Suasana di kompleks makam kini terasa muram.
Bukan hanya karena peristiwa supranatural yang sedang terjadi di sini, kedatangan bos forum gaib Ye Zhen telah membuat situasi benar-benar rumit.
Siapa sangka, Ye Zhen yang baru tiba langsung bertarung dengan Yang Jian hanya karena perselisihan mulut.
Ungkapan "bertarung karena satu kalimat tidak cocok" benar-benar menggambarkan situasi ini dengan tidak meleset sedikit pun.
Hasilnya sama sekali di luar perkiraan semua orang.
Yang Jian langsung dikendalikan, lalu mengalami kekalahan. Hal ini membuat orang tak percaya dan terkejut.
Terutama Sun Rui dan Li Yang yang pernah melihat arsip Yang Jian bahkan bekerja sama dengannya beberapa hari. Mereka menyaksikan sendiri kemampuan dan kekuatan Yang Jian, tapi tak menyangka sosok mengerikan itu seolah tak berdaya di hadapan Ye Zhen.
"Tidak, ini tidak benar. Yang Jian masih menyembunyikan sesuatu, dia belum mengerahkan kemampuan sebenarnya." Setelah terkejut, Sun Rui kembali tenang dan langsung menyangkal fakta kekalahan menyakitkan Yang Jian.
"Baru saja, Ye Zhen hanya membuat serangan mendadak. Lagipula sampai saat ini markas belum memiliki arip tentang Ye Zhen. Mengenai berapa ekor hantu yang dia kendalikan dan kemampuan apa yang dimiliki, semuanya tidak diketahui."
"Sedangkan arsip Yang Jian,"
"Jujur saja, di lingkaran sosial ini hampir semua orang yang punya kemampuan mungkin sudah memiliki salinannya masing-masing."
"Semua tahu dia mengendalikan tiga ekor hantu. Meski mungkin tidak mengetahui kemampuan spesifiknya, tapi melalui analisa beberapa peristiwa, bisa ditebak hampir mendekati kebenaran."
"Hanya saja... Yang Jian masih memiliki satu hantu yang belum digunakan."
"Tatapan Sun Rui bergetar lemah. Dia teringat saat pesawat khususnya melewati Kota Dachang sebelumnya, Yang Jian secara terbuka mengatakan telah membawa seekor hantu ke pesawat."
"Itu adalah hantu keempat yang dikendalikan Yang Jian."
"Tidak melekat pada tubuhnya, tapi bisa dikendalikan."
"Sekarang masalahnya semakin serius. Ye Zhen mungkin hanya ingin menekan Yang Jian, tapi efeknya justru kontraproduktif. Jika digantikan oleh Pengendali Hantu lain mungkin akan berpura-pura menyerah dulu, toh hanya memanggil 'Putra Sulung' sambil berakting kooperatif. Tapi karakter Yang Jian jelas tidak akan melakukan ini."
"Jika terus bertarung, situasi akan semakin tak terkendali. Adakah cara untuk menghentikan mereka?"
"Otak Sun Rui bekerja cepat, berharap menemukan metode untuk menghilangkan kontradiksi antara mereka berdua."
"Namun,"
"Saat ini, Yang Jian sudah mulai menunjukkan kemarahan aslinya."
“Dia tertawa marah: "Ye Zhen, ingin kusebut kau Putra Sulung, pantaskah? Sok gaya menganggap diri Nomor Satu di Dunia hanya karena menang sedikit? Kalau memang ingin bertarung, hari ini kuantar sampai kau tak bisa menjamin diri sendiri selamat dari tanganku."
Niat membunuhnya sudah bulat.
"Tak masalah, mati jadi tanggung jawabku."
Ye Zhen menghela napas: "Jika kau sudah bicara begitu, mari kita bertanding di luar. Coba bunuh aku dengan segenap kemampuanmu. Di puncak langit ini, kutunggu upayamu melampauiku. Lagipula, status tak terkalahkan memang terasa sunyi."
