Masalah pembunuhan yang dilakukan sepupu Xiao Yuan baru selesai diurus sampai sore. Meski keluarga gadis bernama Lin Xiaoxi sudah kabur membawa uang sejak pagi, penduduk desa menonton keributan tak takut masalah, selalu suka menggosip lebih lanjut. Mayat juga perlu dibersihkan, tak bisa dibiarkan terus di ruangan.
Tapi setelah kejadian ini, Yang Jian juga dapat julukan di desa: Orang bodoh berlimpah uang.
Soalnya masalah ini sama sekali tak ada hubungannya dengannya. Demi membela orang dan membereskan masalah, lima juta terbuang percuma. Kalau bukan orang bodoh berlimpah uang, lalu apa?
Tentu saja, para penduduk desa ini tak akan pernah tahu, emas Yang Jian di Kota Dachang dihitung per ton...
"Uang baginya kini hanyalah angka dalam pembukuan. Dengan kemampuan dan statusnya sekarang, tidak sulit baginya untuk mendapatkannya sebanyak apapun asalkan dia mau."
"Tapi bagi Yang Jian, memikirkan keuntungan di saat seperti ini adalah tindakan bodoh. Saat ini dia terus memikirkan cara bertahan hidup, memahami rahasia kebangkitan hantu gentayangan, mengejar kebenaran yang sebenarnya, serta mencari jalan yang benar sebagai Pengendali Hantu."
Setelah makan malam.
Yang Jian yang sedang tidak ada kerjaan mulai mencari-cari di rumah tua itu, berharap menemukan barang peninggalan ayahnya.
"Beberapa benda tidak mengandung kekuatan gaib, jadi tidak bisa dideteksi oleh mata hantu. Harus dicari manual karena mata hantu hanya bereaksi pada benda anomali, sementara beberapa barang memang normal."
"Ngomong-ngomong Yang Jian, tadi setelah acara makan malam, ada paman kedua dari keluarga kamu yang pinjam uang ke Bibi. Katanya mau pinjam 200 ribu untuk bangun kamar pengantin. Bibi suruh aku tanya pendapatmu."
Jiang Yan mendekati Yang Jian yang sedang berjongkok di sudut sambil mengobrak-abrik lemari, bertanya pelan.
"Lagı cari apa? Butuh bantuan?"
Tanpa mengangkat kepala, Yang Jian menjawab; "Tidak perlu, aku cuma iseng cari-cari. Barusan kamu bilang apa? Pinjam uang?"
"Iya, pasti karena pagi tadi mereka lihat kamu begitu royal memberi sumbangan, sekarang mulai mengincarmu." Jiang Yan mencibir; "Dari gayanya jelas kalau pinjam pasti tidak berniat mengembalikan."
“Tidak masalah. Dengan tren perkembangan saat ini yang sering terjadi peristiwa supranatural, sebagian besar orang bahkan tidak tahu berapa lama mereka bisa bertahan hidup. Kalau mereka kekurangan uang, pinjamkan saja.” Yang Jian berkata dengan santai: “Biarkan mereka hidup bahagia beberapa tahun. Siapa tahu kapan terjadi peristiwa supranatural yang bisa membunuh mereka.”
“Dulu kau tidak seperti ini.” Jiang Yan berkata: “Kalau kau setuju, aku akan meminjamkan.”
“Hm, jangan lupa buat surat perjanjian pinjaman.” Kata Yang Jian.
“Mereka pasti tidak berniat mengembalikan. Meski dibuat surat perjanjian, mungkin percuma saja.” Ujar Jiang Yan.
Yang Jian menjelaskan: “Memang tidak mengharapkan pengembalian. Tapi perlu antisipasi. Jika suatu hari mereka ingkar janji atau bertengkar dengan ibuku, langsung laporkan ke pengadilan. Selama kita rukun dan damai, tidak akan ada masalah. Kerabatku bukan tipe baik, hanya sekadar menjaga kehormatan keluarga.”
“Hihihi, Ada benarnya.” Jiang Yan terkekeh.
Dia tahu Yang Jian sengaja membeli kedamaian dengan uang. Meski terkesan boros, ini cara penyelesaian yang paling langsung.
Tak lama kemudian, Jiang Yan pergi lagi.
Yang Jian melanjutkan pencarian benda-benda aneh.
Tak lama, dia menemukan bingkai foto berisi foto keluarga lama yang sudah buram dan hitam-putih. Dalam foto itu terdapat Yang Jian kecil, ibunya Zhang Fen, dan ayahnya...
Dan seterusnya.
Mata Yang Jian tertahan pada wajah ayahnya di foto itu.
Meski buram, namun masih bisa terlihat bahwa wajahnya sangat pucat, senyumnya kaku, tatapan matanya suram dan abu-abu seperti mayat. Penampilannya sama sekali tidak seperti orang hidup, melainkan lebih mirip jasad yang belum lama meninggal.
Tapi sekilas terlihat normal. Lagipula, siapa yang akan mengira foto orang sebagai mayat?
Yang Jian terdiam.
Karena dalam foto itu usianya paling banter tiga-empat tahun, dan dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang proses pemotretan tersebut.
Berdasarkan kesimpulan ini,
Ayahnya meninggal dalam kecelakaan saat berusia enam tahun. Namun setahun sebelumnya, dia sudah bukan orang normal lagi. Kisah dan perubahan apa yang terjadi selama periode itu, tidak ada yang tahu. Tidak ada catatan atau informasi yang tersisa di rumah tua ini.
Tepat saat Yang Jian sedang membalik-balik beberapa barang antik,
"Tap, tap-tap!"
Langit-langit di atas kepala tiba-tiba mengeluarkan suara langkah kaki sepatu kulit yang jelas terdengar di lantai.
