Keputusan Yang Jian ini lagi-lagi di luar perkiraan orang lain.
Yang Xiaohua, Cai Yu, Wang Shan dan lainnya mengira dia akan merobek surat lagi, membuat kurir lantai tiga ikut sial.
Ternyata malah muncul keinginannya untuk mengirimkan surat.
Bukan.
Seharusnya dikatakan dia ingin melihat lokasi pengiriman surat tersebut.
Alamat yang muncul dua kali berturut-turut ini sepertinya menyimpan keanehan.
Tapi tempat itu seharusnya tidak layak membuat orang penasaran, lagipula alamat pengiriman surat memiliki kemungkinan besar terjadi hal-hal mengerikan.
"Jadi, kau berencana pergi mengirim surat bersama kami?" Li Yi bertanya masih ragu setelah melihat Yang Jian menyimpan surat itu.
Yang Jian berkata: "Aku sebelumnya di lantai dua sudah mengirimkan sebuah surat merah. Surat merah itu memberi pengaruh besar ke luar. Aku tidak yakin apakah pengaruh ini berasal dari surat atau memang akan terjadi sesuatu. Surat ini mungkin bisa membuatku lebih memahami kebenaran kantor pos."
"Selain itu, aku ke sini bukan untuk mengirim surat, hanya ingin naik ke lantai lima kantor pos. Jika situasi tidak beres, aku akan langsung kembali dan merobek surat ini."
Dia tidak menyembunyikan pemikirannya.
Karena tidak perlu menyembunyikan pikiran sebenarnya dari mereka, lagipula apapun yang dilakukannya tidak bisa mereka halangi.
"Berapa surat yang sudah kau robek?" Li Yi tertegun sebentar lalu terus mengejar.
"Apa hubungannya?" kata Yang Jian.
Pria bernama Guo You di samping berkata dingin: "Tentu ada hubungan. Jika kau hanya merobek satu dua surat masih tidak masalah. Tapi jika sudah tiga surat, efeknya bukan sekadar serangan hantu gentayangan sekali, melainkan serangan tak terhitung sampai kurir surat mati."
"Ada preseden sebelumnya?" tanya Yang Jian.
Li Yi berkata; "Ada preseden, dulu saat saya naik dari lantai satu ke lantai dua, saya pernah mendengar dari seorang kurir surat senior bahwa ada kurir surat di lantai lima yang memilih merobek surat keempatnya ketika hampir menyelesaikan pengiriman surat terakhir, akibatnya seluruh kantor pos menjadi angker bahkan sampai meluas ke lantai lain."
"Belakangan situasi tenang kembali, kurir surat lantai lima itu menghilang. Tak ada yang pernah melihatnya lagi. Orang itu juga gagal keluar dari kendali kantor pos, kemungkinan besar tewas di tangan hantu gentayangan sampai mayatnya pun lenyap."
"Jadi merobek surat keempat bukan hanya akan membunuh diri sendiri, tapi juga berpotensi mencelakai kurir surat di lantai lain. Meski angker, kantor pos hantu sebenarnya relatif aman dibanding lokasi berhantu lain. Asal tidak melanggar pantangan, tempat ini bahkan bisa memberikan perlindungan."
"Tapi begitu keseimbangan kantor pos hantu terganggu, banyak kurir surat akan terseret dan meregang nyawa secara tidak wajar."
Yang Jian tertawa sambil berkata: "Dari tadi panjang lebar, intinya kalian khawatir saya akan mencelakai kalian semua ya."
"Kalau mau membunuh kami, setidaknya kamu harus punya kemampuan bertahan sampai tahap merobek surat keempat dulu."
Guo You berkata dingin: "Kurir surat biasa sudah satu dari sepuluh untuk selamat hanya dengan merobek surat pertama. Hanya kurir spesial yang mencuri kekuatan gaib yang bisa bertahan sampai merobek surat kedua. Untuk surat ketiga, bahkan kurir lantai lima belum tentu bisa menolak. Kalau mau mencari mati, silakan sendiri."
"Guo You, jaga ucapanmu." Li Yi menoleh memberi peringatan.
"Kita semua adalah kurir lantai tiga yang setiap hari bertemu. Apalagi misi pengiriman surat kali ini sangat spesial. Kita harus bersatu untuk melewati badai ini. Jika surat ini berhasil dikirim, kita akan naik ke lantai empat. Bukankah ini persis seperti rencanamu?"
