"Surat ini sangat spesial."
Surat merah di tangan ini memberikan perasaan tidak nyaman, surat itu sendiri memancarkan aura misterius, Yang Jian bisa merasakannya.
"Menurutku lebih baik surat ini tidak usah dikirim. Benda ini kayaknya jebakan. Mending dirobek saja. Aku gak percaya, kemarin malem hantu aja gak bisa ngalahin kita. Apa mungkin setelah merobek surat ini kita langsung mati?" Sun Rui mendekat sambil bersandar pada tongkatnya, berbicara dengan penuh keyakinan.
Yang Jian menatapnya: "Mungkin justru merobeknya adalah jebakan?"
"Hmm... sepertinya ada benarnya juga." Sun Rui tertegun.
"Komandan, jadi kita kirim atau tidak?" Li Yang bertanya.
Wan Xing dan Qian Rong yang berdiri di samping langsung berkeringat dingin mendengar percakapan mereka. Orang-orang ini malah berniat merobek surat dan menolak mengirim surat merah ini.
Mungkin mereka akan baik-baik saja, tapi kami sendiri pasti akan terbunuh, karena tugas pengiriman surat ini adalah misi kolektif kurir lantai satu.
Tapi di hadapan Yang Jian dan kawan-kawan, kami sama sekali tidak punya hak suara untuk memutuskan apakah surat merah ini akan dikirim atau tidak.
Yang Jian saat ini juga sedang merenung dan ragu-ragu.
Sebenarnya kunci penilaiannya hanya satu: apakah dirinya mampu menanggung konsekuensi dari merobek surat ini.
Jika bisa ditanggung,
maka merusak surat merah ini jelas pilihan terbaik.
Namun jika konsekuensinya terlalu besar, mengirimkan surat juga bisa menjadi opsi. Lagipula dengan kemampuan mereka, mengirim surat adalah hal mudah yang memiliki persentase keberhasilan jauh lebih tinggi daripada orang biasa.
"Tidak perlu merobek surat dan memancing serangan hantu gentayangan. Tingkat kesulitan mengirim surat tidak terlalu tinggi, setidaknya bagi saya." Tatapan Yang Jian bergetar lemah: "Jika dalam misi muncul hantu, kita harus memastikan tingkat bahayanya terlebih dahulu sebelum memutuskan melanjutkan. Keamanan adalah prioritas utama."
"Meski kekuatan gabungan kami bertiga sangat kuat, tapi tidak boleh sembrono seperti ini."
Sun Rui bertanya: "Jadi surat ini diputuskan untuk dikirim?"
"Tentu. Sekalian saya ingin memastikan apakah proses pengiriman surat ini akan memicu peristiwa supranatural, sehingga mengkonfirmasi apakah pekerjaan kurir surat ini membantu hantu gentayangan atau justru mengendalikan peristiwa gaib... Jika skenario kedua, tidak masalah. Tapi jika yang pertama, maka para kurir di kantor pos ini tidak layak eksis."
Tatapan Yang Jian berkelip-kelip dengan nuansa niat membunuh: "Saya tidak akan mengizinkan sekelompok orang yang bekerja untuk hantu tetap hidup di dunia ini."
"Ada benarnya. Pertimbanganmu lebih matang daripada saya. Jika begitu, saya akan menemani Kapten Yang mengirimkan surat ini." Sun Rui mengangguk.
Memang sangat perlu mengkonfirmasi sifat sebenarnya dari Kantor Pos Gaib ini.
Karena ini akan mempengaruhi arah tindakan selanjutnya, dan naik ke lantai atas juga merupakan keharusan.
“Tapi di sini tidak ada sinyal, saya tidak bisa mengecek di mana alamat ini sebenarnya, perlu ke luar untuk memastikan.” Setelah itu Sun Rui melihat tulisan melengkung yang terbentuk dari debu di konter, menggelengkan kepala dan berkata.
Taman Fushou?
Tempat apa ini? Kedengarannya seperti taman Jiangnan.
Juga seperti nama suatu area wisata.