Hm?
Pada momen ini,
Yang Jian langsung melihat ke atas. Seluruh tubuhnya menegang secara refleks, bahkan mata hantu-nya membelalak tanpa disadari.
Karena saat ini Jiang Yan sedang keluar, ibunya belum pulang. Di rumah hanya ada dirinya sendiri. Tidak mungkin ada orang di lantai atas.
Dan sumber suara itu berasal dari... ruangan tempat menyimpan gambar almarhum ayahnya.
"Lelucon apa ini? Padahal sudah diperiksa dan tidak ada masalah." Tanpa ragu, Yang Jian langsung meletakkan semua barang di tangannya dan menyambar naik ke lantai atas.
Meski panik, dia tidak merasa takut.
“Jika benar ada Hantu muncul, Yang Jian belum tentu tidak bisa melawannya secara langsung, apalagi dia juga membawa golok kayu bakar ganjil itu. Bahkan saat bertemu Hantu yang paling kuat sekalipun, dia masih bisa melakukan pembelaan diri.”
Ketika Yang Jian tiba di lantai dua, langkah kakinya tiba-tiba terhenti.
Karena pintu ruangan paling kanan di lantai dua... terbuka.
Pintu kayu yang sudah dipastikan terkunci beberapa kali sebelumnya ternyata masih saja terbuka.
Fenomena seperti ini jika tidak diperhatikan dengan seksama akan dianggap hanya karena tertiup angin atau lupa mengunci saat pergi. Tapi Yang Jian berbeda, dia sangat yakin saat pergi ruangan itu sudah terkunci rapat, dan Jiang Yan pasti tidak mungkin berkeliaran di ruangan berisi gambar almarhum itu.
"Pasti ada masalah, hanya saja aku belum tahu di bagian mana. Kemarin juga seperti ini, pintu ruangan terbuka sendiri." Dengan wajah muram, Yang Jian kembali memasuki ruangan ini.
Sumber suara langkah kaki tidak ditemukan.
Semua tata letak di dalam ruangan masih persis seperti sebelumnya, tanpa perubahan sedikit pun.
Bahkan Mata Hantu-nya pun tidak mendeteksi keanehan apa pun.
Kalau tidak begitu, mana mungkin semalam Yang Jian tidur di sebelah bersama Jiang Yan? Apakah dia tidak takut nyawanya terancam?
"Tempat ini semakin menyeramkan. Semuanya berawal dari mimpi buruk, lalu hari ini aku menemukan dua kepala manusia, mayat yang terpotong-potong, empat orang pengantar surat yang pergi ke hutan... Lalu ada suara langkah kaki di ruangan kosong yang seolah-olah ada Hantu berkeliaran di sini."
"Yang paling krusial adalah, saya dari awal sampai akhir tidak menemukan sedikitpun jejak-jejak kecil."
"Terlihat ada keanehan, namun sumber keanehan itu tidak bisa ditemukan. Bahkan setelah saya menjelajahi seluruh desa dengan Wilayah Hantu, tetap tidak ada hasil."
Yang Jian saat ini tidak gelisah, dia sedang merenung.
Sebuah dugaan yang sangat mengerikan muncul di otaknya.
Mungkin sumber keanehan itu bukan berada di dunia nyata, melainkan dalam mimpi buruk itu.
Dalam mimpi buruk kemarin, Bibi Xiao Yuan menarik diri saya untuk segera meninggalkan desa. Situasi di desa bahkan tidak dia ketahui.
Jika mimpi buruk itu memiliki keterkaitan dengan dunia nyata?
"Jika benar demikian, hantu yang menimbulkan gerakan itu berada di ruangan sebelah saya di desa dalam mimpi." Begitu memikirkan ini, Yang Jian tiba-tiba merasa kaget.
Karena semalam saat mengalami mimpi buruk, dia justru keluar dari kamar. Jika ada hantu di rumah sebelah, berarti jarak antara dirinya dengan hantu saat itu hanya beberapa meter... Jika bukan karena bibi segera menariknya pergi, bisa saja terjadi kontak yang sangat intim dengan hantu.
Dengan kondisi Yang Jian yang pertama kali mengalami mimpi buruk saat itu, kemungkinan besar akan mengalami musibah.
"Jadi, hantu dalam mimpi mulai perlahan mempengaruhi dunia nyata."
Setelah merenung lama, Yang Jian menarik kesimpulan ini.
Jika dugaan ini benar, maka hantu ini tak bisa ditangani. Karena dalam mimpi kita tak bisa mengalahkan hantu. Bahkan jika hantu berhasil dihabisi, paling-paling hanya mengakhiri mimpi buruk, tapi hantunya sendiri tidak akan mati.
Tak terpecahkan.
“Yang Jian diam-diam berpikir dalam hati, ini adalah peristiwa supranatural yang tak terpecahkan.”
Hantu tidak bisa dikurung dalam mimpi, tidak bisa ditangani, namun mulai memengaruhi dunia nyata dengan menarik orang hidup ke dalam mimpi. Bahkan Pengendali Hantu pun tidak bisa kabur, dan mimpi mereka akan menjadi lebih mengerikan saat masuk ke dalam mimpi.
Ini benar-benar siklus buntu tanpa titik terobosan sama sekali.
"Jika benar-benar tidak menemukan metode penanganan, maka besok pagi saya harus meninggalkan kampung halaman ini." Yang Jian merasa ini satu-satunya metode yang berhati-hati.
Karena peristiwa supranatural hanya terjadi di sekitar sini, di Kota Dachang tidak ada fenomena seperti ini. Ini menunjukkan sifat regional yang bisa dihindari.
