Menyaksikan Xiao Yuan yang terus mendekat, Yang Jian melirik mayat yang duduk tertutup baju di sebelahnya, lalu langsung mengeluarkan peringatan.
"Berhenti! Jangan mendekatiku. Dalam kondisiku yang ini, baik orang yang kupercaya maupun tidak, sebaiknya menjaga jarak. Kewaspadaanku yang berlebihan mungkin memicu kejadian tak terduga."
Katanya.
Tatapannya menancap pada Xiao Yuan.
Ini bukan ancaman, melainkan peringatan.
Jika mayat ini terbangun, dan hantu dari mimpi buruk berhasil meretas dunia nyata, perubahan mengerikan akan terjadi.
Xiao Yuan berhenti. Dengan rasa ingin tahu ia bertanya, "Kak, matamu kenapa? Apa kau begadang semalam? Semuanya merah."
Mata Yang Jian bukan sekadar merah. Bola matanya seperti dipenuhi darah, merah menyala bahkan memancarkan cahaya merah. Di siang hari tak terlihat jelas, tapi di malam ini jadi sangat mencolok.
"Ini adalah erosi dari mata hantu... Ini masalah kecil bagiku, kau tak perlu mengganjal di hati. Sekarang kau harus dengar-dengaran dan pulang."
Dia tahu dirinya terkikis sangat dalam oleh mata hantu. Begitu berhenti menekan mata hantu, ciri-ciri khas akibat erosi hantu gentayangan akan segera menampakkan diri. Kekuatan gaib juga akan bocor tak terkendali. Saat ini, pandangannya samar-samar memancarkan cahaya merah, seolah kedua mata akan segera digantikan oleh mata hantu.
Tapi begitu kuota tangan hantu disita kembali, fenomena ini akan menghilang karena kontrol telah terbentuk.
"Oh, begitu ya. Aku tak terlalu paham. Tapi sekarang aku tak ingin pulang. Aku mau mencari seseorang." Xiao Yuan masih keras kepala, tak bisa dirayu.
Wanita bertubuh kurus yang berdiri mengenakan jas hujan di tengah hujan deras itu terlihat kesepian dengan aura ganjil yang terpancar.
Lagipula, siapa orang normal yang akan berkeliaran dengan riasan seperti ini di tengah malam buta?
"Tapi kau sendiri tak tahu mencari siapa," kata Yang Jian.
Xiao Yuan terdiam sejenak. Tatapannya kosong, seolah sedang merenung atau melamun. Setelah beberapa saat, tiba-tiba dia menunjuk ke sebelah Yang Jian: "Orang yang kucari adalah itu."
"Saya?" Yang Jian tertegun.
"Bukan sepupu, tapi orang di belakang sepupu," ujar Xiao Yuan.
Mata Yang Jian berkedip: "Kau menginginkan mayat ini? Dia sudah mati. Selama saya di sini, saya jamin dia takkan terbangun. Tak perlu khawatir."
Rupanya Bibi masih tak tega melepas hantu ini?
"Lagipula sudah berkali-kali bentrok dalam mimpi buruk, musuh bebuyutan hidup-mati. Sekalipun sudah sadar, tetap ingin memburu tubuh hantu ini."
Xiao Yuan mengembungkan pipinya berkata: "Bukan itu, sepupu bodoh. Bukan orang di dalam mobil itu, tapi orang yang bersembunyi di belakang mobil. Sekarang dia sedang mengawasimu! Kok tidak kau sadari? Dari tadi aku lihat dari jauh, sepertinya dia ingin membunuhmu. Tapi kenapa kau malah melarangku membantu?"
Apa?
Mendengar ini, Yang Jian terkejut.
Ada orang di dekatnya?
Sesaat kemudian.
Yang Jian yang sedang duduk di gerbong langsung melompat turun. Satu tangannya masih menggenggam pergelangan tangan mayat, terus mengendalikannya. Lalu matanya langsung menatap ke sisi kiri kendaraan.
Kosong melompong.
Hujan deras terus mengguyur dari langit, membasahi seluruh tubuh Yang Jian.
"Tidak ada orang?" Tatapan Yang Jian menyapu sekeliling dengan cepat, tapi tak menemukan apapun. Untuk berjaga-jaga, sebuah mata merah darah menyembul dari balik kulitnya, seperti sorotan hantu gentayangan yang mengintai sekeliling.
