Suara kerumunan datang dari sekitar, langkah kaki berdesakan bergema dari segala penjuru. Lantai satu supermarket besar ini sudah dipenuhi ribuan orang, sementara di luar masih terus berdatangan.
Setiap sudut lantai satu sudah penuh, orang-orang yang tersisa mulai membanjiri lantai dua.
Dari mulut lift, dari lorong darurat, dari setiap tempat yang masuk ke lantai dua.
Tidak ada titik buta.
Setiap tempat dipenuhi orang.
Tak lama kemudian.
Lantai dua sudah penuh sesak, tak bisa menampung lebih banyak orang lagi. Namun sisanya beralih ke lantai tiga, seolah operasi mereka takkan berhenti sebelum tujuan tertentu tercapai.
Hantu sejati sedang mengendalikan mereka.
Mungkin tujuannya adalah untuk menghabisi dua orang hidup yang tak sengaja datang ke sini.
Yang Jian dan Li Yang.
Toko mainan kepala manusia tampak sangat penting bagi hantu gentayangan. Sebelumnya di hotel, kami hanya mengalami serangan peledakan dan kecelakaan mobil. Sebagian besar orang aneh tak terlibat.
Tapi sekarang.
Diperkirakan semua sosok aneh di wilayah ini telah dimobilisasi.
Bahkan tak perlu lagi berpura-pura mempertahankan operasi kota. Tujuan utamanya adalah menghabisi Yang Jian dan Li Yang.
Jika mereka mati.
Maka bencana mengerikan di Kota Dachuan akan terkubur lagi. Tak ada yang tahu wilayah ini telah menyimpan keanehan sejauh ini.
Yang Jian dan Li Yang berada di lantai lima.
Saat ini mereka hanya menunggu ribuan orang yang berduyun-duyun dari lantai bawah muncul.
Untuk menangani hantu, wajib melawan langsung. Dalam sebagian besar kasus, tak boleh menggunakan cara licik.
"Mereka sedang naik." Li Yang menarik napas dalam-dalam. Seluruh tubuhnya gemetar, otaknya mengingat kembali momen-momen bertahan hidup di dunia Lukisan Hantu.
Tapi Lukisan Hantu bukanlah dunia nyata, bisa dianggap sebagai mimpi buruk.
Tapi kali ini, bencana ini benar-benar terjadi di depan mata.
Fenomena supernatural skala besar yang terjadi di kota normal.
Yang Jian diam seribu bahasa, dia merenung, memikirkan cara menghadapi hantu gentayangan ini, sekaligus membayangkan metode apa yang akan digunakan hantu itu untuk menyerang mereka berdua.
Jika kepala bayangan hantu tanpa kepala benar-benar ada di sini, secara logika seharusnya memiliki beberapa ciri-ciri bayangan hantu.
Tidak.
Jangan berpikir seperti itu.
Setelah hantu terpisah, mungkin kemampuannya juga terbagi.
Bayangan hantu tanpa kepala hanya memiliki kemampuan ganjil tertentu, sedangkan bagian penting lainnya hilang, terbawa oleh kepala bayangan hantu.
Bagian itu mungkin termasuk dalam bidang yang belum diketahui.
"Kita wajib memperlakukan hantu gentayangan ini sebagai peristiwa supernatural baru, tidak boleh dicampuradukkan dengan insiden Bayangan Hantu Tanpa Kepala." Yang Jian mengubah pola pikirnya dan menyesuaikan sikap.
Saat ini.
Kerumunan orang sudah membanjiri lantai ini.
Jumlahnya sangat banyak, bergelombang yang padat membentuk gelombang manusia, terus mendekat dari semua pintu keluar. Setiap orang diam membatu, wajahnya agak kosong - terlihat seperti orang hidup namun juga mirip mayat kaku, tampak sangat aneh.
Aura dingin yang menyeramkan menyelimuti area disertai bau busuk mayat yang pekat.
Wajah Yang Jian datar, tatapan matanya yang kemerahan menyapu seluruh ruangan. Di hatinya tidak ada ketakutan, hanya kewaspadaan ekstra.
Kerumunan yang terlihat padat sebenarnya tidak bisa memberikan ancaman berarti bagi Pengendali Hantu.