"Menurutku para kurir dari lantai satu dan dua tidak bisa diandalkan. Mereka baru sampai di lantai tiga, bahkan belum pernah mengirim surat dari lantai ini. Langsung menyambar surat ketiga kita. Menurutku tindakan ini hampir sama bunuh diri," kata Guo You.
Dia jelas meremehkan kelompok kurir dari lantai bawah ini.
Mereka sama sekali tidak paham betapa mengerikannya surat ketiga bagi kurir lantai tiga.
Surat ketiga ini sudah memakan banyak korban di antara kurir lantai tiga.
"Kau terlalu banyak omong kosong. Aku sampai tidak tahan ingin menghabisi kau!" Li Yang menatapnya dengan mata penuh kekerasan.
Kemampuannya mengendalikan dua hantu semakin matang, namun perasaan manusianya justru semakin tumpul.
Guo You langsung melawan: "Coba saja kalau bisa membunuhku! Kira-ku kau hidup sampai sekarang cuma karena keberuntungan?"
Sama sekali tidak gentar.
"Komandan, perlu kita bunuh satu kurir lantai tiga untuk beri contoh? Biar tidak ada lagi orang buta yang mengganggu kita tiap naik lantai," usul Li Yang.
Yang Jian tetap berkepala dingin: "Tak perlu bunuh orang biasa untuk gertak. Bagaimanapun ini tugas terakhir mereka. Lihat saja nanti siapa yang bisa hidup sampai lantai empat."
Saat mereka berbicara, suasana di kantor pos lantai tiga mulai berubah.
Pada dinding di sekitar, entah sejak kapan selapis redup menyelimuti, sebuah tangga kayu menuju ke bawah muncul tiba-tiba di depan mata.
Surat telah diambil, jalan keluar dari kantor pos muncul kembali.
Jalan ini bisa dilihat semua orang karena mereka semua adalah kurir surat untuk pengiriman kali ini.
"Tangga sudah muncul, kita bisa pergi dari sini." Yang Xiaohua membuka mulut.
"Cepat-cepat tinggalkan sarang hantu ini. Tak peduli berapa kali datang, aku tak bisa beradaptasi. Dunia luar masih milik kita." Liu Mingxin berkata.
Tapi saat itu, wanita berbaju kebaya dan sepatu hak tinggi itu berkata: "Tuan, mengingat tugas pengiriman surat ini adalah urusan kamar 31 dan 34, bukankah lebih baik surat itu dikembalikan pada kami? Barang penting seperti ini akan sangat merepotkan jika hilang."
"Kau pikir kami akan mati duluan?"
Yang Jian tidak menjawab pertanyaannya, tapi langsung menohok maksud tersembunyi dalam perkataannya.
Surat tidak mungkin hilang tanpa alasan. Lagipula tak ada yang ceroboh sampai segitu, hanya jika kurirnya mati, surat baru bisa hilang.
"Maaf, maksudku bukan begitu. Hanya saja anggota lantai tiga seperti kami lebih bisa dipercaya." Liu Qingqing tersenyum, sama sekali tidak kesal.
"Isi transaksi bukan seperti ini. Kau ingin melanggar perjanjian?" Yang Jian melirik pria bernama Li Yi.
Li Yi canggung tertawa, bingung bagaimana harus menjawab.
Secara logika dia sudah menjual surat ketiga, misi pengiriman ini seharusnya tidak ada hubungannya lagi dengannya. Tapi tak disangka permintaan kantor pos aneh, memaksa kurir kamar 34 untuk terlibat lagi.
"Begitu, situasi ini berputar-putar dan kembali ke titik awal."
"Kalau benar ini tugas pengiriman surat, menurutku lebih baik kita bertiga yang mengerjakannya."
"Tentu saja, mungkin Yang Jian juga punya pemikiran seperti ini."
Yang Jian berkata: "Surat ini kalian tidak perlu ikut mengantarkan. Aku yang akan mengirimkannya. Kalian cukup menunggu sampai proses pengiriman selesai. Lagipula di alamat tujuan nanti tidak ada peran untuk kalian."
"Kau pikir surat ini tidak sulit sehingga bisa dikerjakan sendiri? Aku sarankan kau buang jauh-jauh sikap naif itu. Meski alamat pengirimannya jelas dan lokasinya terlihat gamblang, sebenarnya saat sampai di sana kau bahkan tidak tahu bagaimana cara mati."