Dia masih sok gaya.
Satu jari menuding langit, satu jari mengarah ke Yang Jian.
"Tempat ini terlalu ganjil dengan terlalu banyak faktor tak pasti. Aku tak mau terganggu. Kalau mau bertarung, ke luar." Wajah Yang Jian dingin, seluruh tubuhnya diselimuti cahaya merah, menampilkan keganasan misterius di balik aura supranatural.
Wilayah Hantunya meluas sementara lengan yang patah mulai pulih.
Bayangan hantu kini kembali bergerak, merakit kembali tubuhnya.
Tinju Ye Zhen memang sempat menekan bayangan hantu, tapi efeknya tidak bertahan lama.
Kira-kira semenit.
Walau begitu tetap mengerikan - menekan hantu selama semenit cukup untuk menyelesaikan peristiwa supranatural apa pun.
"Baik, ikut keinginanmu. Kita bertarung adil di luar. Kalau kalah, panggil aku Putra Sulung." Ye Zhen mengangguk halus, mempertaruhkan wibawa sebagai pemimpin.
“Ekspresi Yang Jian tenang, saat ini tidak menghiraukan Ye Zhen, melainkan menyapu pandangannya ke orang lain: ‘Aku akan mengajak kalian pergi dari sini dulu. Masalah Taman Fushou untuk sementara ditunda. Tunggu sampai aku menyelesaikan urusan Ye Zhen.’”
“Kapten Yang, jangan terburu emosi. Berkelahi dengan Ye Zhen tidak akan membawa imbalan memadai. Harus memikirkan kepentingan nasional.”
Sun Rui berkata, lalu menambahkan, “Ye Zhen, dengarkan nasihatku. Kita semua adalah teman dan rekan kerja. Untuk apa saling berhadapan? Jika masalah ini diperbesar, tidak ada yang diuntungkan. Apalagi saat ini ada situasi lebih penting yang harus ditangani.”
Ia ingin menjadi penengah untuk meredakan konflik ini.
Namun Yang Jian tetap diam tanpa sepatah kata. Wilayah Hantu-nya kembali menyebar.
Cahaya merah menyelimuti area.
Sun Rui, Li Yang, serta kedua adik ipar perempuan Liu Xinyue tiba-tiba menghilang. Bersamaan dengan itu, paku peti mati yang tertancap di kepala Nenek Liu juga lenyap.
Di dalam Wilayah Hantu.
Paku peti mati kini berada di genggaman Yang Jian. Ia melirik Ye Zhen dengan dingin, tidak melakukan apapun, hanya menyimpannya dalam diam.
Benda ini tidak boleh digunakan sembarangan.
Jika gagal mematikan Ye Zhen, sama saja dengan menghadiahkannya padanya. Karena itu, penggunaannya harus sangat hati-hati.
Adapun apa yang akan terjadi di kompleks makam ini selanjutnya, Yang Jian belum berniat memikirkannya.
“Kalian juga ikut aku meninggalkan tempat ini.” Ye Zhen melirik anggota lain forum gaib sambil melambaikan tangan.
Seketika mereka semua menghilang.
Kerumunan di pemakaman redup yang penuh keanehan itu pun lenyap dalam sekejap.
Saat muncul kembali, mereka sudah berada di jalan di luar Taman Fushou.
Jalan-jalan di sekitar telah diblokir.
Jalanan yang sepi sudah tidak ada kendaraan lagi, hanya para korban selamat yang masih bertahan.
"Sudah keluar?" Sun Rui memandang sekeliling sambil menghela napas lega, tapi kemudian hatinya kembali berdebar.
Karena situasi berikutnya masih jauh dari selesai.