Ancaman sesungguhnya berasal dari satu hantu yang tersembunyi di antara ribuan manusia ini.
Itu mungkin hantu gentayangan sejati.
"Komandan tim, apakah kita bertindak sekarang?"
Menghadapi kerumunan orang yang berduyun-duyun mendekat, Li Yang mulai kehilangan ketenangan. Ia tampak panik, menoleh ke arah Yang Jian, berharap segera bertindak menghalangi orang-orang yang berjalan mendekat ini.
"Tidak perlu."
Yang Jian tetap tenang: "Anggap saja mereka sebagai boneka. Jangan terkecoh oleh orang-orang ini. Bahaya bukan terletak pada diri mereka, tapi di antara mereka. Perhatikan hantu sejati. Asal kita temukan dan netralkan, semua orang ini akan hancur."
Li Yang berusaha menahan kecemasan di hatinya.
Keduanya membiarkan sosok-sosok aneh ini membanjiri gudang di lantai lima, tanpa penghalangan maupun tindakan lainnya.
Tak lama kemudian.
Orang-orang ganjil ini sudah berada di sekitar Yang Jian dan Li Yang.
Hanya berjarak satu meter.
Hampir menempel.
Dari jarak sedekat ini, Yang Jian bahkan bisa melihat jejak pembusukan di tubuh orang di depannya, merasakan aura dingin dan menyeramkan yang menyebar dari tubuh mereka.
Li Yang juga dikepung beberapa orang.
Keringat dingin mengucur karena panik, ingin bertindak tapi dipaksakan menahan diri.
Karena Yang Jian belum bergerak, ia tak berani bertindak sembarangan.
Makhluk-makhluk hidup-mati ini berdiri menempel meski tidak melakukan apapun, tetap menimbulkan rasa merinding karena bahaya mengerikan yang tersembunyi di antara mereka.
Mungkin hantu itu berdiri di belakangmu, mungkin tepat di hadapanmu.
Intinya, pasti ada di antara kerumunan manusia hidup-mati ini.
Berhenti?
Saat ruang lantai lima sudah penuh sesak, ketika kedua orang ini dikepung oleh sosok-sosok aneh, aliran kerumunan tiba-tiba terhenti pada momen ini.
Segalanya kembali tenang.
Semua orang diam membeku.
Tidak ada yang menyerang mereka.
Meski terkepung, Yang Jian dan Li Yang masih berlangsung aman sampai saat ini.
Serangan yang diantisipasi tak kunjung datang.
"Ini, apa yang terjadi?" Li Yang tampak tak bisa memahami situasi ini.
Yang Jian mengerutkan alut, menyapu pandangannya ke sekeliling.
Lautan orang yang hitam legam kini berdiri di tempat mereka, persis seperti manekin plastik di toko pakaian saat pertama kali bertemu bayangan hantu tanpa kepala.
Fenomena ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik.
Tapi aturan serangannya berbeda.
Karena hantu tanpa kepala menyerang yang membelakanginya, sedangkan sekarang Yang Jian dikelilingi, punggungnya pun pasti ada orang - tapi tak ada serangan dari belakang.
Tidak adanya serangan menandakan hantu kemungkinan besar masih berdiam diri.
"Andai bisa menggunakan mata hantu, langsung kumasukkan ke Wilayah Hantu untuk diperiksa semua. Pasti cepat ketemu sumbernya. Sekarang batasanku terlalu banyak."
Yang Jian berbisik dalam hati.
Kemampuan gaib yang bisa digunakannya terlalu sedikit, serba terbelenggu.
Tapi bagaimanapun terpojok, masih jauh lebih baik daripada dulu.
"Yang Jian, Yang Jian."
Tiba-tiba, suara menyembul dari kerumunan yang padat, memanggil namanya.
Suara itu berasal dari lantai bawah, tidak di sekitar sini.
Tapi setiap kali namanya disebut, suara itu semakin mendekat.
Suaranya juga tak menentu, kadang dari depan, tiba-tiba pindah ke belakang.
Mustahil memastikan posisinya.
Dalam lingkungan yang redup ini.
Orang-orang hidup yang berdiri kaku di tempat itu mulai menimbulkan beberapa keanehan.