Guo You berkata: "Kami takut kau mati sembarangan di sana lalu kehilangan suratnya, akhirnya menyeret kami semua ke dalam masalah."
"Jika kalian tidak percaya, aku tidak keberatan kalian ikut untuk mengawasi." Suara Yang Jian tenang: "Tapi syaratnya kalian harus bisa bertahan hidup. Sudah kuberi saran terbaik, terserah kalian mau ikuti atau tidak."
"Waktunya hampir habis. Li Yang, kita harus pergi. Mengenai transaksi kita sebelumnya, janjinya tetap berlaku. Kirim nomor rekeningmu ke ponselku, akan kutransfer tiga puluh juta. Aku selalu menepati janji."
Setelah berkata demikian, Yang Jian segera berbalik dan menuruni tangga kayu yang redup di lantai bawah.
Meski Li Yang tidak mengapa kali ini temperamen komandan tim begitu baik, dia tetap mengikuti kepergiannya.
"Kita juga harus pergi. Surat sudah diambil, alamat sudah muncul. Semua tahu harus berbuat apa." Bola mata Yang Xiaohua berkedip-kedip sambil memproses perkataan Yang Jian tadi.
Yang Jian ingin mengirim surat sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang-orang mereka.
Ini adalah hal baik bagi mereka, sehingga dirinya sendiri tak perlu mengambil risiko.
Tapi kekhawatiran Li Yi dan yang lain juga benar, bagaimana jika Yang Jian tumbang, surat hilang, maka semua kurir dalam pengiriman kali ini akan dihabisi, hampir mustahil bertahan hidup.
Sambil merenung, Yang Xiaohua berjalan menuruni tangga.
Wang Shan malah tertawa: "Sepertinya kali ini kita akan mendapat keberuntungan lagi."
Sebagai kurir lantai satu yang nyelonong sampai lantai tiga, dia tak ikut serta dalam tugas pengiriman kali ini. Dia akan pulang dan melanjutkan hidup seperti biasa. Bagaimanapun, biarlah Yang Jian yang sibuk mengurusi. Jika Yang Jian gagal, dia ikut mati juga tak protes. Lagipula jika dia sendiri yang mengantar surat selangkah demi selangkah sampai lantai tiga, besar kemungkinan juga akan mati.
Jika berhasil, dia akan berhasil nyelonong ke lantai empat, menjadi kurir lantai empat.
Dipikir-pikir cukup menarik juga.
Setelah memantapkan hati untuk tetap jadi preman, Wang Shan tak ikut campur dalam urusan sisanya. Tak lama kemudian dia juga pergi menyusuri tangga.
Cai Yu dan Liu Mingxin yang tersisa menunjukkan ekspresi wajah berubah-ubah. Sebagai kurir senior lantai dua, urusan ini menyangkut nyawa mereka. Tak peduli apapun pertimbangannya, mustahil mereka mempertaruhkan nyawa sendiri di tangan Yang Jian.
"Li Yi, kau kurir lantai tiga. Apa rencanamu selanjutnya?" tanya Cai Yu.
"Orang yang bernama Yang Jian itu latar belakangnya bagaimana? Kelihatannya sangat spesial." Li Yi tak menjawab, malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari tahu tentang Yang Jian.
Cai Yu terdiam sejenak lalu berkata: "Tidak jelas. Dia sebelumnya naik dari lantai satu, mengenal pria bernama Wang Shan yang baru saja pergi. Baru dua hari yang lalu tiba di lantai dua, tapi begitu dia datang, surat merah langsung muncul di lantai dua. Namun Yang Jian menolak mengirim surat itu, bahkan merobeknya di depan kami semua."
"Merobek surat merah? Jadi kalian semua bisa naik ke lantai atas berkat surat khusus itu."
Li Yi mengerutkan kening: "Tidak mungkin. Merobek surat merah seharusnya memicu serangan hantu gentayangan. Kok masih banyak orang di lantai dua kalian?"
"Hantu itu memang menyerang semua kurir di lantai dua. Awalnya ada hampir dua puluh orang di lantai dua. Tapi begitu Yang Jian datang, beberapa langsung dihabisi demi merebut sebuah ruangan. Setelah surat merah muncul, terjadi konflik antara kami. Sebagian dari kami melarang Yang Jian merobek surat, akhirnya terjadi baku tembak yang menewaskan beberapa orang lagi."
"Belakangan, surat merah dirobek, hantu gentayangan muncul, dan lebih banyak lagi yang tewas. Selain Wang Shan yang dari lantai satu, hanya kami bertiga yang benar-benar selamat."
