Yang Jian sama sekali tidak menyangka, setelah mengejar dari desa, hantu yang berhasil dikejarnya justru memiliki wajah seperti ini.
Wajah ayah dari gambar almarhum itu, yang 70-80% mirip dengannya.
Pertemuan ganjil dalam mimpi buruk ini membuat Yang Jian merasa seperti menemukan ayah yang telah lama hilang, meski terasa asing namun membuat hatinya bergejolak, sulit bangkit dan bertindak dalam waktu singkat.
Dalam mimpinya, dia tidak dipengaruhi hantunya sendiri. Di sini Yang Jian masih memiliki perasaan, seorang manusia yang sangat normal.
"Harus segera bertindak." Akal sehatnya mendesaknya untuk segera mengakhiri mimpi buruk ini.
Dia dengan cepat pulih dari keterkejutannya, bersiap menghabisi orang di depan matanya.
"Namun, orang di depan mata yang kaki berlumuran lumpur, mengenakan baju model kuno, dengan wajah yang identik dengan gambar almarhum ayah ini tiba-tiba membuka mulut: 'Kau lebih kompeten dari perkiraanku.'"
"Hm?"
Mendengar ini, bola mata Yang Jian menyempit tajam, jantungnya hampir melompat keluar, tanpa sadar dia mundur beberapa langkah.
Hantu di depan mata ini, ternyata bisa berbicara.
Ini benar-benar menjungkirbalikkan nilai-nilai hidupnya, membuatnya merasakan pukulan dahsyat yang lebih mengerikan daripada peristiwa supranatural yang pernah dihadapinya sebelumnya, sekaligus lebih tak masuk akal.
"Hantu masih ada di desa. Tegasnya, aku bukan hantu." Orang di depan itu kembali berbicara, sepertinya melihat keterkejutan di pandangan Yang Jian.
"Kau ini makhluk apa sebenarnya? Gambar almarhum ayahku? Atau makhluk luar biasa yang memiliki ingatan orang hidup? Atau... ayahku sendiri?" Yang Jian terus menatapnya dengan intens, tangan masih menggenggam erat besi tulangan berkarat yang dijadikan senjata.
Begitu terjadi sesuatu yang mencurigakan, dia akan langsung menyerbu tanpa ragu.
Orang di depan ini wajahnya dingin dan kaku, tak seperti manusia hidup: "Secara tegas, aku bukan gambar almarhum, juga bukan makhluk luar biasa, tentu saja bukan ayahmu... Aku adalah fragmen memori yang eksis dalam mimpi buruk ini. Tidak, deskripsi ini kurang tepat. Aku seharusnya lebih mirip hantu yang memiliki ingatan orang hidup... hanya saja tidak utuh."
"Apa?!"
Yang Jian masih terpaku dalam keterkejutan.
Hantu yang memiliki ingatan orang hidup?
Seketika.
Dia teringat pada arah eksperimen yang dulu dikejar mati-matian oleh Wang Xiaoming, pria itu berusaha menciptakan Pengendali Hantu yang sempurna melalui berbagai metode.
Pengendali Hantu yang sempurna adalah hantu yang memiliki memori orang hidup.
Seberapa mengerikankah jika seekor hantu memiliki pemikiran manusia hidup?
Sungguh tak terbayangkan.
Tidak khawatir akan kebangkitan hantu gentayangan, takkan mati, tidak takut pada peristiwa supranatural apapun, bahkan bisa menggunakan benda-benda ganjil tanpa pengorbanan, mampu terus melawan hantu sejati.
Sekalipun hantu paling biasa, asal bisa dikendalikan dengan sempurna, akan langsung melampaui Yang Jian saat ini.
Tapi orang di hadapannya ini malah berkata dirinya tidak utuh.
"Jadi sebenarnya kau ini apa sekarang?" Yang Jian menatap intens makhluk luar biasa yang identik dengan foto almarhum ayahnya ini.
Pria berwajah mayat itu melanjutkan: "Kau bisa anggap aku sebagai orang yang sudah mati belasan tahun lalu, atau... hantu lain dalam mimpi buruk ini."
"Berarti kau bukan ayahku?" tanya Yang Jian lagi.
Wajahnya tetap datar dan mati rasa, seolah sedang merenung atau mengingat-ingat, "Manusia hidup berdasarkan memori. Memoriku terhenti di belasan tahun silam, dan aku sudah mati. Ini kusadari betul. Seorang dari belasan tahun lalu, seorang yang sudah mati - pantaskah disebut ayahmu?"