"Yang Jian!" Seorang perempuan asing di tengah kerumunan membuka mulut dengan kaku, memanggil nama itu.
Namun sesaat kemudian.
Di sebelah kiri, terpisah beberapa meter, seorang pria berusia lebih dari lima puluh tahun tiba-tiba membuka mulut dan memanggil untuk kedua kalinya: "Yang Jian!"
Panggilan keempat datang dari seorang pemuda di depan: "Yang Jian!"
Suara-suara itu bergema di antara kerumunan ganjil ini.
Berbagai nada suara bergema di sekeliling.
Ribuan suara dengan intonasi berbeda sambung-menyambung memanggil nama Yang Jian.
Sensasi ini...
Persis seperti hantu gentayangan yang berkeliling di antara kerumunan, bergerak dengan cara yang tak terpahami.
Setiap mayat berpotensi menjadi perwujudan hantu.
Setiap orang yang terkikis oleh hantu bisa dikendalikan.
Kondisi mereka sangat unik - tidak benar-benar mati tapi juga tidak hidup, masih menyisakan kesadaran orang hidup namun berubah menjadi setengah manusia setengah hantu akibat erosinya.
"Apakah mereka menyerbu ke arahku sekarang?"
Yang Jian tetap berdiri di tempat, matanya menyapu ke segala penjuru.
Mustahil melacak sumber suara di tengah kerumunan padat ini.
"Tak perlu terus memanggil, aku di sini." Jawab Yang Jian tanpa raut takut.
"Aku datang." Suara itu tiba-tiba muncul di lantai dua, terdengar mati rasa dan ganjil.
"Aku datang..."
Panggilan baru bermunculan sambung-menyambung di tengah kerumunan.
Semakin mendekat.
Setelah bergema dari lantai bawah, suara-suara itu dengan cepat bergerak mendekati arah Yang Jian dan Li Yang, seolah bisa muncul di samping mereka kapan saja.
“Li Yang panik hingga seluruh tubuhnya berkeringat dingin, ia mengelap keringatnya, merasakan tekanan besar dan perasaan waspada.”
“Ini adalah hantu gentayangan yang bahkan mampu menjerumuskan Kota Dachuan ke tempat mengerikan seperti ini.”
“Sedikit saja ceroboh, benar-benar bisa tumbang di sini.”
“Aku datang.”
Tiba-tiba.
Suara itu terdengar sangat dekat, tepat di sebelah kiri Yang Jian di antara kerumunan, berjarak kurang dari dua meter.
Yang Jian bahkan bisa melihat siapa yang membuka mulut berbicara.
Dia ingin bertindak, namun sesaat kemudian suara itu menjauh lagi, muncul lima meter di kejauhan, tak bisa langsung dikunci posisinya.
“Sedang bermain petak umpet denganku?”
Tatapan Yang Jian berubah: “Hantu ini telah menggerogoti begitu banyak orang hidup, mencuri memori mereka, hingga memiliki metode bertindak mirip manusia. Tak bisa dipahami dengan cara normal.”
“Tapi untuk menanganinya, kita harus memaksa hantu itu muncul sendiri.”
Dia kembali bersuara: “Kau ini siapa sebenarnya?”
Suara itu mulai menjawab: “Aku Li Leping, aku Li Leping, Yang Jian, kau lupa padaku? Kita pernah bertemu di markas.”
“Kau bukan Li Leping, siapa kau sebenarnya?” Yang Jian mengerutkan kening.
“Aku Zhang Jiaxing, karyawan perusahanmu.” Suara itu berpindah ke arah lain, dijawab seorang asing.
Wajah Yang Jian berubah: “Kau ini siapa?”
“Huu... aku putrimu, Ibu, Ibu dimana?” Suara itu muncul lagi di tempat berbeda, diucapkan pria dengan nada seperti gadis.
“Hantu ini sepertinya bisa menjadi siapa saja.” Li Yang di samping menegangkan seluruh tubuhnya, bersiap untuk bertindak.
Yang Jian mengangguk tanpa menunjukkan perubahan ekspresi, dia mengganti pertanyaan: "Apa yang ingin kau lakukan?"