"Dari belasan orang hanya tiga yang selamat, sekarang aku mengerti."
Li Yi mengangguk: "Lalu bagaimana akhirnya hantu itu ditangani?"
Ekspresi Cai Yu berubah samar: "Detailnya tidak kuketahui. Yang kusadar, Yang Jian menggunakan orang hidup sebagai umpan untuk memancing serangan hantu, lalu bekerja sama dengan seseorang bernama Li Yang berhasil mengurung hantu itu."
"Apa? Dia mengurung hantu? Di mana? Di salah satu ruangan lantai dua?" Guo You bertanya dengan nada terkejut.
"Yang Jian di lantai bawah itu ternyata berhasil melawan serangan hantu gentayangan, tidak hanya tidak mati, tapi bahkan menangani peristiwa supranatural."
"Kapan kurir lantai dua bisa sepsikopat ini?"
"Tidak, dia tidak mengurung hantu di dalam ruangan, tapi mengurungnya di tubuh Li Yang itu."
Di samping, Liu Mingxin dengan wajah ketakutan berkata; "Katanya ini cara mencuri kekuatan hantu gentayangan, risikonya besar, potensi keuntungannya tinggi."
"Kau menipuku? Mengurung hantu di tubuh orang hidup, ini bunuh diri. Jika ada hantu dalam tubuh Li Yang, dia seharusnya sudah mati, tidak mungkin masih hidup berdiri di depan kita." Guo You tidak bisa menerima fakta ini, tidak bisa menahan diri untuk berteriak.
"Kami juga tidak tahu bagaimana cara Yang Jian melakukannya, tapi Li Yang itu benar-benar tidak mati dan masih hidup dengan baik." Cai Yu menggelengkan kepala: "Kami tidak melihat langsung proses pengurungan hantu gentayangan itu."
"Ngomong-ngomong, Yang Xiaohua yang melihat. Dialah umpan manusia waktu itu. Kalian bisa tanya dia untuk detail lebih lanjut. Aku punya kontaknya, bahkan di luar kantor pos pun bisa menghubunginya." Liu Mingxin menambahkan cepat.
Li Yi kali ini terdiam, dia percaya pada perkataan mereka.
Karena hal ini mustahil diada-adakan, terlalu absurd. Orang normal yang punya kecerdasan tidak akan membuat alasan asal-asalan seperti ini untuk menipu orang.
"Liu Qingqing, bagaimana pendapatmu?" Li Yi menoleh ke arah wanita itu.
"Mereka berkata benar. Yang Jian mungkin benar-benar mengurung hantu gentayangan ke dalam tubuh seseorang." Liu Qingqing mengangguk perlahan.
"Hal absurd seperti ini kau malah percaya?"
Guo You membelalakkan matanya: "Jangan kira aku ini katak di dasar sumur yang tak tahu apa-apa. Aku terkejut karena Li Yang itu masih hidup, dan Yang Jian ternyata bisa mengurung hantu gentayangan ke dalam tubuh orang hidup."
"Dua hal itu mustahil dilakukan."
Bukan hanya dia yang tak percaya, bahkan para pendatang baru di lingkaran gaib pun merasa tak masuk akal, persis seperti reaksi Yang Jian dulu saat mendengar Pengendali Hantu bisa memperpanjang nyawa dengan mengendalikan hantu kedua.
"Sangat sulit, tapi kemungkinan keberhasilan tetap ada. Namun syaratnya sangat rumit. Aku juga tak yakin Yang Jian punya kemampuan itu. Andai dia bisa, mungkin kutukan Kantor Pos Hantu sudah tak penting lagi baginya." Liu Qingqing berkata tenang.
"Benar atau palsu, semua akan terungkap di Kota Dachuan." Kata Li Yi.
"Meskipun surat itu ada di tangan Yang Jian, kita tetap harus pergi. Bagaimana jika dia gagal? Kita bisa melanjutkan pengiriman surat. Jangan pertaruhkan nyawa di tangan orang lain."
Guo You mengangguk: "Nah, baru benar! Jangan terus-terusan memikirkan biaya pemakaman keluarga, itu terlalu pesimis."
Pada momen ini.
Menuruni tangga kayu tua menuju lantai satu Kantor Pos Hantu, Yang Jian menyadari mayat yang pernah dilihatnya di tangga masih belum ditemui, seolah telah menghilang.