“Karena sudah diputuskan, jangan buang waktu lagi, berangkatlah, usahakan selesaikan surat ini dalam satu hari. Urusan kantor pos sementara ditunda dulu, setelah pengiriman surat selesai dan kita sampai di lantai dua, baru bisa lebih baik menyentuh rahasia tempat ini.” Yang Jian berencana segera bertindak.
Sun Rui dan Li Yang mengangguk.
Membawa surat itu, ketiganya segera menuju arah pintu gerbang kantor pos, bersiap meninggalkan tempat ini.
Wang Shan, Wan Xing, dan wanita bernama Qian Rong saat itu saling memandang satu sama lain, bingung tak tahu harus berbuat apa.
Ikut pergi atau tidak terlibat?
“Kapten Yang, urusan ini juga berkaitan dengan saya, saya harus ikut.” Wang Shan bertahan dan mengikuti.
“Wan Xing, kita bagaimana?” Wanita bernama Qian Rong bertanya dengan hati-hati.
Wajah kurus Wan Xing pucat, tapi situasi lebih kuat dari manusia. Ahli pengiriman dua surat ini sama sekali tidak bisa melawan kelompok Yang Jian, orang-orang ini terlalu mengerikan, benar-benar tidak tahu dari mana munculnya.
“Misi pengiriman surat juga terkait kita. Bagaimana jika saat berhasil nanti tidak dianggap bagian kita?”
“Nyawa hanya satu, tidak bisa bertaruh. Harus ikut.”
Meski sangat enggan pergi, bahkan sempat berpikir untuk membiarkan Yang Jian dan yang lainnya saja pergi sementara dirinya menunggu kabar di sini.
Tapi celah yang begitu jelas ini, Wan Xing merasa tak boleh dimanfaatkan.
Bagaimana jika nyawanya terbuang sia-sia tanpa sempat menyesal?
Maka demi kehati-hatian, ia pun mengikuti mereka.
Wanita bernama Qian Rong ini tak punya hak memilih. Setelah semua orang pergi, mau tak mau ia pun ikut.
Rombongan enam orang keluar dari kantor pos hantu secara berurutan.
Namun begitu melangkah keluar, kantor pos hantu di belakang langsung menghilang tanpa bekas, digantikan oleh kompleks bangunan terbengkalai. Yang Jian berdiri di depan reruntuhan itu sambil memandangi gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya.
Tak perlu diragukan lagi, Yang Jian telah kembali.
Kembali ke Kota Dahan untuk kesekian kalinya.
"Ternyata benar. Setelah membuka pintu, kita langsung terlepas dari sarang hantu itu dan kembali ke dunia nyata." Yang Jian menengok ke belakang sambil memastikan kondisinya.
"Fenomena yang sangat aneh. Dunia nyata dan wilayah hantu saling bersinggungan tapi tak saling pengaruhi. Bahkan bisa terlepas secara instan. Sebagai Pengendali Hantu, kita sama sekali tak merasakan apa-apa." Sun Rui mengerutkan kening. "Sekarang aku penasaran, nanti setelah surat ini berhasil dikirim, bagaimana cara kantor pos hantu itu menarik kita kembali?"
"Bicara soal keberhasilan nanti saja. Coba kamu selidiki alamat Taman Fushou dan pemilik nomor 78 itu. Surat harus sampai ke tangan orang tersebut. Kedengarannya memang tak masuk akal." Kata Yang Jian.
Sun Rui segera menghubungi asistennya: "Baik, akan kuselidiki."
Sebagai penanggung jawab, ia memiliki akses ke data intelijen markas besar yang memungkinkannya menyelidiki banyak hal.
Tak lama kemudian, informasi yang dibutuhkan pun muncul.
“Ada hasilnya, tapi hasilnya sepertinya agak tidak baik.”
Sun Rui menekan suaranya: “Nama Taman Fushou adalah sebuah makam, yang disebut nomor 78 kemungkinan besar adalah makam ke-78.”