Suara ganjil dari kerumunan padat terhenti sejenak, kemudian melanjutkan jawabannya: "Aku ingin membunuhmu."
"Aku ingin membunuhmu."
Suara terus melompat-lompat di antara kerumunan.
Kadang dijawab oleh orang ini, kadang diucapkan oleh orang itu.
Hantu gentayangan masih bergerak.
"Ajukan pertanyaan baru, dengan interval sekitar satu dua detik..." Tatapan Yang Jian berkelip-kelip: "Ini kesempatan, asalkan bisa menangkap momennya kita bisa mengunci posisi hantu."
Sesaat kemudian, sebuah paku berkarat muncul di tangannya.
Paku peti mati.
Dua detik cukup, sekalipun tanpa bantuan wilayah hantu, asalkan timing-nya tepat masih ada kemungkinan untuk mengurungnya.
"Aku ingin membunuhmu..."
Berbagai suara berbeda berkeliling di kerumunan, terus menjawab pertanyaan tadi seperti mesin rekaman yang mekanis.
Yang Jian kembali mengajukan pertanyaan baru: "Mengapa ingin membunuhku?"
Terjadi jeda.
Tepat di detik pertama, kedua, ketiga, suara baru bergema di tengah kerumunan yang gelap.
"Tubuhku membusuk."
"Tubuhku membusuk..."
Jawaban baru terus muncul dari kerumunan, identitas orang yang menjawab Yang Jian terus berubah.
"Tubuhku membusuk."
Tiba-tiba.
Seorang pria asing yang berdiri di belakang Yang Jian membuka mulutnya dengan kaku dan mengucapkan kalimat itu.
Suaranya bergema tepat di samping telinga.
Tanpa jeda sama sekali, bahkan cukup dengan mundur selangkah untuk menabrak orang aneh itu.
Bulu kuduk Yang Jian berdiri, secara refleks dia langsung berbalik badan.
Paku peti mati di tangannya seperti belati langsung menusuk ke tubuh pria itu.
Seketika.
Efek pengendalian paku peti mati muncul, kekuatan gaib mulai lenyap.
Pria asing itu langsung limbung, tubuhnya terjatuh ke tanah. Kepala di lehernya kehilangan penopang, jatuh dan menggelinding ke kerumunan.
"Gagal?"
Yang Jian melihat-lihat orang-orang ganjil lain di sekitarnya.
Mereka tidak ikut jatuh.
Ini menandakan paku peti mati gagal mengunci sumber hantu. Jika berhasil, yang lain pasti ikut tumbang.
"Tubuhku mulai membusuk..."
Benar saja, suara baru muncul dari kedalaman kerumunan.
Serangan tadi memang gagal.
"Kenapa tubuhmu membusuk?" Yang Jian menarik napas dalam-dalam, terus mengajukan pertanyaan.
Suara itu berhenti dua detik. Di detik ketiga, muncul lagi dari arah kanan yang lebih jauh.
"Ini bukan tubuhku."
"Ini bukan tubuhku..."
Ucapan berulang terus bergema, berpindah-pindah di kerumunan seperti sebelumnya, lokasinya tak bisa dipastikan.
Yang Jian menunggu momentum. Dia harus mengajukan pertanyaan baru saat hantu mendekati area sekitarnya.
Lalu bertindak saat hantu berhenti tiga detik.
Ini metode paling aman.
Jika berhasil menangkap kesempatan itu, bahkan tanpa kekuatan gaib pun Yang Jian bisa mengurung hantu.
Dengan paku peti mati di tangan, segala kemungkinan terbuka.
Inilah sumber keyakinannya dalam melawan.
Tapi hantu sepertinya tak berniat terus berkeliaran di sekitar.
Keanehan muncul kembali.
"Penerangan di lantai lima tiba-tiba menyala saat ini, sama seperti situasi di lantai satu sebelumnya. Ada yang menyalakan lampu di lantai ini."
Di bawah penerangan.
Ribuan sosok aneh yang berdiri kaku di tempat terlihat semakin jelas dalam cahaya.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, memperhatikan bahwa setiap orang yang berdiri di tempat ini tidak memiliki bayangan, persis seperti pengamatan sebelumnya.