Tapi dia tak terlalu mempedulikan hal itu.
Saat tiba di aula kantor pos dan hendak keluar, tiba-tiba terdengar suara batuk-batuk sakit dan lemah bergema di aula.
"Batuk, batuk-batuk."
"Suara batuk meski hanya satu jenis, namun membawa nada ganda yang ganjil, seolah ada dua orang yang batuk bersamaan."
"Hm?"
Yang Jian segera menoleh ke sumber suara, matanya langsung menangkap sosok yang sedang duduk di depan konter di sudut ruangan.
Itu adalah... Sun Rui.
"Sun Rui? Kenapa kau ada di sini?" Yang Jian terlihat agak terkejut.
Awalnya ia mengira Sun Rui tidak datang ke Kantor Pos Hantu, tak disangka ternyata masih berkeliaran di lantai satu dan bahkan masih hidup.
"Kapten Yang? Bagaimana situasi di lantai atas?" Wajah Sun Rui pucat seperti mayat yang meninggal karena sakit, sambil bersandar pada tongkatnya ia berdiri dengan langkah pincang.
"Agak rumit. Saat ini aku baru bisa mencapai lantai tiga. Untuk naik ke lantai empat harus mengantarkan surat terlebih dahulu," jawab Yang Jian.
Sun Rui berkata: "Itu masih terhitung mulus. Hanya butuh beberapa hari lagi kau bisa mencapai lantai empat, kecepatannya cukup baik."
"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Kenapa kau masih berada di aula utama ini?" tanya Yang Jian lagi.
Sun Rui menjelaskan: "Sebelumnya aku pernah menyelidiki beberapa kasus, menemukan catatan kuas dari kurir surat yang sudah mati. Dari situ terungkap bahwa meski tiap lantai kantor pos terisolasi, tapi aula utamanya saling terhubung. Semua orang harus melewati aula ini saat masuk atau keluar."
"Karena itu aula utama kantor pos merupakan lokasi paling vital."
Aula utama yang paling penting?
Tatapan Yang Jian bergetar halus. Matanya menyapu seluruh ruangan yang sudah ia observasi sejak tiba: dinding-dinding tua berbercak dengan deretan potret wajah yang tergantung, ditambah konter ini saja. Tak ada lagi barang lain yang mencolok.
“Tujuan saya menahan diri di aula adalah untuk memutus pasokan kurir ke Kantor Pos Hantu. Semua pejalan kaki di lantai satu akan masuk melalui pintu gerbang Kantor Pos Hantu, dan saat mereka masuk berarti sudah dikendalikan oleh Kantor Pos Hantu. Jika saya bisa membunuh semua pendatang baru yang pertama kali datang ke Kantor Pos Hantu di lantai satu, maka dengan keteguhan beberapa waktu, operasional Kantor Pos Hantu akan stagnan.”
“Sekali pun pihakmu gagal, kurir Kantor Pos Hantu akan semakin berkurang dan akhirnya terkubur selamanya di ruang dimensi gaib ini, menghilang sepenuhnya dari dunia nyata.”
Sun Rui mengungkapkan pemikirannya. Ini adalah langkah drastisnya untuk menyabotase operasional Kantor Pos Hantu.
"Ini mustahil dilakukan. Saat lentera padam di malam hari, ada hantu gentayangan berkeliaran di Kantor Pos Hantu yang akan mematikan orang." Li Yang berbicara buru-buru.
"Kau selamat melewati malam tadi?" Yang Jian memeriksinya dengan agak heran.
Sun Rui mengangguk: "Meski malam itu mengerikan, tapi bukan berarti pasti mati. Kita telah disesatkan oleh kurir lantai satu. Pengetahuan mereka terlalu sedikit, mengira keluar di malam hari pasti mati. Padahal tidak demikian. Meski ada hantu gentayangan di malam hari, tapi malam justru saat operasional Kantor Pos Hantu berhenti. Banyak kejadian luar biasa terjadi selama periode ini."
"Jika ingin menemukan celah di Kantor Pos Hantu, malam hari adalah satu-satunya kesempatan. Kebetulan, pada malam pertama ketika saya diserang hantu gentayangan, saya menemukan cara untuk bertahan hidup."
Setelah berkata demikian, dia mengeluarkan lentera minyak tua dari bawah konter.
Minyak pada lentera di atas terlihat kehitaman dan berbau busuk, tidak seperti minyak nabati, lebih mirip... minyak mayat.