“Makam?” Ekspresi Yang Jian berubah halus: “Jadi surat ini bukan untuk orang hidup?”
Dia juga orang yang sudah melewati badai kehidupan, jadi tidak terlalu terkejut.
“Sangat mungkin.” Sun Rui mengangguk: “Tapi lokasi Taman Fushou agak sulit.”
“Di mana posisi spesifiknya?” tanya Yang Jian.
Sun Rui ragu sejenak: “Di Kota Dahai... Orang dalam lingkaran sosial tahu, Kota Dahai adalah wilayah kekuasaan Ye Zhen dari forum gaib. Dia tidak suka anggota markas pergi dinas luar ke sana, dan kendali markas terhadap Ye Zhen sangat rendah. Jika pergi ke wilayahnya, banyak hal akan diintervensi.”
“Seperti yang diketahui semua, kecerdasan Ye Zhen agak bermasalah. Bagaimana jika terjadi konflik, itu akan sangat berbahaya.”
Ye Zhen?
Yang Jian sudah sering mendengar nama ini, sebelumnya bahkan pernah bertelepon, tapi belum pernah bertemu.
“Surat sudah di tangan, bagaimana mungkin tidak pergi? Jangan panik. Aku dan dia tidak ada permusuhan. Mengirim surat ini hanya sekadar mengunjungi makam di sana, area geraknya sangat kecil. Kemungkinan diawasi Ye Zhen tidak besar. Lagipula, wilayah itu memang miliknya, tapi tidak mungkin melarang orang sekedar lewat.”
“Benar juga, tapi lebih baik tetap waspada. Lagipula dia bukan anggota markas.” Sun Rui masih agak berhati-hati.
“Lagi pula Ye Zhen adalah Pengendali Hantu termasyhur di lingkaran domestik, sudah terkenal sejak lama. Bahkan sebelum Yang Jian menjadi Pengendali Hantu, dia sudah termasuk yang terbaik. Dulu masih ada beberapa orang yang bisa mengendalikan Ye Zhen, tapi setelah setengah tahun lebih berlalu, yang mati sudah mati, yang hilang sudah hilang. Kini Ye Zhen secara implisit diakui sebagai yang nomor satu di lingkaran ini.”
“Selain itu, kekuatan forum gaib juga sangat besar, sebelumnya setara dengan lingkaran sosial.”
Yang Jian melambaikan tangan memberi isyarat dan berkata: “Jangan bicara omong kosong, pesan tiket pesawat dan segera berangkat.”
Sun Rui tersenyum: “Tidak perlu. Saya punya pesawat khusus yang bisa terbang langsung ke Kota Dahai. Tapi kalau berangkat dengan gegap gempita begitu, bandara di sana pasti akan menerima pemberitahuan. Nanti Ye Zhen juga akan tahu jadwal kita. Lagipula di sana banyak hal yang tak bisa disembunyikan darinya.”
“Tidak masalah. Dia tak mungkin menghancurkan pesawatmu di tengah jalan,” kata Yang Jian.
“Sepertinya tidak akan,” jawab Sun Rui.
Li Yang menoleh dan berkata: “Kapten Yang, Wang Shan dan Wan Xing sebelumnya sepertinya tidak muncul di sini. Saya ingat tadi mereka juga berjalan ke pintu.”
“Hm? Ada kejadian seperti itu?” Yang Jian menoleh dan melihat, memang ketiganya tidak terlihat.
Setelah berpikir sejenak, dia berkata: “Tak perlu dihiraukan. Mereka bertiga hanya orang biasa yang tidak berperan penting. Alasan mereka mau ikut hanya takut gagal menyelesaikan misi. Lagipula mereka juga tahu alamatnya. Kalau mau pergi, biarkan saja.”
Yang Jian menduga pintu kantor pos hantu mungkin akan mengembalikan orang ke tempat asal saat dimasuki.
Mungkin Wang Shan bukan orang Kota Dahan, jadi setelah membuka pintu, dia tiba di tempat yang sama seperti sebelumnya, bukan kembali ke lokasi semula.