"Mengapa hantu menyalakan lampu? Tindakan ini pasti ada alasannya. Biasanya lingkungan gelap lebih mendukung hantu gentayangan untuk membunuh."
"Kecuali...menyalakan lampu berkaitan dengan metode serangan hantu gentayangan."
Dia menundukkan kepala sedikit.
Sebuah detail menarik perhatiannya.
Orang-orang yang terkikis hantu ini tidak punya bayangan, tapi dia dan Li Yang masih memiliki bayangan.
Bayangan Yang Jian adalah sosok tanpa kepala, bukan miliknya sendiri melainkan milik bayangan hantu tanpa kepala. Bayangan Li Yang normal.
Pencahayaan ini bukan untuk menerangi Yang Jian dan Li Yang, tapi untuk memantulkan bayangan orang hidup.
Serangan hantu terkait dengan bayangan.
Hantu yang mondar-mandir dalam kegelapan tadi bukan karena enggan menyerang mereka, tapi karena bayangan keduanya tidak terlihat - media serangannya hilang.
Kini bayangan muncul, memenuhi aturan membunuh hantu.
"Li Yang, awasi bayanganmu! Serangan hantu mungkin terkait bayangan," Yang Jian segera mengingatkan.
Bayangan?
Li Yang di samping menunduk melihat.
Bayangannya terpantul di lantai seperti manusia kerdil.
Karena cahaya datang dari atas kepala, bayangan tidak terlalu panjang.
Namun, dari sudut matanya dia menangkap sesuatu.
Tiba-tiba dia melihat bayangan hitam melintas cepat di lantai dekatnya.
Seperti seseorang yang berlari cepat melewatinya, namun terlihat tidak utuh, bukan wujud yang sempurna.
"Aku melihat ada bayangan lain di sekitar sini," kata Li Yang.
"Itu mungkin hantu sejati," suara berat Yang Jian terdengar.
Tapi sebelum kalimatnya selesai,
mayat yang berdiri di depan Yang Jian tiba-tiba membuka mulut: "Ini bukan tubuhku."
"Di mana tubuhmu?" Yang Jian langsung menoleh tajam ke arah mayat itu.
Kesempatan datang.
Dia menyambar momen ini untuk mengajukan pertanyaan.
Ternyata,
mayat yang tiba-tiba bicara itu terdiam sejenak, seolah tengah merenung.
Di sekitarnya,
dia melihat bayangan hitam bergerak.
Tak sempat memeriksa lebih jauh karena kesempatan ini sangat singkat, hanya sekitar dua detik.
Tanpa ragu, Yang Jian langsung menghunjamkan paku peti mati di tangannya ke tubuh mayat bereaksi lambat itu.
Cepat dan tepat.
Langsung menembus dada orang itu.
Bagaimanapun, momen pendekatan tiba-tiba inilah yang ditunggunya.
Yang Jian memikul risiko diserang hantu, sementara hantu itu sendiri menghadapi risiko tertancap paku peti matinya.
"Apa berhasil?"
Yang Jian menatap manusia hidup-mati bermuka kaku yang masih membuka mulut kecil di depannya, keraguan menggelayut di hatinya.
Prosesnya terlalu mulus, dia sulit percaya.
Tapi sesaat kemudian,
sosok di sebelah kiri bergerak. Suara mengerikan masuk ke telinganya, menjawab pertanyaan tadi: "Tubuhku... adalah dirimu."
Hampir bersamaan dengan terdengarnya suara itu,
"Orang itu mengulurkan tangan ke bahu Yang Jian, penerangan berkumpul, di bawah kaki orang ini ternyata ada bayangan mengerikan yang aneh."
"Bayangan ini tidak utuh."
"Ternyata berupa kepala manusia dengan lekuk wajah."
"Bayangan kepala manusia?"
"Dan bayangan kepala ini sedang bergerak cepat mendekati bayangan tanpa kepala di belakang Yang Jian."
"Sepertinya."
"Bayangan kepala ini dipotong dari bagian atas ini, kini hendak menyatu membentuk bayangan hantu yang utuh."
"Bayangan hantu tanpa kepala Yang Jian terpengaruh sesuatu hingga melengkung dan memanjang."