"Ini adalah lentera minyak yang saya nyalakan malam hari sehingga hantu gentayangan berhenti menyerang. Semalam saya melewati waktu dengan tenang," kata Sun Rui.
"Mirip dengan Lilin Hantu?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Bukankah ini versi superior dari Lilin Hantu?
Hanya saja Lilin Hantu memiliki durasi nyala terbatas, sementara lentera ini ternyata membantu Sun Rui bertahan sepanjang malam saat periode padam.
Terlebih lagi, lentera ini tampak tidak banyak mengalami keausan.
Sun Rui berkata: "Tidak, ini jelas bukan Lilin Hantu. Lilin Hantu bisa mengisolasi serangan hantu gentayangan, tetapi arwah itu tetap akan mengawasimu dan mondar-mandir di sekitarmu sampai lilinmu habis."
Dia juga memahami informasi tentang Lilin Hantu dan fungsinya.
"Lentera ini berbeda. Setelah dinyalakan, saya sama sekali tidak bertemu hantu. Seolah-olah hantu tidak mendeteksi keberadaanku, dan tentu saja saya juga tidak melihat mereka. Persis seperti terisolasi - cahaya lentera mengisolasi diriku sekaligus mengisolasi hantu."
"Tampaknya ini benda gaib yang sangat khusus," kata Yang Jian. "Jauh lebih berharga daripada Lilin Hantu. Bagaimana kau menemukannya?"
"Saat berjalan di malam hari, saya tidak sengaja menginjak benda ini sampai hampir terjatuh, lalu memungutnya," jawab Sun Rui. "Tapi saya yakin, di siang hari sama sekali tidak ada lentera minyak di sini."
"Sepertinya ada yang sengaja menaruhnya di sini."
Seketika, dia menambahkan dugaan pribadinya.
“Menurutmu, benda gaib yang sangat berharga ini sengaja diberikan oleh seseorang padamu?” Yang Jian bertanya.
“Kalau tidak, semua ini terlalu kebetulan. Lagi pula, kami bukan kurir surat pertama yang masuk ke Kantor Pos Hantu. Jika lentera minyak itu memang ada sejak dulu, pasti sudah dibawa pergi kurir lain sebelumnya.” Sun Rui berkata.
Yang Jian merasa penjelasan itu masuk akal.
Tapi dugaan ini terdengar sulit dipercaya.
Li Yang yang berdiri di samping menyela, “Komandan, suara sepatu hak tinggi yang berjalan tadi malam masih belum jelas apakah manusia atau hantu. Jika dugaan Sun Rui benar, pasti ada aktivitas tertentu di Kantor Pos Hantu malam hari, mungkin bukan hanya hantu saja.”
“Maksudmu tempat ini lebih ramai di malam hari daripada siang?” Yang Jian mulai merenung.
Yang dia pikirkan bukan itu, melainkan tujuan Sun Rui dan waktu kemunculan lentera minyak.
Jelas ada pihak yang ingin membantu Sun Rui.
Tugas Sun Rui adalah menghabisi pendatang baru di Kantor Pos Hantu dan menghentikan operasional tempat ini.
Jika pemberi lentera minyak adalah sekutu Sun Rui, berarti ada pihak di dalam Kantor Pos Hantu yang ingin menghentikan operasional dan menghancurkan tempat ini.
Hanya saja, karena alasan tertentu, orang itu tak bisa bertindak langsung.
Tentu saja, ini masih termasuk teori konspirasi, tidak menutup kemungkinan faktor kebetulan.
Tapi di antara dua kemungkinan itu, Yang Jian lebih condong ke yang pertama.
Sebab dalam peristiwa supranatural tidak ada yang namanya kebetulan, hanya keniscayaan.
Sama seperti hantu yang membunuh - itu pasti bukan kebetulan, melainkan karena kita tak sengaja memicu aturan membunuh hantu, hanya saja kita sendiri tidak menyadarinya.
“Komandan tim, lihat, cepat lihat ke sini.” Tiba-tiba, Li Yang berteriak seperti menemukan sesuatu.
Yang Jian dan Sun Rui tersadar dari lamunan.
“Ada apa?”
“Komandan tim, apakah lukisan itu terlihat familiar?” Li Yang menunjuk ke sebuah lukisan minyak bergambar sosok asing yang tergantung di dinding tua kusam.
Dalam lukisan tersebut terlihat seorang wanita berambut panjang dengan baju putih dan wajah cantik.