Selain kemampuan menembus kegelapan dan melepaskan Wilayah Hantu, Mata Hantu sebenarnya punya kemampuan lain.
Bisa melihat hantu.
Beberapa hantu tak berwujud, bersembunyi, tak terlihat oleh orang biasa. Tapi Mata Hantu bisa melihatnya.
Dalam pandangan Mata Hantu.
Tiba-tiba Yang Jian menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Di sisi kendaraan, terdapat sisa lekuk tangan yang tak selaras dengan noda air di cat mobil sebelahnya, seolah sebelumnya ada sesuatu yang meletakkan tangan di situ.
Ini jejak yang ditinggalkan hantu.
"Asalkan menutup mata hantu, jejak seperti ini justru sulit ditemukan."
"Bibi tidak salah, memang ada sesuatu yang mendekatiku... Tapi bagaimana mungkin? Aku jelas-jelas sudah lepas dari mimpi buruk dan mengendalikan mayat ini. Dari awal sampai akhir mayat ini tidak pernah bangun. Jangan-jangan masih ada hantu lain di desa ini?"
"Tidak, kemungkinannya sangat kecil."
Yang Jian tidak percaya masih ada hantu di desa ini. Dia yakin hanya ada satu hantu.
Kecuali ada kemungkinan lain: memang hanya ada satu hantu, tapi kemampuannya mungkin tidak cuma satu jenis.
"Di mana barang itu sekarang?" Yang Jian berbalik bertanya pada bibinya yang berdiri dalam hujan.
Xiao Yuan kembali melirik ke segala arah seperti tidak fokus, bahkan tidak menjawab pertanyaan Yang Jian.
Sikap seperti ini mungkin terlihat tidak sopan bagi orang lain, tapi Yang Jian paham ini adalah konsentrasi tinggi dalam mencari sesuatu sehingga mengabaikan keberadaan lain.
"Di sekitar sini?"
Dadanya terasa berat. Ia mulai memandang sekeliling, tapi tidak melihat apapun. Bahkan pandangan mata hantunya kosong.
Mata hantunya bisa melihat jejak yang ditinggalkan hantu, tapi tidak mampu menangkap siluetnya.
"Sepertinya... di belakangmu lho." Tiba-tiba Xiao Yuan berbicara sambil menunjuk ke belakang Yang Jian.
Hm?
Yang Jian menoleh tiba-tiba.
Dari sudut matanya, entah ilusi atau bukan, ia melihat sesosok bayangan berdiri di belakang - bukan manusia, tapi siluet yang konturnya mirip dirinya sendiri, bahkan identik.
Tapi siluet itu mulai bergerak dengan kemauannya sendiri.
Sebuah lekuk lengan, seperti bayangan yang terpantul dalam hujan, buram dan terputus-putus, seolah tidak eksis di dunia nyata.
Tapi Yang Jian merasakan sentuhan dingin menusuk mengalir dari lengannya.
Seperti tetesan hujan es yang tiba-tiba jatuh di tubuh, membuat pori-pori langsung mengerut bahkan tak kuasa menahan gidik.
Hantu~!
Saat ini Yang Jian sepenuhnya mempercayai perkataan Xiao Yuan, sekaligus memahami apa yang sedang dicari gadis itu.
Benar ada seekor hantu yang berdiam di sekitarnya. Entah sejak kapan muncul, atau sudah berapa lama mengintai diam-diam, dia tak tahu.
Hampir seketika.
Bayangan hitam pekat muncul dari tubuh Yang Jian, menjulang tinggi namun tanpa kepala, hanya menyisakan setengah leher.
Bayangan hantu itu mulai melawan.
Bayangan hitam adalah hantu gentayangan sejati. Dengan cepat ia mendekat, mencoba menyentuh hantu lain. Sentuhan ini bisa mengendalikan parasit, mungkin masalah akan terselesaikan.
Namun...
Sensasi dingin itu tiba-tiba menghilang.
Hujan deras terus turun, menembus bayangan hitam dan menetes ke tanah.
Sosok buram dalam hujan bergoyang lalu lenyap. Rintikan hujan di udara seperti tercerai-berai, menghancurkan siluet itu hingga tak bersisa.
Bayangan hantu gagal meraihnya.
Yang Jian berbalik memandang sekeliling, tak menemukan sosok serupa.