"Jadi pahamilah: Aku adalah makhluk luar biasa yang memiliki memori ayahmu."
Dia tidak mengakui dirinya sebagai ayah Yang Jian, tapi juga tidak menyangkal, karena dia adalah sisa dari ayah Yang Jian yang sudah meninggal, sebuah memori yang seharusnya telah hilang, namun secara tak terduga bertahan di Desa Meishan dalam mimpi buruk ini berkat kekuatan gaib.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, dia mulai memahami makna perkataan orang di depannya.
Dia sendiri tidak tahu dirinya sebenarnya apa.
Jika dijelaskan secara metaforis, ini adalah obsesi jenazah yang muncul bersama mimpi buruk ini.
"Sekarang bukan saatnya memperdebatkan masalah ini. Aku yakin kau punya banyak pertanyaan. Waktuku terbatas karena hantu terus memburuku. Jadi tanyakan apa saja yang ingin kau ketahui." Kata orang itu.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, dia langsung bertanya: "Bagaimana kau mati?"
"Setelah mengalami peristiwa gaib yang tak diketahui orang, tubuhku terkikis hantu gentayangan. Lalu kucoba metode khusus, tapi gagal. Akhirnya aku mati dan menjadi seperti ini. Seandainya berhasil, mungkin aku bisa menjadi pengendali hantu sempurna, bukan terjebak dalam mimpi buruk tak berujung ini."
Orang itu menjawab.
"Aku pernah bertemu seseorang bernama Pak Qin. Katanya dialah yang menabrakmu dengan mobil." Lanjut Yang Jian.
"Lao Qin? Dia belum mati? Dia orang yang sangat misterius. Aku tak banyak tahu tentangnya." Kenang orang itu dengan ekspresi kaku; "Dia mengemudikan bus gaib yang berusaha mencegah kebangkitan hantu, terus mengangkut mereka dari dunia nyata ke tempat ganjil tertentu."
“Setiap hari, tahun demi tahun, tanpa istirahat, dan hanya dia yang mampu melakukan pekerjaan itu. Saya sebenarnya punya kesempatan menjadi sopir bus berikutnya, tapi kegagalan saya memaksa Lao Qin untuk memilih orang lain.”
Yang Jian sedikit terkejut.
Tak disangka, orang tua dari markas itu telah berkorban diam-diam selama bertahun-tahun.
“Apakah dia berhasil?” tanya orang itu.
“Sepertinya gagal. Saya pernah melihat bus ganjil itu. Ada sopirnya, tapi sudah mati, hanya mayat,” kata Yang Jian.
Baru sekarang dia menyadari mengapa dulu saat naik bus gaib itu, ada mayat yang bertindak sebagai sopir.
Rupanya orang itu sudah tidak sanggup bertahan, dan mati di dalam bus pada suatu hari, menyebabkan bus gaib itu kehilangan pengemudi.
“Pak Qin benar. Kebangkitan hantu gentayangan tidak bisa dihalangi. Dia sudah berusaha maksimal,” kata orang itu perlahan, jelas pernah mengalami banyak hal sebelumnya.
Yang Jian bertanya lagi: “Di sekitar desa ada mayat yang terpotong tiga bagian, plus dua kepala manusia. Apa itu?”
“Itu tubuh hantu. Begitu hantu dalam mimpi buruk membunuhku, dia akan mengambil kembali tubuhnya sendiri. Saat itu hantu akan terbangun dari mimpi buruk. Begitu bangun, hantu bisa langsung menarik dunia nyata ke dalam mimpinya. Itu peristiwa supranatural tak terpecahkan. Mimpi buruk itu akan semakin ganas setiap harinya. Dengan kemampuanmu sekarang, bahkan mimpi buruk hari pertama pun tak bisa kau lewati.”
Orang itu berbalik menuju hutan. Ekspresi Yang Jian berubah sebelum dia menyusul.
"Dulu kalau bukan karena Lao Qin mengemudikan bus dan menabrak hantu itu hingga tertidur lelap, benda itu sama sekali tidak bisa ditangani, akan banyak sekali korban jiwa."
"Ditabrak hingga tertidur?" Yang Jian langsung memahami.
Qin Lao mengemudikan bus gaib, menabrak hantu, membuat hantu itu masuk status hang.
Hanya saja hang ini tidak sepenuhnya tuntas, atau bisa dikatakan hantu mulai bangun secara bertahap dari status hang-nya, sehingga terjadi peristiwa supranatural kali ini.