"Li Yang, konflik antara Kapten Yang dan Ye Zhen di Kota Dahai adalah masalah besar. Yang Jian mewakili martabat markas besar, sementara Ye Zhen mewakili kekuatan forum gaib. Hari ini, korban dari pihak mana pun akan mempengaruhi situasi. Segera beri tahu markas besar dan lihat tanggapan mereka. Mungkin Cao Yanhua bisa menemukan cara untuk menghentikan mereka berdua." Sun Rui langsung memberi perintah.
Li Yang menjawab: "Baik, saya akan segera menghubungi markas."
Setelah berkata demikian, dia mengeluarkan ponsel positioning satelit dan mulai menghubungi operator sambil melaporkan situasi di sini ke markas.
"Saya akan ke forum gaib untuk mencari seseorang yang bisa membujuk Ye Zhen." Sun Rui langsung berbalik badan sambil menenteng tongkatnya dan pergi.
Dibandingkan peristiwa supranatural, kejadian yang akan segera terjadi ini jauh lebih serius.
Keduanya segera membagi tugas untuk bertindak.
Tapi saat ini...
Langit Kota Dahai di sore hari tiba-tiba memerah bagai awan api, semburat senja mengotori langit. Namun warna merah ini tidak wajar, karena tidak hanya langit - bangunan dan permukaan tanah pun tertutupi rona merah darah, seolah terendam dalam genangan darah.
Rona merah pekat ini seperti darah yang hendak menetes.
"Tiba-tiba saja langit berubah warna?" Warga yang kebingungan memandangi langit sambil mengangkat kepala.
Dunia merah menyebar dengan kecepatan yang tak terbayangkan dari sekitar Taman Fushou, dalam sekejap telah menutupi hampir setengah dari Kota Dahai. Bahkan kantor Ye Zhen di Gedung Mingzhu juga masuk dalam wilayah yang tertutup.
"Ini... dunia wilayah hantu?" Di lantai teratas Gedung Mingzhu, administrator forum gaib Ah Wu wajahnya berubah drastis. Ia buru-buru berlari ke jendela dan memandang keluar.
Ternyata.
Seluruh dunia telah berganti warna.
Manajer itu juga menyipitkan bola matanya: "Ini wilayah hantu Yang Jian. Aku pernah melihat arsipnya, tidak mungkin salah. Apa yang terjadi? Wilayah hantu Yang Jian menutupi Kota Dahai? Jangan-jangan dia akan bertarung dengan Putra Sulung?"
"Cepat, pergi lihat ke luar!"
Pada saat ini, dia menyadari gravitasi situasi.
"Apa? Baru kau bilang apa? Ye Zhen dan Yang Jian akan bertarung?"
Pada saat yang sama, Cao Yanhua dari markas besar juga menerima pesan darurat ini.
Sebelumnya informasi tidak bisa dikirim dalam wilayah hantu, tapi sekarang bisa.
Di dalam kantor markas besar.
Banyak orang serentak menatap Wakil Menteri Cao Yanhua dengan ekspresi terkejut.
Shen Liang langsung berkata: "Arahkan satelit ke atas Kota Dahai, kirimkan gambarnya ke sini!"
Ketika gambar satelit muncul, wajah banyak orang langsung berubah.
Dalam gambar tersebut, sebagian besar Kota Dahai tertutup lapisan cahaya merah pekat. Situasi ganjil ini membuat gambar yang ditampilkan menjadi melengkung, seolah-olah area itu kapan saja bisa menghilang dari peta.
"Tidak salah, ini ulah tangan Yang Jian. Setiap kali dia bertindak selalu seperti ini, wilayah hantu langsung menutupi seluruh kota terlebih dahulu."
Shen Liang berkata dengan suara berat: "Kita harus menghalangi mereka. Jika benar-benar bertarung, ini akan berakhir buruk."
"Aku tahu, tapi bagaimana cara menghentikan Yang Jian dan Ye Zhen? Siapa yang bisa mengendalikan mereka? Pak Qin sudah tidak bisa dipakai lagi..." Tatapan Cao Yanhua bergetar lemah, pikirannya berputar cepat mencari solusi.