Seolah-olah kilasan pandangan tadi hanya sebuah halusinasi, karena saya terlalu lelah, penglihatan kurang jelas, sampai salah lihat.
"Barang apa itu tadi?" Yang Jian dengan wajah muram membuka mulut bertanya.
Meski tidak melihat jelas, dia tidak bodoh sampai mengira itu benar-benar halusinasi. Tak perlu diragukan lagi, yang muncul tadi adalah seekor hantu.
Seekor hantu yang berwajah mirip dirinya sendiri.
Bibi Xiao Yuan di sampingnya termenung sejenak: "Ini serangan yang terlambat."
"Apa, serangan yang terlambat? Maksudnya bagaimana." Yang Jian bertanya.
Xiao Yuan tiba-tiba terlihat serius lagi, seolah ada memori yang terbangun: "Setelah hantu dalam mimpi buruk menyerang orang, korban tidak langsung mati di dunia nyata. Mereka akan bunuh diri di kemudian hari. Sebenarnya yang membuat mereka bunuh diri bukan diri sendiri, melainkan hantu yang sudah meretas ke dalam tubuh."
"Setelah hantu meretas ke dalam tubuh, dia bisa mengendalikan badan orang itu, lalu membunuh dirinya sendiri."
"Mirip dengan aturan membunuh... atau semacam infeksi kutukan. Jadi hantu yang menyerangku bukan dari mimpi buruk kemarin, melainkan dari mimpi buruk dua hari lalu? Serangan hantu belum berakhir, hanya ditunda." Yang Jian langsung paham maksud perkataan Xiao Yuan.
Xiao Yuan tiba-tiba kembali ceria, tertawa kecil: "Sepertinya begitu ya~"
Hati Yang Jian langsung berdesir.
Dia akhirnya paham, mengapa situasi ini bisa terjadi. Itu karena dua malam lalu dirinya diserang hantu, lalu dengan bantuan orang itu dia berhasil keluar dari mimpi buruk dan tersadar.
Serangan hantu itu terinterupsi.
Tapi serangan ini tidak berhenti.
Maka mulai terus-menerus mencari kesempatan.
Namun malam kedua dia kembali masuk ke mimpi buruk, bertemu hantu hari kedua, lalu membunuh hantu dalam mimpi buruk hari kedua itu dan memaksa keluar dari mimpi. Akibatnya serangan hantu hari pertama tertunda lagi.
Karena tertunda terlalu lama, hantu hari pertama mulai meretas dari dunia mimpi buruk ke dunia nyata.
Maka fenomena aneh yang tidak bisa dipahami tadi pun muncul.
Setelah membuat dugaan ini, tatapan Yang Jian langsung menjadi berat.
"Lelucon macam apa ini? Yang begini bisa terjadi? Aku sedang dikejar hantu dari mimpi buruk hari pertama? Padahal hantu sudah kukendalikan, cara serangan tidak logis seperti ini masih ada... Tidak, kalau dipikir-pikir lagi fenomena ini bukan sepenuhnya tak bisa dipahami. Ini seperti restart versi lain."
"Mimpi buruk tiap hari dan hantunya memang ada secara terpisah, tapi berasal dari sumber yang sama."
Tiba-tiba Yang Jian teringat perkataan orang dalam mimpi buruk itu padanya.
Begitu hantu kembali ke dunia nyata dan mengambil alih tubuhnya sendiri, mimpi buruk ini akan menjadi sangat mengerikan. Orang seperti dirinya bahkan tidak bisa bertahan di mimpi buruk hari pertama.
Saat itu dikira hanya ancaman kosong.
Setelah dipikir-pikir, mungkin ini bukan sekadar ancaman kosong.
Karena, jika hantu hari pertama tidak dibunuh, setelah mimpi buruk hari kedua dimulai, hantu hari kedua akan muncul, tapi hantu hari pertama tetap terus mengejarmu, lalu disusul hantu hari ketiga... Begitu seterusnya. Semakin lama kau bertahan dalam mimpi buruk ini, jumlah hantu akan terus bertambah secara tak terbatas.
Pada akhirnya, kau akan tenggelam dalam lautan hantu yang tak terhitung jumlahnya.
Bahkan jika kau berhasil membunuh hantu hari pertama, mimpi buruk hari kedua akan terulang kembali. Ini tetap sebuah siklus buntu.
Baik orang biasa maupun Pengendali Hantu, memasuki mimpi ini sama artinya dengan menerima kematian.
Tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh.
Setelah menyadari hal ini, Yang Jian tak tahu mengapa keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.
Karena jika hantu ini benar-benar bangkit, dugaan teoritisnya akan berubah menjadi kenyataan.
Ini adalah ancaman yang lebih mengerikan daripada semua peristiwa gaib Tingkat S yang pernah dia hadapi.
Sepanjang pengetahuan dan pengalamannya menangani kasus supranatural, hanya mimpi buruk inilah yang benar-benar tak terselesaikan.
Bahkan metode untuk menekan efeknya pun belum ditemukan.
Untungnya...
Untungnya hantu ini belum sepenuhnya bangkit. Selama belasan tahun, ayah kandungnya yang sudah meninggal berhasil menghancurkan potongan-potongan dirinya seperti puzzle.
Tapi itu hanya kondisi saat ini.
Dulu, bagaimana cara orang-orang menghancurkan makhluk ini?
Pertanyaan ini kembali menghantui Yang Jian. Hantu jahat yang membuatnya merinding hanya dengan membayangkannya ini, ternyata pernah ditaklukkan seseorang belasan tahun silam.
“Kak, apa yang sedang kau pikirkan? Barang itu muncul lagi, lho.” Xiao Yuan kembali berkata, lalu menunjuk ke sebelah.
Hujan deras mengguyur tanpa henti.
Di samping Yang Jian, siluet orang yang tercerai-berai itu kembali terbentuk di antara rintik hujan. Siluet itu buram, sedikit melengkung, tapi masih terlihat mirip dengan sosok Yang Jian.
Apakah hantu ini berusaha menyamar seperti dirinya sendiri untuk menyerang tubuhnya?
"Peretasannya ke dunia nyata tidak sepenuhnya. Tak ada wujud fisik, atau mungkin dia tidak utuh, tak bisa sepenuhnya masuk ke dunia nyata." Yang Jian terus menatap siluet dalam hujan itu.
Tak ada ketakutan, juga tak gentar. Ia sedang menganalisa.
Siluet dalam hujan itu juga menatap Yang Jian. Di bawah cahaya redup, mata mayat yang mengerikan itu membuat bulu kuduk merinding.
Mata mayat ini persis seperti mayat di gerbong kereta.
"Tapi meski serangannya tidak sempurna, tetap bisa menyerangku. Hantu memang mengerikan." Yang Jian melirik ke belakang.
Ia tak ingin melepaskan mayat ini.
Pengendalian harus terus dipertahankan.
Mata Hantu tak bisa digerakkan sembarangan, ada tanda-tanda kebangkitan. Bayangan Hantu tak bisa menyentuh benda tak berwujud ini.
Haruskah menggunakan golok kayu bakar?
Jika menggunakan golok kayu bakar, kita bisa menghabisi hantu dari mimpi buruk hari pertama dengan mengikuti sumber kutukan.
Tapi ini membutuhkan pengorbanan besar.
Sangat tidak sepadan.
Memikirkan ini,
Yang Jian tak sengaja mundur beberapa langkah.
Ia butuh cara khusus.
Metode untuk menghabisi hantu dari mimpi buruk hari pertama.
"Tapi Yang Jian mundur dan ragu-ragu, namun Hantu tak akan memberimu kesempatan seperti ini."
Siluet orang yang buram dalam hujan, seolah fragmen yang disusun bersama, perlahan mendekati Yang Jian.
Meski hanya siluet, ia bergerak seperti orang hidup normal tanpa kelambanan maupun keraguan, dengan kecepatan yang luar biasa.
"Kakak perlu bantuan?" Bibi Xiao Yuan memiringkan kepalanya bertanya.
"Jangan mendekat! Aku urus sendiri. Ini bukan sekadar membunuh hantu dalam mimpi," Yang Jian langsung berkata.
Hantu yang bisa mengejarnya dari mimpi buruk hari pertama pasti punya alasan spesifik. Dengan menemukan penyebabnya, pasti bisa dilakukan pembelaan diri.
Ujian dari Bayangan Hantu tadi sudah sangat jelas.
Strategi pembelaan konvensional tak mampu menghalangi hantu ini, hanya sedikit mengganggu waktu serangannya sebelum muncul kembali.
Ini membuktikan hantu tak sepenuhnya eksis di dunia nyata.
Bayangan buram itu menjadi bukti terkuat.