"Bayangan kepala di bawah kaki orang itu juga melengkung dan memanjang."
"Bagian leher sepertinya akan tersambung."
"Semua perubahan terjadi terlalu cepat, hampir bersamaan dengan aksi Yang Jian."
"Komandan, hati-hati."
"Di momen genting ini, teriakan Li Yang yang panik terdengar dari samping."
"Lalu gaya tarik-ulur yang dahsyat tiba-tiba muncul."
"Bayangan memanjang yang melengkung itu tiba-tiba terpisah, bergerak ke arah Li Yang."
"Gerakan ini tak terkendali."
"Dipengaruhi paksa oleh kekuatan gaib tertentu."
"Pada momen ini."
"Baju Li Yang terkoyak sesuatu, di bawah kulit dan daging dadanya, sebuah pintu gerbang terbentuk dari garis luka, di dalamnya bayangan hantu gentayangan sedang berjuang muncul. Meski tak jelas, masih bisa dikenali sebagai siluet perempuan."
"Di bawah kulit dan daging, seekor hantu gentayangan sedang memengaruhi sekitar dengan kekuatan gaib."
"Ini hantu yang dikuasai Li Yang di kantor pos."
"Bisa menarik orang hidup masuk ke dalam pintu."
"Jika bisa pada orang hidup, tentu bisa juga pada hantu gentayangan."
Bayangan kepala manusia yang melengkung dan bergoyang-goyang semakin mendekati Li Yang, sepertinya benar-benar akan dibawa pergi oleh hantu dalam tubuhnya.
"Brak!"
Namun sesaat kemudian, lampu di lantai ini tiba-tiba padam.
Sekeliling kembali direndam kegelapan.
Bersamaan dengan itu, kerumunan orang yang sebelumnya diam mulai berduyun-duyun bergerak.
Orang-orang di sekitar mulai berdesakan mendekati Li Yang, seolah ingin menelan seluruh tubuhnya.
Tindakannya menghalangi hantu gentayangan sepertinya memprovokasi arwah penasaran itu.
Atau mungkin, hantu itu merasakan ancaman dari keberadaannya sehingga berusaha menghentikan perilaku ini.
"Terkutuk!"
Li Yang panik, bergegas mengendalikan hantu gentayangan dalam tubuhnya, tak berani lagi menggunakan kekuatan gaib.
Karena konsentrasinya terganggu.
Orang-orang yang berduyun-duyun datang menjadi target serangan pertamanya. Ia merasakan mayat yang tergeletak di tubuhnya sedang ditarik masuk oleh kekuatan gaib ke dalam tubuhnya sendiri, sementara orang yang sebelumnya terkunci berhasil melepaskan kendali.
Tidak mungkin Li Yang menggunakan kemampuan hantu gentayangan untuk menghabisi budak hantu, itu terlalu sia-sia.
Lagipula di sini bukan cuma satu orang.
"Tubuhku adalah kau..."
Dari kerumunan redup, suara itu kembali terdengar menjawab pertanyaan Yang Jian.
Tapi suara itu semakin menjauh.
"Tubuhku adalah kau."
Setelah suara ketiga muncul, jaraknya sudah belasan meter dari mereka berdua.
Suara keempat sudah terdengar di ujung lorong tangga.
Sepertinya hantu itu sedang pergi.
"Gagal?" Wajah Yang Jian berkerut melihat kerumunan yang berdesakan di sekitarnya.
"Dia berhasil menangkap momen yang tepat, menemukan metode, bahkan sudah melakukan kontak jarak dekat dengan hantu gentayangan itu."
"Tapi tetap gagal."
"Sekarang penerangan sudah dimatikan."
"Bayangan sudah tidak terlihat, hantu tidak akan menyerangnya, di sisi lain dia juga tidak bisa membedakan posisi hantu."
"Perlawanan kali ini sepertinya tidak membuahkan hasil."
"Serangan hantu juga gagal."
"Kerumunan orang terus mengalir, menekan Yang Jian dan Li Yang, keduanya mulai perlahan terpisah dan menjauh karena dorongan kerumunan."
"Sepertinya hantu sedang mengorganisir serangan gelombang kedua, ingin memisahkan mereka berdua lalu menghancurkan satu per satu."