"Jika tidak bisa dihalangi, setidaknya kita harus selamatkan satu orang," bisik Shen Liang dengan suara tertekan. "Kita tidak boleh membiarkan keduanya mati di sini, atau bencana besar akan terjadi."
Menyelamatkan satu orang?
Cao Yanhua langsung memahami. Ia memerintahkan asisten di sampingnya: "Panggil Cao Yang ke sini segera."
Pada saat kritis, markas harus mengontrol hasil pertarungan mereka.
Jika harus ada yang mati, biarlah yang bisa kita terima.
Sementara itu...
Di Kota Dahai...
Ye Zhen berdiri tegak di ketinggian, melirik dunia yang diselimuti cahaya merah. "Apa gunanya wilayah hantu yang luas? Hanya untuk menakuti-nakuti orang biasa. Wilayah hantu ini lebih buruk dari sebelumnya, sama sekali tidak berpengaruh padaku. Dalam sekejap, aku bisa mengubah warna langit dan bumi!"
Setelah berkata demikian, ia meneriakkan: "Bubar!"
Dunia merah di sekitarnya mulai memudar seperti riak air yang menyebar ke segala penjuru, mengembalikan kawasan itu ke wujud aslinya.
Wilayah hantu saling menetralisir dan mengendalikan, hingga akhirnya tidak tersisa apa-apa.
Yang Jian berdiri di puncak gedung pencakar langit, mata hantu merahnya yang jahat dan ganjil menatap tajam ke arah Ye Zhen.
Dalam pikirannya, ia tak pernah berencana mengandalkan wilayah hantu untuk menang. Bagaimanapun, wilayah hantu lawannya juga mengerikan, mampu mencapai tingkat lima dari mata hantunya sendiri.
"Kemampuan ini jika ada di awal periode kebangkitan supranatural setengah tahun lalu, memang bisa dianggap sebagai level tak terpecahkan. Bahkan sekarang, orang yang bisa mencapai lapisan lima Wilayah Hantu bisa dihitung dengan jari."
"Jadi tidak heran dia berani menyombongkan diri sebagai yang terkuat."
"Wilayah Hantuku bukan untukmu." Tiba-tiba Yang Jian berbicara, suaranya datar tanpa jejak perasaan manusia hidup.
"Menarik, mau main akal-akalan? Silahkan, aku Ye Zhen ini naik ke langit masuk ke bumi, semuanya tak terkalahkan. Xiao Yang, coba gunakan seluruh kemampuanmu untuk menghiburku." Ye Zhen membentangkan lengannya sambil tertawa lebar.
Suara dingin Yang Jian tiba-tiba bergema: "Santap dia."
Seketika.
Seorang anak kecil menyeramkan dengan kulit kebiruan-hitam mengenakan jubah Shou orang mati, muncul tiba-tiba dari udara kosong dan menerjang Ye Zhen.
"Makhluk apa ini?" Ye Zhen kaget bukan main.
Anak Hantu itu dibawa Yang Jian dari pesawat khusus Sun Rui menggunakan Wilayah Hantu. Begitu perintah keluar, anak hantu itu langsung menyerang. Ye Zhen yang terlalu percaya diri hanya mempertahankan Wilayah Hantu seukuran tubuhnya untuk terbang.
Dengan kata lain, Wilayah Hantunya cuma buat gaya-gayaan, tanpa persiapan pertahanan.
Maka, Anak Hantu itu mencengkeram lengan Ye Zhen dan langsung menggigit. Mulut anak hantu itu terbuka lebar menampakkan kegelapan pekat, air liur menetes deras.
Ye Zhen merasakan area yang terkena tetesan air liur itu mulai membusuk dan terurai.
Ini seekor hantu?
Ye Zhen menyadari situasi dan membentak: "Kurang ajar! Hantu kecil ini benar-benar tak tahu tinggi-rendahnya langit, berani menggigit Sang Ye?"