Wanita itu sangat mirip dengan hantu gentayangan yang muncul setelah surat di lantai dua disobek.
Mata Yang Jian berkedip-kedip menandakan kewaspadaan.
Ini juga bukan kebetulan, melainkan suatu hubungan.
Hantu dan wanita dalam lukisan adalah orang yang sama.
“Apakah ini kurir surat yang tewas di dalam kantor pos? Setelah mati arwahnya bangkit lalu dikendalikan Kantor Pos Hantu menjadi alat untuk menghadapi kurir lain.” Dugaan spontan muncul di benak Yang Jian.
Manusia mati tidak bisa berubah jadi hantu. Mayat yang dikendalikan kekuatan gaib disebut budak hantu, bukan hantu sejati. Hanya Pengendali Hantu yang bisa berubah jadi hantu setelah mati karena tubuh mereka sudah mengandung hantu sejak awal.
Hantu hanya menguasai jasadmu, lalu bergerak menggunakan penampilanmu saat masih hidup.
“Tapi mengapa harus menggantung potret ini? Model baju wanita dalam lukisan ini tidak seperti era modern, lebih mirip tahun 80-90an. Artinya hantu yang kita temui kemarin setidaknya sudah mati 20-30 tahun.”
"Dua tiga puluh tahun yang lalu ada kurir surat yang menjadi Pengendali Hantu, kemudian tidak diketahui karena alasan apa mati di dalam kantor pos. Setelah Hantu Gentayangan dibangkitkan kembali, dikendalikan oleh kantor pos... Sampai kemarin saya merobek surat merah yang membuat kantor pos melepaskan hantu ini kembali."
Di otak Yang Jian terbentuk alur pemikiran.
Sambil merenung, dia kembali melihat-lihat potret karakter lain.
Di sini setidaknya tergantung belasan lukisan, ada pria dan wanita, orang tua dan anak kecil. Setiap lukisan minyak mewakili satu orang.
Apakah orang ini masih hidup atau tidak, tidak diketahui.
Yang dia tahu pasti adalah orang-orang dalam lukisan ini pasti pernah melakukan kontak dengan Kantor Pos Hantu.
"Tunggu, lukisan minyak..."
Sekonyong-konyong, Yang Jian teringat sesuatu di otaknya, merasakan aura mengerikan dan hawa dingin yang tak terduga.
Gaya lukisan ini mirip dengan peristiwa gaib Tingkat S yang mengerikan - Lukisan Hantu.
Sama-sama potret manusia, gaya lukisan serupa, dan sama-sama mewakili hantu gentayangan dalam lukisan.
Segera.
Dia menyusuri deretan potret di dinding sambil mencari.
Yang Jian mencoba menemukan posisi kosong di lukisan minyak ini, ingin memastikan apakah Lukisan Hantu berasal dari sini.
Tapi sayangnya, dia tidak menemukannya.
Tidak ada jejak lukisan manusia yang hilang di sini.
Dia bahkan mencoba melepas salah satu lukisan minyak, namun gagal.
Lukisan itu seolah-olah tertanam di dinding, tak tergoyahkan, menyatu dengan seluruh Kantor Pos Hantu.
"Apakah aku terlalu berprasangka?"
Dalam hati Yang Jian menghela napas. Dia mulai meragukan apakah sifat paranoidnya berlebihan, selalu menghubungkan berbagai peristiwa supranatural secara refleks.
Bahkan Kantor Pos Hantu dengan 35 ruangannya ini bisa menyangkut bus gaib yang memiliki 36 kursi, bahkan terlibat dengan koridor mengerikan di Hotel Caesar.
"Komandan, apakah potretnya tidak ada masalah?" Li Yang mendekat dan bertanya.
Yang Jian berkata: "Situasi ini masih menjadi misteri untuk sementara, cukup perhatikan saja. Jika ingin mengungkapnya, kecuali pergi ke lantai lima kantor pos dan bertanya pada kurir surat paling senior di sana."
"Sekarang kami harus pergi ke Kota Dachuan. Alamat itu agak spesial, muncul dua kali berturut-turut, saya ingin memeriksanya."
"Yang Jian, kau masih di sini? Belum meninggalkan Kantor Pos Hantu?"
Saat ini, Yang Xiaohua sudah turun. Melihat Yang Jian dan Li Yang masih tertinggal di aula utama, dia menjadi penasaran.