"Mengubur tubuh hantu di tiga lokasi berbeda di luar desa adalah bentuk perlindungan untuk desa. Hantu tidak punya banyak pemikiran, ia mencari mayatnya tapi mendeteksi tiga posisi berbeda. Jika itu hantu, apa yang akan dilakukannya?" Pria itu memasuki hutan yang remang-remang.
Pencahayaan di sekitarnya tiba-tiba menjadi redup.
Yang Jian ragu sejenak, lalu menyusul. Katanya: "Jika tiga target identik muncul bersamaan, kemungkinan besar hantu akan terus mondar-mandir."
"Benar. Makanya hantu terus berkeliaran di sekitar desa, sementara aku bersembunyi di dalam desa untuk menghindari serangannya." Pria itu menjelaskan: "Hantu mencari aku dan tubuhnya sendiri, tapi belum berhasil. Situasi ini bertahan sampai sekarang... Malam ini, keseimbangannya hancur."
"Siang tadi aku menemukan mayat-mayat itu dan menyatukannya. Mungkin inilah penyebab gagalnya keseimbangan." Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Dia memasukkan mayat-mayat itu ke dalam kantong jenazah, mengisolasi deteksi hantu.
Jadi hantu tidak lagi berkeliaran di sekitar desa, tapi langsung menyerbu orang di depan mata ini.
Kedamaian telah dihancurkan olehnya sendiri.
“Saya sudah tahu, keseimbangan cepat atau lambat pasti akan hancur. Mayat yang tertinggal di sana adalah umpan, berharap ada orang yang bisa menemukan. Lagipula, yang bisa menemukan mayat itu pasti punya hubungan dengan peristiwa supranatural. Mungkin bisa menyelesaikan kesulitan yang ada di depan mata.” Orang itu melanjutkan.
Dia sepertinya sudah menunggu hari ini sejak lama.
Atau mungkin juga ingin pembebasan.
Lagipula bertahun-tahun melawan hantu sejati dalam mimpi buruk, tidak semua orang bisa menanggungnya.
“Mayat itu punya satu kepala tambahan, milik siapa?” Yang Jian bertanya lagi.
“Satu milik hantu, satu milikku. Aku bisa menjadi luar biasa karena kepala itu. Jika kepala itu hilang, aku tak mungkin muncul dalam mimpi buruk ini.” Orang itu terus berjalan ke dalam hutan.
Yang Jian mengamati sekeliling. Ini ketiga kalinya dia datang ke hutan ini, namun berbeda dengan siang hari.
Areanya bertambah luas.
Seperti tak berujung, semakin padat.
Orang bisa tersesat di sini, sama sekali tak bisa melihat pemandangan luar.
“Terakhir kali di mimpi buruk, kaulah yang menyelamatkanku?” Yang Jian bertanya lagi.
“Bisa dibilang begitu. Orang sepertimu tidak pantas mati dalam mimpi buruk ini. Masih ada misi lebih penting yang harus kau lakukan. Kehadiranmu di sini berarti tugasku sudah selesai. Selanjutnya semuanya tergantung padamu.” Kata orang itu.
“Maksudmu apa?” Yang Jian mengerutkan kening.
Orang itu diam, langkahnya terhenti kembali.
Di depan, sebuah rumah kayu kecil muncul.
Rumah kayu itu tidak rusak, tidak roboh, masih identik dengan belasan tahun lalu tanpa perubahan.
“Barang apa ini?”
Tiba-tiba, Yang Jian melihat bayang-bayang di depan pintu rumah kayu kecil itu. Setelah mendekat, bayangan itu tiba-tiba bergerak.
Setelah diamati dengan serius barulah menyadari.
Itu adalah seekor serigala besar berwarna hitam. Tatapannya tidak menunjukkan sifat buas, malah memancarkan keanehan yang sulit diungkapkan.
"Mengapa ada seekor anjing dalam mimpi buruk ini?" kata Yang Jian terkejut.
Mungkinkah hantu bisa menarik anjing masuk ke dalam mimpi buruk?
Orang itu berjalan mendekat sambil mengelus anjing itu: "Aku telah melalui banyak hal, akhirnya mati di tangan hantu ini. Tak mungkin mati sia-sia, harus ada pencapaian. Inilah hasil terbesarku."
Yang Jian bertanya: "Apakah dia sangat istimewa?"
"Sekarang belum, tapi jika kau bisa melakukannya, dia bisa menggantikan hantu ini menjadi sumber mimpi buruk ini." Nada bicaranya terdengar serius.