Namun ucapannya belum selesai.
Tubuh Yang Jian berubah menjadi cahaya merah yang langsung menyerbu ke arah mereka.
Dia tahu, mengandalkan anak hantu tidak mungkin mengalahkan Ye Zhen, hanya bisa mengulur waktu dan membuang-buang tenaga. Keputusan kemenangan yang sebenarnya masih ada di tangannya sendiri.
Tiba-tiba.
Tangan hantu Yang Jian yang dingin dan kehitaman mencekik leher Ye Zhen. Tekanan tangan hantu itu langsung terbentuk.
"Turun sekarang juga!"
Jarinya yang kaku memiliki kekuatan yang luar biasa, menusuk kulit dan daging leher Ye Zhen. Disertai suara retakan tulang belakang yang krek-krek, tulang lehernya mulai patah dan remuk.
Ye Zhen yang semula berdiri tegak di ketinggian kini mengalami pukulan berat, langsung terjatuh dari langit.
"BOOM!"
Sebuah dentuman keras menggema.
Tubuh Ye Zhen menghancurkan ubin lantai dan mendarat di sebuah alun-alun depan gedung pencakar langit.
"Di alun-alun masih banyak warga, mereka ketakutan oleh gerakan besar ini, secara refleks melihat ke arah datangnya suara. Banyak yang masih memegang ponsel merekam situasi ganjil langit yang tiba-tiba memerah tadi."
"Tapi saat ini, sepertinya aktivitas di sini lebih besar. Mereka semua berbalik menghadap ke sini."
"Apa yang terjadi?"
"Sial, masa iya seseorang jatuh dari langit sampai permukaan lantai hancur?"
"Ada yang lompat dari lantai."
Orang yang lebih dekat berkata dengan suara gemetar: "Bangsat, dia belum mati. Orang yang lompat ini masih hidup!"
"Ye Zhen saat ini bangkit dari lantai yang seperti reruntuhan sambil berteriak: 'Xiao Yang, kau benar-benar kejam. Bertindak tanpa menyebut jurus apa pun, langsung melepas hantu itu untuk menggigitku.'"
Lengannya kehilangan sepotong daging yang berdarah-darah, luka itu terus membusuk dan memburuk.
Itu bukan air liur anak hantu, melainkan cairan mayat. Orang biasa yang menyentuhnya sedikit saja akan membusuk menjadi genangan air dalam hitungan hari.
Sesaat kemudian.
Semburan cahaya merah menghujam dari langit langsung menuju Ye Zhen.
Yang Jian tiba-tiba muncul dengan wajah dingin, terkejut menemukan Ye Zhen ternyata belum mati.
Tanpa pikir panjang.
Sebilah golok kayu bakar berkarat yang ganjil menusuk jantung Ye Zhen dengan kekuatan dahsyat, membuatnya mundur terhuyung hingga menabrak patung seni di dekatnya.
Jika kutukan golok kayu bakar itu meledak, dia bisa mengontrol gerakan tubuhnya dengan bayangan hantu, tetap hidup meski tanpa jantung.
Dia yakin Ye Zhen tak punya kemampuan itu.
"Wah!"
Ye Zhen memuntahkan darah sambil tersenyum di sudut bibir: "Sungguh kejam, Xiao Yang. Tapi aku suka, lanjutkan, aku masih bisa bertahan."
Sesaat kemudian.
Patung di belakangnya pecah berkeping-keping, serpihan besar berjatuhan menghantam lantai.
Bola mata Yang Jian menyempit.
Dia melihat bekas gigitan anak hantu di tubuh Ye Zhen telah pulih.
Bahkan bagian yang membusuk sudah menghilang.
Pemulihan?
Tidak, pemulihan biasa tak mungkin tanpa meninggalkan jejak. Ini lebih seperti restart sistem.