"Meski kejadian tadi singkat, perasaanku tidak salah. Bayangan hantu tanpa kepalaku mulai terasa tak terkendali, seolah lepas dari kendaliku."
"Sedangkan hantu itu sepertinya hanya berupa bayangan, bayangan kepala manusia."
"Tidak salah, ini adalah kepala dari bayangan hantu tanpa kepala."
Tatapan Yang Jian berkedip-kedip: "Kepala bayangan hantu ini sepertinya bisa mengikis kesadaran orang hidup. Jika Li Yang diserang oleh kepala bayangan hantu ini, dia mungkin akan dikendalikan hantu gentayangan dan menjadi budak hantu."
"Seorang Pengendali Hantu yang menjadi budak hantu adalah situasi yang sangat mengerikan."
"Kita tidak boleh memberi kesempatan ini pada hantu gentayangan."
"Saat lampu dinyalakan berikutnya, hantu gentayangan pasti akan menyerang Li Yang atau diriku."
"Siapapun yang diserang tidak akan mampu menanggung risiko ini."
"Ini bukan jenis hantu pembunuh, melainkan hantu yang langsung mengontrol orang hidup."
"Semakin kuat Pengendali Hantu yang dikontrol, hantu gentayangan ini akan semakin mengerikan."
"Li Yang, kita pergi dari sini!"
Yang Jian berteriak keras, memilih untuk melakukan penarikan diri sementara.
"Tempat ini sangat tidak menguntungkan bagi kami berdua."
Dia tanpa ragu menggunakan kemampuan Tangan Hantu.
Satu per satu telapak tangan yang kaku dan dingin muncul di tengah kerumunan orang di sekitar.
Tangan Hantu juga bisa memunculkan ribuan telapak tangan.
Meskipun satu kuota penekanan digunakan untuk menekan Mata Hantu, kemampuan dasar Tangan Hantu itu sendiri masih ada.
Tidak cukup kuat.
Tapi itu cukup untuk menghadapi para Budak Hantu ini.
Segera.
Suara leher yang terpuntir satu per satu mulai bergema.
Kerumunan mulai ambruk dengan cepat.
Karena kepala manusia di leher mereka terlepas dari tubuh, dipengaruhi oleh Tangan Hantu, dan jatuh ke bawah.
Tanpa kepala manusia.
Tubuh tidak mungkin bisa bergerak.
Karena yang mengontrol tubuh adalah Bayangan Hantu Tanpa Kepala. Saat ini dua hantu belum menyelesaikan 'puzzle', para Budak Hantu yang dikendalikan hantu hanya bisa menggerakkan kepala, tubuhnya tidak bisa bergerak.
Jika dua hantu berubah menjadi Bayangan Hantu yang utuh.
Maka meski kehilangan kepala, tangan, atau kaki, mayat tetap akan memiliki kemampuan untuk bergerak.
Ini adalah hal yang sangat mengerikan.
Di area kerumunan yang bergerak, muncul celah kosong.
Li Yang akhirnya bisa bernapas lega.
Memanfaatkan kesempatan ini, Yang Jian dan dia berkumpul, menghindari terbawa lebih jauh oleh kerumunan yang bergerak.
Setelah memastikan rute, Yang Jian tidak kembali lewat jalan yang sama, tapi berencana naik ke atap gedung melalui lorong darurat.
Karena jika turun, bayangan mungkin terlihat di jalan, memberi kesempatan pada hantu untuk menyerang.
Pergi.
Li Yang diseret oleh Yang Jian dari tumpukan mayat yang ambruk, lalu mereka segera pergi.
Kepergian mereka berdua berjalan mulus.
Karena meski mayat-mayat ini terlihat menyeramkan, ancamannya tidak besar.
Jika orang biasa cukup berani dan tegas, mereka juga bisa menghadapinya.
"Mereka mundur dari lantai ini."
"Tapi tak lama kemudian, orang-orang di lantai lima mulai bergerak, memungut kepala manusia yang tergeletak, dan menegakkan mayat tanpa kepala."
"Orang-orang yang roboh itu kembali pulih seperti kondisi sebelumnya."