"Sudah terbukti, aula utama adalah area yang menghubungkan semua lantai." Sun Rui memicingkan mata, tersenyum ganjil: "Ini kurir lantai dua atau tiga?"
"Sebelumnya lantai dua, sekarang kurir lantai tiga." Jawab Yang Jian dengan tenang.
Sun Rui berkata: "Kapten Yang, lebih baik saya bantu habisi dia."
"Apa?" Refleks Yang Xiaohua mundur beberapa langkah.
Tatapan pria ini membuatnya merasakan krisis dahsyat, persis seperti saat dijadikan umpan dan hantu gentayangan muncul di belakangnya.
Yang Jian berkata: "Tidak perlu. Membunuhnya tidak ada artinya, lagipula surat yang harus dia antarkan kali ini ada di tanganku."
“Kalau begitu lepaskan dia, tapi kemunculannya membuat situasi semakin menarik. Saya akan berjaga di sini. Jika waktu cukup lama, mungkin tidak hanya bisa menunggu kurir surat dari lantai dua dan tiga, bahkan mungkin menunggu kurir dari lantai empat dan lima.” Sun Rui berkata.
Yang Jian berkata: “Lantai satu dan dua sudah tidak ada kurir surat lagi, sudah saya kosongkan. Di lantai tiga masih ada kurir, tapi kurir lantai tiga mengirim surat setiap tiga bulan, lantai empat setengah tahun sekali, lantai lima setahun sekali. Peluangmu menunggu kurir lantai tiga lebih besar, sementara kurir lantai empat dan lima sangat kecil.”
“Selain itu, saya punya alasan untuk percaya bahwa kurir lantai lima bukan sekadar kurir biasa. Mereka pasti Pengendali Hantu. Jika benar-benar bertemu mereka, lebih baik kau berhati-hati, jangan sampai lengah.”
“Lentera minyakmu juga akan terkikis, tidak bisa terus menyala selamanya. Jadi jika suatu hari kau tidak bisa bertahan lagi, lebih baik tinggalkan tempat ini. Masalah sisanya akan saya tangani.”
Sun Rui berkata: “Kapten Yang, saya tahu kau sangat kuat, tapi saya juga punya tanggung jawab. Di luar Kantor Pos Hantu ini adalah Kota Dahan, wilayah kekuasaanku. Jika tempat ini lepas kendali, sebagai penanggung jawab, saya tidak punya tempat untuk lari. Daripada begitu, lebih baik selesaikan potensi masalah ini sekarang.”
“Tapi itu semua harus didahului dengan bertahan hidup dulu.”
“Tenang, saya tidak mudah mati.” Sun Rui berkata.
Yang Jian berkata: “Bagus kalau kau tahu batasan. Saya tidak akan berbicara panjang lebar lagi. Aksi saya harus segera dimulai. Saya mau pinjam pesawat khususmu untuk pergi ke Kota Dachuan.”
“Kota Dachuan? Saya ingat penanggung jawab di sana namanya... Li Leping.”
"Sun Rui mengingat-ingat, menyebutkan sebuah nama: "Tapi orang itu belum pernah saya lihat, katanya sekarang dia sudah menjadi sosok tingkat komandan tim, mungkin Kapten Yang kenal.""
"Li Leping? Nama ini pernah saya dengar, tapi orangnya juga belum pernah saya lihat." Yang Jian mencoba mengingat, namun otaknya tidak bisa mengembalikan memori tentang orang ini.
Seorang asing yang tak pernah dilihat sebelumnya.
Tapi namanya terasa sangat familiar, ini terlihat sangat aneh.
"Sudahlah, nanti juga akan kenal kalau sudah bertemu. Tapi selama penanggung jawabnya orang markas, ini akan lebih mudah, setidaknya bisa berinteraksi normal." Kata Yang Jian.
"Semoga Kapten Yang selamat di perjalanan, saya akan menunggu kabar baik di sini." Ujar Sun Rui.
Yang Jian mengangguk: "Kau juga harus hati-hati."
Setelah itu, dia dan Li Yang meninggalkan Kantor Pos Hantu.
Wajah Yang Xiaohua berubah. Setelah ragu sebentar, dia pun dengan hati-hati meninggalkan tempat ini.
Jika bukan karena sepatah kata Yang Jian, orang ini mungkin sudah membunuhnya di sini.
Dari mana asal ketiga orang ini? Sepertinya semakin lama semakin sembrono.
Bukan pendatang baru di kantor pos sama sekali.