"Tapi kutukan tidak aktif, Yang Jian tidak merasakan jantungnya ditusuk pedang, ini bisa dianggap hal yang baik."
"Dia sedang menguji kemampuanku?"
Yang Jian langsung menyadari, ini adalah Ye Zhen yang menggunakan kemampuan tertentu untuk terus memulihkan lukanya, lalu membuat dirinya terus-menerus membeberkan berbagai strategi.
"Kau terlalu overkonfiden, hati-hati malah mati sendiri."
"Lepaskan kuda... maksudku, serang saja, mana mungkin Ye Mou mati?"
Ye Zhen ingin mengatakan "lepas kudamu", tapi menelan kata-katanya, takut Yang Jian benar-benar melepaskan hantu kecil tadi untuk menggigitnya.
"Menghilanglah dariku."
Serangan Yang Jian tak berhenti, lima mata hantu membelalak serentak, semua mengarah ke kepala Ye Zhen.
Cahaya merah pekat memancar, ini upaya mengirim kepala Ye Zhen keluar dari dunia, wilayah hantu lima lapisannya bisa memengaruhi realitas, tentu juga manusia.
Hanya saja ini sudah kali ketiga dia menggunakan wilayah hantu lima lapisan.
Dan yang terakhir kalinya.
Hari ini tak bisa dipakai lagi, nanti kondisinya memburuk.
"Jangan pakai jurus yang sama dua kali padaku."
Sesaat kemudian, tubuh Ye Zhen yang tertusuk golok kayu bakar dan terpaku di patung tiba-tiba lenyap, dengan paksa menghindari serangan ini.
Cahaya merah ganjil melengkungkan realitas, seolah merobek dunia ini.
Di belakang Ye Zhen,
Gedung pencakar langit puluhan lantai terkoyak retakan raksasa.
Seluruh bangunan miring, runtuh perlahan.
"Ya... Ya Tuhan!"
Orang-orang biasa di sekitarnya yang menyaksikan ini hampir terlepas bola matanya karena terkejut.
“Ini masih disebut manusia? Kapan dunia berubah menjadi seperti ini?”
“Aku, aku sepertinya melihat Shangdi.”
Orang-orang biasa yang terkejut bukan hanya satu, banyak yang menyaksikan pemandangan ini.
Sebuah gedung terkoyak oleh Wilayah Hantu lima lapisan, bangunan miring mulai runtuh. Pemandangan ini menjungkirbalikkan nilai-nilai hidup siapapun, lebih mengerikan daripada saat Ye Zhen jatuh dari langit sebelumnya.
Dunia Pengendali Hantu kali ini secara aktif terbuka.
Tapi tak disangka akan muncul dengan cara seperti ini.
“Tidak bisa dibunuh?”
Yang Jian tidak menghiraukan reaksi orang-orang biasa itu. Ia memandangi Ye Zhen yang kembali melayang di udara sambil menarik napas pelan.
Serangan pertama gagal.
Ye Zhen yang terbang itu kembali memasuki wilayah hantunya. Menangkapnya akan cukup merepotkan.
“Kalau begitu, lebih baik kita selesaikan sampai tuntas di sini.” Tatapan Yang Jian tiba-tiba tajam, bayangan hantu tinggi di belakangnya mulai merambat ke arah reruntuhan.
“Barang apa ini? Bayangan tanpa kepala?”
Warga yang melihat bayangan di lantai itu panik mundur, tak berani menginjaknya.
Bayangan hantu Yang Jian menutupi reruntuhan tempat Ye Zhen jatuh sebelumnya.
Ia ingat, saat Ye Zhen bangkit tadi kedua kakinya menginjak lantai.
Jejak kaki telah tertinggal.
Perantara telah terbentuk.
Serangan gelombang pertama hanya menjadi pemanasan untuk serangan kedua.
Jika tidak, perantara tak akan mudah dipicu selama Ye Zhen terus terbang di langit.
