tekanan dari tangan hantu Yang Jian, gerakan hantu gentayangan itu semakin tak terkendali.
Mayat yang tengkurap di tanah itu memiliki rambut hitam panjang yang menutupi seluruh wajahnya.
Kepala yang tersembunyi di balik rambut itu tiba-tiba berputar seperti mesin, mengarah ke seorang Pengendali Hantu bernama Ishida.
Saat kepala itu berputar, rambut hitamnya terurai memperlihatkan wajah yang sudah membusuk. Bau mayat menyebar, namun di balik wajah busuk itu terlihat sepasang mata hantu yang mengerikan - mata itu berputar dengan tatapan yang hidup namun mengerikan, kosong dan mati rasa.
Tatapan ini tidak bisa dipahami, namun membuat bulu kuduk semua yang melihatnya merinding.
Bahkan beberapa orang melihat senyum mengerikan merekah di balik wajah yang sudah membusuk total itu.
Senyum itu seolah ditujukan untuk semua orang yang hadir.
"Creek..."
Penerangan di aula pesta tiba-tiba meredup. Kekuatan gaib mulai mempengaruhi lingkungan sekitar. Jika terus begini, persentase keyakinan munculnya Wilayah Hantu akan sangat tinggi.
Dan tingkat kesulitan untuk menghadapi hantu itu akan melonjak drastis.
Sesaat kemudian.
“Mayat berambut panjang yang kurus dan ganjil ini memiringkan kepalanya lalu mulai merangkak dengan kecepatan yang mengerikan menuju Pengendali Hantu bernama Ishida.”
“Dia menjadi target, serangan hantu pun dimulai.”
“Aula pesta yang sebelumnya tenang dan ramai langsung menjadi kacau. Dalam kegelapan, suara meja-meja yang dibalikkan terdengar jelas.”
“Para anggota inti Komunitas Pengusir Roh, para Pengendali Hantu itu memilih untuk menyumbang.”
“Tapi semua ini tidak ada hubungannya dengan Yang Jian.”
“Dia kembali ke bandara pinggiran Kota Kobe.”
“Dengan hilangnya Hantu Ketuk Pintu, tempat ini tidak berbahaya. Setidaknya menurutnya lebih aman daripada Osaka sebelumnya, lagipula menurut informasi dari proyektor, hantu akan pergi ke sana dan mulai memburu anggota Komunitas Pengusir Roh.”
““Pulanglah, tidak perlu mengikutiku. Aku akan pergi.””
“Yang Jian berjalan di bandara yang sepi. Langkah kakinya bergema sambil berkata tanpa menoleh:”
“Wanita bernama Keiko tampak bingung, seolah belum beradaptasi dengan perubahan lingkungan sekitar. Tapi saat mendengar perkataan Yang Jian, dia langsung menyusul dan berkata dengan sungguh-sungguh: “Biarkan Keiko ikut Tuan Jian pergi. Saya akan bekerja keras, belajar giat, tidak akan merepotkan Tuan Jian.””
““Aku menyelamatkanmu bukan untuk membawamu pergi. Tidak ada kekurangan orang di sekitarku. Kamu harus tinggal, di sinilah tempatmu.” Suara Yang Jian tetap dingin, seolah memperlakukan semua orang sama tanpa perasaan.”
“Tapi Keiko hanya ingin pergi ke tempat Yang Jian.” Keiko berkata keras, seolah telah mengumpulkan keberanian.
Yang Jian tak menoleh sedikitpun, terus berjalan menuju arah pesawat: "Justru kau harus tinggal, karena aku akan segera menghilang dari dunia ini. Yamazaki meski sudah mati, ucapannya benar—tak ada Pengendali Hantu yang bisa hidup selamanya. Aku pun tak terkecuali."
Dia melambaikan tangan, menganggapnya sebagai perpisahan.
Meski dulu sempat berkhayal tentang gadis Jepang imut saat masih kuliah, Yang Jian sekarang sudah berbeda. Membiarkan Keiko hidup dan memberinya perlindungan adalah cara untuk memenuhi harapan kecilnya di masa lalu.
"Jian-kun, apa kau akan kembali?" teriak Keiko.
"Mungkin." Suara Yang Jian menghilang, diikuti oleh tubuhnya.
Keiko tak mengejarnya. Matanya memancarkan harap: Mungkin lain kali Yang Jian bisa dinas luar ke sini lagi—tidak, lebih baik jalan-jalan. Pasti akan lebih baik dari hari ini.
Meski waktu bersama mereka kurang dari sehari, pengalaman ini lebih membekas dibanding apapun.
Begitu pula kesan Yang Jian yang tertinggal di benaknya.
Ini bukan perasaan suka.
Melainkan memandang Yang Jian sebagai harapan, sandaran, dan objek pemujaan.
Bukan cuma Keiko yang mengalami perubahan seperti ini. Jiang Yan dan Zhang Liqin pun pernah demikian.