"Kerumunan manusia bergerak berduyun-duyun."
"Mengikuti di belakang Yang Jian dan Li Yang menuju atap gedung."
"Konfrontasi antara hantu dan manusia sepertinya tidak berencana berhenti di sini."
"Tidak."
"Lebih tepatnya, sejak memasuki kota ini, konfrontasi hantu dan manusia sudah dimulai, hanya dilakukan dengan metode yang berbeda."
"Kunci pintunya, geng di lantai bawah tidak bisa naik ke sini."
"Yang Jian tiba di atap gedung, menyuruh Li Yang mengunci pintu sementara ia memeriksa apakah ada jalur alternatif menuju atap."
"Ketika sampai di tepi atap dan melongok ke bawah, ia terdiam seketika."
"Di lantai bawah."
"Area sekitar toko serba ada besar dipenuhi kerumunan manusia yang berdiri bergelombang padat, mengurung tempat ini berlapis-lapis."
"Mobil-mobil yang datang dari segala penjuru juga menghalangi jalan hingga ke ujung jalan raya."
"Semua orang di luar berdiri kaku di tempat seperti patung."
"Mereka ingin mengurung kita sampai mati di sini?"
"Tapi dengan skala seperti ini, Li Leping memang pantas tumbang. Sangat sulit memutar balik situasi yang sudah tak terkendali."
"Yang Jian bisa membayangkan."
"Di setiap sudut kota terdapat jejak invasi hantu gentayangan yang awalnya tak terdeteksi. Saat tersadar, semua orang di sekitarnya telah menjadi musuhnya sendiri."
"Saat itu bahkan Pengendali Hantu termasyhur pun akan merasakan keputusasaan."
"Ditambah karena Li Leping adalah penanggung jawab Kota Dachuan, mustahil baginya meninggalkan tempat ini tanpa ikut campur."
"Dia dan hantu pasti telah terlibat perlawanan selama beberapa waktu."
"Tapi sekarang, perlawanan itu sepertinya agak gagal."
"Anggota tim menghilang, kota diserahkan pada hantu gentayangan."
"Bagaimana kita bisa mengirim surat dalam situasi seperti ini? Ini bukan sekadar pengiriman surat biasa." Yang Jian berbisik dalam hati.
"Komandan, situasinya semakin sulit. Mari kita pergi, aku bisa membuka pintu untuk mundur dari sini." Li Leping terdiam sejenak, melihat kerumunan orang berdiri di lantai bawah, lalu mengusulkan mundur.
Yang Jian berkata tenang: "Selama ada jalan mundur yang bisa digunakan kapan saja, mengapa merasa sulit? Hubungi markas, laporkan situasi di sini, tanya Cao Yanhua berapa pengorbanan yang mau dia berikan untuk meminta aku menangani hantu ini."
Dia tidak berniat kabur, malah berencana tinggal untuk menyelesaikan peristiwa supranatural ini.
Di tangannya terkunci syarat-syarat keberhasilan.
"Selain itu, panggil Tong Qian dan Xiong Wenwen ke sini. Sekarang kita butuh tenaga mereka." Tambah Yang Jian.
Setelah memahami sumber dan kondisi hantu gentayangan secara garis besar, dia memanggil anggota tim untuk membantu.
Baru sekarang Li Leping tersadar: Jika dua orang tidak cukup, mungkin empat orang bisa mengubah situasi.
Seketika hatinya lega, segera mulai menghubungi.
Tiba-tiba ponsel Yang Jian bergetar.
Nomor tak dikenal muncul di layar.
"Siapa yang meneleponku di saat seperti ini?"
Ekspresi Yang Jian berubah halus.
Nomor ponselnya dilindungi khusus, tidak mungkin menerima spam atau informasi sampah. Panggilan masuk pasti sudah melalui penyaringan ketat.
Setelah berpikir sejenak, dia tetap mengangkat telepon.
"Yang Jian? Ini aku, Li Leping." Suara rendah dan penyendiri terdengar dari telepon.
"Yang Jian wajahnya langsung menunjukkan ekspresi heran."
"Lagi-lagi Li Leping?"
"Sebenarnya ada berapa banyak Li Leping di Kota Dachuan ini?"
